Dikutip dari ceramah HABIB UMAR BIN HAFIDZ dalam DARS ROUHAH KITAB WASHOYA AN NAFI'AH.
IMAM AL-HABIB ABDULLAH BIN 'ALAWI AL-HADDAD berkata:
"Jadikanlah Kalimah Tauhid LAA ILAA HA ILLALLAH sebagai wirid yang senantiasa kita baca. Sesungguhnya Kalimah ini adalah RUH (pokok) dari SEGALA DZIKIR, dan kepadanya kembali seluruh DZIKIR. Maknanya semua DZIKIR juga tercakup di dalam Kalimat Tauhid ini".
Jadi kalau kita memiliki waktu yang luang dan juga bingung ingin membaca dzikir atau wirid apa?, ambillah Kalimat Tauhid sebagai Dzikir atau wirid yang selalu menemanimu sehari-hari. Ketika kita sedang dalam perjalanan, naik kendaraan, sebelum tidur dan lain-lainnya. Hal ini lebih utama daripada sibuk kita hanya melamun saja, kenapa kita tidak mencobanya dengan berdzikir LAA ILAA HA ILLALLAH.
HABIB JAKFAR BIN AHMAD ALYDRUS tiap hari wiridnya adalah kalimah LAA ILAA HA ILLALLAH sebanyak 70,000 kali.
SAYYIDINA AL-FAQIH AL- MUQADDAM MUHAMMAD BIN 'ALI BA'ALAWI setiap hari berdzikir 100,000 kali.
LAA ILAA HA ILLALLAH,
HABIB ABDULLAH BIN HUSEIN BIN THOHIR tiap hari membaca 25,000 kali KALIMAH LAA ILAA HA ILLALLAH, 25,000 kali YA ALLAH dan 25,000 kali SHOLAWAT.
PARA 'ARIF BILLAH berkata :
أكثر من لا اله الا الله حتى تصير كلك لا اله الا الله
Artinya, " Perbanyakkanlah Kalimah " LAA ILAA HA ILLALLAH" hingga tiap tarikan nafasmu dan tiap degupan jantungmu menyatu dengan kalimah ini."
أكثر من لا اله الا الله حتى تصير كلك لا اله الا الله
Artinya, " Perbanyakkanlah Kalimah " LAA ILAA HA ILLALLAH" hingga tiap tarikan nafasmu dan tiap degupan jantungmu menyatu dengan kalimah ini."
HABIB UMAR BIN HAFIDZ berkisah :
HABIB ABDUL QODIR BIN AHMAD ASSEGAF JEDDAH r.a. adalah termasuk seorang ulama yang suka melazimi DZIKIR LAA ILAA HA ILLALLAH.
HABIB ABDUL QODIR BIN AHMAD ASSEGAF JEDDAH r.a. adalah termasuk seorang ulama yang suka melazimi DZIKIR LAA ILAA HA ILLALLAH.
Beberapa tahun sebelum wafat beliau ditimpa sakit keras hingga para dokter angkat tangan dan berkata bahwa kematian beliau sudah dekat.
Anehnya, terdapat seorang dokter dari Sudan yang memeriksa detik jantung beliau. Detik jantungnya normal. Dan yang luar biasa, dengan kecanggihan alat modern, dokter tersebut berkata:
"Jantung orang ini mengucap KALIMAH LAA ILAA HA ILLALLAH".
"Jantung orang ini mengucap KALIMAH LAA ILAA HA ILLALLAH".
Jasadnya memang lumpuh tak bergerak, alat-alat kedokteran berada di seluruh badannya, tak mampu diajak berkomunikasi, namun hati dan jantungnya tak pernah lalai dari Dzikir nama Allah SWT. Dan beliau senantiasa berada di HADRATILLAHI TA'ALA.
Keluarganya pun memutuskan membawa beliau pulang dan dirawat di rumah mengikuti saran seorang sholeh. Si dokter berkata:
"Jika anda lepas semua peralatan ini, maka aku pastikan umurnya berakhir".
"Jika anda lepas semua peralatan ini, maka aku pastikan umurnya berakhir".
Ajal dan umur manusia itu ada di tangan Allah, bukan di tangan dokter atau manusia siapapun.
Alat-alat kedokteran pun dilepas dari tubuhnya...seketika itu pula beliau membuka matanya dan bergerak. Ketika sampai di rumah, beliau berjalan, pulih kesehatannya, berkat dzikir yang beliau lazimi, berkat keagungan nama Allah yang telah menguasai seluruh hati dan jiwa raganya.
Mari kita agungkan nama Allah di hati kita. Kita hidupkan hati kita dengan senantiasa berdzikir kepadaNya, menyebut namaNya, mencintaiNya sepenuh hati, hingga diri kita menjiwai dzikir atau wirid LAA ILAA HA ILLALLAH.
Kita mengakhiri hidup kita dengan kalimah LAA ILLAA HA ILLALLAH. Allah bangkitkan kita di hari kiamat dengan KALIMAH LAA ILAA HA ILLALLAH dan di bawah bendera LAA ILAA HA ILLALLAH AMIIIN YAA RABBAL 'ALAMIIIN.
Wallahu a'lam bishowab.