Sunday, August 21, 2016

Tangga Dalam Perspektif Jawa

Dalam perspektif  Jawa, Tangga merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam konsep sebuah rumah yang memiliki lantai lebih dari 1 lantai. Sebagian orang ada yang percaya, jika jumlah anak tangga memilki dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan entah itu akan membawa peruntungan ataupun  nasib sial. Tangga juga memiliki fungsi yang sama dengan pintu, yakni sebagai sarana untuk keluar-masuk. Dan dikarenakan memiliki fungsi yang sama, maka disetiap anak tangga pun akan menimbulkan energi tertentu. Jika pintu masuk dianggap sebagai tempat masuknya energi ke dalam suatu rumah maka jumlah anak tangga rumah menuju ke lantai selanjutnya akan menentukan energi yang timbul dilantai tersebut. 


Karena pada hakekatnya anak tangga juga memiliki pemahaman yang unik. Menurut perspektif Jawa, tangga adalah sarana penghubung suatu energi antara lantai bawah dengan lantai selanjutnya.



Jika energi yang yang ada pada anak tangga itu adalah energi yang negatif, maka energi di lantai selanjutnyapun akan memilki energi yang negatif pula. Jika energi yang yang ada pada anak tangga itu adalah energi yang positif maka energi di lantai selanjutnyapun akan memiliki energi yang positif pula.

Dalam hal perhitungan jumlah anak tangga menurut perspektif Jawa, terdapat satu konsep yang mirip dengan konsep feng shui China. Yaitu perhitungan jumlah anak tangga dengan menggunakan cara konsep empat. 

  • Konsep Empat Feng Shui.
Maka Konsep Empat dalam feng shui ini akan menggunakan hitungan:
Anak tangga 1 (Pertama) = Sen(Lahir).
Anak tangga 2 (Kedua) = Huok(Hidup).
Anak tangga 3 (Ketiga) = Bing(Sakit).
Anak tangga 4 (keempat) = Sek(Mati).

Maka dengan demikian maka nilai yang paling baik itu seharusnya berada pada hitungan anak tangga ke-1 dan ke-2. Dengan ketentuan jumlah anak tangga keseluruhan itu dibagi 4 dan hasil sisanya harus berjumlah  1 atau 2 anak tangga, dengan ketentuan lantai paling bawah sebagai dasarnya maka memiliki nilai 0  (Nol) dan lantai selanjutnya harus tetap dihitung. 
  • Konsep Empat Jawa.
Maka Konsep Empat dalam perspektif Jawa adalah konsep yang menggunakan atau dapat dikatakan diambil dari konsep sedulur papat limo pancer. Dalam artian sedulur papatnya itu adalah hasil sisa anak tangga dari jumlah anak tangga yang telah dibagi 4. Dan pancernya adalah penghuni lantai tersebut. Dan hitungannya dalah:
Anak tangga 1 (Pertama) =Ketek(Kera).
Anak tangga 2 (Kedua) = Menek(Naik).
Anak tangga 3 (Ketiga) = Tibo(Jatuh).
Anak tangga 4 (keempat) = Loro(Sakit).

Artinya adalah:
  • Jika Jumlah anak tangga dibagi 4 itu sisa 1 hasilnya adalah Ketek itu berarti penghuni lantai tersebut akan memiliki prilaku seperti kera atupun binatang.
  • Jika Jumlah anak tangga dibagi 4 itu sisa 2 hasilnya adalah Menek itu berarti penghuni lantai tersebut akan memiliki kehidupan yang terus naik atau selalu berada diatas. Apa saja yang telah diusahakan dalam kehidupannya akan selalu meraih kesuksesan.
  • Jika Jumlah anak tangga dibagi 4 itu sisa 3 hasilnya adalah Tibo itu berarti penghuni lantai tersebut akan memiliki kehidupan yang selalu dibawah atau hidupnya akan selalu jatuh. pa saja yang telah diusahakan dalam kehidupannya akan selalu menemui kegagalan.
  • Jika Jumlah anak tangga dibagi 4 itu sisa 4 hasilnya adalah Loro itu berarti penghuni lantai tersebut akan akan selalu sakit-sakitan dalam kehidupannya.
Dengan demikian maka nilai yang paling baik itu seharusnya berada pada hitungan ke-2. Dengan ketentuan jumlah anak tangga anak tangga keseluruhan itu dibagi 4 dan hasil sisanya harus berjumlah 2 anak tangga, dengan ketentuan lantai paling bawah sebagai dasarnya maka memiliki nilai 0 (Nol) dan lantai selanjutnya harus tetap dihitung. 

Wallahu A'lam Bishowab.

Friday, August 19, 2016

Auliya Atau Wali Allah

Makna dari  auliya  adalah orang-orang kepercayaan, yang khusus dan dekat. Auliya adalah  bentuk jamak dari wali yaitu orang yang lebih dicenderungi untuk diberikan pertolongan, rasa sayang dan dukungan. Wali Allah adalah orang-orang mukmin yang bertaqwa kepada Allah  سبحانه و تعالى . Mereka beriman dan bertaqwa kepada  Allah  سبحانه و تعالى, bertaqwa dalam pengertian mentaati firman-firman-Nya, penciptaanNya, izin-Nya, dan kehendak-Nya yang termasuk dalam ruang lingkungan agama. Semua itu kadang-kadang menghasilkan berbagai karamah pada diri mereka sebagai hujjah dalam agama dan bagi kaum muslimin, tetapi karamah tersebut tidak akan pernah ada kecuali dengan menjalankan syariat yang dibawa Rasulullah ﷺ.

Dalam sebuah riwayat dari  Umar bin Khattab bahwasanya Rasulullah    telah bersabda:

"Sesungguhnya ada golongan hamba Allah yang bukan termasuk nabi dan bukan syuhada (syahid), yang pada hari kiamat nanti mereka menempati tempat para nabi dan syuhada. Para sahabat lalu bertanya: Ya, Rasulullah, beritahu kami siapa mereka itu? Apa pekerjaan mereka ? Semoga kami bisa mencintai mereka. Nabi menjawab, Mereka adalah satu kaum yang saling mencintai karena Allah, bukan karena hubungan satu rahim, juga bukan karena harta yang mereka miliki. Demi Allah, wajah mereka bercahaya. Mereka berada di atas mimbar cahaya, mereka tidak pernah takut ketika orang-orang ketakutan, mereka juga tidak bersedih ketika orang-orang merasa sedih".


Diambil dari   kitab Futuhat al-Makiyyah bab 73,  Ibnu 'Arabi رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه berkata:

 "Ketahuilah, hamba-hamba Allah yang berada di jalan ini adalah mereka yang dinamakan dunia jiwa (alam anfas), suatu nama yang mencakup mereka semua. Mereka mempunyai tingkat dan hal yang berbeda-beda. Ada wali yang terkumpul dalam dirinya semua tingkat dan hal. Ada yang mencapai sebagian tingkatan dan hal sesuai dengan kehendak Allah. Setiap tingkatan (tabaqah) wali yang mempunyai hal dan maqam memiliki gelar tersendiri. Ada tingkatan yang jumlahnya bisa dihitung dalam setiap zamannya. Ada juga yang tidak bisa dihitung jumlahnya, kadang sedikit kadang banyak." Insya Allah, Kami akan memaparkan wali-wali yang bisa dihitung dan yang tidak bisa dihitung jumlahnya sekaligus dengan masing-masing gelarnya".



Pembagian Wali Allah menurut tingkat dan pangkatnya sebagai berikut:
  1. Qutubul Ghautsil Fardil Jaami`atau dapat disebut dengan Wali paripurna atau lengkap yang bertugas memimpin para wali diseluruh alam bila ia wafat, ia akan digantikan oleh wali Imaamaan / Aimmah. Berjumlah 1 Orang untuk kurun waktu 1 abad.
  2. Imaamani/Imaamain/Aimmah atau dapat disebut dengan wali yang memiliki dua imam atau  kepribadian ganda, salah satu ada di sisi kanan Quthub dan sisi lain ada di sisi kirinya. Yang ada di sisi kanan senantiasa memandang alam Malakut (alam batin) — dan derajatnya lebih luhur ketimbang kawannya yang di sisi kiri. Sedangkan yang di sisi kiri senantiasa memandang ke alam jagad semesta (malak). Sosok di kanan Quthub adalah Badal dari Quthub. Namun masing-masing memiliki empat amaliyah Batin, dan empat amaliyah Lahir. Berjumlah 2 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  3. Autad atau dapat disebut dengan Wali paku jagat di 4 penjuru Mata Angin, mereka mempunyai 4 penjuru tiang -tiang, mulai dari penjuru alam timur, barat, selatan dan utara dan maqom setiap satu dari mereka itu, Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 lagi bersifat lahiriyah, dan 4 bersifat batiniyah. Berjumlah 4 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  4. Abdal atau dapat disebut dengan Wali yang memegang suatu wilayah, Mereka disebut sebagai kalangan paripurna, istiqamah dan memelihara keseimbangan kehambaan. Mereka telah lepas dari imajinasi dan khayalan, dan Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 bersifat batiniyah, dan 4 lagi bersifat lahiriyah. Berjumlah 7 orang untuk kurun waktu 1 abad, wali abdal tidak akan bertambah dan berkurang Apabila ada wali Abdal yg Wafat, maka Allah  سبحانه و تعالى akan menggantikannya dengan mengangkat Wali abdal Yg Lain (Abdal=Pengganti) Wali Abdal juga ada yang Waliyahnya (Wanita).
  5. Nujaba’ atau dapat disebut dengan Wali yang dermawan. Tugas mereka adalah memikul beban-beban kesulitan manusia. Karena itu yang diperjuangkan adalah hak orang lain (bukan dirinya sendiri). Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 bersifat batiniyah, dan 4 lagi bersifat lahiriyah. Berjumlah 40 orang dan ada juga yang mengatakan berjumlah 70 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  6. Nuqoba’/Naqib atau  dapat disebut dengan Wali yang mengetahui batinnya manusia dan Di Wakilkan oleh Allah سبحانه و تعالى  Masing-masing pada tiap-tiap bulan. Mereka itu yang menggali rahasia jiwa dalam arti mereka itu telah lepas dari reka daya nafsu, dan mereka memiliki 10 amaliyah: 4 amaliyah bersifat lahiriyah, dan 6 amaliyah bersifat bathiniyah.Berjumlah 12 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  7. Ruqooba dan dapat disebut dengan Wali yang waspada akan firman-firman Allah سبحانه و تعالى . Berjumlah 4 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  8. Khotmz Zamaan, atau dapat disebut dengan Wali penutup akhir zaman. Al Khatamiyun berasal dari kata Khatam yang mempunyai arti penutup atau penghabisan. Maksudnya pangkat AlKhatamiyun adalah sebagai penutup para wali. Jumlah mereka hanya seorang. Tidak ada pangkat kewalian umat Muhammad yang lebih tinggi dari tingkatan ini. Jenis wali ini hanya akan ada di akhir masa, yaitu ketika Nabi Isa as. datang kembali. Berjumlah 1 orang untuk kurun waktu 1 alam dunia. 
  9. Rizalul Ma’, atau disebut dengan Wali yang beribadah didalam air dan dapat berjalan di atas air. Wali dengan Pangkat Ini beribadahnya di dalam Air. Berjumlah 124 Orang untuk kurun waktu 1 abad.
  10. Rizalul Ghoib atau dapat disebut dengan Wali yang dapat melihat rahasia alam ghaib dengan mata hatinya. Tiap2 Wali Rizalul Ghoib ada yg Wafat seketika juga Allah سبحانه و تعالى akan mengangkat Wali Rizalul Ghoib Yg lain, Wali Rizalul Ghoib merupakan Wali yang di sembunyikan oleh Allah  سبحانه و تعالى dari penglihatannya Makhlu-makhluk Bumi dan Langit tiap-tiap wali Rizalul Ghoib tidak dapat mengetahui Wali Rizalul Ghoib yang lainnya, Dan ada juga Wali dengan pangkat Rijalul Ghoib dari golongan Jin Mu’min, Semua Wali Rizalul Ghoib tidak mengambil sesuatupun dari Rizqi Alam nyata ini tetapi mereka mengambil atau menggunakan Rizqi dari Alam Ghaib. Berjumlah 10 Orang untuk kurun waktu 1 abad, tidak akan bertambah dan berkurang.
  11. Rizalul Syahaadah/Adz-Dzohirun, atau dapat disebut dengan Wali yang ahli dalam ibadah zhohir. Berjumlah 18 Orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  12. Rizalul Imdad, atau dapat disebut dengan Wali penolong, Mereka selalu mendapat pertolongan Allah  سبحانه و تعالى untuk menolong manusia sesamanya. Sikap mereka dikenal lemah lembut dan berhati penyayang. Mereka senantiasa menyalurkan anugerah-anugerah Allah kepada manusia. Adanya mereka menunjukkan berpanjangannya kasih sayang Allah  سبحانه و تعالى kepada makhluk-Nya. Berjumlah 3 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  13. Rizalul Haybati Wal Jalal, atau dapat disebut dengan Wali yang berwibawa dan memiliki keagungan. Berjumlah 4 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  14. Rizalul Fath atau disebut dengan Wali yang terbuka mata hatinya, Alloh mewakilkannya di tiap Sa’ah ( Jam ) Wali Rizalul Fath tersebar di seluruh Dunia 2 Orang di Yaman, 6 orang di Negara Barat, 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua Jihat ( Arah Mata Angin )Berjumlah 24 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  15. Wali Maktum atau dapat disebut dengan wali yang tersembunyi dan akan akan tetap Mastur ( yakni tetap menjadi para wali yang tidak dikenal oleh orang-orang ) dan mereka bukan dari Ahlut Tashrif. Berjumlah 4.000 orang. 
  16. Quthbul Khotmil Maktum atau dapat disebut dengan Wali paripurna yang disembunyikan Berjumlah 1orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  17. Wali Kaqorrobun atau disebut dengan wali yang  memiliki pengaruh dan juga akan  bekerja sama dengan  Wali Maktum sebagai Ahlut Tashrif. Berjumlah 300 orang.
  18. Wali Khulafa atau dapat disebut dengan para wali pengganti. merupakan Wali Khulafa dari 7 Wali Aimah yang A`rif, dan 40 yang A`rif mereka adalah Wali Budalaa dan 40 golongan para wali yang A`rif dari Wali Aimah dan tidak ada yang mengetahui mereka dari para wali seorang pun Jika salah satu dari 40 kurang maka ia menggantikan tempatnya dari para wali demikian juga yang berjumlah tujuh dan tiga dan satu orang kecuali jika datang kiamat. Berjumlah 3 orang. 
  19. Budala’ atau dapat disebut dengan wali yang menjadi penggantinya para ulama. Mereka berjumlah 40 orang, Wali Umana berjumlah 7 orang, Wali Khulafa dari Wali Aimah berjumlah 7 orang dan 1 orang adalah Wali Qutub .Berjumlah 12 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  20. Wali Akhyar atau disebut dengan para wali pilihan. mereka juga melakukan perjalanan di muka bumi, dan tetap tinggal di Mesir. Berjumlah 7 orang.
  21. Wali Umdah atau disebut dengan para wali pembaiat. mereka seperti tiang bagi gedung dan dunia yang berdiri bagi mereka, sebagai mana berdirinya rumah diatas tiang. Dan orang-orang ini tinggal di belahan dunia. berjumlah 4 orang dan ada juga yang menyebutkan berjumlah 5 orang.
  22. Wali Abrar atau disebut dengan para wali yang berbakti. Mereka tinggal di Hijaz. Berjumlah 7 orang.
  23. Wali Mahbubun atau disebut dengan para wali yang saling mencintai berjumlah 7 orang.
  24. Rizalul Ma’arijil ‘Ula Wali atau disebut dengan wali yang terus naik derajat luhurnya. Berjumlah 7 orang untuk kurun waktu 1 abad. 1
  25. Rizalun Ainit Tahkimi Waz Zawaid atau disebut dengan Wali yang kuat keyakinannya dengan ilmu hikmah. Berjumlah 10 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  26. Rizalul Ghina Billah atau disebut dengan Wali yang selalu merasa cukup dan tidak memerlukan kepada manusia sedikit pun. Wali ini Sangat kaya baik itu Ilmu Agama, Ma’rifatullah maupun Harta yg di jalankan di jalan Allah  سبحانه و تعالى, Pangkat Wali ini juga ada Waliahnya ( Wanita ).Berjumlah 2 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  27. Rizalul Istiyaq atau disebut dengan Wali yang selalu merindukan Allah  سبحانه و تعالى. Berjumlah 5 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  28. Rizalul Janaani wal A`thfi atau disebut dengan Wali yang ahli menjaga jiwanya dan pengasih. Mereka yang diberi rasa kasih sayang Allah  سبحانه و تعالى. Mereka selalu bersikap kasih sayang terhadap manusia baik terhadap yang kafir maupun yang mukmin. Mereka melihat manusia dengan pandangan kasih sayang, kerana hati mereka dipenuhi rasa insaniyah yang penuh rahmat.Berjumlah 15 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  29. Rizalut Tahtil Asfal atau disebut dengan para wali yang berada di alam terbawah di bumi. Berjumlah 21 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  30. Rizalul Quwwatul Ilahiyyah atau disebut dengan orang-orang yang diberi kekuatan oleh Allah  سبحانه و تعالى. Mereka mempunyai keistimewaan, yaitu sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan terhadap orang-orang yang suka mengecilkan agama. Sedikit pun mereka tidak takut oleh kritikan orang. Di antaramereka ada yang sifatnya keras dan tegas. Meskipun watak mereka tegas, tetapi sikap mereka lemah lembut terhadap orang-orang yang suka berbuat kebajikan.Berjumlah 8 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  31. Khomsatur Rizal atau disebut dengan wali paripurna yang berhati tulus. Berjumlah 5 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  32. Rozulun Wahidun atau disebut dengan wali utama. Berjumlah 1 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  33. Rozulun Wahidun Markabun Mumtaz dan biasa disebut dengan Rozulun Barzakh, atau disebut dengan wali yang dilahirkan antara Manusia dan Golongan Ruhanny( Bukan Murni Manusia ). Wali ini tidak mengetahui Siapa Ayahnya dari golongan Manusia , Wali dengan Pangkat ini Tubuhnya terdiri dari 2 jenis yg berbeda, Pangkat Wali ini ada juga yang menyebut ” Rozulun Barzakh ” Ibunya Dari Wali Pangkat ini dari Golongan Ruhanny Air INNALLOHA ‘ALA KULLI SAY IN QODIRUN ” Sesungguhnya Alloh S.W.T atas segala sesuatu Kuasa. Berjumlah 1 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  34. Syamsis Syumus atau disebut dengan Wali yang bercahaya bagaikan matahari. Berjumlah 1 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  35. Quthbaniyatul Uzhma  atau dapat disebut dengan Penghulu wali yang agung. Berjumlah 1 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  36. Syakhshul Ghorib  atau dapat disebut dengan Wali yang mengasingkan diri dan di dunia hanya ada 1 orang.
  37. Syakhshul Wahid  atau dapat disebut dengan Wali utama yang menyendiri. Berjumlah 1 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  38. Saqit Arofrof Ibni Saqitil ‘Arsy atau disebut dengan Wali yang menerima firman dari rof-rof putra wali yang menerima firman dari arasy. Berjumlah 1 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  39. Saqitil ‘Arsy  atau dapat disebut dengan Wali yang menerima firman dari arasy. Berjumlah 1 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  40. Sittata Anfas atau disebut dengan Wali yang ahli menjaga nafasnya dengan dzikir. Berjumlah 6 orang untuk kurun waktu 1 abad.
  41. Rizalul ‘Alamul Anfas atau dapat disebut dengan Wali yang selalu berdzikir dengan nafasnya. Berjumlah 313 orang untuk kurun waktu 1 abad. 
  42. Hawariyyun  atau dapat disebut dengan Wali Pembela. Mereka di beri kelebihan Oleh Alloh dalam hal keberanian, Pedang ( Zihad) di dalam menegakkan Agama Islam Di muka bumi. Al Hawariyun berasal dari kata tunggal Hawariy yang mempunyai arti penolong.  Jika seorang wali Hawariy meninggal, maka kedudukannya akan Allah  سبحانه و تعالى ganti dengan yang lain. Berjumlah 1 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  43. Rojabiyyun  atau dapat disebut dengan Wali Khusus di bulan Rajab dari Awal bulan sampai Akhir Bulan. Berjumlah 40 orang dalam kurun waktu 1 abad. Yang tidak akan bertambah dan Berkurang Apabila ada salah satu Wali Rojabiyyun yg meninggal Allah  سبحانه و تعالى kembali mengangkat Wali rojabiyyun yg lainnya.
  44. Qolbu Adam  عليه السلام   atau dapat disebut dengan Wali yang memiliki kemiripan hati dengan Nabi Adam  عليه السلام  . Berjumlah 300 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  45. Qolbu Nuh عليه السلام  atau dapat disebut dengan wali yang memiliki kemiripan hati dengan nabi Nuh عليه السلام. Berjumlah 40 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  46. Qolbu Ibrohim عليه السلام  atau dapat disebut dengan wali yang memiliki kemiripan hati dengan Nabi Ibrohim عليه السلام. Berjumlah 40 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  47. Qolbu Musa عليه السلام  atau dapat disebut dengan Wali yang memiliki kemiripan hati dengan Nabi Musa عليه السلام. Berjumlah 7 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  48. Qolbu Isa عليه السلام  atau dapat disebut dengan Wali yang memiliki kemiripan hati dengan Nabi  Isa عليه السلام Berjumlah 3 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  49. Qolbu Muhammad   atau dapat disebut dengan wali yang memiliki kemiripan hati dengan Nabi Muhammad . Berjumlah 1 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  50. Qolbu Jibril عليه السلام   atau dapat disebut dengan Wali yang memiliki kemiripan hati dengan Malaikat Berjumlah 5 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  51. Qolbu Mikail عليه السلام  atau dapat disebut dengan Wali yang memiliki kemiripan hati dengan Malaikat Mikail عليه السلامAllah  سبحانه و تعالى akan mengangkat wali lainnya Apabila ada salah satu Dari Wali qolbu Mikail Yg Wafat. Berjumlah 3 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  52. Qolbu Isrofil عليه السلام  atau dapat disebut dengan Wali yang memilki kemiripan hati dengan Malaikat  Isrofil عليه السلام. Berjumlah 1 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  53. Ilahiyyun Ruhaniyyun  atau dapat disebut dengan Wali ahli ruhani ketauhidan dan Pangkatnya menyerupai Wali Abdal. mereka ini diberi rasa kasih sayang yang luar biasa. Sifat mereka seperti wali-wali Abdal, meskipun mereka tidak termasuk didalamnya. Kegemaran mereka suka mengkaji firman Allah  سبحانه و تعالى . Berjumlah 3 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  54. Rizalul Ghoiroh atau dapat disebut dengan Wali pembela agama Allah  سبحانه و تعالى. Berjumlah 5 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  55. Rizalul Akhlaq atau dapat disebut dengan Wali yang mempunyai budi pekerti yang luhur. Berjumlah 3 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  56. Rizalul Salamah atau dapat disebut dengan Wali  penyelamat. Berjumlah 7 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  57. Rizalul Ilmi atau dapat disebut dengan Wali yang  kaya dengan ilmu. Berjumlah 11 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  58. Rizalul Basthi atau dapat disebut dengan Wali yang selalu berlapang dada. Berjumlah 9 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  59. Rizalul Dhiifaan atau dapat disebut dengan Wali yang selalu menghormati tamu. Berjumlah 3 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  60. Syakhshul Jaami`i atau dapat disebut dengan Wali yang ahli mengumpulkan ilmu syari`ah, thariqah, haqiqat dan ma`rifat. Berjumlah 5 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  61. Quthbul Irfan atau dapat disebut dengan Wali yang tinggi ma`rifatnya. Berjumlah 1 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  62. Rijalul Ghoibi Wasy Syahadah atau dapat disebut dengan Wali yang terkadang tidak dapat terlihat (bersifat ghoib) dan dapat juga terlihat. Berjumlah 28 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  63. Rijalul Quwwati Wal `Azmi atau dapat disebut dengan Wali  yang selalu meningkatkan ketaatannya kepada Allah  سبحانه و تعالى. Berjumlah 17 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  64. Rijalun Nafs atau dapat disebut dengan Wali yang ahli memerangi nafsunya. Berjumlah 3 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  65. Sholsholatil Jaros atau dapat disebut dengan Wali  yang ahli menerima ilham yang suaranya bagaikan bel. Berjumlah 17 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  66. Quthbul Qoohir atau dapat disebut dengan Wali yang menjadi paku jagat yang sangat berkuasa. Berjumlah 1 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  67. Quthbur Roqooiq atau atau dapat disebut dengan Wali  yang berhati lembut. Berjumlah 1 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  68. Quthbul Khosyyah atau atau dapat disebut dengan Wali yang selalu takut kepada Allah. Berjumlah 1 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  69. Quthbul Jihatis Sitti atau dapat disebut dengan Wali yang menetap pada 6 arah. Berjumlah 1 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  70. Mulamatiyyah atau dapat disebut dengan Wali  yang yg selalu menutupi keadaan dirinya dgn amalan - amalan dunia agar orang orang mengacuhkan dirinya. Berjumlah 300 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  71. Rizalul Fuqoro atau dapat disebut dengan Wali  yang fakir dan hanya mengharapkan rahmat Allah. Berjumlah 4 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  72. Rizalush Shufiyah atau dapat disebut dengan Wali yang bersih jiwanya. Berjumlah 3 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  73. Rizalul Ibbad atau dapat disebut dengan Wali  yang ahli ibadah . Berjumlah 7 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  74. Rizaluz Zuhad atau dapat disebut dengan Wali yang menjauhi dunia. Berjumlah 1 7orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  75. Afrod atau dapat disebut dengan Wali yang senang menyendiri. Berjumlah 7 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  76. Umana atau dapat disebut dengan Wali kepercayaan Allah  سبحانه و تعالى. Berjumlah 13 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  77. Rizalul Qurro atau dapat disebut dengan Wali yang selalu membaca Al-Qur`an. Berjumlah 7 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  78. Rizalul Ahbab atau dapat disebut dengan Wali yang menjadi kekasih Allah  سبحانه و تعالى. Berjumlah 3 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  79. Rizalul Ajilla atau dapat disebut dengan Wali  yang tinggi pangkatnya. Berjumlah 3 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  80. Rizalul Muhaditsin atau dapat disebut dengan Wali  yang ahli hadits. Berjumlah 5 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  81. Sumaro atau dapat disebut dengan Wali  yang sering bangun malam hanya untuk bermunajat kepada Allah  سبحانه و تعالى. Berjumlah 17 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  82. Rizalul warotsatazh Zholimi Linnafsih atau dapat disebut dengan Wali  yang mewarisi para wali yang bersikap  dzhalim kepada dirinya karena berlomba kepada kebaikan. Berjumlah 4 orang dalam kurun waktu 1 abad.
  83. Abthol atau dapat disebut dengan Wali pahlawan. Berjumlah 27 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  84. Athfal atau dapat disebut dengan Wali  yang bertingkah seperti anak kecil. Berjumlah 4 orang dalam kurun waktu 1 abad. 
  85. Dakhilul Hizab aatau dapat disebut dengan Wali yang berada dalam hijab Allah  سبحانه و تعالى. Berjumlah 4 orang dalam kurun waktu 1 abad.


Wallahu Alam Bihowab.

Saturday, August 13, 2016

Barometer Ahlus Sunnah.

Banyak dari kita yang mengaku-ngaku sebagai Ahlus Sunnah. Tapi apa betul kita ini sebagai Ahlus Sunnah yang hakiki atau jangan-jangan kita hanya mengaku-ngaku sebagai Ahlus Sunnah saja. Karena pada hakikatnya banyak orang dari kita telah terjebak dalam pengaku-ngakuan itu saja. Perlu kita koreksi diri kita kembali karena tanpa disadari ketika kita mengaku sebagai Ahlus Sunnah, kita hanya disibukan dengan berdiri sendiri dan mengatasnamakan firqah kita saja bukan sebagai Ahlus Sunnah. Ketika kita hanya berdiri sendiri dan mengatasnamakan firqah kita pastinya kita akan merasa bahwa firqah beserta ajaran kita sajalah yang berada di atas kebenaran, sedangkan firqah lain adalah sesat dan menyimpang. Jika sudah demikian maka tanpa kita sadari kita telah memilki sifat merasa paling, sedangkan sifat merasa paling adalah salah satu sifat dari Iblis laknatullah. Lalu kita akan bertanya apa sih barometer dari ahlus sunnah itu?. Untuk menjawab pertanyaan ini sebenarnya sangatlah simple. 


Kita dapat dikatakan sebagai ahlus sunnah jika kita dapat menunaikan kewajiban kita untuk memenuhi hak muslim lainnya. Sebagaimana dalam sebuah riwayat Rasulullah ﷺ. bersabda:
"Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam: (1) Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkan salam, dan (2) jika dia mengundangmu maka datangilah, (3) jika dia minta nasihat kepadamu berilah nasihat, (4) jika dia bersin dan mengucapkan hamdalah maka balaslah (dengan doa: Yarhamukallah), (5) jika dia sakit maka kunjungilah, dan (6) jika dia meninggal maka antarkanlah (jenazahnya ke kuburan).” (HR. Muslim).

Jika kita dapat menunaikan kewajiban kita untuk memenuhi hak muslim lainnya maka pastinya kita akan memilki akhlaqul karimah. sebagai mana dalam sebuah riwayat Abdullah bin Ash رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه berkata: 
"Akhlaq Rasulullah bukanlah orang yang keji dan bukan orang yang jahat, bahkan Rasulullah ﷺ. bersabda "sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik budi pekertinya." (HR. Bukhari -Muslim)

Karena hanya orang-orang yang memiliki akhalqul karimah sajalah yang dapat menunaikan kewajiban seorang muslim untuk memenuhi hak muslim lainnya. Akhalqul karimah merupakan perilaku, perangai, ataupun adab yang didasarkan pada nilai-nilai keluhuran sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Akhalqul karimah inilah yang menjadi dasar utama untuk menjadi seorang ahlus-sunnah. akhalqul karimah jugalah yang akan menjadikan kita sebagai Ahlus Sunnah yang kaffah. Bukan sebagai Ahlus Sunnah yang sudah ditebang pilih.

Perlu kita pahami bersama bahwa hanya Ahlus Sunnah yang hakikilah yang mau menunaikan kewajibannya untuk memenuhi hak muslim lainnya. Karena dia tidak berdiri mengatasnamakan satu firqah saja akan tetapi sesungguhnya dia telah berdiri dengan tegak dan mengatasnamakan As-Sunnah.


Sedangkan bagi orang-orang yang hanya mengaku-ngaku sebagai Ahlus Sunnah sesungguhnya tidak akan mampu untuk menunaikanya. karena mereka hanya disibukan dengan berdiri sendiri dan  firqahnya saja. Mereka hanya akan memperolok-olokkan dan mencari kesalahan muslim lainnya. padahal Allah سبحانه و تعالى telah berfirman:


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang dipero­lok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (memperolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang memperolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) fasik (kepada orang-orang yang) sudah beriman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim.  Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mempergunjingkan sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik terhadapnya. Dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penya­yang. (QS. Al-Hujurat [49]: 11-12).


Oleh karenanya orang-orang seperti ini dapat digolongkan sebagai pemecah belah Agama bukan sebagai Ahlus Sunnah. sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى :
"Sesungguhnya orang-orang yang suka memecah-belah agama mereka sehingga menjadi bergolong-golongan maka engkau (Muhammad) sama sekali tidak termasuk bagian mereka.” (QS. al-An’am[6]: 159)".

Wallahu A'lam Bishowab.

Monday, August 8, 2016

Solusi Permasalahan Ala Ali Zainal Abidin

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Salah satu khidmat paling besar  yang pernah dilakukan oleh Imam Ali Zainal Abidin رضي الله عنه  kepada penduduk di kota Madinah adalah kepeduliannya terhadap anak yatim, fakir dan miskin serta hamba sahaya di kota Madinah. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Imam Ali Zainal Abidin رضي الله عنه telah membiayai kehidupan seratus keluarga miskin di kota Madinah. Mereka selalu menerima bahan pangan pada malam hari dan mereka pergunakan untuk menjalankan kehidupan mereka. Akan tetapi, mereka tidak tahu bahan pangan tersebut berasal dari mana dan siapa yang telah mebawanya. Setelah Ali Zainal Abidin رضي الله عنه  meninggal dunia, baru mereka mengetahui siapakah gerangan orang yang telah memberi bahan pangan kepada mereka setiap malam.

Imam Ali Zainal Abidin رضي الله عنه  pada setiap malam memikul  karung goni yang berisi penuh dengan gandum dan roti, lalu Ali Zainal Abidin رضي الله عنه  membagikannya kepada para fakir dan miskin seraya berbisik kepada dirinya: 
“Bersedekah secara diam-diam akan memadamkan api murka Allah”. 

Setelah ia meninggal dunia, penduduk Madinah berkata: 
“Kami telah kehilangan sedekah secara diam-diam, karena Ali bin Husein telah meninggal dunia”.

Dalam sebuah Riwayat dari Imam Ali Zainal Abidin رضي الله عنه sesungguhnya telah memberikan wasiat dan berkata:
"Jika dirimu ditimpa sebuah permasalahan dalam keduniaan, atau urusan yg sangat kruisial,atau kesulitan dalam keuangan, maka ambillah air wudlu sholatlah hajat dua atau empat rakaat lalu berdoalah sebagai berikut:


يا موضع كل شكوي، يا سامع كل نجوى، يا شافي كل بلوى ، يا عالم كل خفية ،يا كاشف كل بلية ، يا نجى موسى ،يا صفى محمد ، يا خليل إبراهيم ،أدعوك دعاء من اشتدت فاقته ، وضعفت قوته ، و قلت حيلته ، دعاء الغريب الغريق ، الذي لا يجد لكشف ما هو فيه إلا أنت يا أرحم الراحمين ، لا إله إلا  أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

"Ya maudhia kulla sakwa,ya sami'a kulla najwa,ya syaafia kulla balwa,ya aalim kulla khofiyah, ya kashif kulla baliyah,ya naaji musa,ya shofia muhammad,ya kholila ibrohim,ad'uka du'a man istadad faqotuh,wa dhoufat quwatuh,wa qollat hilatuh,du'al qhoribil qhoriq,alladzi la yajidu likasfi ma huwa fiihi illa anta ya arhamur rahimin,laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu mina dholimin".

Artinya:
"Wahai dzat tempat pengaduan,wahai dzat yg maha mendengar setiap bisikan hati,wahai dzat yg maha menyembuhkan setiap musibah,wahai dzat yg maha mengetahui apa saja yg tersembunyi,wahai dzat yg menyingkap segala musibah,wahai dzat yg menyelamatkan Musa,wahai dzat yg memilih Muhammad,wahai dzat kholil Ibrohim,aku memohon kepadaMu dgn doa seorang hamba yg terpojok dalam kesulitan,seorang hamba yg tidak memiliki kekuatan,seorang hamba yg sedikit sekali memiliki kemampuan,laksana seorang asing yg lagi tenggelam,yg tidak menemukan jalan keluar kecuali kepadaMu,ya arhamar rahimin,tidak ada tuhan kecuali Engkau maha suci bagi-Mu sesunguhnya aku sebelumnya dalam keadaan berbuat aniaya".

Semoga kita dapat mengamalkannya.

Wallahu A'lam Bishowab.

Wednesday, August 3, 2016

Akhlaqul Karimah.

Pengertian Akhlaqul Karimah.
Kata Akhlaq berasal dari bahasa arab yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku (tabiat) adat kebiasaan. Sedangkan kata Karimah berasal dari bahasa arab juga yang berarti mulia, terpuji, baik. Jadi, akhlaqul karimah dapat diartikan sebagai prilaku yang terpuji ataupun dalam pengertian secara umum ialah perilaku, perangai, ataupun adab yang didasarkan pada nilai-nilai wahyu sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. 

Akhlaqul Karimah dapat dikatakan sebagai:

  • Prilaku yang telah mencapai kesempurnaan.
  • Prilaku yang menimbulkan rasa keharuan.
  • Prilaku yang mempunyai nilai kebenaran,sesuai dengan norma-norma yang ada.
  • Prilaku yang dapat dikatakan baik, karena ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia, sebab ia dihargai secara positif.
Sedangkan kebalikan dari Akhlaqul Karimah adalah Akhlaqul Mazmumah atau prilaku buruk yang artinya perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia yang cenderung tidak menyenangkan orang lain dan tidak pernah dicontohkan Rasulullah  ﷺ.

Akhlaqul Mazmumah  dapat dikatakan sebagai:
  • Prilaku yang bersifat Rusak atau tidak baik, jahat, tidak menyenangkan, dzalim, sanagat buruk.
  • Prilaku yang  tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan.
  • Prilaku yang tercela, perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang ada.

Contoh dan Dalil Tentang Akhlaqul Karimah dan Akhlaqul Mazmumah.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Ash  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه telah berkata: Akhlaq Rasulullah   bukanlah orang yang keji dan bukan orang yang jahat, bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
"Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik budi pekertinya." (HR. Bukhari - Muslim)

Dalam riwayat lain, Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
"Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam: (1) Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkan salam, dan (2) jika dia mengundangmu maka datangilah, (3) jika dia minta nasihat kepadamu berilah nasihat, (4) jika dia bersin dan mengucapkan hamdalah maka balaslah (dengan doa: Yarhamukallah), (5) jika dia sakit maka kunjungilah, dan (6) jika dia meninggal maka antarkanlah (jenazahnya ke kuburan).” (HR. Muslim).


Diriwayatkan dari Abu Syuraih al-Adawi رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه telah berkata: telah mendengar kedua telingaku, juga telah melihat kedua mataku bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda: ”Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tetangganya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka harus menghormati tamu jaizahnya. Sahabat bertanya: apa jaizahnya itu ya Rasul? Rasulullah  ﷺ menjawab: “Jaizahnya itu ialah hidangan jamuan pada hari pertama (sehari semalam). Dan hidangan untuk tamu itu tiga hari, yang selebihnya itu dianggap sebagai shadaqah. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir , maka harus berkata baik atau diam (HR. Bukhari dan Muslim).



Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : Bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda
"Tidak boleh ada kedengkian (keinginan) selain dua macam, yaitu orang yang dikaruniai harta oleh Allah lalu dipergunakan dalam kebenaran, dan orang yang dikaruniai hikmah (ilmu) lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya". (HR. Muttafaq ‘alaih).


Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : Aku telah mendengar bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda
“Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan langsung dari orang-orang, tetapi Allah akan mencabut ilmu itu dengan meninggalnya para ulama, hingga apabila telah habis orang-orang yang alim, orang-orang akan mengangkat orang-oran gyang bodoh menjadi pemimpin mereka. Kemudian apabila mereka ditanya akan memberikan fatwanya tidak berdasarkan ilmu, mereka itu sesat dan menyesatkan orang banyak”. (HR. Bukhari-Muslim).


Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى:

…. perbaikilah hubungan diantara sesamamu, dan thaatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Al-Anfal [8]: 1]



Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى lainnya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang dipero­lok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (memperolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang memperolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) fasik (kepada orang-orang yang) sudah beriman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim. (QS> Al-Hujurat [49]: 11).

Diriwayatkan dari Abu Musa  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda
“Orang mukmin dengan mukmin lainnya adalah seperti satu bangunan yang sebagiannya dengan bagian yang lain saling menguatkan” (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang, cinta-mencintai, serta memadu kasih ibarat satu tubuh, apabila ada anggota badan yang sakit maka seluruh tubuh akan turut merasa sakit, dengan tidak bisa tidur dan deman”.(HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

“Orang-orang muslim itu ibarat sosok tubuh seorang lelaki yang apabila matanya sakit, maka seluruh badannya turut merasakan sakit. Dan bila kepalanya sakit, maka seluruh tubuhnya turut merasa sakit pula”.(HR. Muslim).



Diriwayatkan dari Annas  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, dari Nabi SAW,  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

 “Tidak beriman seseorang diantara kalian, sehingga dia cinta untuk saudaranya sebagaimana dia cinta untuk dirinya sendiri (HR. Bukhairi- Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
“Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih tiga hari. (Apabila) keduanya bertemu, yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Dan sebaik-baik dari keduanya itu ialah orang yang memulai mengucapkan salam”. (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
 “Jauhkanlah diri kalian dari berprasangka (buruk), karena prasangka (buruk) itu adalah sedusta-dusta perka­taan (hati), janganlah kalian mendengar-dengarkan dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah kalian bersa­ing yang tidak sehat, janganlah kalian saling dengki mendengki, janganlah saling benci-membenci dan janganlah saling membela­kangi. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Salim  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه dari ayahnya, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
“Orang Islam itu saudaranya orang Islam yang lain, maka tidak boleh ia menganiayanya dan tidak boleh membiar­kannya (dengan tidak mau menolongnya). Barangsiapa yang menolong kebutuhan saudaranya, maka Allah akan menolong kebutuhannya. Dan barangsiapa yang meringankan satu kesusahan orang muslim, Allah akan meringankan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahannya pada hari qiyamat. Dan barangsiapa yang menutup aib (cela) orang Islam, maka Allah akan menutup aib (cela)nya besok pada hari qiyamat. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia telah berkata : Sesungguhnya pernah ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah  ﷺ
Ya Rasulullah, sesung­guhnya saya mempunyai kerabat. Saya menyambung mereka tetapi mereka memutuskan hubungan dengan saya, saya berbuat baik kepada mereka tetapi mereka berbuat buruk kepasa saya, dan saya berbuat santun kepada mereka tetapi mereka berbuat bodoh kepada saya”. 
Maka Rasulullah  ﷺ menjawab : 
“Jika keadaanmu benar-benar sebagai­mana yang kamu katakan, maka seolah-olah kamu memberi makan bara api kepada mereka. Dan senantiasa pertolongan Allah besertamu dalam menghadapi mereka, selama kamu atas yang demikian itu”. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari ‘Ubadah bin Shamit  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  
bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
“Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang dengannya Allah akan mengangkat beberapa derajat ?” Para shahabat menjawab : “Ya, mau ya Rasulullah”.Rasulullah  ﷺ bersabda : “Kamu berbuat santun kepada orang yang berbuat bodoh kepadamu, kamu memaafkan orang yang berbuat dhalim kepadamu, kamu memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepadamu dan kamu menyambung kepada orang yang memutuskan hubungan kepadamu”. (HR. Al-Bazzar).

Diriwayatkan dari Anas bin Malik  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda

“Wahai anakku, jika engkau bisa diwaktu pagi maupun sore di dalam hatimu tidak ada dendam kepada seseorangpun maka lakukanlah”. (HR. Tirmidzi)

Diriwayatkan dari Abu Dzarr  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

“Sungguh beruntung orang yang mengikhlaskan hatinya untuk iman, hatinya dijadikan bersih, lesannya benar, jiwanya tenteram dan tabiatnya lurus. (HR. Ahmad dan Baihaqi).



Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى:

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya". (QS.Al-Hasyr [59]: 7).

Diriwayatkan dari Hudzaifah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

“Hendaklah kamu sekalian beredar bersama kitab Allah (Al-Qur’an) kemana saja ia beredar”. (HR. Al-Hakim).



Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin ‘Azib  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

“Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling kecil (dosanya) seperti (dosanya) seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya, dan sesungguhnya sebesar-besar riba ialah seseorang yang terus-menerus (menjatuhkan) kehormatan saudaranya”. (HR. Thabrani di dalam Al-Ausath).

Diriwayatkan dari Sa’id bin Zaid  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه ia telah berkata,  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
“Sesungguhnya termasuk sebesar-besar riba ialah terus-menerus (menjatuhkan) kehormatan orang Islam tanpa alasan yang benar”. (HR. Abu Dawud).

Diriwayatkan dari ‘Aisyah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda kepada para shahabat:
“Tahukah kalian sebesar-besar riba di sisi Allah ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Rasulullah  ﷺ bersabda, “Sesungguhnya sebesar-besar riba di sisi Allah ialah menganggap halal (menjatuhkan) kehormatan orang Islam”. Kemudian Rasulullah  ﷺ membaca ayat : Walladziina yu’dzuunal-mu’miniin wal mu’minaati bi ghairi maktasabuu fodihtamaluu buhtaanaw wa itsmam mubiina [QS. Al-Ahzab : 58] (Dan orang-orang yang menyakiti orang mukmin laki-laki dan orang mukmin perempuan tanpa kesalahan yang mereka lakukan, maka sungguh mereka telah berbuat buhtan (kebohongan) dan dosa yang nyata). (HR. Abu Ya’la).

Diriwayatkan dari  Abu Hurairah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : Dahulu ketika kami di sisi Rasulullah  ﷺ, ada seorang laki-laki berdiri. Lalu orang-orang sama berkata, “Ya Rasulullah, alangkah sangat lemahnya si fulan itu !”. Atau mereka berkata, “Alangkah sangat lemahnya orang itu”. Maka Rasulullah  ﷺ bersabda, “Kalian telah berbuat ghibah kepada teman kalian dan kalian telah makan dagingnya”. (HR. Abu Ya’la, dan Thabrani).

Diriwayatkan dari ‘Amr bin Syu’aib  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه dari ayahnya dari kakeknya telah berkata: "
Bahwasanya orang-orang menyebutkan tentang seorang laki-laki di sisi Rasulullah  ﷺ. Mereka mengatakan, “Orang itu tidak makan sehingga ia diberi makan, dan ia tidak punya tempat tinggal hingga diberi tempat tinggal”. Maka Rasulullah  ﷺ bersabda, “Kalian telah berbuat ghibah kepadanya”. Lalu mereka menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami hanya menceritakan apa adanya”. Rasulullah  ﷺbersabda, “Cukup bagimu (dikatakan berbuat ghibah) apabila kamu menyebutkan saudaramu dengan apa yang ada padanya”. (HR. Al-Ashbihaniy).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda (kepada para shahabatnya):
 “Tahukah kalian apakah ghibah itu ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda, “(Ghibah) ialah kamu menyebut tentang saudaramu dengan apa-apa yang dia tidak suka”. Ada yang bertanya kepada beliau, “Bagaimana pendapat engkau jika keadaan saudaraku itu memang betul-betul seperti apa yang aku katakan ?”. Rasulullah  ﷺ bersabda, “Jika keadaan saudaramu itu betul seperti apa yang kamu katakan, maka sungguh kamu telah berbuat ghibah kepadanya. Dan jika apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah berbuat buhtan (kebohongan) kepadanya”. (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi , An-Nasai)

Diriwayatkan dari Abu Huriarah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : Telah datang seorang laki-laki (dari suku) Aslam kepada Rasulullah  ﷺ lalu dia bersaksi atas dirinya sendiri bahwa dia berbuat zina. Dia bersaksi empat kali. Ia berkata, “Saya menyetubuhi wanita secara haram”. Setiap ia mengatakan yang demikian itu, Rasulullah  ﷺ berpaling darinya. Lalu aku menyebutkan cerita itu sehingga beliau bertanya, “Apa yang kamu inginkan dengan cuapan ini ?”. Orang itu menjawab, “Saya menginginkan supaya engkau membersihkan diriku”. Kemudian Rasulullah  ﷺ memerintahkan supaya ia dirajam. Lalu orang tersebut dirajam. Kemudian Rasulullah  ﷺ mendengar ada dua orang laki-laki Anshar, salah satunya berkata kepada temannya, “Lihatlah kepada orang ini yang Allah telah menutupinya, tetapi ia tidak membiarkan dirinya, sehingga ia dirajam seperti anjing yang dilempari batu”. (Abu Hurairah) berkata : Rasulullah  ﷺ diam saja. Sebentar kemudian beliau berjalan (bersama para shahabat), lalu melewati bangkai himar di dekat kaki beliau. Maka beliau bersabda, “Mana si fulan dan si fulan itu ?”. Mereka menjawab, “Ini kami ya Rasulullah”. Rasulullah  ﷺ bersabda kepada kedua orang itu, “Makanlah bangkai himar ini !”. Mereka berdua menjawab, “Ya Rasulullah, semoga Allah mengampuni engkau. Siapa yang mau memakan bangkai himar ini ?”. Lalu Rasulullah  ﷺ bersabda, “Apa-apa yang kamu dapat dari (menjelek-jelekkan) kehormatan orang laki-laki tadi adalah lebih buruk dari makan bangkai himar ini. Dan demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya (orang laki-laki yang telah dirajam itu) sekarang sedang berendam di sungai surga”. (HR. Ibnu Hibban)



Diriwayatkan dari Abu Umamah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

 “Sesungguhnya ada orang yang diberi kitab catatannya dengan terbuka”. Maka orang itu bertanya, “Ya Tuhanku, mana catatan kebaikan ini dan itu yang telah saya kerjakan, koq tidak ada di sini ?”. Kemudian Allah menjawab, “(Kebaikan-kebaikanmu) terhapus oleh perbuatan ghibahmu kepada orang lain”. (HR. Al-Ashbihaniy)


Diriwayatkan dari ‘Utsman bin ‘Affan  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah  ﷺ bersabda:
“Ghibah dan Namimah (adu-adu) itu bisa meruntuhkan iman sebagaimana seorang penggembala yang menebang pohon”. (HR. Al-Ashbihaniy).

Diriwayatkan dari Abu Jahja (Shuhaib) bin Sinan Arrumy  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
"Sangat mengagumkan keadaan seorang mu’min, sebab segala keadaannya untuk ia sangat baik, dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi seorang mu’min : jika mendapat ni’mat ia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya, dan bila menderita kesusahan (ia) sabar, maka kesabaran itu lebih baik baginya. (HR. Muslim).

Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى:
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (QS. Asy Syuura [42] ; 40).

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Busr رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, bahwa sesungguhnya Rasulullah ﷺ telah bersabda:

“Bukan dari golonganku orang yang dengki, namimah (adu-adu) dan orang yang percaya kepada dukun, dan saya bukan pula dari golongannya”. Kemudian Rasulullah ﷺ membaca ayat (Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (HR. Thabrani).

Dalam riwayat lain, Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

"Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang pada hari Kiamat datang membawa amalan shalatnya, puasanya, dan zakatnya. Pada saat yang sama, ia juga membawa dosa mencaci si fulan, membunuh si fulan, memakan harta si fulan. Pahala kebaikan-kebaikannya lalu diambil untuk diberikan kepada si fulan, si fulan, dan si fulan. Apabila kebaikannya habis sebelum dosanya tertebus, akan diambilkan dari kesalahan orang-orang yang terdzalimi itu untuk ditimpakan kepadanya lalu ia dimasukkan ke dalam neraka. (HR Muslim).



Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى lainnya:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mempergunjingkan sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik terhadapnya. Dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penya­yang. (QS.Al-Hujurat [49]: 12).

Doa agar selalu diberikan Akhlaqul Karimah.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Tholib رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, telah berkata, Bahwa Rasulullah  ﷺ  dalam salah satu do’anya beliau    mengucapkan :



اَلَّهُمَّ ا هْدِ نِيْ لِأَ حْسَنِ الأَ خْلاَ قِ، فَاِ نّهُ لاَ يَهْدِ يْ لِأَ حْسَنِهَا اِلاَّ أَنْتَ،…



وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ

Allahummahdinii li ahsanil akhlaaq, fa innahu laa yahdii li ahsanihaa illaa anta, washrif ‘annii sayyi ahaa, laa yashrifu ‘annii sayyi ahaa illaa anta

Artinya
“Ya Allah… tunjukkanlah aku pada akhlak yang paling baik, karena tidak ada yang bisa menunjukannya selain engkau.Dan jauhkanlah aku dari akhlak yg buruk, karena tidak ada yang mampu menjauhkannya dariku selain engkau”. (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi )
Aamiin Yaa Robbal Alaamiin.


Wallahu A'lam Bishowab.