Tuesday, June 30, 2020

Hukum Mencium Mushaf Dan Makam


ولقد أحسن مجنون ليلى حيث يقول:

أمر على الديار ديار ليلى … أقبل ذا الجدار وذا الجدار

وما حب الدار شغفن قلبي … ولكن حب من سكن الديارا

← وقال المحب الطبري: ويمكن أن يستنبط من تقبيل الحجر واستلام الأركان جواز تقبيل ما في تقبيله تعظيم الله تعالى، فإنه إن لم يرد فيه خبر بالندب لم يرد بالكراهة. قال: وقد رأيت في بعض تعاليق جدي محمد بن أبي بكر، عن الإمام أبي عبد الله محمد بن أبي الصيف: أن بعضهم كان إذا رأى المصاحف قبلها،
وإذا رأى أجزاء الحديث قبلها،
وإذا رأى قبور الصالحين قبلها،
قال: ولا يبعد هذا، والله أعلم في كل ما فيه تعظيم لله تعالى.

Muhammad Al-Badr Al-‘Ayni dalam Kitabnya:
‘Umdah Al-Qari (9/241), Menukil dari Al-Muhibb Ath-Thabari bahwa Beliau Mengatakan:
“Dan bisa diambil Dalil dari Disyari’atkan Mencium Hajar Aswad dan Melambaikan tangan terhadap sudut-sudut Ka’bah, Kebolehan Mencium setiap sesuatu yang jika Dicium Maka itu Mengandung Pengagungan kepada Allah Swt, Karena Meskipun Tidak ada Dalil yang Menjadikannya Sunnah, Tetapi juga tidak ada yang Memakruhkan"

Al-Muhibb Ath-Thabari Melanjutkan:
"Aku juga telah Melihat dalam sebagian Ta’aliiq Kakek-ku (Muhammad bin Abu Bakr), Dari Imam Abu Abdillah Muhammad ibn Abu Ash-Shaif bahwa: Sebagian Ulama dan orang-orang Shalih ketika Melihat Mushaf Mereka Menciumnya, Dan ketika melihat Kitab-Kitab Hadits mereka menciumnya, Dan ketika melihat Kuburan orang-orang Shalih Mereka Menciumnya".

Al-Muhibb Ath-Thabari Mengatakan:
"Ini Bukan sesuatu yang Aneh dan Jauh dari Dalil (Wallahu A’lam) dalam segala sesuatu yang Mengandung Unsur Ta’dzim (Pengagungan) kepada Allah Swt”.


Al-Imam Al-Hafizh Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisi  Al-Hanbali (wafat 600 H),  Salah seorang Ulama Besar Hanabilah yang Mu’tamad (terpegangi) dalam Madzhab Hanbali yang juga Merupakan  Ahli Haditsnya Madzhab Hanbali.

Beliau Bertabarruk Ke Makam Imam Ahmad bin Hanbal. Diterangkan didalam:

– Kitab: Al-Mausu’ah Al-Yusufiyyah.
– Karya: Syaikh Yusuf Khaththar.
– Halaman: 168.

“Telah Datang keterangan dalam Kitab Al-Hikayat Al-Mantsurah, Karya Al-Imam Al-Hujjah Dhiya’uddin Al-Maqdisi Rahimahullah Ta’ala (wafat 634 H), Beliau berkata:

“Aku pernah mendengar Asy-Syaikh Al-Imam Abu Muhammad Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisi berkata:

“Di tanganku telah Timbul Semacam (seprti) Bisul. Bisul itu sembuh, Tapi selalu Kambuh lagi.  Penyakit ini ada padaku dalam Waktu yang Lama.  Maka aku pergi ke Ashbihan dan Pergi ke Baghdad.  Aku pergi ke Makam Imam Ahmad bin Hanbal Ra,  Dan aku Usapkan Tanganku ke Makamnya.  Dan ternyata Bisul itu bisa Sembuh dan Tidak Kambuh Lagi“.

WallahuAlamBishowab