Showing posts with label Amalan. Show all posts
Showing posts with label Amalan. Show all posts

Tuesday, June 30, 2020

Hukum Mencium Mushaf Dan Makam


ولقد أحسن مجنون ليلى حيث يقول:

أمر على الديار ديار ليلى … أقبل ذا الجدار وذا الجدار

وما حب الدار شغفن قلبي … ولكن حب من سكن الديارا

← وقال المحب الطبري: ويمكن أن يستنبط من تقبيل الحجر واستلام الأركان جواز تقبيل ما في تقبيله تعظيم الله تعالى، فإنه إن لم يرد فيه خبر بالندب لم يرد بالكراهة. قال: وقد رأيت في بعض تعاليق جدي محمد بن أبي بكر، عن الإمام أبي عبد الله محمد بن أبي الصيف: أن بعضهم كان إذا رأى المصاحف قبلها،
وإذا رأى أجزاء الحديث قبلها،
وإذا رأى قبور الصالحين قبلها،
قال: ولا يبعد هذا، والله أعلم في كل ما فيه تعظيم لله تعالى.

Muhammad Al-Badr Al-‘Ayni dalam Kitabnya:
‘Umdah Al-Qari (9/241), Menukil dari Al-Muhibb Ath-Thabari bahwa Beliau Mengatakan:
“Dan bisa diambil Dalil dari Disyari’atkan Mencium Hajar Aswad dan Melambaikan tangan terhadap sudut-sudut Ka’bah, Kebolehan Mencium setiap sesuatu yang jika Dicium Maka itu Mengandung Pengagungan kepada Allah Swt, Karena Meskipun Tidak ada Dalil yang Menjadikannya Sunnah, Tetapi juga tidak ada yang Memakruhkan"

Al-Muhibb Ath-Thabari Melanjutkan:
"Aku juga telah Melihat dalam sebagian Ta’aliiq Kakek-ku (Muhammad bin Abu Bakr), Dari Imam Abu Abdillah Muhammad ibn Abu Ash-Shaif bahwa: Sebagian Ulama dan orang-orang Shalih ketika Melihat Mushaf Mereka Menciumnya, Dan ketika melihat Kitab-Kitab Hadits mereka menciumnya, Dan ketika melihat Kuburan orang-orang Shalih Mereka Menciumnya".

Al-Muhibb Ath-Thabari Mengatakan:
"Ini Bukan sesuatu yang Aneh dan Jauh dari Dalil (Wallahu A’lam) dalam segala sesuatu yang Mengandung Unsur Ta’dzim (Pengagungan) kepada Allah Swt”.


Al-Imam Al-Hafizh Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisi  Al-Hanbali (wafat 600 H),  Salah seorang Ulama Besar Hanabilah yang Mu’tamad (terpegangi) dalam Madzhab Hanbali yang juga Merupakan  Ahli Haditsnya Madzhab Hanbali.

Beliau Bertabarruk Ke Makam Imam Ahmad bin Hanbal. Diterangkan didalam:

– Kitab: Al-Mausu’ah Al-Yusufiyyah.
– Karya: Syaikh Yusuf Khaththar.
– Halaman: 168.

“Telah Datang keterangan dalam Kitab Al-Hikayat Al-Mantsurah, Karya Al-Imam Al-Hujjah Dhiya’uddin Al-Maqdisi Rahimahullah Ta’ala (wafat 634 H), Beliau berkata:

“Aku pernah mendengar Asy-Syaikh Al-Imam Abu Muhammad Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisi berkata:

“Di tanganku telah Timbul Semacam (seprti) Bisul. Bisul itu sembuh, Tapi selalu Kambuh lagi.  Penyakit ini ada padaku dalam Waktu yang Lama.  Maka aku pergi ke Ashbihan dan Pergi ke Baghdad.  Aku pergi ke Makam Imam Ahmad bin Hanbal Ra,  Dan aku Usapkan Tanganku ke Makamnya.  Dan ternyata Bisul itu bisa Sembuh dan Tidak Kambuh Lagi“.

WallahuAlamBishowab

Tuesday, January 21, 2020

Kisah Ulama Salaf & Kholaf Yang Menyentuh & Mencium Nisan (Makam) Orang Sholeh

Janganlah mudah memvonis orang yg berziarah kubur lalu peziarah itu mencium nisan kubur dengan tuduhan  bid’ah, syirik, khurofat, dll. Karena justru amal tsb telah banyak dilakukan dan dicontohkan oleh ulama2 salaf hingga saat ini. perhatikanlah beberapa kisah2 ulama salaf yang sebagian kecil saja di ketengahkan di sini

# Sahabat Bilal Ra Mencium Kubur Nabi Muhammad saw

Ibn ‘Asakir meriwayatkan dari Bilal Ra dengan sanad jayid bahwasanya setelah Bilal menginjak tanah Syam ; daerah Daroya, dia melihat nabi Muhammad saw dalam mimpinya dan bertanya ” sombong sekali kamu, ya bilal. Seharunya engkau berziarah dulu ketempatku , maka hati-hatilah engkau, hidupmu akan resah dan gelisah” . Lalu, dia menaiki kudanya menuju Madinah, setelah sampai dia, pergi kekuburan nabi Muhammad saw dalam keadaan menangis ; mencium kuburan Rasullah. Lalu  sayyidina Hasan dan Husein datang menyambutnya dengan pelukan dan ciuman rindu. “kami sangat rindu mendengar azanmu, yang mana sewaktu nabi Muhammad saw hidup , engkau selalu azan diatas mesjid itu ” seru Hasan dan Husein. Lalu , dia pergi ketempat tersebut, dan  mengumandangkan azan. Setelah dia berkata ” Allohu akbar ” penduduk Madinah terheran-heran. Setelah dia berkata ” asyhadu alla ilaaha illa lloh ” keheranan masyarakat semakin bertambah. Setelah dia mengucapkan “asyhadu anna Muhammadarrosuulul looh”para penduduk keluar dari rumah masing – masing. Dengan perasaan riang ,tak terasa air mata satu parsatu menetes. Sehingga ada yang berkata ” setelah Rosulullah meninggal, saya tidak pernah melihat tangisan  masyarakat sebanyak hari ini.

Kisah sahabat Bilal ini diriwayatkan—di antaranya—oleh Imam as-Samanhudi dalam Wafa’ul Wafa’ (4/1405) dan Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq/Sejarah Damaskus (7/137).

# Sahabat Abu Ayyub al-Anshari RA :

عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِيْ صَالِحٍ قَالَ: أَقْبَلَ مَرْوَانُ يَوْمًا فَوَجَدَ رَجُلاً وَاضِعًا وَجْهَهُ عَلىَ الْقَبْرِ فَقَالَ أَتَدْرِيْ مَا تَصْنَعُ فَأَقْبَلَ عَلَيْهِ فَإِذًا هُوَ أَبُوْ أَيُّوْبَ فَقَالَ نَعَمْ جِئْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَلَمْ آَتِ الْحَجَرَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ لاَ تَبْكُوْا عَلىَ الدِّيْنِ إِذَا وَلِيَهُ أَهْلُهُ وَلَكِنْ اِبْكُوْا عَلَيْهِ إِذَا وَلِيَهُ غَيْرُ أَهْلِهِ. (َروَاهُ أَحْمَدُ وَالطَّبَرَانِيُّ وَابْنُ أَبِيْ خَيْثَمَةَ وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ وَالذَّهَبِيُّ والسُّيُوْطِيُّ).

“Dawud bin Abi Shalih berkata: “Pada suatu hari Marwan datang, lalu menemukan seorang laki-laki menaruh wajahnya di atas makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Marwan berkata: “Tahukan kamu, apa yang kamu perbuat?” Lalu laki-laki tersebut menghadapnya, ternyata ia sahabat Abu Ayyub. Lalu ia menjawab: “Ya, aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bukan mendatangi batu. Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jangan tangisi agama apabila diurus oleh ahlinya. Akan tetapi tangisilah agama apabila diurus oleh bukan ahlinya.”

Dalam hadits di atas, sahabat Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bertabaruk dengan mencium makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
.
# Sahabat Abdullah bin Umar RA meletakkan tangan kanannya ke makam Rasulullah SAW setiap datang dari perjalanan.

عَنْ نَافِعٍ، أَنَّ ابْنَ عُمَرَ ، كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ صَلَّى سَجْدَتَيْنِ فِي الْمَسْجِدِ، ثُمَّ يَأْتِي النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَيَضَعُ يَدَهُ الْيَمِينَ عَلَى قَبْرِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَيَسْتَدْبِرُ الْقِبْلَةَ ثُمَّ يُسَلِّمُ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ عَلَى أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ. (رَوَاهُ الْقَاضِيْ فِيْ فَضْلِ الصَّلاَةِ عَلىَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ).

“Dari Nafi’, bahwa apabila Ibnu Umar datang dari suatu perjalanan, ia menunaikan shalat dua raka’at di Masjid, lalu mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu meletakkan tangan kanannya ke makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan membelakangi kiblat, kemudian mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian kepada Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma”. (Al-Qadhi Ismail al-Baghdadi, Fadhl al-Shalat ‘ala al-Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, hal. 84.)

# Al-Husain bin Abdullah bin Abdullah bin al-Husain, tokoh ahlul-bait dari generasi Salaf. Al-Hafizh al-Sakhawi al-Syafi’i meriwayatkan:

قَالَ يَحْيَى بْنُ الْحَسَنِ بْنِ جَعْفَرٍ فِيْ كِتَابِهِ أَخْبَارِ الْمَدِيْنَةِ وَلَمْ أَرَ فِيْنَا رَجُلاً أَفْضَلَ مِنْهُ، كَانَ إِذَا اشْتَكَى شَيْئاً مِنْ جَسَدِهِ: كَشَفَ الْحَصَى عَنِ الْحَجَرِ الَّذِيْ كَانَ بِبَيْتِ فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءِ يُلاَصِقُ جِدَارَ الْقَبْرِ الشَّرِيْفِ، فَيَمْسَحُ بِهِ.

“Yahya bin al-Hasan bin Ja’far berkata dalam kitabnya Akhbar al-Madinah: “Aku belum pernah melihat orang yang lebih utama dari al-Husain bin Abdullah di antara kami ahlul-bait. Kebiasaannya, apabila ia merasakan sakit pada sebagian tubuhnya, ia membuka kerikil dari batu yang di rumah Fathimah al-Zahra yang menempel ke makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia. Lalu ia mengusapkannya.” (Al-Hafizh al-Sakhawi, al-Tuhfah al-Lathifah fi Tarikh al-Madinah al-Syarifah (1/292).

# Al-Imam Ahmad bin Hanbal, pendiri madzhab Hanbali yang diakui oleh Salafi-Wahabi sebagai madzhab mereka dan madzhab Ibnu Taimiyah, telah berfatwa bolehnya bertabaruk dengan cara menyentuh dan mencium mimbar atau makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan tujuan taqarub kepada Allah. Abdullah, putra al-Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan:

سَأَلْتُهُ عَنِ الرَّجُلِ يَمَسُّ مِنْبَرَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَيَتَبَرَّكُ بِمَسِّهِ وَيُقَبِّلُهُ وَيَفْعَلُ بِالْقَبْرِ مِثْلَ ذَلِكَ أَوْ نَحْوَ هَذَا يُرِيْدُ بِذَلِكَ التَّقَرُّبَ إِلَى اللهِ جَلَّ وَعَزَّ فَقَالَ لَا بَأْسَ بِذَلِكَ

“Aku bertanya kepada ayahku tentang laki-laki yang menyentuh mimbar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ia bertabaruk dengan menyentuhnya dan menciumnya, dan ia melakukan hal yang sama ke makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atau yang sesamanya, ia bertujuan mendekatkan diri kepada Allah dengan hal tersebut. Beliau menjawab: “Tidak apa-apa”. (Abdullah bin al-Imam Ahmad, al-‘Ilal wa Ma’rifah al-Rijal (2/492).

Dalam kitab “Al-^ ilal wa Ma ^ rifatir-Rijal” 2/429: nomer 3243; cet maktab al islami:

سألته عن الرجل يمس منبر النبي صلى الله عليه وسلم ويتبرك بمسه ويقبله ويفعل بالقبر مثل ذلك أو نحو هذا يريد بذلك التقرب إلى الله عز وجل فقال لا بأس بذلك

“Saya bertanya kepadanya (Ahmad bin Hanbal) tentang orang yang menyentuh podium Nabi saw, dan mencari berkah dengan menyentuh dan menciumnya, dan melakukan hal yang sama ke kuburan beliau, atau hal seperti itu, dgn tujuan mendekatkan diri dan mencari berkah dari Allah, ia (Ahmad) mengatakan: “Tidak apa2 dengan hal itu”.

Ad dzahabi membenarkan pendapat Imam Ahmad dan menyatakan bahwa yang mengingkarinya adalah khowarij dan ahlu bidah (Siyar A’lam an-Nubala : 11/212)
AL-IMAM ABU ‘ALI AL-HASYIMI AL-HANBALI
● Al-Imam Al-Qadhi Asy-Syarif Abu ‘Ali Al-Hasyimi Al-Hanbali (wafat 428 H). 
Beliau adalah salah seorang Perawi ‘Aqidah Imam Ahmad bin Hanbal.
Beliau adalah Pengarang Kitab Al-Fawa’id Al-Muntaqat yang terkenal itu.

Berikut Riwayat yang terjadi didalam:
○ Kitab: THABAQAT AL-HANABILAH.
○ Karya: AL-QADHI IBNU ABI YA’LA AL-FARA’ AL-HANBALI.
○ Tahqiq: ABDURRAHMAN BIN SULAIMAN AL-UTSAIMIN.
○ Halaman: 341:
“Aku mendengar Rizqullah  (Abu Muhammad At-Tamimi, wafat 488 H) Berkata:
“Aku pernah Menziarahi Kubur Imam Ahmad untuk Menemani  Al-Qadhi Asy-Syarif Abu ‘Ali Al-Hasyimi.  AKU MELIHAT BELIAU MENCIUM KAKI KUBUR IMAM AHMAD, Maka aku katakan padanya:  “Apakah ada Atsar tentang ini (mencium kubur)..???”,
Maka Beliau berkata padaku:
“Imam Ahmad adalah seseorang yang Agung Bagiku,  Dan Aku Tidak Pernah Berpikir bahwa Allah Ta’ala akan Menyiksaku karena Perbuatanku ini…!!!”, atau perkataan Semacamnya.”
Beliau (Rizqullah) juga pernah berkata:
“Aku Menghadapnya (Asy-Syarif Abu Ali al-Hasyimi) ketika Beliau sedang Sakit menuju ke Wafatannya,  Maka Beliau berkata padaku:  “Dengarkanlah i’tiqad dariku . . . ”.


Wallahu Alam Bishowab.

Thursday, December 5, 2019

Hukum Takwil Mimpi


Mimpi adalah perkara yang ghaib dan merupakan pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep). Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa pemimpi. Mimpi hanyalah sebatas memberi kabar gembira atau peringatan. Dalam mimpi ada sebuah pesan terdalam agar kita bisa bermawas diri dan lebih berhati-hati dalam menghadapi kehidupan didunia ini.

Wednesday, December 4, 2019

Takwil Mimpi Ketemu Mantan


Label: Ilmu Hikmah

Mimpi adalah hal yang ghaib. Mimpi bisa saja memberikan kabar gembira atau peringatan untuk kita. Dalam mimpi ada sebuah pesan terdalam agar kita bisa bermawas diri dan lebih berhati-hati dalam menghadapi kehidupan didunia ini.

Para ulama sepakat jika kita boleh menceritakan mimpi dan meminta penakwilan darinya. Bahkan, menurut Markaz Al-Fatwa (4473), yang mengingkari mimpi hanyalah kaum mu'tazilah dan orang-orang atheis saja. Namun, dalam menafsirkan mimpi perlu diperhatikan rujukan yang jelas dengan sangkaan yang baik.

Kisah: Allah Telah Membayarnya Dengan Syurga


Kisah berikut ini disadur dari Kitab al-Zuhd wa al-Raqaiq dan dinukilkan oleh Abdul Wahid bin Zaid Abul Fadl Abdul Waahid Bin Zaid, seorang tokoh sufi terkemuka Bashrah pada masa Dinasti Umayyah. Kisah ini menceritakan tentang keutamaan bagi orang yang mati syahid  karena berjihad di jalan Allah SWT. Dan Allah SWT langsung membayarnya secara kontan dengan kenikmatan syurga beserta dengan isinya.

Tuesday, December 3, 2019

Kisah: Akhir Hayat Orang Fasik Mendapatkan Rahmat Allah SWT




Sebagai manusia dan siapapun kita, entah itu orang fasik (jahat) ataupun orang baik pasti menginginkan meninggal dalam keadaan yang baik (khusnul khatimah). Akan tetapi itu keinginan kita ini tergantung pada keadaan dan kondisi kita pada saat akan tutup usia. Sebagaimana Rasulullah  ﷺ bersabda :

إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالخَـوَاتِيْمُ رواه البخاري وغَيْرُهُ.

“Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya”. [HR Bukhari).


Salah satu ikhtiar agar menggapai Khusnul khotimah adalah dengan berdoa yang selalu dipanjatkan setiap waktu dan kesempatan Entah itu diwaktu suka ataupun pada saat dihimpit kesusahan. Dengan modal kekuatan doa kita akan akan selalu berharap kepada Allah SWT yang maha berkehendak.

Tuesday, November 26, 2019

Pedang Naga Puspa

Siapa sih yang tidak kenal dengan Pedang Naga Puspa. Sebilah pusaka yang amat sangat tersohor yang selalu menemani Arya Kamandanu dalam setiap petualangannya.

Pada awalnya pedang Pedang Naga Puspa dibuat untuk dipersembahkan kepada Kaisar Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di negeri Mongolia sebagai tebusan atas diri Mpu Ranubhaya sebagai tawanan kerajaan. Namun ternyata Pedang Naga Puspa ini malah menjadi mala petaka, karena telah menjadi rebutan para pejabat kerajaan. Demi menyelamatkan Pedang Naga Puspa dari orang-orang yang berwatak jahat, Pedang Naga Puspa tersebut akhirnya diserahkan kepada pasangan pendekar suami-istri bernama Lo Shi Shan dan Mei Shin. Pasangan pendekar ini akhirnya menjadi buronan dan menjadi pelarian hingga terdampar ke Tanah Jawa. 

Friday, November 22, 2019

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Dzaahir Yaa Baathin



# صلوات أسماء الحسنى الـظَّاهِرِ الْبَاطِنِ#
أللّٰهُمَّ يَاظَاهِرُ فَلَا يَخْفَى وَيَابَاطِنُ فَلَا يُدْرَكُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الـظَّاهِرِ الْبَاطِنِ وَعَلٰى أٰلِهِ الَّذِىْ أَظْهَرْتَ مُحَمَّدِيَّـــتَهُ فَفِى الظَّاهِرِ هُوَ إمَامُ الْـمُرْسَلِـــيْنَ وَسَيِّدُ اْلأَوَّلِـــيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ وَفِى الْبَاطِنِ هُوَ رُوْحُ اْلأرْوَاحِ وَسِرُّ بَقَائِـهَا فَأَظْهَرْتَهُ بِأُلُوْهِــيَّــتِكَ, فَهُوَ الْهَادِىْ إلَى صِرَاطِكَ الْـمُسْتَقِيْمِ وَاَبْطَنْتَهُ بِرُبُوبِــيَّــتِكَ فَهُوَ رَحْمَةٌ لِلْعَالَـمِيْنَ صَلَاةً تُصْلِحُ بِـهَا ظَاهِرِىْ بِالتَّخَلُّقِ بِالْعُبُوْدِيَّةِ وَتُنَوِّرُبِـهَا بَاطِنِىْ بِالتَّعَلُّقِ بِالرًّبُوْبِيَّةِ فَلَا أَرَى فىِ الْـمَظَاهِرِ إلَّا الظَّاهِرَ, وَلَا أَعْتَمِدُ فِى سِرِّى إلَّا عَلَى الْبَاطِنِ (اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ وَرَبَّ اْلأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلَّ شَيْئٍ, فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ, أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْئٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَــتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْئٌ وَأنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْئٌ وَأنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْئٌ إقْضِ عَنَّا الدَّيْنِ وَأغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ )


Artinya; "Yaa Allah, Dzat yang Maha Nyata yang tidak tersamarkan. Duhai Dzat Yang Maha Batin yang tidak dapat dijangkau oleh indera-indera. Limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan serta keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad ﷺ Abdul Dzohiri Abdul Baathini beserta keluarganya, Nabi yang Engkau Engkau nyatakan dengan menyebutnya Muhammad, dan dalam kenyataanya beliau ﷺ adalah pemimpin bagi para utusan, tuan pengulunya para pendahulu dan yang akan datang. Dan dalam batinya, beliau ﷺ adalah Ruh-nya seluruh ruh dan rahasia akan ketetapannya. Engkau telah memperlihatkan beliau dengan sifat ke-Ilahiyah-an-Mu, maka jadilah Beliau nabi yang memberi petunjuk pada jalan yang lurus. Engkau merahasiakan beliau dengan sifat Rububiyah-Mu (ke-pemeliharaan-an) sehingga beliau ﷺ tidak mampu dilihat / dijankau oleh indera nyata, seperti halnya bergantungnya sirr (rahasia) itu harus berpegang pada yang tidak terlihat".

Wednesday, November 20, 2019

Shalawat Asmaul Husna: Yaa 'Aziiz


# صلوات أسماء الحسنى  الْـعَزِيْزِ#

اَللّٰهُمَّ يَاعَزِيْزُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الْـعَزِيْزِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى جَعَلْتَ اَللّٰهُمَّ يَاعَزِيْزُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الْـعَزِيْزِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى جَعَلْتَ عِزَّهُ مِنْ عِزِّكَ وَعِزَّ الْـمُؤْمِنِيْنَ مِنِ انْتِمَائِهِمْ إِلَيهِ بِقَوْلِكَ ﴿وَللهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ ﴾ صَلَاةً تَرْفَعُ بِهَا هِمَّتِى عَنِ الْخَلْقِ إعْتِمَادًا عَلٰى مَنْ عِزُّهُ لَا يَفْنٰى مُتَحَقِّقًا بِقَوْلِكَ ﴿مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْعِزَّةَ فَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ جَمِيْعًا﴾ وَصَدَقَ اللهُ الْقَائِلُ ﴿سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْـمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَـمِيْنَ 



Artinya: "Yaa Allah, yang maha Sejahtera, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan serta keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Abdul Aziz ﷺ beserta keluarganya nabi yang telah Engkau muliakan dari sifat Mulia-Mu dan memuliakan kamum muslimin dari kesempurnaan mereka seperti Firman-Mu. Padahal kemuliaan itu hanyalah milik Allah, bagi Rasul-rasul-Nya dan bagi kaum muslimin” dengan bacaan sholawat yang dapat mengangkat derajat dan cita-cita kami dengan cara berpegang teguh pada Nabi yang memiliki kemuliaan yang hakiki yang tiada habisnya seperti Firman-Mu “barang siapa yang mengehndaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya” dan benarlah Firfman Allah “Maha Suci Allah Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para Utusan. Dan segala Puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.”

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Muhaimin


# صلوات أسماء الحسنى الـمُهَيْمِنِ #

 اَللّٰهُمَّ يَامُهَيْمِنُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الـمُهَيْمِنِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى جَعَلْتَهُ مُهَيْمِنًا عَلٰى خَلْقِكَ بِقَوْلِكَ ﴿فَكَيْفَ إذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيْدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلٰى هٰـــٓؤُلٰاءِ شَهِيْدًا ﴾ صَلَاةً أَهَيْمِنُ بِهَا عَلٰى نَفْسِى رَقَابَةً وَتَزْكِيَةً وَمُحَاسَبَةً حَتَّى لَا 
أَغْفُلَ عَنْكَ يَقَظَةً وَمَنَامًا يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ.


Artinya: "Yaa Allah, yang maha Sejahtera, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan serta keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Abdul Muhaimin ﷺ beserta keluarganya nabi yang telah Engkau jadikan nabi yang mengatur terhadap makhluk atas dasar Firman-Mu. maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila kami dapatkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad ﷺ) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)” dengan bcaan sholawat yang dapat mengatur kami agar kami dapat ber-muraqabah (mendekatkan diri kepada Engkau) dan melakukan pembersihan (dari limbah-limbah bunga iblis di halaman qalbu-ku) dan menjalnkan intropeksi diri sehingga kami tidak lupa akan Engkau dalam keadaan melek dan tidur, duhai Dzat yang Maha Hidup lagi Maha berdiri tegak".

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Mu'min


# صلوات أسماء الحسنى الْـمُـؤْمِنِ  #

اَللّٰهُمَّ يَامُؤِمِنُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الْـمُـؤْمِنِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى أَمِنْتَهُ عَلٰى خَزَائِنِ الْـمُلْكِ وَالْـمَلَـــكُوْتِ صَلَاةً يَأْمَنُنِى النَّاسُ بِـهَا عَلٰى دِمَائـِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ وَأَعْرَاضِهِمْ وَحَتَّى أَحَبَ لِلْـمُسْلِمِيْنَ مَا أُحَبُّ لِنَفْسِى وَيَصِيْرَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَأٰلِهِ وَسَلَّمَ أَحَبَّ إليَّ مِنْ كُلِّ شَيْئٍ وَنَفْسِى حَتَّى يَشْرَقَ نُوْرَ الْيَقِيْنِ عَلَى قَلْبِى فَأَبْلُغَ بِهِ مَقَامَ الصِّدِّيْقِيْنَ يَارَبَّ الْعَالَـمِيْنَ.

Artinya: "Yaa Allah, yang maha Sejahtera, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan serta keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Abdul Mukmin ﷺ beserta keluargany, seorang Nabi yang Engkau limpahi keamanan atas penjagaan alam malakut, dengan bacaan sholawat yang memberikan rasa aman kepada manusia yang berbaur dengan darah mereka, harta mereka, harga diri mereka, hingga antara sesama muslim memiliki rasa cinta dan dan mencintaiku pula bahkan Kanjeng Nabi pun mencintaiku atas segala sesuatu yang ada pada diriku sehingga cinta ini (bacaan sholawat ini) dapat memancarkan nur keyakinan dari dalam hatiku sehingga kami dapat mencapai maqom siddiqin duhai Tuhan sekalian alam".

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Salaam


# صلوات أسماء الحسنى السَّلَامِ #

اَللّٰهُمَّ يَاسَلَامُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ السَّلَامِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى سَلَمْــتَهُ مِنْ كُلِّ نَقْصٍ وَعَيْبٍ وَحَلَّيْــتَهُ بِكُلِّ كَمَالٍ وَجَمَالٍ صَلَاةً أَسْلَمُ بِـهَا مِنْ كُلِّ نَقْصٍ وَعَيْبٍ وَيُسَلِّمُ بِـهَا الْـمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِى وَيَدِىْ.


Artinya: "Yaa Allah, yang maha Sejahtera, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan serta keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Abdus Salam ﷺ beserta keluarga dan para sahabatnya, nabi yang telah Engkau selamatkan dari segala kekurangan dan cacat, dan nabi yang telah Engkau karuniai kesempurnaan dan keindahan, dengan bacaan sholawat yang dapat menyelamatkan kami dari kekurangan dan aib dan juga menyelamatkan segenap kaum muslimin dari lisan dan kedua tanganku".

Tuesday, November 19, 2019

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Maalik



# صلوات أسماء الحسنى الْـمَلِكِ #

اَللّٰهُمَّ يَامَلِكُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الْـمَلِكِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى مَلَكْــتَهُ الْكَوْثَرَ وَالشَّفَاعَةَ وَالْـمَقَامَ الْـمَحْمُوْدَ وَالْحَوْضَ الْـمَوْرُوْدَ صَلَاةً تُمَلِّــكَنَا بِـهَا أَعْمَارًا فِى طَاعَتِكَ وَأَلْسِنَةً فِى ذِكْرِكَ وَقُلُوْبًا فِى مُرَاقَبَتِكَ وَأَرْوَاحًا فِى شُهُوْدِكَ وَأَسْرَارًا فِى حُبِّكَ وَإيْـــثَارَكَ عَلٰى كُلِّ مَطْلُوْبٍ يَا مَنْ يُؤْتِى مُلْـــكَهُ مَنْ يَشَآءُ.


Artinya: Ya Allah Dzat yang Merajai, limpahkanlah rahmat dan keselamatam kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ sebagai hambanya Dzat Yang Maha Merajai beserta keluarganya yang telah Engkau karuniai telaga Kautsar, Syafaat, kedudukan yang terpuji, telaga yang mengalir. Melalui bacaan sholawat ini jadikanlah kami sebagai orang yang menempati telaga tersebut sehingga kami dapat menjalankan ketaan kepada-Mu serta menjadikan lisan dan hati kami selalu berdzikir yang senantiasa untuk mendekatkan diri kepada-Mu, ruh yang dapat menyaksikan-Mu, rahasia dalam mencintai-Mu serta yang dapat membekas dalam diri kami dalam menggapai tujuan, Duhai Dzat Yang selalu Memberikan apa kepemilikan-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Rahmaan, Yaa Rahiim



# صلوات أسماء الحسنى الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ  #

    اَللّٰهُمَّ يَارَحْمٰنُ بِجَلَآءِ النِّعَمِ وَيَارَحِيْمُ بِلَطَائِفِ الْـمِنَنِ فَأَنْتَ رَحْمٰنُ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَرَحِيْمَهُمَا صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الرَّحْمٰنِ وَعَبْدِ الرَّحِيْمِ وَعَلٰى أٰلِهِ جَعَلْتَهُ مُظْهِرًا لِلرَّحْمَانِيَّةِ وَسِرًّا سَارِيًا بِالرَّحْمَةِ لِلْعَالَـمِيْنَ بِتَجَلِّى الرَّحِيْميَّةِ صَلَاةً أَحْمَدُ بِهَا رَحْمَانِيَّــتِكَ وَأَشْكُرُ بِهَا رَحِيْمِيَّــتِكَ فَتَرْحَمْنِى بِهَا رَحْمَةً تُغْنِنِى بِهَا عَنْ رَحْمَةِ مَنْ سِوَاكَ فَلَا تَكِـلَنِى لِنَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ وَلَا لِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ يَارَحْمٰنُ يَارَحِيْمُ.
Artinya: Ya Allah, duhai dzat yang Maha Pengasih (di dunia dan akhirat), dengan keagungan nikmat-Mu, duhai Dzat Yang maha Asih (di akhirat saja), melalui kelembutan pemberian-Mu, maka Engkaulah Dzat Pemberi kasih sayang di dunia dan di akhirat, dan Dzat yang mengasihi keduanya, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serat keberkahan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, seorang Abdu Rahman (hamba Tuhan yang maha Pengasih dan Penyayang), kepada keluarganya, jadikanlah ia orang yang menjelaskan sifat Maha Welas Asih, dan menjelaskan rahasia yang berlaku dengan kasih sayang bagi seluruh alam dengan sifat keagungan rahman-Mu, sholawat yang dengannya kami memuji dan bersyujur atas rahmat-Mu melalui sholawat atasnya, maka kasihanilah kami dengan sholawat itu sehingga kami menjadi orang yang kaya akan rahmat, hanya dari-Mu dan bukan selain-Mu. Maka janganlah Engkau mengabaikan kami duhai Dzat yang Maha Welas Asih di dunia dan Akhirat.

Shalawat Pembuka Asmaul Husna


-﴿صلوات أسماء الحسنى﴾-
شَرْحُ الصًّلَوَاتِ الْيُسْرِيَّةِ عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ: لِلْفَقِــيْرِ إِلَى اللهِ / يُسْرِى رُشْدِى السَّيِّدِ جَبْرُ


أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. ﴿وَللهِ اْلأَسْمَآءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِـهَا (الأعرف : 182)﴾
﴿إنَّ اللهَ وَمَلَائِكَــتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰاأَيُّــهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمً
(الأحزاب :56)﴾
Aku berlindung diri dari godaan syetan yang terkutuk. Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dan bagi Allah mempunyai Nama-Nama yang baik, maka berdoalah kepada-Nya melalui Asma'-Nya. Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi Muhammad saw, wahai orang-orang yang beriman, bacalah shalawat dan salam kepadanya.


اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ وَبِأَسْمَآئِكَ الْحُسْنٰى كُـلِّهَا مَاعَلِمْنَا مِنْـهَا وَمَا لَمْ نَعْلَمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِالْـمُتَعَلِّقِ وَالْـمُتَخَلِّقِ وَالْـمُتَحَقِّقِ بِـهَا وَعَلَى أٰلِهِ وَارْزُقْنَا مَحَبَّةً فِيْهِ وَتَعَلُّقًا بِهِ يُوْرِثُنَا مِنْهُ وَعَلٰى يَدَيْهِ تَعَلُّقًا وَتَحَقُّقًا بِأَسْمَآئِكَ يَارَبَّ الْعَالَـمِيْنَ.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan melalui nama-nama indah-Mu apa yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui kepada junjungan kita Nabi Muhammad, yang selalu terhubung, yang diciptakan dan yang direalisasikan, dan kepada keluarganya. Serta limpahkanlah kepada kami rasa cinta kepadanya yang selalu melekat padanya, yang dapat mewarisi kita dari padanya. Dengan Amsa’-Mu duhai Tuhan semesta alam.


اَللّٰهُمَّ يَا مَنْ هُوَ اللهُ الَّذِى لَا إلٰهَ إلَّا هُوَ, صَلِّ صَلَاةً هُوِيَّةً عَلٰى مَنْ جَعَلْتَهُ هُوِيَّةَ اْلأَكْوَانِ وَسِرَّ رُوْحَانِــيَّـــتِــهَا سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ وَعَلٰى أٰلِهِ وَسَلِّمْ, وَاجْعَلْهُ هُوِيَّةً لِذَاتِى وَرُوْحًا لِرُوْحِى أَسْلَمُ بِهَا مِنْ مَوَارِدِ اْلأَشْقِيَاءِ وَأَنَالُ بِـهَا عَطَاءَ السُّعَدَآءِ.
Ya Allah, Duhai Dzat, Dia-lah Allah (sesembahan) yang tiada Tuhan selain Dia. Limpahkanlah
rahmat kepada kepada orang yang telah Engkau ciptakan yang menjadi identitas wujudnya dan rahasianya alam ruhani, junjungan kitanabi Muhammad saw, hamba-Mu, nabi-Mu, utusan-Mu dan limpahkanlah keselamatan kepada keluarhanya. Dan jadikanlah ia identitas pribadiku dan ruhnya 
.pada ruhku, hamba berserah diridari kecelakaan dan kebahagiaan melalui dirinya.


اَللّٰهُمَّ يَااللهُ صَلِّ صَلَاةً أُلُوْهِيَّةً وَسَلِّمْ سَلَامًا رُبُوْبِــيَّةً وَبَارِكْ بَرَكَةً خُصُوْصِيَّةً عَلٰى عَبْدِكَ الْهَادِىْ لِسُبُلِ الرَّشَادِكَ وَالْقَائِمُ بِشُكْرِ نَعْمَائِكَ سَيِّـدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلٰى أٰلِهِ مِثْلَ ذٰلِكَ, وَارْزُقْنَا اَللّٰهُمَّ هِدَايَةً مِنْ هِدَايَتِهِ وَسَلَامًا مِنْ رُبُوْبِـيَّــتِهِ وَبَارَكَةً مِنْ عُبُوْدِيَــتِهِ نَسْلَمُ بِـهَا مِنْ كُلِّ مَكْرُوْهٍ وَسُوْءٍ يَا رَبَّ الْعَالَـمِيْنَ.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat, dengan rahmat yang luhur, serta limpahkanlah keselamatan dengan keselamatan ketuhanan, limpahkanlah keberkahan dengan berkah yang khusus kepada hamba-Mu yang telah memberi petunjuk yang benar, seorang nabi yang berdiri tegak yang selalu bersyukur atas nikmat-nikmat-Mu, kepada junjungan kita nabi Muhammad bin Abdullah beserta keluarganya limpahan yang seperti itu pula. Dan limpahkanlah kepada kami rizki berupa hidayah dari hidayahnya dan keselamatan dari sifat ketuhanannya, serta keberkahan dari sifat penghambaannya. Kita pasrah melalui bacaan sholawat ini dari segala sesuatu yang kami benci dan yang bersifat jelek. Duhai Tuhan semesta alam. 


Wallahu Alam Bishowab.

Shalawat Asma'ul Husna

Shalawat Asma'ul Husna atau bisa disebut dengan Shalawat Yusriyah Asma'ul Husna atau Shalawat Yusriyah  Ala Khoiril Bariyah merupakan bagian atau lanjutan dari Shalawat Yusriyah yang ditulis oleh Syekh Yusri Rasyid Sayyid Jabar Al Hasani Al Asyhary sosok Imam dan juga Khatib di masjid Al Asyrof di Muqattham.

Sunday, November 17, 2019

Istighfar Imam Ahmad bin Idris

Imam Ahmad bin Idris, pendiri thariqah Al-Idrisiyah yang merupakan cabang dari thariqah as-Syadziliyah. Nasab beliau ialah Ahmad ibn Idris ibn Muhammad ibn Ali ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Abdullah ibn Ibrahim ibn Umar ibn Ahmad ibn Abdul Jabbar ibn Muhammad ibn Yamluh ibn Masyish ibn Abu Bakar ibn Ali ibn Hurmah ibn Isa ibn Salam ibn Marwan ibn Haidarah ibn Muhammad ibn Idris al Asghar ibn Idris al Akbar ibn Abdullah al Kamil ibn al Hasan al Muthanna ibn Sayyidina Hasan ibn Sayyidina Ali dan Fatimah al Zahra binti Muhammad Rasulullah .

Dalam kitab Abwabul Faraj, Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki menyebutkan bahwa Imam Ahmad bin Idris  lafadz acapkali membaca istighfar agung, salah satu di antaranya adalah:

أَسْتَغْفِرُ الله العَظِيْم الّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ غَفَّارُ الذُّنُوبِ ذُو الْجَــلاَلِ وَ الإِكْرَامِ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِمِنْ جَمِيْعِ المَعَاصِى كُلِّهَا وَ الذُّنُوبِ وَ الآثاَمِ وَمِنْ كُلِّ ذَنْبٍ أَذْنَبْتُهُ عَمْدًا وَخَطَأً, ظاهرا وباطنا قَوْلاً وَفِعْلاً فِى جَمِيْعِ حَرَكاَتِى وَسَكَنَاتِى وَخَطَرَاتِى وَأَنْفَاسِيى كُلِّهَا دَاِئمًا أَبَدًا سَرْمَدًا مِنَ الذَّنْبِ الَّذِىأَعْلَمُ مِنَ الذَّنْبِ الَّذِى لاَ أَعْلَم عَدَدَ مَا أَحَاطَ بِهِ الْعِلْمُ وَأَحْصَاهُ الكِتَابُ وَخَطَّهُ الْقَلَمُ وَعَدَدَ مَا أَوْجَدَتْهُ الُقْدرًةُ وَخَصَّصَتْهُ الإرَادَةُ وَمِدَادَ كَلِمَاتِ اللهِ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِ رَبِّنَا وَجَمَالِهِ وَكَمَالِهِ وَ كَمَا يُحِبُّ رَبّـُنَا وَيَرْضَى.

Wednesday, November 13, 2019

Sholawat 'Adzimiyah

Sholawat 'Adzimiyah adalah salah satu shalawat peninggalan dari Imam Ahmad bin Idris. Sholawat 'Adzimiyah sangat masyhur dikalangan para Habaib dan Muhibbin

Beberapa riwayat tentang Sholawat 'Adzimiyah
Sayyid Habib Al-Haddar Muhammad Al-Haddar mengatakan : 
" Barang siapa membaca shalawat Azhimiyyah 3 kali, maka dia akan mimpi bertemu Rasulullah ﷺ ".

Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki berkata : "
"Barang siapa membacanya sebanyak 7 kali sebelum waktu shubuh, maka ia dapat berguna untuk mimpi bertemu Rasulullah ﷺ". 

Kisah: Syekh Ahmad Ar Rifai & Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Disadur dari Kitab Al-Fawaid al-Mukhtarah (Yaman: Dar al-Ilmi wa ad-Da`wah, 2018) karya Habib Ali Hasan Baharun. Dalam kitab tersebut berisi tentang wejangan-wejangan dari para ulama, wali, habaib, dan termasuk kisah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam perjalanannya memperoleh gelar sulthanul auliya (raja dari seluruh para wali).

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mendapatkan maqam tertinggi dari Allah SWT berkat sikap rendah dirinya kepada seorang wali dan beliau diangkat menjadi raja dari seluruh para wali di muka bumi. Pada saat mengajar murid-muridnya, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pun berkata seperti apa yang dikatakan wali Al-Ghouts:
“Kakiku ini berada di atas lehernya seluruh para wali Allah”.

 Dan perkataannya didengar oleh seluruh wali di penjuru dunia, lalu mereka berikrar:
 “Sami`na wa atha`na”.

Shalawat Imam Ahmad bin Idris


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِنُورِ وَجْهِ الله الْعَظِيمِ الَّذِي مَلأَ أَرْكَانَ عَرْشِ الله الْعَظِيمِ وَقَامَتْ بِهِ عَوَالِمُ الله الْعَظِيمِ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ ذِي الْقَدْرِ الْعَظِيمِ وَعَلَى آلِ نَبِيِّ الله الْعَظِيمِ بِقَدْرِ ذَاتِ الله الْعَظِيمِ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَد مَا فِي عِلْمِ الله الْعَظِيمِ صَلاَةً دَائِمَةً بِدَوَامِ الله الْعَظِيمِ تَعْظِيماً لِحَقِّكَ يَا مَوْلاَنَا يَا مُحَمَّدُ يَا ذَا الْخُلُقِ الْعَظِيمِ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ مِثْلَ ذَلِكَ وَاجْمَعْ بَيْنِي وَبَيْنَهُ كَمَا جَمَعْتَ بَيْنَ الرُّوحِ وَالنَّفْسِ ظَاهِراً وَبَاطِناً يَقَظَةً وَمَنَاماً وَاجْعَلْهُ يَا رَبِّ رُوحاً لِذَاتِي مِنْ جَمِيعِ الْوُجُوهِ فِي الدُّنْيَا قَبْلَ الآخِرَةِ يَا عَظِيمُ


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى طَامَّةِ الْحَقَائِقِ الْكُبْرَى. سِرِّ الْخَلْوَةِ الإِلَهِيَّةِ لَيْلَةَ الإِسْرَاء. تَاجِ الْمَمْلَكَةِ الإِلَهِيَّةِ. يَنْبُوعِ الْحَقَائقِ الْوُجُودِيَّةِ. بَصَرِ الْوُجُودِ. وَسِرِّ بَصِيرَةِ الشُّهُودِ. حَقِّ الْحَقِيقَةِ الْعَيْنِيَّةِ. وَهُوِيَّةِ الْمَشَاهِدِ الْغَيْبِيَّةِ. تَفْصِيلِ الإِجْمَالِ الْكُلِّيِّ. الآيَةِ الْكُبْرَى فِي التَّجَلِّي وَالتَّدَلِّي. نَفَسِ الأَنْفَاسِ الرُّوحِيَّةِ. كُلِّيَّةِ الأَجْسَامِ الصُّورِيَّةِ. عَرْشِ الْعُرُوشِ الذَّاتِيَّةِ. صُورَةِ الْكَمَالاَتِ الرَّحْمَانِيَّةِ. لَوْحِ مَحْفُوظِ عِلْمِكَ الْمَخْزُونِ. وَسِرِّ كِتَابِكَ الْمَكْنُونِ. الَّذِي لاَ يَمَسُّهُ إِلاَّ الْمُطَهَّرُونَ. يَا فَاتِحَةَ الْمَوْجُودَاتِ. يَا جَامِعَ بَحْرَيِ الْحَقَائِقِ الأَزَلِيَّاتِ وَالأَبَدِيَّاتِ. يَا عَيْنَ جَمَالِ الاِخْتِرَاعَاتِ وَالاِنْفِعَالاَتِ. يَا نُقْطَةَ مَرْكَزِ جَمِيعِ التَّجَلِّيَاتِ. يَا عَيْنَ حَيَاةِ الْحُسْنِ الَّذِي طَارَتْ مِنْهُ رَشَاشَاتٌ. فَاقْتَسَمَتْهَا بِحُكْمِ الْمَشِيئَةِ الإِلَهِيَّةِ جَمِيعُ الْمُبْدِعَاتِ. يَا مَعْنَى كِتَابِ الْحُسْنِ الْمُطْلَقِ الَّذِي اعْتَكَفَتْ فِي حَضْرَتِهِ جَمِيعُ الْمَحَاسِنِ لِتَقْرَأَ حُرُوفَ حُسْنِهِ الْمُقَيَّدَاتِ. يَا مَنْ أَرْخَتْ حَقَائِقُ الْكَمَالِ كُلُّهَا بُرْقُعَ الْحِجَابِ دُونَ الْخَلْقِ وَأَجْمَعَتْ أَنْ لاَ تَنْظُرَ لِغَيْرِهِ إِلاَّ بِهِ مِنْ جَمِيعِ الْمُكَوَّنَاتِ. يَا مَصَبَّ يَنَابِيعِ ثَجَّاجِ الأَنْوَارِ السُّبْحَانِيَّاتِ الشَّعْشَعَانِيَّاتِ. يَا مَنْ تَعَشَّقَتْ بِكَمَالِهِ جَمِيعُ الْمَحَاسِنِ الإِلَهِيَّاتِ. يَا يَاقُوتَةَ الأَزَلِ يَا مَغْنَاطِيسَ الْكَمَالاَتِ. قَدْ أَيِسَتِ الْعُقُولُ وَالْفُهُومُ وَالأَلْسُنُ وَجَمِيعُ الإِدْرَاكَاتِ. أَنْ تَقْرَأَ رُقُومَ مَسْطُورِ كُنْهِيَّاتِكَ الْمُحَمَّدِيَّةِ أَوْ تَصِلَ إِلَى حَقِيقَةِ مَكْنُونَاتِ عُلُومِكَ اللَّدُنِّيَّاتِ. وَكَيْفَ لاَ يَا رَسُولَ الله وَمِنَ لَوْحِ مَحْفُوظِ كُنْهِكَ قَرَأَ الْمُقَرَّبُونَ كُلُّهُمْ حَقِيقَةَ التَّجَلِّيَاتِ. صَلَّى الله وَسَلَّمَ عَلَيْكَ يَا زَيْنَ الْبَرَايَا يَا مَنْ لَوْلاَ هُوَ لَمْ تَظْهَرْ لِلْعَالَمِ عَيْنٌ مِنَ الْخَفِيَّاتِ


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ نُورِكَ اللاَّمِعِ. وَمَظْهَرِ سِرِّكَ الْهَامِعِ. الَّذِي طَرَّزْتَ بِجَمَالِهِ الأَكْوَانَ. وَزَيَّنْتَ بِبَهْجَةِ جَلاَلِهِ الأَوَانَ. الَّذِي فَتَحْتَ ظُهُورَ عَالَمِ مِنْ نُورِ حَقِيقَتِهِ. وَخَتَمْتَ كَمَالَهُ بِأَسْرَارِ نُبُوَّتِهِ. فَظَهَرَتْ صُوَرُ الْحُسْنِِ مِنْ فَيْضِهِ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ. وَلَوْلاَ هُوَ مَا ظَهَرَتْ لِصُورَةٍ عَيْنٌ مِنَ الْعَدَمِ الرَّمِيمِ. الَّذِي مَا اسْتَغَاثَكَ بِهِ جَائِعٌ إِلاَّ شَبِعَ وَلاَ ظَمْآنٌ إِلاَّ رَوِيَ وَلاَ خَائِفٌ إِلاَّ أَمِنَ وَلاَ لَهْفَانٌ إِلاَّ أُغِيثَ وَإِنِّي لَهْفَانٌ مُسْتَغِيثُكَ أَسْتَمْطِرُ رَحْمَتَكَ الْوَاسِعَةَ مِنْ خَزَائِنِ جُودِكَ فَأَغِثْنِي يَا رَحْمَنُ يَا مَنْ إِذَا نَظَرَ بِعَيْنِ حِلْمِهِ وَعَفْوِهِ لَمْ يَظْهَرْ فِي جَنْبِ كِبْرِيَاءِ حِلْمِهِ وَعَظَمَةِ عَفْوِهِ ذَنْبٌ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ وَتَجَاوَزْ عَنِّي يَا كَرِيمُ


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى عَيْنِ بَحْرِ الْحَقَائِقِ الْوُجُودِيَّةِ الْمُطْلَقَةِ اللاَّهُوتِيَّةِ. وَمَنْبَعِ الرَّقَائِقِ اللَّطِيفَةِ الْمُقَيَّدَةِ النَّاسُوتِيَّةِ. صُورَةِ الْجَمَالِ. وَمَطْلَعِ الْجَلاَلِ. مَجْلَى الأُلُوهِيَّةِ. وَسِرِّ إِطْلاَقِ الأَحَدِيَّةِ. عَرْشِ اسْتِوَاءِ الذَّاتِ. وَجْهِ مَحَاسِنِ الصِّفَاتِ. مُزِيلِ بُرْقُعِ حِجَابِ ظُلُمَاتِ اللَّبْسِ بِطَلْعَةِ شَمْسِ حَقَائِقِ كُنْهِ ذَاتِهِ الأَنْفَسِ. عَنْ وَجْهِ تَجَلِّيَاتِ الْكَمَالِ الإِلَهِيِّ الأَقْدَسِ. كِتَابِ مَسطُورِ جَمْعِ أَحَدِيَّةِ الذَّاتِ الْحَقّ. فِي رَقِّ مَنْشُورِ تَجَلِّيَاتِ الشُّؤُونِ الإِلَهِيَّةِ الْمُسَمَّى كَثْرَةُ صُوَرِهَا بِالْخَلْقِ. جَانِبِ طُورِ الْحَقَائِقِ الرُّوحِيَّةِ الأَيْمَنِ الْمُكَلَّمِ مِنْهُ مُوسَى النَّفْسِ. بِأَنَا الله لاَ إِلَهِ إِلاَّ أَنَا فِي حَضْرَةِ الْقُدْس. يَا كَامِلَ الذَّاتِ يَا جَمِيلَ الصِّفَاتِ يَا مُنْتَهَى الْغَايَاتِ يَا نُورَ الْحَقِّ يَا سِرَاجَ الْعَوَالِمِ يَا مُحَمَّدُ يَا أَحْمَدُ يَا أَبَا الْقَاسِمِ جَلَّ كَمَالُكَ أَنْ يُعَبِّرَ عَنْهُ لِسَانٌ وَعَزَّ جَمَالُكَ أَنْ يَكُونَ مُدْرَكاً لإِنْسَانٍ. وَتَعَاظَمَ جَلاَلُكَ أَنْ يَخْطُرَ فِي جَنَانٍ. صَلَّى الله سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَيْكَ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ الله يَا مَجْلَى الْكَمَالاَتِ الإِلَهِيَّةِ الأَعْظَمِ


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سُلْطَانِ حَضَرَاتِ الذَّاتِ. مَالِكِ أَزِمَّةِ تَجَلِّيَاتِ الصِّفَاتِ. قُطْبِ رَحَى عَوَالِمِ الأُلُوِهِيَّةِ. كَثِيبِ الرُّؤْيَةِ يَوْمَ الزَّوْرِ الأَعْظَمِ فِي مَشَاهِدِكَ الْجِنَانِيَّةِ. جِبَالِ مَوْجِ بِحَارِ أَحَدِيَّةِ الذَّاتِ. طِلَّسْمِ كُنُوزِ الْمَعَارِفِ الإِلَهِيَّاتِ. سِدْرَةِ مُنْتَهَى الإِحَاطِيَّاتِ الْخَلْقِيَّاتِ الصِّفَاتِيَّاتِ. بَيْتِ مَعْمُورِ التجليات الْكُنْهِيَّاتِ الْذَّاتِيَّاتِ. سَقْفِ مَرْفُوعِ الْكَمَالاَتِ الأَسْمَائِيَّةِ بَحْرِ مَسْجُورِ الْعُلُومِ اللَّدُنِّيَّاتِ. حَوْضِ الأُلُوهِيَّةِ الأَعْظَمِ الْمُمِدِّ لِبِحَارِ أَمْوَاجِ صُوَرِ الْكَوْنِ الظَّاهِرَةِ مِنْ فُيُوضِ حَقَائِقِ أَنْفَاسِهِ قَلَمِ الْقُدْرَةِ الإِلَهِيَّةِ الْعُظْمَوِيَّةِ الْكَاتِبِ فِي لَوْحِ نَفْسِهِ مَا كَانَ وَمَا يَكُونُ مِنْ مَحَاسِنِ مُبْدَعَاتِ الْعَالَمِ وَتَقَلُّبَاتِهِ وَجَمَالِ كُلِّ صُورَةٍ إِلَهِيَّةِ وَسِرِّ حَقِيقَتِهَا غَيْباً وَشَهَادَةً. وَجَلاَلِ كُلِّ مَعْنًى كَمَالِيِّ بَدْأً وَإِعَادَةً. لِسَانِ الْعِلْمِ الإِلَهِيِّ الْمُطْلَقِ التَّالِي لِقُرْآنِ حَقَائِقِ حُسْنِ ذَاتِهِ. مِنْ كِتَابِ مَكْنُونِ غَيْبِ كُنْهِ صِفَاتِهِ. جَمْعِ الْجَمْعِ وَفَرْقِ الْفَرْقِ مِنْ حَيْثُ لاَ جَمْعَ وَلاَ فَرْقَ لاَ لِسَانَ لِمَخْلُوقٍ يَبْلُغُ الثَّنَاءَ عَلَيْكَ صَلَّى الله وَسَلَّمَ يَا سَيِّدَنَا يَا مَوْلاَنَا يَا مُحَمَّدٍ عَلَيْكَ


اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ عَدَدَ الأَعْدَاءِ كُلِّهَا مِنْ حَيْثُ انْتِهَاؤُهَا فِي عِلْمِكَ وَمِنْ حَيْثُ لاَ أَعْدَادَ مِنْا حَيْثُ إِحَاطَتُكَ بِمَا تَعْلَمُ لِنَفْسِكَ مِنْ غَيْرِ انْتِهَاءٍ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ