Wednesday, February 24, 2016

Basmallah dan Malaikat Zabaniah.


بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ

Kebanyakan dari kita sering menganggap Basmallah itu enteng, remeh dan bersikap acuh tak acuh terhadap basmallah. Bahkan sering kali dalam beraktivitas kita lewatkan tanpa mengawalinya dengan membaca basmalah. Entah itu ketika akan Makan, minum, keluar rumah, memulai pekerjaan-pekerjaan dan berbagai aktifitas lainnya tanpa mengucapkan basmalah. Jika diucapkannya pun seakan menjadi rutinitas saja tanpa memahami secara  mendalam akan maknanya.

Keadaan Umat Nabi Muhammad SAW Di Neraka

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Fatimah RA pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW:
"Duhai Rasulullah, apakah engkau tidak bertanya tentang ummatmu, bagaimana cara malaikat memasukkannya?"

Nabi Muhammad SAW menjawab: 
"Para malaikat memang menghalau mereka ke neraka tapi muka-muka mereka tidak menjadi hitam, mata-mata mereka tidak melotot, mulut-mulut mereka tidak dikunci dan mereka tidak digandengkan dengan setan, belenggu-belenggu dan rantai-rantai tidak diikatkan pada mereka".

Fatimah RA kemudian bertanya kembali: 
"Lalu bagaimana malaikat menuntun mereka?"

Nabi Muhammad SAW menjawab: 
"Adapun orang-orang lelaki dipegang jenggotnya, para wanita dipegang rambutnya. Mereka semua menjerit-jerit menyesali masa remaja mereka karena tidak digunakan untuk kebaikan"

Nabi Muhammad SAW lalu bercerita:
Sesampainya mereka di hadapan Malaikat Malik AS, karena merasa kagum Malaikat Malik AS bertanya kepada  Malaikat Zabaniyah:
"Siapakah mereka itu? Tidakkah sampai kepada kita orang-orang celaka, tetapi keadaan mereka betul-betul mengagumkan sebab muka-muka mereka tidak menjadi hitam, rantai-rantai dan belenggu-belenggu tidak mengenai lehernya"

Malaikat Zabaniyah menjawab: 
"Demikianlah kami diperintahkan untuk mendatangkan mereka dalam keadaan seperti itu.

Lalu Malaikat Zabaniah bertanya kepada mereka: 
"Wahai orang-orang yang sangat celaka, siapakah kalian?'"

Mereka menjawab:
 "Sesungguhnya kami ini adalah ummat Muhammad SAW".

Dalam riwayat lain disebutkan, sewaktu para Malaikat Zabaniah menuntun mereka, mereka memanggil-manggil:
 "Aduh Muhammad! Aduh Muhammad!'
Namun setelah tiba di hadapan Malaikat Malik AS, mereka menjadi lupa nama Nabi Muhammad SAW karena melihat bentuk fisik Malaikat Malik AS, lalu Malaikat Malik AS  bertanya kepada mereka:
"Siapakah kalian?"

Merekapun menjawab: 
"Kami adalah ummat yang kepada kami Allah SWT menurunkan Al-Qur'an dan yang berpuasa pada bulan Ramadhan"

Lalu Malaikat Malik AS berkata: 
"Al-Qur'an tidak diturunkan kecuali kepada Muhammad SAW"

Setelah mereka mendengar nama Nabi Muhammad SAW disebutkan maka merekapun berteriak dan berkata: 
"Kami inilah ummatnya".

Malaikat Malik AS : 
"Tahukah kalian  jika dalam Al-Qur'an itu diperintahkan untuk mencegah dari perbuatan keji dan mungkar?"

Merekapun berkata: 
"Wahai Malik, perkenankanlah kami untuk menangisi diri kami". 

Dan Malaikat Malik AS memperkenankannya, lalu menangislah mereka sejadi-jadinya dan mencucurkan air mata mereka. Sedikit pun tidak tersisa lagi air mata mereka sehingga mata mereka mengeluarkan darah. Maka berkatalah Malaikat Malik AS :
"Alangkah indahnya tangisan itu(sekiranya terjadi) di dunia, karena takut kepada Allah SWT, tentu kalian tidak dijilat api neraka."

Kemudian Malaikat Malik AS   memerintahkan kepada Malaikat Zabaniah dan berkata: 
"Wahai Zabaniyah hendaklah kamu semua melemparkan mereka ke dalam neraka."

Setelah mereka dilemparkan ke dalamnya mereka menjerit-jerit sambil mengucapkan: "Laa ilaaha illallah". 

Seketika itu juga api nerakapun tidak jadi menjilatnya. Malaikat Malik AS  memerintahkan kepada api neraka dan  berkata: 
''Wahai api ambillah mereka!'"

Api menjawab: 
"Bagaimana aku akan mengambil mereka sedangkan mereka membaca: "Laa ilaaha illallah".

Malaikat Malik AS balik menghardik:'
" Maka Dengan itulah Allah SWT pemilik Arsy Yang Maha Agung memerintahkan kalian!'

Maka terpaksa api nerakapun menjilati mereka. Dan diantara mereka ada yang terkena api hingga mengenai kedua telapak kakinya, sebagian lagi hanya sampai pusarnya dan sebagian lagi hanya sampai lehernya  Ketika api neraka sudah mendekati wajah mereka Malaikat Malik AS  memerintahkan: 
"Wahai api, janganlah kamu membakar wajah mereka sebab muka mereka pernah bersujud kepada Allah SWT. Jangan pula engkau membakar hari sebab hati adalah tempat tauhid, ma'rifat dan juga iman."

Tuesday, February 23, 2016

Dzikir Sunan Kalijaga

Dalam bertaqarrub (mendekatan diri kepada Allah SWT) Sunan Kalijaga (Raden Said) menggunakan dzikir sebagai sarananya. Dengan bacaan dzikir, Sunan Kalijaga meyakini akan memudahkan umat untuk lebih dekat dengan Allah SWT.

Berbagai macam bacaan dzikir telah Sunan Kalijaga  ajarkan kepada santrinya , begitupun cara berdzikirnya, mulai dzikir lisan, dzikir nafas , dzikir qolbu, dzikir ruh, dzikir perbuatan dan lain sebagainya.

Sunan Kalijaga seringkali  mengajarkan Dzikir kepada seseorang sesuai dengan tingkat ketaqwaan atau maqom orang tersebut, jadi wajar saja jika di masyarakat banyak yang mengaku bersumber dari ajaran Sunan Kalijaga, meskipun mereka berbeda baik dalam bacaan maupun caranya berdzikir.

Thursday, February 18, 2016

Allah SWT Tidak Perlu Dibela

Allah SWT berfirman:

Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.”( Q.S al-Isra:111)

Allah SWT memiliki sifat berdiri sendiri (Qiyamuhu Binafsihi). Artinya ialah bahwa Allah SWT berdiri sendiri dan tidak memerlukan pertolongan makhluk-Nya, dan mustahil bagi Allah SWT membutuhkan sesuatu kepada makhluk-Nya (Ikhtiyaaju Lighoirihi) karena Allah SWT Maha Kaya dan seluruh alam semesta ini adalah milik-Nya. Allah SWT berfirman; 

“… Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya)…” (Q.S. Muhammad 38).

Jika saja Allah SWT memerlukan pertolongan mahluk-Nya berarti Allah SWT menyerupai makhluk-Nya. 

Allah SWT berfirman:

“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan” (Q.S Al Fatihah 5).

“ Tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai Allah Ta’ala. Dialah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui” (Q.S.Asy-Syuro : 11 ).

Mustahil bagi Allah SWT serupa dengan makhluk-Nya. Jika Allah SWT serupa dengan makhluk-Nya, tentulah Allah SWT memiliki kelemahan dan tidak kuasa terhadap sesuatu. 

Padahal Allah SWT berfirman;
“Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (Q.S. al-Ikhlas 4).

“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih (Alam Semesta Bertasbih) kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). dan Dialah Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( Surat Al Hadiid : 1).

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah ash Shomad (Yang maha Penguasa lagi maha Sempurna dan tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu)”(Q.S Al Ikhlas 1-2).

Allah SWT yang maha kuasa lagi Maha Sempurna dan tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tidak memerlukan pertolongan mahluk-Nya.  Seandainya saja seluruh manusia itu kafir dan tidak beriman kepada-Nya, kesempuraan-Nya tidak akan berkurang sedikitpun. Begitu juga bila seluruh manusia itu beriman dan mengabdikan diri kepada-Nya, kesempurnaan-Nya tidak bertambah sedikitpun. Allah SWT tidak memerlukan ibadah atau apa saja dari makhluk-Nya. 

Allah SWT berfirman:
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji”. (Q.S Fathir:15)

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.(QS Al-Ankabut:6).

“Jika saja kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu”. QS Az-Zumar:7).

Pada hakekatnya ketika Allah SWT menciptakan makhluk-Nya, Allah telah memperlihatkan kebesarannya,dan tidak memilki hajat kepada makhluk-Nya. Sebaliknya kita sebagai makhluk-Nya lah yang pasti akan memiliki hajat dan memerlukan pertolongan dari Allah SWT setiap saat. Tanpa pertolongan Allah SWT pastinya kita sudah binasa.

Wednesday, February 17, 2016

Falsafah Kopi

Suatu waktu sekelompok alumni salah satu universitas yang telah mapan dan berhasil dalam karir masing-masing sepakat untuk berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua renta. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada curahan hati mereka tentang stress di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Untuk menghormati mereka sebagai tamunya professor menawari mereka kopi, lalu professor segera bergegas pergi ke dapur dan kembali dengan membawa sebuah nampan yang berisi teko yang besar berisi kopi dan cangkir dari berbagai jenis, dari mulai porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, bahkan beberapa diantaranya adalah gelas yang sangat mahal dan beberapa lainnya sangat menarik perhatian. Lalu professor meminta kepada mereka untuk memilih cangkir dan menuang sendiri kopinya.

Setelah mereka semua mengambil cangkir dan menuangkan kopinya untuk mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan : 

“Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja. Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami.”

Professor melanjutkan:
“Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain”.

Professor melanjutkannya lagi:
“Sekarang coba kalian perhatikan hal ini : Kehidupan itu bagaikan kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang telah Allah SWT sediakan bagi kita”.

Allah SWT telah menciptakan dan memasakan kopinya untuk kita, bukan cangkirnya. Jadi nikmatilah kopinya, bukan cangkirnya.

Sadarilah jika kehidupan kita itu lebih penting dibanding pekerjaan kita. Jika pekerjaan kita membatasi diri kita dan mengendalikan hidup kita, maka tentunya kita akan menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan. Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri kita sebagai manusia. Pastikanlah kepada diri kita untuk bersegera membuat tabungan kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan kita.


Wallahu A'lam Bishowab.

Friday, February 12, 2016

Malaikat Akan Selalu Beristighfar Kepada Orang Yang Minum Kopi

Dari Abah Guru Sekumpul pernah mengijazahkan ini, dari maqalah Al-Imam Al-Quthb Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Athos, dikitab As-Shufiyatu Fil Miizaan.


Beliau menukil keterangan dari gurunya Al-Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Athos, sungguh dia berkata : Sayyid Ahmad bin Ali Al-Qadimi bertemu dengan Rosulullah SAW dalam keadaan terjaga (yaqodzotan), dia berkata : 

“Wahai Rosulullah, aku ingin mendengarkan sebuah hadits darimu langsung, dengan tanpa perantara”.



Rasulullah SAW bersabda : 
"Aku akan mengajarkan kepadamu tiga hadits".