Wednesday, April 12, 2017

Amalan Untuk Khusnul Khotimah

Baik dan buruknya manusia itu tergantung di akhir hayatnya. Jika kita mati dalam keadaan membawa iman (husnul khotimah) maka surga akan menjadi tempatnya kelak. Namun, apabila kita mati dalam keadaan berlumuran dosa dan tanpa iman (su'ul khotimah) maka neraka akan menjadi tempatnya yang abadi. Naudzu billahi min dzalik. 

Abdullah bin Muthrif mengatakan:

ما من الله على عبد افضل من ان يميته على الاسلام.
"Tidak ada anugrah pemberian Allah SWT kepada seorang hamba yang lebih utama dan berharga melebih kematian dalam keadaan Islam".

Semua orang menginginkan meninggal dengan khusnul khotimah, meninggal dengan mambawa Iman dan Islam. Ada satu amal yang diajarkan oleh Alhabib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf Gresik untuk memperoleh khusnul khotimah.

Alhabib Abu Bakar Bin Muhammad Assegaf   bercerita: 
Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang sholeh dia adalah al-Qodhi Abdullah al-Baghdadiy . Dia berkata : 
Aku pernah melihat Rasulullah di dalam mimpi dan beliau terlihat pucat sekali lalu aku berkata kepada Rasulullah ﷺ : 
“Kenapa engkau wahai Rasulullah , wajah engkau pucat sekali ?” .

Lalu Rasulullah ﷺ bersabda : 
Di malam ini telah meninggal 1.500 orang dari ummat-KU, dua dari mereka meninggal dalam keadaan iman dan sisanya meninggal tanpa membawa iman (su’ul khotimah)”.

 Aku berkata lagi kepada Rasulullah ﷺ : 
“Lalu apa kiat-kiat dari engkau untuk orang-orang yang bermaksiat agar mereka meninggal dengan membawa iman?”.

Rasulullah ﷺ bersabda
“Ambilah kertas ini dan baca shalallahu a'laihi wa sallam, siapa orang membacanya dan membawanya lalu dia memindah dari satu tempat ke tempat yang lain ( menyebarkan dan mengajarkan ) maka termasuk dari golongan-Ku dan akan meninggal dalam keadaan membawa iman, akan tetapi siapa orang yang telah mendengarkannya dan dia tidak membacanya, tidak menyebarkannya maka dia lepas dari aku dan akupun lepas darinya.” 

Seketika itu aku langsung terbangun dari tidurku dan aku lihat kertas tersebut yang telah ada di genggamanku ternyata di dalamnya berisi tulisan yang penuh barokah , isi tersebut adalah :
بسم الله الرحمن الرحيم
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَوْجُودْ فِيْ كُلِّ زَمَانْ
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَعْبُودْ فِيْ كُلِّ مَكَانْ
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَذْكُورْ بِكُلِّ لِسَانْ
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَعْرُوفْ بِاْلاِحْسَانْ
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْن
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْأَمَانْ اَلْأَمَانْ مِنْ زَوَالِ الْاِيْمَانْ
وَمِنْ فِتْنَةِ الشَّيْطَانْ، يَا قَدِيْمَ الْاِحْسَانْ
كَمْ لَكَ عَلَيْنَا مِنْ إِحْسَانْ،
اِحْسَانُكَ الْقَدِيمْ ,يَا حَنَّانْ يَا مَنَّانْ،
يَا رَحِيمُ يَا رَحْمَانْ, يَا غَفُورُ يَا غَفَّارْ، اِغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا
وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينْ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.


Insya Allah kita dapat mengamalkanya.
Wallahu a’lam bishowab.

Tuesday, April 11, 2017

Amalan Agar Cepat Diberi Momongan.

Beberapa pasangan akan mulai merasakan sulitnya mendapatkan keturunan setelah mencoba beberapa kali dan tidak berhasil. Apalagi sudah melakukan tips-tips cepat hamil yang di sarankan. Tidak sedikit pertanyaan-pertanyaan mulai bermunculan.

Semisalnya:
“Kenapa sih saya susah hamil?”.

Atau:
“Bagaimana cara cepat hamil yang sudah terbukti?”.
Atau:
“Dia kok cepet banget hamilnya, padahal nikahnya baru kemaren…?” 
dan pertanyaan lain yang sejenis.

Jangan berkecil hati karena Insya Allah amalan berikut mungkin bisa diajadikan rujukan bagi pasangan yang ingin sekali diberikan momongan.

Pastikan istri telah bersih setelah selesai  haid. Pada hari pertama setelah istri bersih selesai dari haid. Pada malam harinya Shalat hajat 4 Rakaat  jam 12 malam tepat dan sebelum shalat mandi besar dan harus keramas terlebih dahulu.

Lalu buat air do’a:

  • Ambil Air putih secukupnya. Lalu bertawasul.
  • Baca surat Al Fatihah untuk Rasulullah  .
  • Baca surat Al Fatihah untuk kedua orang tua.
  • Baca surat Al Fatihah untuk wali songo
  • Baca surat Al Fatihah untuk sayyid muqoyim bin Haji Umar Annas.
  • Baca surat Al Fatihah untuk istri.
  • Baca 2 kalimat syahadat 3X.
  • Baca 2 sholawat 3X.
  • Lalu tiupkan ke air putih tersebut.
Lalu diminumkan air doanya buat istri sambil membaca takbir dan sholawat masing-masing 3x.

Amalan harian:

  • Baca dzikir yaa syakur 21X setiap ba’da Isya.
  • Lebih bagus lagi dibarengi dengan puasa neptu ataupun puasa sunnah.
Untuk melakukan hubungan intim dianjurkan untuk melakukanya di waktu-waktu Sunnah yaitu:

  • Pada Malam Senin, Malam kamis, Malam Jum’at.
  • Pantangannya adalah melakukanya di malam minggu, karena dikhawatirkan akan menjadi anak yang nakal.
Jika istri sudah bersih selesai dari haid bertepatan dengan Malam Senin, Malam kamis, Malam Jum’at. Maka dianjurkan untuk segera melakukan hubungan intim setelah minum air doa tersebut . 


Dalam melakukan amalan diatas sangat dianjurkan agar pasangan suami istri itu dalam keadaan rileks terbebas dari segala pikiran. Jangan terlalu sering melakukan hubungan intim karena untuk menjadikan momongan itu memerlukan proses dan dalam prosesnya memerlukan cairan yang cukup, jika terlalu sering maka cairan sperma akan menjadi lebih encer dan tidak memenuhi syarat untuk menjadikannya momongan. Jadi jangan sampai kita itu stress, ada perasaan gundah gulana dengan memikirkan kok sampai saat ini belum diberikan momongan. Pasrahkan semua kepada-Nya. Kita sebagai manusia hanya bisa berikhtiar dan Soal hasil biar Allah yang punya kuasa. Monongan itu adalah amanat.


Dalam sebuat hadist Qudsi dari Abu Hurairah رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه,  ia berkata : 

Rasulullah   bersabda : 
Allah  سبحانه و تعالى berfirman : 
"Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (H.R Bukhari).

Jadi jangan berpikiran macam-macam. Karena pikiran mendahului takdir. Oleh karenanya Bersangka baik selalu kepada Allah سبحانه و تعالى   Dan insya Allah akan indah pada waktunya. 



Wallahu A'lam Bishowab.

Thursday, April 6, 2017

Pengurus Masjid Itu Seorang Yang mulia.

Apakah pekerjaan atau jabatan yang paling tinggi dan paling mulia itu?.

Mengenai hal ini Menurut  Prof. H. Bambang Hartadi, Ph.D,MM, CPA Senior Eksekutif Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY):
“Jabatan atau pekerjaan yang paling mulia dan paling tinggi, adalah sebagai pengurus Masjid, bukan Rektor, Bupati, Gubernur atau bahkan Presiden. Karena Masjid merupakan Rumah Allah, maka mereka yang mengelola rumah Alloh pasti lebih mulia daripada yang lainnya”. 

Memakmurkan masjid sekaligus mengajak dan memudahkan orang lain beribadah kepada Allah, sungguh merupakan perbuatan yang sangat mulia. Dan semua pekerjaan dan jabatan memang bisa dijadikan sarana beribadah, namun pada kenyataannya tidak mudah. Sedangkan jabatan sebagai pengurus masjid yang notabene ‘reward’ nya adalah keridhoaan Allah, tentunya lebih mulia, karena membutuhkan  pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan lain sebagainya, hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk melayani hamba-hamba Allah yang hendak beribadah kepada Allah di rumah-Nya.

Dalam sutu riwayat disebutkan selama kurun waktu kurang lebih 20 tahun  ada seorang yang sangat sholeh telah menjadi pengurus masjid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Pada suatu waktu dimalam Jumat, Beliau tiba-tiba saja terbangun karena dikejutkan oleh riuh suara orang yang sangat banyak. Ketika beliau melihat keluar rumahya, ternyata suara tersebut berasal dari masjid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani bersamaan dengan adanya cahaya yang terang benderang dari dalam masjid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani , tanpa berpikir panjang lagi maka beliaupun segera bergegas untuk mengambil air wudhu dan bergegas pergi menuju ke masjid untuk mengikuti sholat berjamaah di masjid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, karena beliau mengira telah tertinggal sholat subuh secara berjamaah di masjid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.

Setelah setibanyanya di masjid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, beliaupun langsung ikut bergabung dalam jamaah sholat dan karena masjid telah penuh naka beliau menjadi masbuk di shaf paling belakang. Namun setelah beliau selesai melakukan sholat dan mengucapkan salam serta membaca dzikir dan tahmid, ternyata beliaupun baru menyadari, jika beliau itu hanyalah seorang diri yang berada di dalam masjid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, tidak ada orang lain yang mengerjakan sholat di dalam masjid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani kecuali beliau seorang diri. Suasana masjidpun masih tetap sama seperti malam-malam sebelumnya, masih sepi yang hanya dihiasi oleh cahaya lampu yang redup tidak terlalu terang. Pada saat itu beliaupun baru menyadari jika ternyata waktunya pada saat itu bukanlah waktu subuh yang beliau perkirakan, akan tetapi waktunya masih sepertiga malam yang akhir . Dengan hati yang penuh dengan tanda tanya kemudian beliaupun memutuskan untuk bergegas kembali ke rumahnya.

Keesokan harinya seperti biasanya, setiap ba'da sholat subuh berjamaah beliaupun mengikuti ziarah ke makam Quthbil-anfas Al-Habib Umar Bin Abdurrahman Al-Atthos sebagaimana lazimnya yang dilakukan setiap hari Jum'at. 

Ziarah ke makam Quthbil-anfas Al-Habib Umar Bin Abdurrahman Al-Atthos tersebut dipimpin oleh Al-Qutbh Al Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthos. Setelah selesai ziarah, Al-Qutbh Al-Habib Ahmad Bin Hasan Al-Atthos memegang tangan beliau dengan mengabarkan suatu bisyarah ( kabar gembira),  Al-Qutbh Al-Habib Ahmad Bin Hasan Al-Atthos lalu berkata: 
"Masya Allah, engkau telah diajak sholat berjamaah oleh para Wali yang dipimpin oleh Al Imam Al-Qutbh Rabbani Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani semalam, sebagai hadiah karena engkau telah mengurusi masjidnya dengan baik". 

Dalam riwayat lain diceritakan jika pengurus masjid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani yang sangat sholeh tersebut adalah Alhabib Muhammad Bin Hasan Al-Atthos yang merupakan ayah dari  Alhabib Umar Bin Hoed. Sedangkan istri beliau bernama Syarifah Nur binti Hasan Al Attas seorang wanita sholehah,

Wallahu A'lam Bishowab.

Keutamaan Bergaul Dengan Aulia Dan Orang Sholeh.

Disadur dari kitab Manhajus Sawiy Lil Faqih Al 'Allamah Al Habib Zain ibn Ibrahim ibn Sumaith.

و قال الشيخ الامام السيد عبد الله ابن علوي الحداد رضي الله 
عنه ونفعنا به: ما تظهر بركات الصالح على من صحبه الا بعد موته. والولي يكون اعتناؤه بقرابته والائذين به بعد موته اكثر من اعتناؤه بهم في حياته: لانه في حياته مشغول بالتكليف، وبعد موته طرح الله عنه الاعباء.

Al Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad mengatakan:
"Tidak akan tampak keberkahan seorang sholeh atas para sahabatnya melainkan setelah ia meninggal. Dan pertolongan seorang wali setelah mati, kepada kerabat dan orang-orang yang memohon pertolongannya, lebih banyak daripada ketika masih hidup. Karena, ketika masih hidup dia disibukkan dengan berbagai beban, sedangkan setelah mati, Allah menghilangkan segala beban darinya".

Syaikh Ali bin Hisamuddin Al Muttaqi, saat menjelang wafatnya, berkata kepada muridnya yang bernama Abdul Wahhab. Beliau berkata:
"Janganlah engkau bersedih. Kami adalah kaum yang suka menolong para murid setelah wafat sebagaimana menolong mereka ketika masih hidup, bahkan lebih banyak lagi."

وقال سيدنا الامام الشيخ علي بن ابو بكر السكران باعلوي نفع الله بهما في كتابه معارج الهداية: روي ان الشيخ الكبير محمد بن حسن البجلي رحمه الله تعالى ،قال: رايت رسول الله صلى الله عليه وسلم في المنام. فقلت ، يا رسول الله، اي الاعمال افضل؟ فقال: وقوفك بين يدي ولي لله كحلب شاة او كشي بيضة افضل من ان تعبد الله حتى تتقطع في العبادة اربا اربا. فقلت: يا رسول الله ،حيا كان او ميتا؟ فقال: حيا كان او ميتا.

Al Imam Asy Syaikh Ali bin Abu Bakar As Sakron Ba 'Alawi mengatakan di dalam kitabnya, Ma'arijul Hidayah:
Diriwayatkan bahwa seorang Syaikh besar, Muhammad bin Husain Al Bajaliy mengatakan:
 Aku pernah melihat Rasulullah di dalam mimpi, lalu aku bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah amal yang paling utama?".

Rasulullah  bersabda:
"Engkau berada di hadapan seorang Wali Allah (dengan mahabbah) meskipun hanya sekedar orang yang memerah susu kambing atau memanggang telur, adalah lebih utama daripada engkau beribadah hingga terpotong-potong". 

Lalu aku bertanya lagi, 
"Duhai Rasulullah, apakah wali yang masih hidup, atau yang telah wafat?" .

Rasulullah  bersabda:
"Baik yang masih hidup atau yang telah wafat ".

Wallahu A'lam bishowab.

Wednesday, April 5, 2017

Syaikh Al-Farazdaq Memuji Rasulullah.

Syaikh Al-Farazdaq, nama lengkapnya adalah Hammam bin Ghalib Abu Firas, (bahasa Arab: همام بن غالب ، ابو فراس) biasa dikenal sebagai al-Farazdaq (bahasa Arab: الفرزدق) (± 641 - ± 728-730) adalah seorang penyair Arab.

Syaikh Al-Farazdaq  lahir di Kadhima (sekarang Kuwait) dan tinggal di Basra. Syaikh Al-Farazdaq  adalah anggota Darim, salah satu divisi paling terhormat di Bani Tamim, dan ibu Beliau berasal dari suku Dabbah. Kakek Beliau Sa'sa' adalah seorang Badui terkenal, ayah Beliau Ghalib mengikuti cara hidup yang sama hingga Bashrah didirikan, dan terkenal akan kelemahlembutannya.

Syaikh Al-Farazdaq memiliki kebiasaan yang unik karena selalu terlihat asyik hanya untuk selalu memuji Rasulullah  dan  juga gemar  melakukan ibadah haji setiap tahunnya.

Suatu waktu,  ketika Syaikh Al-Farazdaq  sedang melakukan ibadah haji,  kemudian Syaikh Al-Farazdaq datang berziarah ke makam Rasulullah  dan membaca qasidah di makam Rasulullah . dan pada saat  yang bersamaan, tanpa disadari oleh Syaikh Al-Farazdaq, seseorang telah mendengarkan qasidah pujian untuk memuji Rasulullah  ﷺ yang dilantunkannya.

Setelah selesai membaca qasidah tersebut, orang itu bergegas menemui Syaikh Al-Farazdaq  dan mengajak Syaikh Al-Farazdaq untuk berkunjung kerumahnya dengan alasan untuk mengajak Syaikh Al-Farazdaq makan siang dirumahnya. Syaikh Al-Farazdaq pun menerima ajakan orang tersebut dengan senang hati dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.

Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Syaikh Al-Farazdaq dan berkata:
 “Sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan kubawa engkau ke sini untuk ku gunting lidahmu!”

Maka orang itu segera menarik lidah Syaikh Al-Farazdaq,  lalu mengguntingnya sambil berkata: 
“Ambillah potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!”.

Maka Syaikh Al-Farazdaq  bergegas pergi dengan menahan rasa sakit dan juga rasa sedih yang timbul karena tidak lagi dapat memuji Rasulullah . Kemudian Syaikh Al-Farazdaq datang ke makam Rasulullah . seraya berdoa: 
“Ya Allah jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya maka biarkan aku tidak lagi bolih berkata kata seumur hidupku, kerana aku tidak memerlukn lidah ini kecuali hanya untuk memujiMu dan memuji NabiMu. Namun jika Engkau dan NabiMu redha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula”.

Syaikh Al-Farazdaq pun menangis hingga Syaikh Al-Farazdaq tertidur dan dalam tidurnya Syaikh Al-Farazdaq bermimpi berjumpa dengan Rasulullah . yang besabda: 
“Aku suka mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu”.

Lalu Rasulullah . mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada tempatnya semula. Ketika Syaikh Al-Farazdaq terbangun dari tidurnya Syaikh Al-Farazdaq mendapati lidahnya telah kembali seperti sediakala, maka Syaikh Al-Farazdaqpun bertambah ghirahnya untuk selalu memuji Rasulullah .

Hingga di tahun selanjutnya Syaikh Al-Farazdaq datang lagi untuk berziarah ke makam Rasulullah . dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah . Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemui Syaikh Al-Farazdaq dan mengajak Syaikh Al-Farazdaq untuk makan siang di rumahnya.

Syaikh Al-Farazdaq masih teringat kejadian tahun yang lalu, namun Syaikh Al-Farazdaq tetap menerima ajakan tersebut sehingga Syaikh Al-Farazdaq dibawa ke rumah anak muda itu. Sesampainya di rumah anak muda itu, Syaikh Al-Farazdaq masih ingat dengan rumah itu, rumah dimana Syaikh Al-Farazdaq yang dulu pernah datangi, lalu lidah Syaikh Al-Farazdaq dipotong.

Dengan penuh rasa takdzim anak muda itu pun meminta Syaikh Al-Farazdaq untuk masuk kedalam rumahnya , setelah didalam rumahnya Syaikh Al-Farazdaq mendapati  seekor kera yang sangat besar dan kelihatan sangat ganas didalam sebuah kurungan besar terbuat dari besi , maka tanpa banyak basa basi anak muda itu lalu berkata: 
“Engkau lihat kera besar yang ada di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dahulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah سبحانه و تعالى mengubahnya menjadi seekor kera”.

Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu, sebagaimana firman Allah سبحانه و تعالى:

فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ ( الأعراف  

“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang, Kami katakan kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina”. (QS. al-A’raf ayat 166).

Kemudian anak muda itu berkata: 
“Jika ayahku tidak boleh sembuh maka lebih baik Allah matikan saja.”

Maka Syaikh Al-Farazdaq berdoa: 
“Ya Allah aku telah memaafkan orang itu dan tidak ada lagi dendam dan rasa benci kepadanya”.

Dan seketika itu pun Allah Swt. mematikan kera itu dan mengembalikannya pada wujud yang semula.

Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah سبحانه و تعالى. mencintai orang-orang yang suka memuji Rasulullah . Kerana pujian kepada Rasulullah . disebabkan oleh cinta dan banyak memuji kepada Rasulullah . bererti pula banyak mencintai Rasulullah .

Dan semakin banyak orang yang berdzikir, bersalawat dan memuji Rasulullah ., maka Allah  سبحانه و تعالى akan semakin menjauhkan kita, wilayah kita dan wilayah-wilayah sekitar dari musibah dan digantikan dengan curahan rahmat.

Yaa sayyidi... yaa Rasulullah ...

Wallahu A'lam Bishowab.

Tuesday, April 4, 2017

Wali Allah Itu Seorang Wanita.

Di negeri Yaman ada seorang wali wanita yang bernama Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi. Nama lengkap Beliau adalah  Sulthonah binti ‘Ali az-Zabidiah yang berasal dari keluarga az-Zabidi dan merupakan  bagian dari kabilah Bani Haritsah al-Kindiah. Ada juga riwayat lain yang mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari kabilah Bani Madzhji. Kabilah al-Kindiah ini adalah merupakan kaum badwi yang terkenal dengan senjata, kekuatan dan keberanian. Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi dilahirkan di perkampungan al-Urro,yaitu dataran yang membentang dari sebelah timur kampung Maryamah hingga ujung Hauthoh yang sekarang dikenal dengan nama Hautoh. Pekerjaan Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi hanya bersholawat kepada Rasulullah . Karena cintanya yang begitu besar kepada Rasulullah  .

Pada suatu waktu Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi mendengarkan sebuah suara ghaib, yang mengatakan bahwa jika saja Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi meminta apapun, pasti  akan dikabulkan. Namun karenanya Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi sebagai seorang ahli tasyawuf yang pastinya juga memiliki mursyid, oleh karenanya Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi tidak langsung mengucapkan permintaannya. Akan tetapi Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi lebih memilih untuk  menemui Mursyid Beliau dari keluarga Baqushair, dan menanyakan kepada Mursyid Beliau:

“Apakah ada di dunia ini ada maqam kewalian yang tidak ada lagi maqam sesudahnya??”.

Mursyid Beliau menjawab : 

“Ada, yaitu bertemu secara jaga dengan Rasulullah ”.

Singkat cerita, lalu Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi meminta agar dadipertemukan secara jaga dengan Rasulullah . Seketika itu juga Rasulullah ﷺ ada di hadapan Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi.

Setelah peristiwa ini semasa hidupnya,  banyak orang-orang yang titip salam kepada Rasulullah ﷺ melalui perantaan Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi, bahkan Rasulullah ﷺ juga titip menasihati kepada Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi untuk orang-orang sekitar Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi.

Bahkan Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi berani menjamin syurga bila orang-orang berziarah ke tempat beliau pada hari Senin akhir bulan, dikarenakan saat itu Rasulullah  hadir dit empat beliau.

Begitu tingginya maqam kewalian Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi, sehingga Beliau mengetahui maqam kewalian orang-orang disekitarnya, kecuali dua orang, yakni Habib Abdurrahman as-Syegaf bin Muhammad Mawla Dawilah  dan anak beliau Habib Abu Bakar as-Sakran. Dua orang Habib yang hidup sezaman dengan beliau.

Maqam Habib Abdurrahman as-Syegaf bin Muhammad Mawla Dawilah dan anak beliau Habib Abu Bakar as-Sakran tidak diketahui dan dijangkau oleh Syeikhah Sulthonah karena begitu tingginya.

Setiap kali Syeikhah Sulthonah mau mengejar maqam mereka, maka maqam mereka melesat begitu cepat dan jauhnya ke atas.

Kata Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi lagi, beliau sudah mengetahui siapa saja di antara wali-wali yang berkunjung kepada Beliau, kecuali 2 orang, yakni Habib Abdurrahman as-Syegaf bin Muhammad Mawla Dawilah dan  habib Abu Bakar as-Sakran, karena hanya mereka bwedua yang bisa langsung ada di hadapan Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi secara tiba-tiba tanpa diketahui oleh Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi.

Hanya saja, kata Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi, bila Habib Abu Bakar as-Sakran mau bertemu, ada suara ghaib dr langit yang mengatakan :

”Telah datang seorang sulthon anak seorang sulthon”. 

Ya, karena Habib Abu Bakar adalah seorang Sulthonul Awliya, dan ayah Beliau pun seorang sulthonul Awliya.

Demikianlah bagaimana maqam seorang auliya yang bertemu secara langsung dengan Rasulullah. Begitu tingginya dan begitu mulianya.

Bagaimana  dengan para sahabat Rasulullah  (r.anhum ajmaiin), mereka bertemu secara langsung dengan Rasulullah  dengan kondisi rasulullah   masih hidup, sedangkan para wali sesudahnya bertemu dengan rasulullah  yang sudah mangkat.

Sungguh bertemu dengan rasulullah  secara jaga melebihi nikmat syurga sekalipun. Para sahabat sudah mendapatkan syurga firdaus sebelum memasukinya.

Rasulullah telah bersabda:

"Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku! Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku! Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, seandainya seseorang menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka ia tidak akan dapat menandingi satu mud atau setengahnya dari apa yang telah diinfakkan para sahabatku.’” ( HR. Muslim ).

Alangkah ruginya orang-orang yang berakhlak buruk kepada para sahabat Rasulullah  .

Wallahu A'lam Bishowab.

Sunday, April 2, 2017

Nasehat Para Wali Allah

Jangan pernah meremehkan suatu kebaikan, karena bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya, bukan karena panjang shalat malamnya tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda.
Sebagaimana di dalam suatu Riwayat Rasulullah ﷺbersabda:



« لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ».



“Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya)bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum".(HR. Muslim).

Al-Imam Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:


رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ



“Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya. Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya”.

Berikut ini ada beberapa Nasehat 
lainnya dari Para Wali Allah :

  • Jika engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah ia, barangkali itulah hal yang menjadi penyebab ampunan bagimu di akherat.
  • Jika engkau menjumpai batu kecil di jalan yang bisa menggangu jalannya kaum muslimin, maka singkirkanlah segera, barangkali itulah hal yang menjadi penyebab dimudahkannya jalanmu menuju syurga.
  • Jika engkau menjumpai anak ayam terpisah dari induknya, maka tangkaplah ia dan susulkanlah ia dengan induknya, semoga itulah hal yang menjadi penyebab Allah mengumpulkan dirimu dan keluargamu di surga.
  • Jika engkau melihat seorang tua yang membutuhkan tumpangan, maka antarkanlah ia, barangkali itu mejadi sebab kelapangan rezekimu di dunia.
  • Jika engkau bukanlah seorang yang mengusai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba' ta' kepada anak2 mu, setidaknya itu menjadi amal jariyah untukmu..yang tak akan terputus pahalanya meski engkau berada di alam kuburmu.
  • Jika engkau tidak bisa berbuat kebaikan sama sekali, maka tahanlah tangan dan lisanmu dari menyakiti, setidaknya itu menjadi sedekah untuk dirimu..
Hakekatnya dari untaian nasehat diatas aadalah kita harus selalu positif thingking, Insya Allah karena hal inilah yang akan membawa kita selalu dalam rahmat dan keridhoan-Nya.


Wallahu A'lam bishowab.

"Ketika Sayyidatina Fatimah Az-Zahra Wafat"

Disaat Sayyidina Ali bin Abi Thalib رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه memasukkan jenazah istri tercintanya, Sayyidatina Fatimah Az-Zahra رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه (Penghulu seluruh Wanita Muslim di dunia) ke liang lahat, beliau menangis terisak-isak sehingga putranya Sayyidina Hasan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه berkata :
"Duhai ayahku, gerangan apakah yang telah membuat dirimu menangis sedemikian rupa ?"


Sayyidina Ali bin Abi Thalib رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  menjawab :
"Duhai  Hasan putraku, aku teringat pesan kakekmu Rasulullah , beliau bersabda :
"Kelak jika putriku Fatimah telah tiada wahai Ali, maka akulah yang akan pertama kali menerima jasadnya diliang lahat".

Sayyidina Ali bin Abi Thalib رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه lalu menambahkan:
"Dan demi Allah wahai Hasan putraku, aku melihat tangan kakekmu Rasulullah menerima jasad ibumu Fatimah. Aku melihat kakekmu Rasulullah  menciumi wajah ibumu Fatimah".


Sayyidina Ali bin Abi Thalib رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه berkata :
"Duhai Rasulullah , kini aku kembalikan amanah yang telah engkau berikan kepadaku.
Aku kembalikan belahan jiwamu, yang dimana setiap engkau rindu akan surga, engkau cium wajah suci putrimu Fatimah Az-Zahra رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه .


"Ya Allah , Kumpulkan kami Bersama Keluarga  Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya kelak di Hari Kiamat Nanti".
Aamiin Allahumma aamiin.........

Wallahu A'lam bishowab.