Friday, April 29, 2016

Bantahan Tentang Orang Tua Rasulullah ﷺ di Neraka.

Tulisan ini hanya untuk Meluruskan Fitnah Kubro mengenai pandangan orang-orang yang mengaku muslim tentang Orang Tua Rasulullah ﷺ di Neraka. 

Redaksi hadist sebagai berikut:

"Dari Anas, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Wahai Rasulullah, di manakah tempat ayahku (yang telah meninggal) sekarang berada?” Beliau menjawab, “Di neraka.” Ketika orang tersebut menyingkir, maka beliau memanggilnya lalu berkata, “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka.”



Ali Zainal Abidin Quotes.

“Barang siapa memiliki jiwa yang mulia, maka dunia akan hina dalam pandangannya”.


“Sangat berbahaya bagi seseorang ketika ia tidak melihat dunia sebagai suatu bahaya bagi dirinya”.

“Jauhilah berkata bohong, baik untuk hal sepele maupun untuk hal yang besar, baik serius maupun bergurau. Karena seseorang jika ia telah berani berbohong untuk hal-hal kecil, ia akan berani untuk berbohong untuk hal yang besar”.

“Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan seorang pembohong, karena ia akan mendekatkan kepadamu suatu yang jauh dan menjauhkan dalam pandanganmu sesuatu yang dekat. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang fasik, karena ia akan memperjual-belikanmu dengan sesuap nasi atau lebih sedikit dari itu. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang kikir, karena ia akan meninggalkanmu ketika engkau merasa membutuhkan bantuannya. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang tolol, karena –menurut kata hatinya– ia ingin membantumu, akan tetapi malahan ia melakukan sesuatu yang membahayakanmu. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang memutus tali silaturahmi, karena aku melihatnya terlaknat di dalam kitab Allah”.

“Sesungguhnya pengetahuan dan kesempurnaan agama seorang muslim (dapat dilihat ketika) ia meninggalkan setiap ucapan yang tidak penting, jarang berdebat, sabar dan berakhlak yang terpuji”.


“Wahai anak Adam, kebaikan akan selalu bersamamu selama engkau memiliki penasihat dari dalam dirimu, mengintrospeksi diri, rasa takut (kepada Allah) menjadi syiarmu dan bertindak hati-hati menjadi bagian dari hidupmu. Wahai anak Adam, engkau akan mati, dibangkitkan dan disidang di hadapan Allah azza wa jalla. Oleh karena itu, persiapkanlah jawaban untuk-Nya”.

“Seorang mukmin ketika berdoa akan mendapatkan salah satu dari tiga hal ini: doa itu akan disimpan untuknya di akhirat, dikabulkan saat itu juga atau satu bala` yang akan menimpanya dijauhkan darinya”.

“Tiga hal yang dapat menyelamatkan seorang mukmin: menutup mulut untuk tidak mengghibah orang lain, menyibukkan diri dengan segala sesuatu yang bermanfaat bagi akhirat dan dunianya, dan banyak menangis karena mengenang kesalahan-kesalahannya”.

“Barang siapa yang rindu kepada surga, ia akan bergegas mengerjakan kebajikan dan mengekang hawa nafsunya, dan barang siapa yang takut siksa neraka, ia akan bergegas untuk bertaubat kepada Allah dari dosa-dosanya dan tidak mengerjakan kembali hal-hal yang haram”.

“Seorang mukmin yang melihat wajah saudara seimannya karena ia mencintainya adalah ibadah”.

“Sesuatu yang paling disukai oleh Allah setelah mengenal-Nya adalah menjaga perut dan kemaluan, dan sesuatu yang paling dicintainya adalah doa seorang hamba kepada-Nya”.

“Jika seseorang mencelamu dari sebelah kananmu, lalu ia berpindah mencela dari samping kirimu, kemudian ia meminta maaf kepadamu, maka terimalah permintaan maafnya”.

“Hak Allah yang paling besar adalah hendaknya engkau menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan selain-Nya. Jika engkau telah melaksanakannya dengan penuh ikhlas, Dia telah berjanji kepada diri-Nya untuk mencukupi segala urusan dunia dan akhiratmu serta menjaga segala yang kau cintai”.

“Hak seorang ayah adalah hendaknya engkau tahu bahwa ia adalah asal-muasalmu dan engkau adalah cabangnya (baca : keturunannya). Jika ia tidak ada, niscaya engkau pun tidak akan pernah ada. Oleh karena itu, jika engkau melihat dalam dirimu sesuatu yang membuatmu bahagia, ketahuilah bahwa ayahmu adalah asal nikmat tersebut, bersyukurlah kepada Allah dan berterima kasihlah kepada ayahmu karena itu”.

“Dahulukanlah menaati Allah dan orang-orang yang diwajibkan oleh-Nya untuk menaati mereka atas segala urusan”.

“Hak ibumu adalah hendaknya engkau tahu bahwa ia telah mengandungmu, memberimu makan dari buah hatinya ketika tidak seorang pun siap untuk melakukan hal itu, dan menjagamu dengan telinga, mata, tangan, kaki, rambut, kulit dan seluruh anggota badannya. Ia melakukan itu semua dengan penuh bahagia, gembira, dan rela menanggung segala derita dan susah-payah yang ada di dalamnya sehingga engkau lahir di dunia. Ia rela engkau kenyang meskipun ia sendiri kelaparan, engkau berpakaian meskipun ia sendiri telanjang, engkau tidak kehausan meskipun ia sendiri menahan dahaga, dan engkau bernaung meskipun ia sendiri kepanasan. Ia rela menyediakan kehidupan berlimpah nikmat bagimu dengan segala kesusahan yang dideritanya dan menidurkanmu meskipun ia harus berjaga sepanjang malam. Perutnya adalah tempat wujudmu, buiannya adalah tempatmu bermanja-manja, susunya adalah penebus dahagamu, dan jiwanya adalah tempat kamu berlindung. Ia rela menahan panas dan dinginnya dunia demi kamu dan untukmu. Dengan demikian, bersyukurlah kepadanya atas semua itu, dan engkau tidak akan dapat melakukan itu kecuali dengan pertolongan dan taufik dari Allah”.

“Jika seluruh manusia mengetahui keistimewaan yang tersembunyi di balik mencari ilmu, niscaya mereka akan mencarinya meskipun dengan mencurahkan darah dan menantang ombak”.


“Duduk bersama orang-orang saleh akan mengajak kepada kebajikan dan tata krama ulama dapat menambah akal”.

“Dosa-dosa yang menghambat terkabulnya doa adalah jeleknya niat, kotornya hati, bersikap munafik terhadap saudara seiman, tidak yakin dengan diterimanya doa, mengakhirkan shalat wajib hingga waktunya habis, tidak mendekatkan diri kepada Allah dengan perbuatan baik dan sedekah, mencela dan mempergunakan kata-kata yang tidak senonoh dalam ucapan”.

“Sangatlah aneh seseorang yang beramal untuk dunia yang fana ini dan tidak memperdulikan dunia yang kekal”.

“Barang siapa yang menuduh orang lain dengan aib yang dimilikinya, maka ia akan dituduh dengan aib yang tidak pernah dimilikinya”.

“Para wali Allah tidak pernah melelahkan diri di dunia untuk kepentingan dunia. Akan tetapi, mereka melakukan itu untuk kepentingan akhirat”.

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tamak, kemarahan, kedengkian, … dan kebejatan memimpin atas orang-orang yang berada di bawah wilayah kami”.

“Hati-hatilah, jangan bersahabat dengan orang-orang yang berlumuran maksiat, jangan membantu orang-orang zalim, dan jangan mendekati orang-orang fasik. Hati-hatilah akan fitnah mereka dan menjauhlah dari mereka”.

“Ketahuilah bahwa barang siapa yang menentang wali-wali Allah, memeluk selain agama-Nya dan ingin pendapatnya selalu diikuti, bukan perintah wali-Nya, maka ia akan masuk ke dalam neraka yang membara”.

“Takutlah kepada Allah karena kekuasaan-Nya atas dirimu dan malulah kepada-Nya karena ia dekat darimu”.

“Setiap sesuatu memiliki buah, dan buah untuk telinga adalah ucapan yang baik”.

“Tidak mengganggu orang lain dapat dilakukan dengan meninggalkan ucapan yang tidak senonoh. Cegahlah ucapanmu dengan diam, karena setiap ucapan memiliki intonasi beraneka ragam yang membahayakan. Oleh karena itu, waspadalah terhadap orang yang tolol”.

“Kunci yang terbaik bagi setiap urusan adalah kejujuran, dan amalan penutup yang terbaik baginya adalah menepati janji”.

“Jauhilah hibah, karena ghibah adalah makanan anjing neraka”.

“Orang yang mulia akan bahagia dengan derma yang diberikannya dan orang yang hina akan berbangga dengan hartanya”

“Barang siapa yang memberi pakaian kepada seorang mukmin, maka Allah akan memberikan kepadanya pakaian dari surga”.

“Di antara akhlak seorang mukmin adalah ia akan berinfak sesuai dengan kadar kemiskinannya, memperbanyak (infak) sesuai kekayaan yang dimilikinya, memahami orang lain dan mengucapkan salam terlebih dahulu kepadanya”.

“Sesungguhnya aku tidak suka seseorang selalu nyaman hidup di dunia dan tidak pernah ditimpa satu musibah pun”.

“Pahala kebaikan yang paling cepat diberikan adalah berbuat kebajikan dan azab yang paling cepat tiba adalah bertindak lalim”.

“Sesungguhnya doa dapat mencegah bala` meskipun bala` itu sudah ditentukan dengan pasti, dan doa dapat mencegah bala`, baik yang sudah turun maupun belum turun”.

Imam Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib.

Monday, April 25, 2016

Mati Menurut Syech Siti Jenar.

Syech Siti Jenar telah membabarkan kematian yang terpilih ketika Kanjeng Sunan Kalijaga bertanya pada para wali di salah satu surau disekitar kediaman Sunan ampel, Para wali yang hadir diantaranya adalah Kanjeng Sunan Bonang, Kanjeng Sunan Giri, Syekh siti jenar, Kanjeng Sunan Kalijaga, dan Maulana Malik Ibrahim (Kanjeng Sunan Ampel) mengenai :

"Apakah kematian terpilih itu, lantas apakah setelah kita dapat melalui kematian terpilih, kemana tujuan akhirnya?".

Syech Siti Jenar lalu membabarkannya didepan para wali tentang kematian terpilih sebagai berikut:

Gagasan adanya badan halus itu mematikan kehendak manusia. Di manakah adanya Hyang Sukma, kecuali hanya diri pribadi. Kelilingilah cakrawala dunia, membubunglah ke langit yang tinggi, selamilah dalam bumi sampai lapisan ke tujuh, tiada ditemukan wujud yang mulia.

Syukur kalau aku sampai tiba di dalam kehidupan yang sejati. Dalam alam kematian ini aku kaya akan dosa. Siang malam hamba berdekatan dengan api neraka. Sakit dan sehat aku temukan di dunia ini. Lain halnya apabila aku sudah lepas dari alam kematian. Aku akan hidup sempurna, langgeng tiada ini dan itu.

Menduakan kerja bukan watakku. Siapa yang mau mati dalam alam kematian orang kaya akan dosa. Balik lagi jika aku hidup yang tak kekal ajal, akan langeng hidupku, tidak perlu ini dan itu. Akan tetapi aku disuruh untuk memilih hidup atau mati saya tidak sudi. Sekalipun aku hidup, biar aku sendiri yang menentukan.

Betapa banyak nikmat hidup manfaatnya mati. Kenikmatan ini dijumpai dalam mati, mati yang sempurna teramat indah, manusia sejati adalah yang sudah meraih ilmu. Tiada dia mati, hidup selamanya, menyebutnya mati berarti syirik, lantaran tak tersentuh lahat, hanya beralih tempatlah dia memboyong kratonnya.


Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kesucian Allah. Disebut Imannya Kematian.


Kenikmatan mati tak dapat dihitung ….tersasar, tersesat, lagi terjerumus, menjadikan kecemasan, menyusahkan dalam patihnya, justru bagi ilmu orang remeh…..

Kematian ada dalam hidup, hidup ada dalam mati. Kematian adalah hidup selamanya yang tidak mati, kembali ke tujuan dan hidup langgeng selamanya, dalam hidup ini adalah ada surga dan neraka yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Jika manusia masuk surga berarti ia senang, bila manusia bingung, kalut, risih, muak, dan menderita berarti ia masuk neraka. Maka kenikmatan mati tak dapat dihitung.

Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, tulang, dan sumsum busa rusak dan bagaimana cara kita memperbaikinya. Biarpun bersembahyang seribu kali setiap barinya akhirnya mati juga. Meskipun badan kita ditutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan bentuknya seperti Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang dagingnya, hamba rasa tidak dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan tidak akan membentuk dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.


Di dunia ini kita merupakan mayat-mayat yang cepat juga akan menjadi rusak dan bercampur tanah. Ketahuilah juga bahwa apa yang dinamakan kawulo-gusti tidak berkaitan dengan seorang manusia biasa seperti yang lain-lain. Kawulo dan Gusti itu sudah ada dalam diriku, siang dan malam tidak dapat memisahkan diriku dari mereka. Tetapi hanya untuk saat ini nama kawula-gusti itu belaku, yakni selama saya mati. Nanti kalau saya sudah hidup lagi, gusti dan kawulo lenyap, yang tinggal hanya hidupku sendiri, ketentraman langgeng dalam Anda sendiri. Bial kamu belum menyadari kata-kataku, maka dengan tepat dapat dikatakan bahwa kamu masih terbenam dalam masa kematian. Di sini memang terdapat banyak hihuran macam warna. Lebih banyak lagi hal-hal yang menimbulkan hawa nafsu. Tetapi kau tidak melihat, bahwa itu hanya akibat panca indera. Itu hanya impian yang sama sekali tidak mengandung kebenaran dan sebentar lagi akan cepat lenyap. Gilalah orng yang terikat padanya. Saya tidak merasa tertarik, tak sudi tersesat dalam kerajaan kematian, satu-satunya yang ku usahakan ualah kembali kepada kehidupan


Bukan kehendak, bukan pula angan-angan,  ingatan, pikir ataupub niat, hawa nafsupun bukan, bukan juga kekosongan atau kehampaan, penampilanku bagai mayat baru, andai menjadi gusti jasadku dapat busuk bercampur debu, nafsu terhembus ke segala penjuru dunia, tanah, api, air kembali sebagai asalnya, yaitu kembali menjadi baru.

Di dunia manusia pasti mati. Siang malam manusia berpikir dalam alam kematian, mengharap-harap akan permulaan hidupnya. Hal ini mengherankan sekali. Tetapi sesungguhnya manusia di dunia ini dalam alam kematian, sebab di dunia ini banyak neraka yang dialami. Kesengsaraan, panas, dingin, kebingungan, kekacauan, dan kehidupan manusia dalam alam yang nyata.


Aku merindukan hidup aku yang  dahulu, tatkala aku masih suci tiada terbayangkan, tiada kenal arah, tiada kenal tempat, tiada tahu hitam, merah, putih, hijau, biru dan kuning. Kapankah saya kembali ke kehidupan saya yang dulu? Kelahiranku di dunia alam kematian itu demikian susah payahnya karena saya memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat baru.

Kelahiranku di dunia kematian itu demikian susah payahnya karena saya memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat baru.

Keinginan baru, kodrat, irodat, samak, basar dan ’aliman. Betul-betul terasa amat berat di alam kematian ini. Panca pranawa kudus, yaitu lima penerangan suci, semua sifat saya, baik yang dalam maupun yang luar, tidak ada yang saya semuanya iti berwujud najis, kotor dan akan menjadi racun. Beraneka ragam terdapat tersebut dalam alam kematian ini. Di dunia kematian, manusia terikat oleh panca indera, menggunakan keinginan hidup, yang dua puluh sifatnya, sehingga saya hampir tergila-gila dalam kematian ini.

Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, sungsum, bisa merusak dan bagaimana cara anda memperbaikinya. Biarpun bersembahyang seribu kali tiap harinya akhirnya mati juga. Meskipun badan anda, anda tutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan bentuknya seperti Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang dagingnya, saya rasa tidak dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan tidak akan membentuk dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.

Mayat-mayat berkeliaran kemana-mana, ke Utara dan ke Timur, mencari makan dan sandang yang bagus dan permata serta perhiasan yang berkilauan, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah mayat-mayat belaka. Yang naik kenderaan, dokar atau bendi itu juga mayat, meskipun seringkali ia berwatak keji terhadap sesamanya.


Di alam kematian ada surga dan neraka, dijumpai untung serta sial. Keadaan di dunia seperti ini menurut Syekh Siti Jenar, sesuai dengan dalil Samarakandi ”al mayit pikruhi fayajitu kabilahu” artinya Sesungguhnya orang yang mati, menemukan jiwa raga dan memperoleh pahala surga serta neraka.

Di alam kematian terdapat surga dan neraka, yakni bertemu dengan kebahagian dan kecelakaan, dipenuhi oleh hamparan keduniawian. Ini cocok dengan dalil Samarakandi analmayit pikutri, wayajidu katibahu. Sesungguhnya orang mati itu akan mendapatkan raga bangkainya, terkena pahala surga serta neraka.

Untuk keadaan kematian saya sebut akhirat, hanyalah bentuk dari bergantinya keadaan saja. Adapun sesungguhnya mati itu juga kiamat. Kiamat itu perkumpulan, mati itu roh, jadi semua roh itu kalau sudah menjadi satu hanya tinggal kesempurnaannya saja.

Moksanya roh aku sebut mati, karena dari roh itu terwujud keberadaan Dzat semua, letaknya kesempurnaan roh itu adalah musnahnya Dzat. Akan tetapi bagi penerapan ma’rifat hanya yang waspada dan tepat yang bisa menerapkan aturannya. Disamping semua itu, sesungguhnya semuanya juga hanya akan kembali kepada asalnya masing-masing.


Manusia hidup dalam alam dunia ini hanya menghadapi dua masalah yang saling berpasangan, yaitu baik buruk berpasangan dengan kamu, hidup berjodoh dengan mati, Tuhan berhadapan dengan hambanya.

Orang hidup tiada merasakan ajal, orang berbuat baik tiada merasakan berbuat buruk dan jiwa luhur tiada bertempat tinggal. Demikianlah pengetahuan yang bijaksana, yang meliputi cakrawala kehidupan, yang tiada berusaha mencari kemuliaan kematian, hidup terserah kehendak masing-masing.

Akhirat di dunia ini tempatnya. Hidup dan matipun hanya didunia ini. Orang mati tidak akan merasakan sakit, yang merasakan sakit itu hidup yang masih mandiri dalam raga. Apabila jiwaku telah melakukan tugasnya, maka dia akan kembali ke alam aning anung, alam yang tentram bahagia, aman damai dan abadi. Oleh karena itu aku tidak takut akan bahaya apapun.

Karena aku di dunia ini mati, luar dalam aku yang sekarang ini, yang di dalam hidupku besok, yang di luar kematianku sekarang.

Cermin batin itu bukanlah cermin yang dipakai orang-orang biasa. Cermin ini sangat istemewa, karena mendekati kenyataan. Bila kau mengetahui badan yang sejati itulah yang dinamakan kematian terpilih.

Mati raga orang-orang ulama yang mengundurkan diri di dalam kesunyian hutan ialah hanya memperhatikan yang satu itu tanpa membiarkan pandangan mereka menyinpang. Mereka tidak menghiraukan kesukaran tempat tinggal mereka hanya Dialah yang melindungi badan hidup mereka yang diperlihatkan. Tak ada sesuatu yang lain yang mereka pandang, hanya Sang Penciptalah yang mereka perhatikan.

Wallahu Alam Bishowab.

Sunday, April 24, 2016

Syech Siti Jenar Tidak Pernah Dieksekusi Wali Songo

Tulisan ini hanya untuk Meluruskan Fitnah Kubro mengenai pandangan orang-orang tentang kisah kematian Syech Siti Jenar yang telah dieksekusi Wali Songo. Apakah benar jika Syech Siti Jenar itu telah dieksekusi Wali Songo?. Dan mana versi yang benar mengenai kisah kematian Syech Siti Jenar hanya Allah yang maha mengetahui. 

Banyak versi yang kita temui menceritakan tentang kematian Syech Siti Jenar menunjukkan bahwa tokoh Syech Siti Jenar memang sangat kontroversional. Berbagai literatur yang ada tidak dapat memastikan keberadaannya dan proses kematiannya, disebabkan oleh banyak faktor dan kepentingan yang mengitarinya. 

Walaupun demikian, sejumlah besar keterangan yang mengisahkan tentang keberadaannya dan memerlihatkan ajarannya yang selalu dipertentangkan dengan paham para Wali, namun sekaligus tidak jarang membuat para Wali itu sendiri “kagum” dan “mengakui” kebenaran ajarannya. Tentu saja, “pengakuan” dan “kekaguman” itu tidak pernah diperlihatkan secara eksplisit karena akan mengurangi “keagungan” mereka, disamping kurang objektifnya penulisan serat dan babad tanah Jawa, yang terkait dengan Syech Siti Jenar. 

Kita bisa lihat  dalam berbagai Serat dan Babad tersebut, akhir dari kisah Syech Siti Jenar selalu dihiasi dengan usaha-usaha intrik politik para Wali. Bisa jadi hal ini memang dilakukan oleh para ulama penjilat kekuasaan dan bukan para wali ataupun oleh murid-murid generasi penerus para ulama yang tidak menyukai ajaran Syech Siti Jenar, atau para penulis kisah yang juga memiliki kepentingan tersendiri terkait dengan motif politik, ideologi, keyakinan, dan ajaran keagamaan yang dianutnya. 

Dalam sebuah riwayat mengenai versi lain kematian Syech Siti Jenar disebutkan bahwa terdapat dua orang aktor utama, yang memiliki nama asli yang berdekatan dengan nama kecil Syech Siti Jenar, San Ali (San Ali Anshar al-Isfahani dari Persia, ) yang merupakan teman seperguruan dengan Syech Siti Jenar di Baghdad. Namun ia menyimpan dendam pribadi kepada Syech Siti Jenar karena keilmuan dan kerohanian yang dimiliki oleh Syech Siti Jenar.  Dan  adalah Hasan Ali, yang merupakan nama Islam dari  Pangeran Anggaraksa, anak Rsi Bungsi yang sangatberambisi menguasai Cirebon, namun kemudian diusir dari Keraton, karena kedurhakaan kepada Rsi Bungsi dan pemberontakannya kepada Cirebon. Ia menaruh dendam kepada Syech Siti Jenar yang telah berhasil menjadi seorang Imam besar dan guru utama di Giri Amparan Jati. 



Suatu ketika saat usia Syech siti Jenar sudah udzur, kedua aktor ini bekerja sama saling membahu untuk berkeliling ke berbagai pelosok tanah Jawa, ke tempat-tempat yang penduduknya menyatakan diri sebagai pengikut Syech Siti Jenar, padahal mereka belum pernah bertemu dengan Syech Siti Jenar. Sehingga masyarakat tersebut kurang mengenal sosok asli Syech Siti Jenar. Pada tempat-tempat seperti itulah, dua tokoh pemalsu ajaran Syech Siti Jenar memainkan perannya, mengajarkan berbagai ajaran mistik, bahkan klenik perdukunan yang menggeser ajaran tauhid Islam. 



Hasan Ali mengaku dirinya sebagai Syech Lemah Abang, dan San Ali Anshar mengaku dirinya sebagai Syech Siti Jenar. Hasan Ali beroperasi di Jawa bagian Barat, sementara San Ali Anshar di Jawa Bagian Timur. Kedua aktor ini sebenarnya yang dihukum mati oleh para Wali Songo, karena sudah melancarkan berbagai fitnah keji terhadap Syech Siti Jenar sebagai guru dan anggota Wali Songo. 



Dikarenakan  silang sengkarut kemiripan nama itulah, maka dalam berbagai Serat dan babad di tanah Jawa, cerita tentang Syech Siti Jenar menjadi simpang siur. Namun pada aspek yang lain, ranah politik juga ikut memberikan andil pendiskreditan nama Syech Siti Jenar. Karena naiknya Raden Fatah ke tampuk kekuasaan Kesultanan Demak, diwarnai dengan intrik perebutan tahta kekuasaan Majapahit yang sudah runtuh, sehingga segala intrik bisa terjadi dan menjadi “halal” untuk dilakukan, termasuk dengan mempolitisasi ajaran Syech Siti Jenar yang memiliki dukungan massa banyak, namun tidak menggabungkan diri dalam ranah kekuasaan Raden Fatah. 


Kisah kematian Syech Siti Jenar dapat juga dikaitkan dengan kekuasaan Sultan Trenggono, sebagaimana tercatat dalam berbagai fakta sejarah, naiknya Sultan Trenggono sebagai penguasa tunggal Kesultanan Demak, adalah dengan cara berbagai tipu muslihat dan pertumpahan darah. Karena sebenarnya yang berhak menjadi Sultan adalah Pangeran Suronyoto, yang dikenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda Ing Lepen, kakak laki-laki Sultan Trenggono yang seharusnya menggantikan Adipati Unus. “Seda Ing Lepen” artinya meninggal di sungai. 

Sebenarnya Pangeran Suronyoto tidak meninggal di sungai, namun dibunuh oleh orang-orang suruhan Pangeran Trenggono, baru setelah terbunuh, mayatnya dibuang ke sungai (Daryanto, 2009: 215-278). Kematian kakaknya tersebut diduga atas strategi Sultan Trenggono. Sultan Trenggono sendiri, pada mulanya tidaklah begitu disukai oleh para adipati dan kebanyakan masyarakat, karena sifatnya yang ambisius, yang dibingkai dalam sikap yang lembut. 

Salah satu tokoh penentang utama naiknya Trenggono sebagai Sultan adalah Pangeran Panggung di Bojong, yang merupakan salah satu murid utama Syech Siti Jenar. Demikian pula masyarakat Pengging yang sejak kekuasaan Raden Fatah belum mau tunduk pada Demak. Banyak masyarakat yang sudah tercerahkan kemudian kurang menyukai Sultan Trenggono. Mungkin oleh karena faktor inilah, maka Sultan Trenggono dan para ulama yang mendekatinya kemudian memusuhi pengikut Syech Siti Jenar. Maka kemudian dihembuskan kabar bahwa Syech Siti Jenar dihukum mati oleh Dewan Wali Songo di masjid Demak, dan mayatnya berubah menjadi anjing kudisan, dan dimakamkan di bawah mihrab pengimaman masjid. Suatu hal yang sangat mustahil terjadi dalam konteks hukum Islam, namun tentu dianggap sebagai sebuah kebenaran atas nama karomah bagi masyarakat awam. 

Keberadaan para ulama “penjilat” penguasa, yang untuk memenuhi ambisi duniawinya bersedia mengadakan fitnah terhadap sesama ulama, dan untuk selalu dekat dengan penguasa bahkan bersedia menyatakan bahwa suatu ajaran kebenaran sebagai sebuah kesesatan dan makar, karena menabrak kepentingan penguasa itu sebenarnya sudah digambarkan oleh para ulama. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ “Ulum al-Din menyebutkan sebagai al-‘ulama’ al-su’ (ulama yang jelek dan kotor). Sementara ketika Sunan Kalijaga melihat tingkah laku para ulama pada zaman Demak, yang terkait dengan bobroknya moral dan akhlak penguasa, disamping fitnah keji yang ditujukan kepada sesama ulama, namun beda pendapat dan kepentingan, maka Sunan Kalijaga membuatkan deskripsi secara halus. Sesuai dengan profesinya dalam budaya, utamanya sebagai dalang, Sunan Kalijaga menggambarkan kelakuan para ulama yang ambisi politik dan memiliki karakter jelek sebagai tokoh Sang Yamadipati (Dewa Pencabut Nyawa) dan Pendeta Durna (ulama yang bermuka dua, munafik). 

Kedua tokoh tersebut dalam serial pewayangan model Sunan Kalijaga digambarkan sebagai ulama yang memakai pakaian kebesaran ulama; memakai surban, destar, jubah, sepatu, biji tasbih dan pedang. Pemberian karakter seperti itu adalah salah satu cara Sunan Kalijaga dalam mencatatkan sejarah bangsanya, yang terhina dan teraniaya akibat tindakan para ulama jahat yang mengkhianati citra keulamaannya, dengan menjadikan diri sebagai Sang Yamadipati, mencabut nyawa manusia yang dianggapnya berbeda pandangan dengan dirinya atau dengan penguasa di mana sang ulama mengabdikan dirinya. Hal tersebut merupakan cara Sunan Kalijaga melukiskan suasana batin bangsanya yang sudah mencitrakan pakaian keulamaan, dalil-dalil keagamaan sebagai atribut Sang Pencabut Nyawa. Atas nama agama, atas nama pembelaan terhadap Tuhan, dan karena dalil-dalil mentah, maka aliran serta pendapat yang berbeda harus dibungkus habis. 

Gambaran pendeta Durna adalah wujud dari rasa muak Sunan Kalijaga terhadap para ulama yang menjilat kepada kekuasaan, bahkan aktivitasnya digunakan untuk semata-mata membela kepentingan politik dan kekuasaan, menggunakan dalil keagamaan hanya untuk kepentingan dan keuntungan pribadi dengan mencelakakan banyak orang sebagai tumbalnya. Citra diri ulama yang ‘tukang’ hasut, penyebar fitnah, penggunjing, dan pengadu domba. Itulah yang dituangkan oleh Sunan Kalijaga dalam sosok Pendeta Durna. 


Wallahu Alam Bishowab.

Sumber : Ternyata Syekh Siti Jenar Tidak Dieksekusi Wali Songo.  K.H. Muhammad Sholikhin. Erlangga. Boyolali: 2008.

Sunan Kalijaga Bertanya Syech Siti Jenar Menjawab.

Diriwayatkan  pada suatu malam selepas ba'da Sholat isya' berkumpulah para wali di salah satu surau disekitar kediaman Sunan ampel, Para wali yang hadir diantaranya adalah Kanjeng  Sunan Bonang, Kanjeng Sunan Giri, Syekh siti jenar, Kanjeng Sunan Kalijaga, dan  Maulana Malik Ibrahim (Kanjeng Sunan Ampel) yang tengah duduk santai. Lalu Kanjeng Sunan kalijaga bertanya kepada  para wali  sebuah pertanyaan yg selama ini mengusik kalbunya.

Kanjeng Sunan Kalijaga lalu berkata :
"Mohon ampun sebelumnya pada semua Bopo guru sekalian, karena ingsun bermaksud untuk bertanya kepada kanjeng sekalian, akan sesuatu yg sangat demikian rumit dalam kalbu ingsun yang selama ini hamba belum juga menemukan jawabannya".

Lalu Kanjeng Sunan Ampel bertanya: 
"Ananda Kalijaga, apakah gerangan yang akan ananda tanyakan itu, sampai-sampai kalbu ananda bisa terusik karenanya? Insya Allah atas Rahmat dan Ridho-Nya diantara kami ada yang mampu untuk menjawabnya".

Kanjeng Sunan Kalijaga bertanya : 
"Mohon ampun beribu ampun Bopo guru semuanya, adapun pertanyaan yg demikian mengusik kalbu ingsun ialah : "apakah kematian terpilih itu menurut Bopo Guru yg semuanya hadir, lantas apakah setelah kita dapat melalui kematian terpilih, kemana tujuan akhir nya?".

Kanjeng Sunan Ampel lalu berkata:
"Subhanallah. La qoula quata illa billah, demikian dalam pertanyaan Adimas Kalijaga, kiranya apakah yg hadir di sini mau menjelaskan apa yg jd ganjalan Kholbu dari Ananda kali jaga, semoga ada yg mampu menjawabnya,. dan ingsunpun belum dapat menjelaskan karena ingsun sendiri belumlah menguasainya,. barang kali ada yg dapat membantu menjawab nya,. monggo ingsun persilahkan dg segala hormat".

Suasana di dalam surau mendadak menjadi hening setelah Sunan Ampel mempersilahkan kepada wali yang hadir untuk menjawab pertanyaan dari Kanjeng Sunan Kalijaga. Lalu dalam suasana yang penuh dengan kehenigan akhirnya Syech Siti Jenarpun ikut Angkat bicara.

Syech Siti Jenar berkata: 
"Sekiranya para kanjeng sunan yang hadir di sini tidak keberatan dan tiada juga mengurangi rasa hormat  ingsun kepada para kanjeng sunan sekalian  InsyaAllah  ingsun dapat jelaskan maksud dan jawaban atas pertanyaan Adimas kali jaga, agar tiada lagi ganjalan dalam kholbunya sertasenantiasa memuji kebesaran Sang hyang manon".

Kanjeng Sunan Ampel lalu berkata:
"Oh,. Ananda siti jenar, tiadalah kami akan terhina jika ananda Siti Jenar mau membabarkannya kepada kami semua tentang ilmu yg belum kami ketahui, kira nya Sang hyang manon merahmati ananda siti jenar akan ilmu yg demikian dalam ini bagi kami. Monggo silahkan ananda Siti Jenar, kami akan dengan seksama menyimak ilmu yg anada ketahui tersebut".

Syech Siti Jenar lalu menjawab pertanyaan Kanjeng Sunan Kalijaga : 
"Cermin batin itu bukanlah cermin yang dipakai orang-orang biasa. Cermin ini sangat istemewa, karena mendekati kenyataan. Bila kita mengetahui badan yang sejati itulah yang dinamakan kematian terpilih".

Kemudian pada saat itu pula Syekh siti jenar mengurai satu demi satu tentang kematian terpilih yang ditanyakan oleh Kanjeng Sunan kalijaga, dan semua yg hadir menyimak dengan penuh hormat akan keilmuan yang telah di sampaikan oleh Syekh siti jenar, hingga mejelang sholat subuh. 

Waalahu Alam Bishowab.

Friday, April 22, 2016

Nur Muhamad dan Para Nabi

Disadur dari  Kitab Maulid Diba dalam sebuah riwayat pada suatu waktu terjadi dialog antara Malaikat dengan Allah SWT. 

Malaikatpun bertanya kepada Allah SWT:
"Adakah nur itu pada  Adam?".

Allah SWT menjawab: 
"Dengan nur ini, Aku anugerahkan kepada Adam martabat yang tinggi".

Malaikat bertanya lagi kepada Allah SWT:
"Adakah nur itu pada Nuh?".


Allah SWT menjawab: 
"Dengan nur ini  Nuh dapat selamat dari tenggelam dan binasalah orang-orang yang memungkirinya dari ahli keluarga dan kerabatnya".

Lalu Malaikat bertanya lagi:
"Adakah nur ini pada Ibrahim?".

Allah SWT menjawab: 
"Dengan nur ini Ibrahim sanggup menyampaikan hujjahnya dengan mengalahkan para penyembah berhala dan bintang-bintang".

Lalu Malaikat kembali bertanya:
"Adakah nur ini pada Musa?".

Allah SWT menjawab: 
"Musa itu adalah saudaranya, tetapi nur ini adalah kekasih-Ku dan Musa adalah penerima firman-Ku dan yang berbicara dengan-Ku".

Lalu Malaikatpun bertanya lagi:
"Adakah nur ini pada  Isa?".

Allah SWT menjawab: 
"Dengan nur ini  Isa membawa kabar akan kelahiran nur ini diantara dengan kenabiannya dalam jarak waktu sangat dekat, bagaikan mata dengan alis".

Dan  Malaikatpun bertanya lagi:
"Lantas siapakah kekasih mulia yang telah Engkau hiasi dengan hiasan ketenteraman, Engkau telah berikan mahkota dari mahkota kewibawaan dan kemegahan dan Engkau kibarkan bendera kepemimpinan diatasnya?".

Allah SWT menjawab: 

"Dialah seorang nabi (Nabi Muhamad SAW) yang telah aku pilih dari keturunan Luay bin Ghalib.Yang ayah dan ibunya telah meninggal dunia, kemudian diasuh oleh kakeknya, kemudian oleh pamannya yaitu saudara kandung ayahnya yang bernama Abu Thalib".


Ya Allah tetapkanlah limpahan rahmat dan salam serta keberkahan kepada Nabi Muhammad SAW.

Wallahu Alam Bishowab.

Thursday, April 21, 2016

WiFi Dan Cara Mengucapkannya.

Menurut kamus wikipedia.org Wi-Fi atau WiFi adalah sebuah teknologi yang memungkinkan perangkat elektronik untuk terhubung ke jaringan nirkabel LAN (WLAN), biasanya menggunakan band 2,4 gigahertz (12 cm) pada jaringan UHF dan band 5 gigahertz (6cm) pada jaringan SHF ISM radio. Sebuah wiFi pada jaringan WLAN biasanya akan dilindungi oleh password atau bisa juga menjadi jaringan terbuka, yang memungkinkan perangkat dalam jangkauan untuk mengakses sumber daya dari jaringan WLAN.

Wi-Fi Aliance mendefinisikan Wi-Fi sebagai salah satu produk WLAN berdasarkan Institute of Electrical and Electronics Engineers '(IEEE) 802.11 standar. [1] Namun, istilah "Wi-Fi" adalah digunakan dalam bahasa Inggris umum sebagai sinonim untuk jaringan "WLAN" karena kebanyakan WLAN modern didasarkan pada standar tersebut. "Wi-Fi" adalah merek dagang dari Wi-Fi Alliance. The "Wi-Fi Certified" merek dagang hanya dapat digunakan oleh produk Wi-Fi yang pengujian sertifikasi interoperabilitas Wi-Fi Alliance berhasil lengkap.

Friday, April 15, 2016

Sholawat 70 Ribu Malaikat


Kisah  ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA. Disuatu pagi Rasulullah SAW bersama dengan para sahabatnya Anas bin Malik RA lihat satu keanehan. Bagaimana tidak, matahari tampak demikian redup serta kurang bersinar seperti biasanya. Tak lama kemudian Rasulullah SAW dihampiri oleh Malaikat Jibril. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril AS: 

“Wahai Jibril, kenapa Matahari pagi ini terbit dalam kondisi redup? Walau sebenarnya tidak mendung? ”.

Malaikat Jibril AS menjawab: 
“Ya Rasulullah, Matahari ini terlihat redup lantaran begitu banyak sayap beberapa malaikat yang menghalanginya”. 

Rasulullah SAW bertanya lagi  kepada Malaikat Jibril AS : 
“Wahai Jibril, berapakah jumlah Malaikat yang menghambat matahari sekarang ini? ”. 

Malaikat Jibril AS menjawab: 
“Ya Rasulullah, 70 ribu Malaikat”. 

Rasulullah SAW bertanya lagi: 
“Apa kiranya yang jadikan Malaikat menutupi Matahari? ” 

Lalu Malaikat Jibril AS menjawab : 
“Ketahuilah wahai Rasulullah, sebenarnya Allah SWT telah mengutus 70 ribu Malaikat agar membacakan shalawat pada satu diantara umatmu. ” 

Lalu Rasulullah SAW bertanya lagi  kepada Malaikat Jibril AS :
“Siapakah dia, wahai Jibril? ” 

Lalu Malaikat Jibril AS menjawab : 
“Dialah Muawiyah…!!! ”. 

Rasulullah SAW bertanya lagi  kepada Malaikat Jibril AS :: 
“Apa yang sudah dikerjakan oleh Muawiyah sampai saat ia meninggal peroleh kemuliaan yang demikian menakjubkan ini?".

Malaikat Jibril AS menjawab : 
“Ketahuilah wahai Rasulullah, sesungguhnya Muawiyah itu semasa hidupnya banyak membaca Surat Al-Ikhlas di waktu malam, siang, pagi, waktu duduk, waktu jalan, saat berdiri, bahkan dalam setiap kondisi senantiasa membaca Surat Al-Ikhlas” .

Malaikat Jibril AS lalu meneruskan perkataannya : 
“Dari amalan tersebut Allah SWT mengutus beberapa 70 ribu malaikat untuk membacakan shalawat pada umatmu yang bernama Muawiyah itu. ” SubhanAllah.. Walhamdulillah.. Wala ilaha illallah.. Wallahu akbar". 

Rasulullah SAW lalu bersabda : 
”Apakah seseorang di antara kalian tidak dapat untuk membaca sepertiga Al-Qur’an dalam semalam?".

Para sahabatpun bertanya:
 “Bagaimana mungkin saja kami dapat membaca sepertiga dari Al-Qur’an? ” 

Lantas Rasulullah SAW bersabda, 
“Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an. ” (H.R. Muslim no. 1922).

Wallahu Alam Bishowab.


Hasan Al Basri Quotes

  • Aku tahu hidup orang lain begitu nikmat, karena mereka hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah.
  • Aku tahu kehidupan teman-temanku tiada berduka dan bersedih. Karena teman-temanku hanyalah orang-orang yang pandai menutupinya dengan bersyukur.
  • Aku tahu hidup saudaraku terlihat tenang tanpa ujian. Karena saudaraku begitu menikmati  dan menghayati badai yang datang dalam kehidupannya.
  • Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna. Karena sahabatku bisa berbahagia dengan merasa cukup apa adanya.
  • Aku melihat hidup tetanggaku beruntung, karena tetanggaku cuma tunduk dan hanya bergantung kepada Allah Ta'ala.
  • Aku tahu setiap hari aku belajar untuk memahami dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui. Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmat-Nya.
  • Aku tahu bahwa di belahan dunia yang lain masih banyak orang yang belum tentu seberuntung aku dengan apa yang aku miliki saat ini. karena Allahu Rabbi tak akan pernah mengurangi ketetapanNya. dan hanya aku lah yang telah mengkufuri nikmat-Nya.
  • Aku Tahu dan aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain. karena hanya aku yang tidak tahu dimana rezekiku.
  • Aku tahu  rezekiku tahu dimana diriku..Dari lautan yang biru, bumi dan gunung. Karena  Allah Ta'ala telah memerintahkannya menuju kepada diriku.
  • Aku tahu Allah Ta'ala menjamin rezekiku, sejak aku masih dalam kandungan ibuku. Sungguhlah keliru jika menilai rezeki itu  buah karya dari tawakkal dan ikhtiar. 
  • Aku tahu sesungguhnya ikhtiar itu adalah ibadah, sedang rezeki itu urusan-Nya Dan melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan besarku.
  • Aku Tahu Manusia akan selalu membanting tulang, demi angka dan simpanan, yang mungkin esok akan ditinggal mati. Karena manusia lupa bahwa hakekat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya.
  • Aku Tahu rezeki itu tak selalu terletak pada pekerjaanku, tetapi  Allah telah menaruh sekehendak-Nya. Seperti ketika bolak balik 7x di shafa dan marwa, tapi air zamzam justru muncul dari kaki sang bayi, Ismail a.s.
  • Aku tahu Ikhtiar itu perbuatan..Rezeki itu adalah kejutan.
  • Aku tahu tiap-tiap rezeki akan ditanya kelak. "Darimana dan digunakan untuk apa". Karenanya rezeki hanyalah "hak pakai", bukan "hak milik". Halalnya dihisab, Haramnya diazab. Karenanya aku tidak boleh merasa iri dengan rezeki orang lain. Bila aku iri pada rezeki orang, maka seharusnya aku juga iri pada takdir kematiannya....
  • Aku tahu rezeki ku tidak akan diambil orang lain, karena itu hatiku selalu tenang.
  • Aku tahu amal ku tidak akan dikerjakan orang lain, karena itulah aku sibuk beramal soleh. 
  • Aku tahu Allah  Ta’ala selalu memerhatikanku, karena itulah aku malu jika Allah melihat ku sedang dalam maksiat.
  • Dan aku tahu kematian itu sudah menunggu ku, karena itulah aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuan ku dengan Allah.
Wallahu Bi Showab.

Saturday, April 9, 2016

Gempa Bumi dan Serba-Serbinya

Menurut Kamus wikipedia.org Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

Dan gempa bumi merupakan bencana yang sering ada di indonesia. Kerusakan atau efek yang ditimbulkan sangatlah besar, seperti hancurnya bangunan dan infrastrukturyang sering menimbulkan korban jiwa. Tak hanya itu, gempa bumi juga menimbulkan efek negatif trehadap psikis korbannya. (Biasanya Akan timbul trauma-trauma akan datangnya gempa lagi ataupun negatif thingking masa depan mereka nantinya)

Bicara mengenai gempa bumi, mari kita coba untuk mengupas tentang serba-serbi tentang sebagai berikut:
  • Gempa bumi dahsyat berskala besar dengan izin dan kuasa-Nya hanya terjadi pada saat kita telah terjaga, misalnya pada siang hari atau di saat pergantian waktu antara malam ke siang hari atau sebaliknya, siang hari ke malam hari. Kurang lebih antara jam 05.00 s/d 08.00 dipagi hari atau 04:00s/d19:00 disore hari.  Gempa bumi dahsyat tidak terjadi pada saat orang sedang terlelap dalam tidur misalnya saat-saat antara jam 20.00 s/d 03.00 malam. Inilah salah satu tanda kebesaran dan kasih-sayang Allah SWT kepada kita. Jadi dapat dikatakan bahwa Gempa bumi dahsyat berskala besar Insya Allah akan tidak terjadi pada saat kita sedang terlelap tidur. Allah SWT berfirman: "...apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi” [Al-A’raaf : 97-99]
  • Gempa bumi tidak akan terjadi pada saat daratan terjadi bencana alam (Gempa bumi juga tidak terjadi pada saat, banjir, hujan lebat dan badai) . Karena musibah bencana alam biasanya tidak terjadi bersamaan, namun bergantian antara bencana yang satu dengan bencana lainnya.
  • Gempa bumi tektonik terjadi di saat musim kering, atau musim kemarau. Sebaliknya musim penghujan sangat jarang terjadi gempa bumi. Kecuali gempa vulkanik dari gunung berapi.
  • Setelah terjadi gempa dahsyat berskala besar , biasanya akan segera turun hujan sangat lebat pada malam harinya. Kejadian ini bisanya berlangsung hingga 3 kali/hari berturut-turut setiap malam hari. Setelah gempa besar, apabila tidak terjadi hujan di malam harinya, hendaknya ekstra hati-hati karena akan terjadi gempa susulan yang lebih besar. Apabia pasca gempa tektonik yang besar tidak terjadi hujan, hendaknya ekstra hati-hati terhadap gempa susulan yang kemungkinan besar akan terjadi.
  • Beberapa minggu dan hari sebelum terjadi gempa besar, biasanya akan muncul awan hitam mulai dari siang hingga sore hari. Kemunculannya hanya sekali dua kali/hari, setelah itu lenyap dengan sendirinya. Ciri-ciri awan hitam tersebut seolah bagaikan mendung tetapi tidak menghasilkan hujan, warnanya hitam keabu-abuan bergumpal, tetapi rata menutupi seluruh ruang pandang di langit. Awan hitam itu seolah jaraknya dengan bumi terasa sangat rendah/dekat. Tidak ada angin, suasana mencekam, hening namun terkesan sangat mistis (beraura energi kuat). Cermati bila keadaan di atas mulai tampak. kita Coba untuk berkonsentrasi di dalam rumah dan coba juga di luar rumah, apakah badan anda merasa panas/gerah atau malah cenderung dingin ? Jika kita tidak merasakan gerah seperti disauna, seyogyanya agar kita lebih hati-hati.
  • Langit terlihat cerah dan bersih, kadang terdapat gumpalan awan putih dengan membentuk sebuah konfigurasi yang aneh dan unik. Kadang muncul knfigurasi seperti pusaka misalnya keris, kujang, rencong, ekor kuda, tongkat vertikal. Kadang berbentuk menyerupai wayang kulit, wajah raksasa, wajah bola mata manusia dst. Berbagai konfigurasi awan yang aneh-aneh tersebut merupakan gejala yang dipengaruhi oleh radiasi energi bumi, kondisi tekanan udara yang mengalami distorsi oleh adanya desakan energi bumi yang melebihi kewajaran. Masing-masing konfigurasi awan memiliki arti dan makna sendiri-sendiri. Untuk menerjemahkannya pun perlu keahlian khusus setelah kita terbiasa mengolah rahsa pangrasa.
  • Di samping itu, saat sebelum gempa suhu terasa sangat panas menyengat melebihi kewajaran biasanya. Bahkan pada saat kita berada di dalam ruangan atau rumah sekalipun. Rasakan dan cermati hawa panas semacam ini, biasanya secara spontan membuat perasaan menjadi panik, gundah, gelisah. Itulah panasnya hawa bebendu, sampai terasa panas di daun telinga kita, panas seperti dipanggang api. Bila kita merasakan hawa dan gejala alam seperti ini hendaklah meningkatkan kewaspadaan, biasanya hawa panas tersebut merupakan radiasi dari tegangan energi dari dalam lempeng bumi yang siap terlepas menjadi energi gempa bumi tektonik yang besar. Hawa panas semacam ini dapat kita rasakan dalam jarak hingga ribuan kilometer. Misalnya posisi kita sedang di Jakarta, lalu merasakan hawa panas tersebut, yang menjadi gejala akan terjadi gempa di wilayah Papua, Maluku, Ambon, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung. Hawa panas tersebut bisa di rasakan dari mana arah datangnya. Nah, arah itulah menunjukkan lokasi tempat di mana akan terjadi gempa bumi. Rasakan aura panas yang merupakan suatu hal dapat berakibat celaka atau berbahaya tersebut, yang terasa mengalir dari dalam tanah, melewati permukaan tanah lalu naik ke atas menjadi radiasi yang kuat.
  • Bila kita tidur di bawah tidak di atas ranjang, berarti kita akan langsung bersentuhan dengan bumi. Saat itu kita bisa saja berkonsentrasi dan memasang indera batin dan kalbu anda untuk mencermati suara yang berasal dari bawah permukaan tanah, atau yang berasal dari dalam bumi. Apabila terdengar suara gemuruh, terkadang disertai letupan dan dentuman kecil, hendaknya kewaspadaan ditingkatkan. Karena suara gemurh dan dentuman-dentuman itu merupakan proses pergerakan lempeng bumi yang akan berubah menjadi kekuatan gelombang tektonik. 
  • Beberapa minggu misalnya antara 4 s/d 12 minggu sebelumnya, kita dapat menyaksikan peristiwa spektakuler, di mana terjadi eksodus besar-besaran oleh masyarakat “halus” dari arah mata angin tertentu menuju ke satu arah yang lain. Misalnya dari arah selatan ke arah utara. Disebut masyarakat karena mereka hidup berkelompok, juga membuat suatu koloni yang saling berinteraksi di antaranya. Masyarakat “halus” itu rupanya sudah merasakan suhu panas yang terpancar dari pusat gempa (episentrum). Walaupun gempa belum terjadi, namun energi tektonik yang tertahan dan terakumulasi di dalam lapisan kulit bumi dalam sekian lama waktunya akan menimbulkan spleteran energi yang terasa panas dan membuat badan terasa gerah sekali. Panas itulah yang membuat mereka tidak betah/kuat lalu “mengungsi” menjauhi pusat-pusat panas calon episentrum tersebut. Hal ini pernah terjadi 3 bulan sebelum gempa Jogja. Dan 2 bulan sebelum gempa Bengkulu akhir tahun 2007 lalu.
  • Perilaku binatang yang tidak wajar alias keluar dari pakem kebiasaannya. Misalnya kucing, anjing, mencari tempat-tempat yang dingin untuk berteduh/tidur. Biasanya kucing dan anjing betah di tempat-tempat yang hangat dan panas. Kicau burung emprit gantil yang semakin intensif terdengar di malam hari, padahal biasanya emprit gantil berkicau di pagi, siang, dan sore hari.
  • Hewan dan binatang melata, binatang yang hidup di dalam rongga tanah keluar berkeliaran pada waktu-waktu diluar kebiasaannya, berkeliaran ke tempat-tempat yang tidak biasa disambangi atau menjadi habitat hidupnya.
Dalam suatu riwayat disebutkan;
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab RA pernah terjadi gempa sebagaimana dalam riwayat Ibnu Abid Dun-ya, kemudian Umar menempelkan tangannya ke tanah dan berkata kepada bumi,”Ada apa denganmu?” Kemudian beliau berkata kepada masyarakatnya:
“Wahai masyarakat, tidaklah gempa ini terjadi kecuali karena ada sesuatu yang kalian lakukan. Alangkah cepatnya kalian melakukan dosa. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika terjadi gempa lagi, aku tidak akan mau tinggal bersama kalian selamanya!”

Wallahu Alam Bishowab.

Saturday, April 2, 2016

Maulid Diba

 مَوْلِدُ الدِّيْبَعِى
﴿ اَلْمَقْرُوْءَةُ فِـيْ أول المولد ﴾

يَارَبِّ صَـــــلِّ عَليٰ مُحَمَّــــــــــدْ # يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْـــــــــهِ وَسَــــــلِّمْ
يَارَبِّ بَلِّغْـــــــــهُ الْوَسِيْــــــــــــلَةْ # يَارَبِّ خُصَّـــــهٗ بِالْفَضِيْــــــــــــلَةْ
يَارَبِّ وَارْضَ عَنِ الصَّحَـــــــابَةْ # يَارَبِّ وَارْضَ عَنِ السُّـــــــــلاَلَةْ
يَارَبِّ وَارْضَ عَنِ الْمَشَــــــــايِخْ # يَارَبِّ فَارْحَـــــــمْ وَالِدِيْنَــــــــــــا
يَارَبِّ وَارْحَمْـــــــــنَا جَمِيْـــــــــــعًا # يَارَبِّ وَارْحَـــــــــــمْ كُلَّ مُسْــــلِمْ
يَارَبِّ وَاغْفِـــــــــرْ لِكُلِّ مُــــذْنِبْ # يَارَبِّ لَاتَقْطَـــــــــعْ رَجَـــــــــــانَا
يَارَبِّ يَاسَامِــــــــــعْ دُعَــــــــــانَا # يَارَبِّ بَلِّغْـــــــــــــــــــــــنَا نَزُوْرُهْ
يَارَبِّ تَغْشَــــــــــــــــــــانَا بِنُوْرِهْ # يَارَبِّ حِفْـــــــــــــظَانَكْ وَاَمَانَكْ
يَارَبِّ وَاسْـــــــــكِنَّا جِـــــــنَانَكْ # يَارَبِّ أَجِــرْنَا مِنْ عَــــــــــذَابِكْ
يَارَبِّ وَارْزُقْنَـــــــــا الشَّــــــهَادَةْ # يَارَبِّ حِطْـــــــنَا بِالسَّعَـــــــــادَةْ
يَارَبِّ وَاصْــــلِحْ كُلَّ مُصْـــــــلِحْ # يَارَبِّ وَاكْــــــــــفِ كُلَّ مُـــؤْذِيْ
يَارَبِّ نَخْــــــــتِمْ بِالْمُشَـــــــــــفَّعْ # يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْـــــــــهِ وَسَــــــلِّمْ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

اِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِيْنَا ۞ لِيَغْفِرَ لَكَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطاً مُسْتَقِيْماَ ۞ وَيَنْصُـرَكَ اللهُ نَـصْرًا عَزِيْزًا ۞ لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَؤٗفٌ رَّحِيْمٌ ۞ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لَآاِلٰهَ اِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ۞ إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىٰ النَّبِيِّ ۞ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

يَارَسُوْلَ اللهِ سَــــلَامٌ عَلَيْكَ # يَارَفِــــــــــــيْعَ الشَّــــــانِ وَالدَّرَجٍ
عَــــــــطْفَـةً يَاجِــــــيْرَةَ الْعَلَمِ # يَااُهَيْـــــلَ الْجُــــــوْدِ وَالْكَـــــــرَمِ
نَحْنُ جِـيْرَانٌ بِذَا الْحَـــــــــرَمِ # حَرَمِ الْاِحْسَــــــــــــانِ وَالْحَسَنِ
نَحْنُ مِنْ قَوْمٍ بِهٖ سَـــــكَنُـــوْا # وَبِهٖ مِنْ خَــــــــوْفِـــــهِمْ اَمِنُــــــوْا
وَبِأٰيَاتِ الْــــقُـــــرْاٰنِ عُــــــنُوْا # فَـــاتَّـــــئِدْ فِـــيْنَا أَخَــــا الْوَهَـــــنِ
نَـعْرِفُ الْبَطْــــحَا وَتَعْرِفُنَــــــا # وَالصَّـــــفَا وَالْبَــــيْتُ يَأْلَفُنَــــــــــــا
وَلَنَا الْمَــــعْلىٰ وَخَيْفُ مِـــــنٰى # فَاعْلَمَنْ هٰـــــذَا وَكُنْ وَكُــــــــــنِ
وَلَـــــــنَا خَــــــيْرُ الْاَنَـامِ اَبُ # وَعَلِىُّ الْـمُرْتَضٰـــى حَـــــــــــسَبُ
وَاِلٰى السِّبْطَيْنِ نَـنْتَسِـــــبُ # نَـسَـبًامَّا فِيْهِ مِنْ دَخَــــــــــــــــنِ
كَمْ إِمَامٍ بَـعْدَهٗ خَــــــــلَفُــــــوْا # مِنْهُ سَـــــادَاتٌ بِذَا عُـرِفُــــــــــوْا
وَبِهٰذَا الْوَصْفِ قَدْوُصِــــفُـــوْا # مِنْ قَدِيْمِ الدَّهْـــــــــــرِ وَالزَّمَــــنِ
مِثْـــــلُ زَيْنِ الْعَابِــــدِيْنَ عَلِيْ # وَابْـنِهِ الْبَاقِــــــــــرِخَـــــــــيْرِ وَلِيْ
وَالْاِمَامِ الصَّادِقِ الْحَــــــفِــــلِ # وَعَلِيِّ ذِى الْعُــــــــــــلَا الْيَـقِــــيْنِ
فَـهُمُ الْقَوْمُ الَّذِيْنَ هُــــــــــدُوْا # وَبِـفَضْلِ اللهِ قَدْ سَـــــــــــعِــــدُوْا
وَ لِـغَيْرِ اللهِ مَــــا قَـصَـــــدُوْا # وَمَـعَ الْـقُــرْاٰنِ فِيْ قَـــــــــــــــــرَنِ
اَهْلُ بَيْتِ الْمُصْطَفٰــى الطُّهُرِ # هُمْ اَمَـــــانُ الْاَرْضِ فَـــــــــــادَّكِرِ
شُـبِّهُوْا بِالْأَنْـجُـــــمِ الزُّهُــــــرِ # مِـثْلَمَا قَدْجَـــــــــــآءَ فِى السُّــــنَنِ
وَسَـفِـيْنٌ لِلـنَّـجَـــــــــــــاةِ اِذَا # خِفْتَ مِنْ طُوْفَــــــــانِ كُلِّ اَذٰى
فَانْجُ فِـيْهَـــــــا لَاتَكُوْنُ كَــــذَا # وَاعْــــتَصِمْ بِاللهِ وَاسْــــــــــــــتَعِنِ
رَبِ فَانْفَعْنَــــــــا بِـبَرْكَتِهِـــــــمْ # وَاهْــــدِناَ الْحُسْنٰــى بِحُرْمَتِهِـــــــــمْ
وَاَمِـتْنَـــا فِي طَــــرِيْقَــــــــتِهِـــمْ # وَمُعَـــــــــــافَاةٍ مِـنَ الْـفِـــــــــــتَنِ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْقَوِيِّ الْغَالِبْ ۞ اَلْوَلِيِّ الطَّالِبِ ۞ اَلْبَاعِثِ الْوَارِثِ الْمَانِحِ السَّالِبِ ۞ عَالِمِ الْكَآئِنِ وَالْبَآئِنِ وَالزَّآئِلِ وَالذَّاهِبِ ۞ يُسَبِّحُهُ اْلأَٓفِلُ وَالْمَآئِلُ وَالطَّالِعُ وَالْغَارِبُ ۞ وَيُوَحِّدُهُ النَّاطِقُ وَالصَّامِتُ وَالْجَامِدُ وَالذَّآئِبُ ۞ يَضْـرِبُ بِعَدْلِهِ السَّاكِنُ وَيَسْكُنُ بِفَضْلِهِ الضَّارِبُ ۞ (لَآإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ) ۞ حَكِيْمٌ أَظْهَرَ بَدِيْعَ حِكَمِهٖ وَالْعَجَآئِبِ ۞ فِيْ تَرْتِيْبِ تَرْكِيْبِ هٰذِهِ الْقَوَالِبِ ۞ خَلَقَ مُخًّا وَعَظْمًا وَعَضُدًا وَعُرُوْقًا وَلَحْمًا وَجِلْدًا وَشَعْرًا بِنَظْمٍ مُؤْتَلِفٍ مُتَرَاكِبٍ ۞ مِنْ مَآءٍ دَافِقٍ يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَآئِبِ ۞ (لَآإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ) ۞ كَرِيْمٌ بَسَطَ لِخَلْقِهٖ بِسَاطَ كَرَمِهٖ وَالْمَوَاهِبِ ۞ يَنْزِلُ فِيْ كُلِّ لَيْلَةٍ اِلٰى سَمَآءِ الدُّنْيَا وَيُنَادِيْ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ هَلْ مِنْ تَآئِبٍ ۞ هَلْ مِنْ طَالِبِ حَاجَةٍ فَأُنِيْلَهُ الْمَطَالِبَ ۞ فَلَوْ رَأَيْتَ الْخُدَّامَ قِيَامًا عَلىٰ اْلأَقْدَامِ وَقَدْ جَادُوْا بِالدُّمُوْعِ السَّوَاكِبِ ۞ وَالْقَوْمَ بَيْنَ نَادِمٍ وَتَآئِبٍ ۞ وَخَآئِفٍ لِنَفْسِهٖ يُعَاتِبُ ۞ وَآبِقٍ مِنَ الذُّنُوْبِ إِلَيْهِ هَارِبٍ ۞ فَلاَ يَزَالُوْنَ فِي اْلإِسْتِغْفَارِ حَتَّى يَكُفَّ كَفُّ النَّهَارِ ذُيُوْلَ الْغَيَاهِبِ ۞ فَيَعُوْدُوْنَ وَقَدْ فَازُوْا بِالْمَطْلُوْبِ وَأَدْرَكُوْا رِضَا الْمَحْبُوْبِ وَلَمْ يَعُدْ أَحَدٌ مِنَ الْقَوْمِ وَهُوَ خَآئِبٌ ۞ (لَآإِلٰهَ إِلاَّ أللهُ) ۞ فَسُبْحَانَهٗ وَتَعَالىٰ مِنْ مَلِكٍ أَوْجَدَ نُوْرَ نَبِيِّهٖ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ نُوْرِهٖ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ اٰدَمَ مِنَ الطَّيْنِ اللاَّزِبِ ۞ وَعَرَضَ فَخْرَهٗ عَلىٰ الْأَشْيَآءِ وَقَالَ هٰذَا سَيِّدُ الْأَنْبِيَآءِ وَأَجَلُّ الْأَصْفِيَآءِ وَأَكْرَمُ الْحَبَآئِبِ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

قِيْلَ هُوَ اٰدَمُu  قَالَ اٰدَمُ بِهٖ أُنِيْلُهٗ أَعْلَى الْمَرَاتِبِ ۞ قِيْلَ هُوَ نُوْحٌ u قَالَ نُوْحٌ بِهٖ يَنْجُوْ مِنَ الْغَرَقِ وَيَهْلِكُ مَنْ خَالَفَهٗ مِنَ الْأَهْلِ وَالْأَقَارِبِ ۞ قِيْلَ هُوَ إِبْرَاهِيْمُ .قَالَ إِبْرَاهِيْمُ بِهٖ تَقُوْمُ حُجَّتُهٗ عَلىٰ عُبَّادِ اْلأَصْنَامِ وَالْكَوَاكِبِ ۞ قِيْلَ هُوَ مُوْسٰى .قَالَ مُوْسىٰ أَخُوْهُ وَلٰكِنْ هٰذَا حَبِيْبٌ وَمُوْسٰى كَلِيْمٌ وَمُخَاطِبٌ ۞ قِيْلَ هُوَ عِيْسٰـى .قَالَ عِيْسٰـى يُبَشّـِرُ بِهٖ وَهُوَ بَيْنَ يَدَيْ نُبُوَّتِهٖ كَالْحَاجِبِ ۞ قِيْلَ فَمَنْ هٰذَا الْحَبِيْبُ الْكَرِيْمُ الَّذِيْ اَلْبَسْتَهٗ حُلَّةَ الْوَقَارِ ۞ وَتَوَّجْتَهٗ بِتِيْجَانِ الْمَهَابَةِ وَالْإِفْتِــخارِ ۞ وَنَشَـرْتَ عَلىٰ رَأْسِهِ الْعَصَآئِبِ ۞ قَالَ هُوَ نَبِيُّ نِاسْتَخَرْتُهٗ مِنْ لُؤَيِّ ابْنِ غَالِبٍ ۞ يَمُوْتُ أَبُوْهُ وَأُمُّهٗ وَيْكْفُلُهٗ جَدُّهٗ ثُمَّ عَمُّهُ الشَّقِيْقُ أَبُوْ طَالِبٍ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

يُبْعَثُ مِنْ تِهَامَةَ بَيْنَ يَدَيِ الْقِيَامَةِ ۞ فِيْ ظَهْرِهٖ عَلاَمَةٌ تُظِلُّهُ الْغَمَامَةُ ۞ تُطِيْعُهُ السَّحَآئِبُ ۞ فَجْرِيُّ الْجَبِيْنِ لَيْلِيُّ الذَّوَآئِبِ ۞ أَلْفِـيُّ الْأَنْفِ مِيْمِـيُّ الْفَمِ نُوْنِيُّ الْحَاجِبِ ۞ سَمْعُهٗ يَسْمَعُ صَرِيْرَ الْقَلَمِ بَصَرُهٗ اِلٰى السَّبْعِ الطِّبَاقِ ثَاقِبٌ ۞ قَدَمَاهٗ قَبَّلَهُمَا الْبَعِيْرُ ۞ فَأَزَالاَمَا اشْتَكَاهُ مِنَ الْمِحَنِ وَالنَّوَآئِبِ ۞ اٰمَنَ بِهِ الضَّبُّ وَسَلَّمَتْ عَلَيْهِ الْأَشْجَارُ وَخَاطَبَتْهُ الْأَحْجَارُ ۞ وَحَنَّ إِلَيْهِ الْجِذْعُ حَنِيْنَ حَزِيْنٍ نَادِبٍ ۞ يَدَاهُ تَظْهَرُ بَرَكَتُهُمَا فِي الْمَطَاعِمِ وَالْمَشَارِبِ ۞ قَلْبُهٗ لاَيَغْفُلُ وَلاَ يَنَامُ وَلٰكِنْ لِلْخِدْمَةِ عَلىٰ الدَّوَامِ مُرَاقِبٌ ۞ إِنْ أُوْذِيَ يَعْفُ وَلاَيُعَاقِبُ ۞ وَإِنْ خُوْصِمَ يَصْمُتْ وَلاَيُجَاوِبُ ۞ أَرْفَعُهٗ إِلىٰ أَشْرَفِ الْمَرَاتِبِ ۞ فِي رَكْبَةٍ لاَتَنْبَغِـيْ قَبْلَهٗ وَلاَبَعْدَهٗ لِرَاكِبٍ ۞ فِيْ مَوْكِبٍ مِنَ الْمَلَآئِكَةِ يَفُوْقُ عَلىٰ سَآئِرِ الْمَوَاكِبِ ۞ فَإِذَا ارْتَقىٰ عَلىٰ الْكَوْنَيْنِ وَانْفَصَلَ عَنِ الْعَالَمَيْنِ ۞ وَوَصَلَ إِلىٰ قَابِ قَوْسَيْنِ كُنْتُ لَهٗ اَنَا النَّدِيْمَ وَالْمُخَاطِبَ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

ثُمَّ أَرُدُّهٗ مِنَ الْعَرْشِ ۞ قَبْلَ أَنْ يَّبْرُدَ الْفَرْشُ ۞ وَقَدْ نَالَ جَمِيْعَ الْمَاٰرِبِ ۞ فَإِذَا شُرِّفَتْ طُرْبَةَ طَيْبَةَ مِنْهُ بِأَشْرَفِ قَالَبٍ ۞ سَعَتْ إِلَيْهِ أَرْوَاحُ الْمُحِبِّيْنَ عَلىٰ الْأَقْدَامِ وَالنَّجَآئِبِ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

صَلاَةُ اللهِ مَالاَحَــــــتْ كَوَاكِبْ # عَلىٰ احْمَدْ خَيْرِ مَنْ رَّكِبَ النَّجَآئِبْ
حَدٰى حَادِى السُّرٰى بِاسْمِ الْحَبَائِبْ # فَهَزَّالشُّكْرُاَعْـــــــــطَافَ الرَّكَائِبْ
اَلَمْ تَرَهَا وَقَدْ مَــــدَّتْ حُـــــطَاهَا # وَسَالَتْ مِنْ مَّدَامِعِـــــهَا سَحَآئِبْ
وَمَالَتْ لِلْـــــحِمٰى طَرَبًا وَحَنَّتْ # إِلٰى تِلْكَ الْمَعَالِمِ وَ اْلمَــــــــلاَعِبْ
فَدَعْ جَذْبَ الزِّمَامِ وَلَا تَسُــــقْهَا # فَقَائِدُ شَــــــوْقِهَا لِلْــــحَيِّ جَاذِبْ
فَهِمْ طَــــــرَبًا كَمَا هَــــامَــــتْ وَاِلاَّ # فَإِنَّكَ فِى طَـــرِيقِ الْحُـــبِّ كَاذِبْ
اَمَّا هٰذَا الْعَقِيْــــــــقُ بَدَا وَهٰذِيْ # قِبَابُ الْحَيِّ لاَحَتْ وَالْمَــضَارِبْ
وَتِلْكَ الْقُبَّةُ الْخَـــــــــــضْرَا وَفِيْهَا # نَبِـــــيٌّ نُوْرُهٗ يَجْـــلُوْ الْغَـــــــيَاهِبْ
وَقَــــدْ صَحَّ الرِّضَى وَدَنَا التَّلَاقِي # وَقَدْجَاءَ الْهَنَا مِنْ كُلِّ جَـــــــانِبْ
فَقُلْ لِّلنَّفْسِ دُوْنَكِ وَالتَّمَــــــــلِّى # فَمَادُوْنَ الْحَبِيْبِ الْيَوْمَ حَــــاجِبْ
تَمَلَّى بِالْحَبِيْبِ بِكُلِّ قَصْــــــــــدٍ # فَقَدْحَصَلَ الْهَنَا وَالضِـــــدُّ غَائِبْ
نَبِيُّ اللهِ خَيْرُ الْخَلْقِ جَمْـــــــــــعَا # لَهٗ أَعْلَى الْمَنَاصِــــبِ وَالْمَــــرَاتِبْ
لَهُ الْجَاهُ الرَّفِيْــــعُ لَهُ الْمَعَــــــــالِى # لَهُ الشَّرَفُ الْمَــؤَبَّدُ وَالْمَنَـــــاقِبْ
فَـــــــــلَوْ أَنَّا سَعَيْنَــا كُلَّ يَــــــوْمٍ # عَلىٰ اْلاَحْدَاقِ لاَفَوْقَ النَّجَــــائِبْ
وَلَوْ أَنَّا عَمِلْـــــنَا كُلَّ حِــــــــــيْنٍ # لِأَحْمَـــــدَ مَوْلِداً قَــدْ كَانَ وَاجِبْ
عَلَيْــــهِ مِنَ الْمُــــهَيْـمِنِ كُلَّ وَقْتٍ # صَلاَةٌ مَّا بَدَا نُـــــوْرُ الْكَـــوَاكِبْ
تَعُــــــــمُّ اْلاٰلَ وَالْأَصْحَــــابَ طُرًّا # جَمِـــــــــــــيْعَهُمْ وَعِتْرَتَهُ الْأَطَايِبْ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

فَسُبْحَانَ مَنْ خَصَّهٗ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَشْرَفِ الْمَنَاصِبِ وَالْمَرَاتِبِ ۞ أَحْمَدُهٗ عَلىٰ مَا مَنَحَ مِنَ الْمَوَاهِبِ ۞ وَأَشْهَدُ أَنْ لَآإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهٗ لاَشَرِيْكَ لَهٗ رَبُّ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبْ ۞ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلٰى سَآئِرِ الْأَعَاجِمِ وَالْأَعَارِبِ ۞ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلىٰ اٰلِهٖ وَأَصْحَابِهٖ أُوْلِى الْمَآَثِرِ وَالْمَنَاقِبِ ۞ صَلاَةً وَسَلاَمًا دَآئِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ يَاتِيْ قَآئِلُهُمَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ غَيْرَ خَآئِبِ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

أَوَّلُ مَا نَسْتَفْتِحُ بِـإِيْرَادِ حَدِيْثَيْنِ وَرَدَا عَنْ نَبِيٍّ كَانَ قَدْرُهٗ عَظِيْمًا ۞ وَنَسَبُهٗ كَرِيْمًا ۞ وَصِرَاطُهٗ مُسْتَقِيْمًا ۞ قَالَ فِيْ حَقِّهٖ مَنْ لَّمْ يَزَلْ سَمِيْعًا عَلِيْمًا ۞ إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىٰ النَّبِيِّ ۞ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

)اَلْحَدِيْثُ الْأَوَّلُ) عَنْ بَحْرِ الْعِلْمِ الدَّافِقِ ۞ وَلِسَانِ الْقُرْآَنِ النَّاطِقِ ۞ أَوْحَدِ عُلَمَآءِ النَّاسِ ۞ سَيِّدِنَا عَبْدِ اللهِ بْنِ سَيِّدِنَا الْعَبَّاسِ ۞ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهٗ قَالَ : إِنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ نُوْرًا بَيْنَ يَدَيِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ قَبْلَ أَنْ يَّخْلُقَ اٰدَمَ بِأَلْفَيْ عَامٍ يُسَبِّحُ اللهَ ذٰلِكَ النُّوْرُ وَتُسَبِّحُ الْمَلَآئِكَةُ بِتَسْبِيْحِهٖ ۞ فَلَمَّا خَلَقَ اللهُ اٰدَمَ أَوْدَعَ ذٰلِكَ النُّوْرَ فِيْ طِيْنَتِهٖ ۞ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَأَهْبَطَنِيَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ اِلٰى الْأَرْضِ فِيْ ظَهْرِ اٰدَمَ ۞ وَحَمَلَنِيْ فِي السَّفِيْنَةِ فِيْ صُلْبِ نُوْحٍ وَّجَعَلَنِيْ فِيْ صُلْبِ الْخَلِيْلِ إِبْرَاهِيْمَ حِيْنَ قُذِفَ بِهٖ فِي النَّارِ ۞ وَلَمْ يَزَلِ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يُنَقِّلُنِيْ مِنَ الْأَصْلاَبِ الطَّاهِرَةِ ۞ اِلٰى اْلأَرْحَامِ الزَّكِيَّةِ الْفَاخِرَةِ ۞ حَتّٰى أَخْرَجَنِيَ اللهُ مِنْ بَيْنِ أَبَوَيَّ وَهُمَا لَمْ يَلْتَقِيَا عَلىٰ سِفَاحٍ قَطُّ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

)اَلْحَدِيْثُ الثَّانِيُّ) عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ ۞ عَنْ كَعْبِ الْأَحْبَارِ ۞ قَالَ : عَلَّمَنِيْ أَبِىْ التَّوْرَاةَ اِلاَّ سِفْرًا وَاحِدًا كَانَ يَخْتِمُهٗ وَيُدْخِلُهُ الصُّنْدُوْقَ ۞ فَلَمَّا مَاتَ أَبِىْ فَتَحْتُهٗ فَإِذًا فِيْهِ نَبِيٌّ يَخْرُجُ اٰخِرَ الزَّمَانِ ۞ مَوْلِدُهٗ بِمَكَّةَ ۞ وَهِجْرَتُهٗ بِالْمَدِيْنَةِ ۞ وَسُلْطَانُهٗ بِالشَّامِ ۞ يَقُصُّ شَعْرَهٗ وَيَتَّزِرُ عَلىٰ وَسَطِهِ ۞  يَكُوْنُ خَيْرَ اْلأَنْبِيَآءِ وَأُمَّتُهٗ خَيْرَ الْأُمَمِ ۞ يُكَّبِرُوْنَ اللهَ تَعَالٰى عَلىٰ كُلِّ شَرَفٍ ۞ يَصُفُّوْنَ فِي الصَّلاَةِ كَصُفُوْفِهِمْ فِي الْقِتَالِ ۞ قُلُوْبُهُمْ مَصَاحِفُهُمْ يَحْمَدُوْنَ اللهَ تَعَالىٰ عَلىٰ كُلِّ شِدَّةٍ وَّرَخَآءٍ ۞ ثُلُثٌ يَّدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ ۞ وَثُلُثٌ يَّأْتُوْنَ بِذُنُوْبِهِمْ وَخَطَايَاهُمْ فَيُغْفَرُلَهُمْ ۞ وَثُلُثٌ يَّأْتُوْنَ بِذُنُوْبٍ وَخَطَايَا عِظَامٍ ۞ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالىٰ لِلْمَلَآئِكَةِ ٱذْهَبُوْا وَزِنُوْهُمْ فَيَقُوْلُوْنَ يَارَبَّنَا وَجَدْنَاهُمْ اَسْرَفُوْا عَلىٰ اَنْفُسِهِمْ وَوَجَدْنَا أَعْمَالَهُمْ مِّنَ الذُّنُوْبِ كَأَمْثَالِ الْجِبَالِ ۞ غَيْرَ أَنَّهُمْ يَشْهَدُوْنَ أَنْ لَآإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ ۞ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

فَيَقُوْلُ الْحَقُّ وَعِزَّتِيْ وَجَلاَلِيْ ۞ لاَجَعَلْتُ مَنْ أَخْلَصَ لِيْ بِالشَّهَادَةِ كَمَنْ كَذَّبَ بِيْ ۞ اَدْخِلُوْهُمُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِيْ ۞ يَاأَعَزَّ جَوَاهِرِ الْعُقُوْدِ ۞ وَخُلاَصَةَ إِكْسِيْرِ سِرِّ الْوُجُوْدِ ۞ مَادِحُكَ قَاصِرٌ وَّلَوْ جَآءَ بِبَذْلِ الْمَجْهُوْدِ ۞ وَوَاصِفُكَ عَاجِزٌ عَنْ حَصْرِ مَا حَوَيْتَ مِنْ خِصَالِ الْكَرَمِ وَالْجُوْدِ ۞ اَلْكَوْنُ إِشَارَةٌ وَأَنْتَ الْمَقْصُوْدُ ۞ يَاأَشْرَفَ مَنْ نَالَ الْمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ ۞ وَجَآءَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ لٰكِنَّهُمْ بِالرِّفْعَةِ وَالْعُلاَلَكَ شُهُوْدٌ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

أَحْضِرُوْا قُلُوْبَكُمْ يَامَعْشَرَ ذَوِي الْأَلْبَابِ ۞ حَتَّى أَجْلُوَلَكُمْ عَرَآئِسَ مَعَانِي أَجَلِّ الْأَحْبَابِ ۞ اَلْمَخْصُوْصِ بِأَشْرَفِ الْأَلْقَابِ ۞ اَلرَّاقِيْ إِلٰى حَضْــرَةِ الْمَلَكِ الْوَهَّابِ ۞ حَتَّى نَظَرَ إِلٰى جَمَالِهٖ بِلاَ سِتْرٍ وَّلاَ حِجَابٍ ۞ فَلَمَّا اٰنَ أَوَانُ ظُهُوْرِ شَمْسِ الرِّسَالَةِ ۞ فِيْ سَمَآءِ الْجَلاَلَةِ ۞ خَرَجَ بِهِ مَرْسُوْمُ الْجَلِيْلِ ۞ لِنَقِيْبِ الْمَمْلَكَةِ جِبْرِيْلَ ۞ يَاجِبْرِيْلُ نَادِ فِيْ سَآئِرِ الْمَخْلُوْقَاتِ ۞ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ وَالسَّمٰوَاتِ ۞ بِالتَّهَانِيْ وَالْبِشَارَاتِ ۞ فَإِنَّ النُّوْرَ الْمَصُوْنَ ۞ وَالسِّـرَّ الْمَكْنُوْنَ ۞ اَلَّذِيْ أَوْجَدْتُهٗ قَبْلَ وُجُوْدِ اْلأَشْيَآءِ ۞ وَإِبْدَاعِ الْأَرْضِ وَالسَّمَآءِ ۞ أَنْقُلُهٗ فِي هٰذِهِ اللَّيْلَةِ إِلٰى بَطْنِ أُمِّهٖ مَسْــرُوْرًا ۞ أَمْلاَءُ بِهِ الْكَوْنَ نُوْرًا ۞ وَاَكْفُلُهٗ يَتِيْمًا وَأُطَهِّرُهٗ وَأَهْلَ بَيْتِهٖ تَطْهِيْرًا ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

فَاهْتَزَّ الْعَرْشُ طَرَبًا وَاسْتِبْشَارًا ۞ وَازْدَادَ الْكُرْسِيُّ هَيْبَةً وَوَقَارًا ۞ وَامْتَلَأَتِ السَّمٰوَاتُ أَنْوَارًا ۞ وَضَجَّتِ الْمَلَآئِكَةُ تَهْلِيْلًا وَتَمْجِيْدًا وَاسْتِغْفَارًا ۩ سُبْحَانَ الله وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلَآإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ 3× ۩ وَلَمْ تَزَلْ أُمُّهٗ تَرٰى أَنْوَاعًا مِنْ فَخْرِهِ وَفَضْلِهِ ۞ إِلىٰ نِهَايَةِ تَمَامِ حَمْلِهِ ۞ فَلَمَّا اشْتَدَّ بِهَا الطَّلْقُ ۞ بِـإِذْنِ رَبِّ الْخَلْقِ ۞ وَضَعَتِ الْحَبِيْبَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ۞ سَاجِدًا شَاكِـرًا حَامِدًا كَأَنَّهُ الْبَدْرُ فِيْ تَمَامِهِ ۞

مَحَلُّ اْلقِيَامِ
﴿ اَلْمَقْرُوْءَةُ فِـيْ مَحَلِّ الْقِيَامِ ﴾

يَانَبِـــــــــــــــــــــى سَلَامٌ عَلَيْكَ # يَارَسُوْلَ سَـــــــــلَامٌ عَلَيْــــــــكَ
يَاحَبِيْبْ سٰـــــــــلَامٌ عَلَيْـــــــكَ # صَـــــــــلَوٰاتُ اللهِ عَلَيْـــــــــــكَ
اَشْرَقَ الْبَــــدْرُ عَـلَيْــــــــــــــــــنَا # فَاخْتَــــفَــــتْ مِنْـــــــــــهُ الْبُــــدُوْرُ
مِثْلَ حُسْنِــــــــكْ مَا رَاَيْــــــــنَا # قَــــطُّ يَاوَجْــــهَ السُّـــــــــــــرُوْرِ
اَنْتَ شَمْـــــــــسٌ اَنْتَ بَــــــــدْرٌ # اَنْتَ نُـــــــــــوْرٌ فَــــــوْقَ نُــــوْرٍ
اَنْتَ اِكْسِـــــــيْرٌ وَغَــالِــــــــــــي # اَنْتَ مِصْبَـــــــــاحُ الصُّـــــــدُوْرِ
يَاحَبِيْبِـــــــــيْ يَامُـــــــــــــــحَمَّدُ # يَاعَرُوْسَ الْخَـــــــــافِقَــــــــــــيْنِ
يَامُؤَيَّدْ يَامُمَجَّــــــــــــــــــــــــــدُ # يَاإِمَامَ الْقِبْلَتَــــــــــــــــــــــــــــيْنِ
مَنْ رَاٰى وَجْهَــــــــكَ يَسْعَــــــدُ # يَاكَـــــــــــــرِيْمَ الْــــــــــــــوَالِدَيْنِ
حَوْضُكَ الصَّــــــافِى الْمُبَــــــــرَّدُ # وِرْدُنَا يَوْمَ النُّشُـــــــــــــــــــــوْرِ
مَارَأَيْـــــــــنَا الْعِيْسَ حَنَّـــــــــتْ # بِالسُّـــــــــرٰى إِلاَّ اِلَيْــــــــــــــكَ
وَالْغَــــماَمَةْ قَـــــدْ أَظَلَّــــــــــــتْ # وَالْمَـــــــــلاَ صَــــــــــــــلَّوْعَلَيْكَ
وَاَتَاكَ الْعُـــــــــوْدُ يَبْــــــــــــــكِى # وَتَـــــــــذَلَّلْ بَيْنَ يَــــــــــــــدَيْكَ
وَاسْتَجَـــــــــارَتْ يَاحَبِيْــــــــبِي # عِنْدَكَ الظَّــــــــــبْيُ النُّـــــــــفُوْرُ
عِنْدَ مَاشَـــــــــدُّوْا الْمَحَامِــــــلْ # وَتَنَادَوْا لِلـــــــــرَّحِيْـــــــــــــــــلِ
جِئْتُهُمْ وَالدَّمْـــــــــعُ سَائِــــــــــلْ # قُلْـــــــــتُ قِفْ لِى يَادَلِيْــــــــلُ
وَتَحَمَّلْ لِيْ رَسَــــــــــــــائِــــــــلْ # اَيُّهَا الشَّــــــــــــــوْقُ الْجَـــزِيْلُ
نَحْوَهَا تِيْـــــــــكَ الْمَنَـــــــــــازِلْ # بِالْعَشِــــــــيِّ وَالْبُكُــــــــــــــــوْرُ
كُلُّ مَـــنْ فِى الْكَـــوْنِ هَامُـــــوْا # فِيْـــــــــــكَ يَابَاهِى الْجَبِـــــــــيْنِ
وَلَهُمْ فِيْــــــــــــكَ غَــــــــــــــرَامُ # وَاشْـــــــــتِيَاقٌ وَحَنِـــــــــيْنُ
فِى مَعَــــــــــــــانِيْــــــــــكَ الْأَنَامُ # قَدْتَبَدَّتْ حَـــــــــــآئِـــــــــــــرِيْنَ
اَنْتَ لِلرُّسْـــــــــلِ خِتَـــــــــــــامُ # اَنْتَ لِلْمَـــــــــوْلىٰ شَكُـــــــــــوْرُ
عَبْدُكَ الْمِسْــــــــكِيْنُ يَرْجُــــــوْ # فَضْلَكَ الْجَـــــــــمَّ الْغَفِـــــــــــيْرَ
فِيْكَ قَدْ أَحْسَـــــــــنْتُ ظَنِّــــيْ # يَابَشِــــــــــــــيْرُ يَانَــــــــــــــذِيْرُ
فَأَغِثْنِيْ وَأَجِـــــــــــــــرْنِـــــــــــيْ # يَامُجِيْرُ مِنَ السَّــــــــــــــعِــــــيْرِ
يَاغِــــــــــــــيَاثِي يَامَـــــــــلاَذِيْ # فِيْ مُهِمَّاتِ الْأُمُــــــــــــــــــــــوْرِ
سَعْدَ عَبْــــــــدٌ قَدْ تَمَــــــــــــلىّٰ # وَانْجَــــــلىٰ عَنْــــــــــــــهُ الْحَزِيْنُ
فِيْكَ يَابَــــــــــــــدْرٌتَجَــــــــــــلىّٰ # فَلَكَ الْوَصْـــــــــفُ الْحَسِــــــيْنُ
لَيْـــــــــسَ أَزْكىٰ مِنْكَ أَصْــــــلاً # قَـــــــطُّ يَاجَدَّ الْحُــــــــــــــسَيْنِ
فَعَلَيْـــــــــكَ اللهُ صَــــــــــــــلىّٰ # دَآئِماً طُـــــــــوْلَ الدُّهُـــــــــــــوْرِ
يَاوَلِيَّ الْحَــــــــــــــسَنَــــــــــاتِ # يَارَفِيْـــــــــعَ الدَّرَجَـــــــــــــــــاتِ
كَفِّرْ عَنِّـــــــي الذُّنُــــــــــــــــوْبَ # وَاغْـــــــفِرْعَنِّي سَـــــــيِّئَــــــــاتِ
أَنْتَ غَـــــــــفَّارُ الْخَـــــــــــطَايَا # وَالذُّنُوْبِ الْمُـــــــــوْبِقَــــــــــــاتِ
أَنْتَ سَـــــــــتَّارُ الْمَسَــــــــاوِيْ # وَمُقِيْــــــــلُ الْعَــــــــــــــــــثَرَاتِ
عَالِــــــــــــــمُ السِّــــــــرِّ وَأَخْفىٰ # مُسْتَجِيْـــــــــبُ الدَّعَـــــــــوَاتِ
رَبِّ فَارْحَمْـــــــــنَا جَمِيْـــــــــــــعًا # وَامْحُ عَنَّا السَّـــــــــيِّـــــــــــئَاتِ
صَــــــلىّٰ اللهُ عَلىٰ مُحَمَّــــــــــدٍ # عَــــــــدَّ تَحْرِيْرِ السُطُــــــــــــوْرِ
اَحْمَــــــــدَ الْهَادِيْ مُحَمَّـــــــــــدْ # صَـــــــــاحِبَ الْوَجْهِ الْمُنِــــــــيْرِ
رَبِّ فَارْحَمْنَاجَمِيْــــــــــــــــــــــــعًا # بِجَمِيْعِ الصَّالِحَــــــــــــــــــــــــاتِ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

وَوُلِدَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَخْتُوْنًا بِيَدِ الْعِنَايَةِ ۞ مَكْحُوْلاً بِكُحْلِ الْهِدَايَةِ ۞ فَأَشْرَقَ بِبَهَآئِهِ الْفَضَا ۞ وَتَلَأْلَأَ الْكَوْنُ مِنْ نُوْرِهٖ وَأَضَا ۞ وَدَخَلِ فِيْ عَقْدِ بَيْعَتِهٖ مَنْ بَقِـيَ مِنَ الْخَلَآئِقِ كَمَا دَخَلَ فِيْهَا مَنْ مَّضٰـى ۞ أَوَّلُ فَضِيْلَةِ الْمُعْجِزَاتِ ۞ بِخُمُوْدِ نَارِ فَارِسَ وَسُقُوْطِ الشُّــرُفَاتِ ۞ وَرُمِيَتِ الشَّيَاطِيْنُ مِنَ السَّمَآءِ بِالشُّهُبِ الْمُحْرِقَاتِ ۞ وَرَجَعَ كُلُّ جَبَّارٍ مِنَ الْجِنِّ وَهُوَ بِصَوْلَةِ سُلْطَنَتِهٖ ذَلِيْلٌ خَاضِعٌ ۞ لَمَّا تَأَلَّقَ مِنْ سَنَاهُ النُّوْرُ السَّاطِعُ ۞ وَأَشْرَقَ مِنْ بَهَآئِهِ الضِّيَاءُ اللاَّمِعُ ۞ حَتَّى عُرِضَ عَلىٰ  الْمَرَاضِعِ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

قِيْلَ مَنْ يَّكْفُلُ هٰذِهِ الدُّرَّةَ الْيَتِيْمَةَ ۞ اَلَّتِيْ لاَ تُوْجَدُ لَهَا قِيْمَةٌ ۞ قَالَتِ الطُّيُوْرُ نَحْنُ نَكْفُلُهٗ وَنَغْتَنِمُ هِمَّتَهُ الْعَظِيْمَةَ ۞ قَالَتِ الْوُحُوْشُ نَحْنُ أَوْلٰى بِذٰلِكَ لِكَيْ نَنَالَ شَرَفَهٗ وَتَعْظِيْمَهُ ۞ قِيْلَ يَا مَعْشَرَ الْأُمَمِ اسْكُنُوْا فَإِنَّ اللهَ قَدْ حَكَمَ فِيْ سَابِقِ حِكْمَتِهِ الْقَدِيْمَةِ ۞ بِأَنَّ نَبِيَّهٗ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكُوْنُ رَضِيْعًا لِحَلِيْمَةَ الْحَلِيْمَةِ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهُ مَرَاضِعُ الْإِنْسِ لِمَا سَبَقَ فِيْ طَيِّ الْغَيْبِ ۞ مِنَ السَّعَادَةِ لِحَلِيْمَةَ بِنْتِ أَبِىْ ذُؤَيْبٍ ۞ فَلَمَّا وَقَعَ نَظَرُهَا عَلَيْهِ ۞ بَادَرَتْ مُسْــرِعَةً إِلَيْهِ ۞ وَوَضَعَتْهُ فِيْ حِجْرِهَا ۞ وَضَمَّتْهُ إِلٰى صَدْرِهَا ۞ فَهَشَّ لَهَا مُتَبَسِّمًا ۞ فَخَرَجَ مِنْ ثَغْرِهٖ نُوْرٌ لَّحِقَ بِالسَّمَآ ۞ فَحَمَلَتْهُ إِلٰى رَحْلِهَا ۞ وَارْتَحَلَتْ بِهٖ اِلٰى أَهْلِهَا ۞ فَلَمَّا وَصَلَتْ بِهِ اِلٰى مُقَامِهَا ۞ عَايَنَتْ بَرَكَتُهٗ عَلىٰ أَغْنَامِهَا ۞ وَكَانَتْ كُلَّ يَوْمٍ تَرٰى مِنْهُ بُرْهَانًا ۞ وَتَرْفَعُ لَهٗ قَدْرًا وَّشَانًا ۞ حَتَّى انْدَرَجَ فِيْ حُلَّةِ اللُّطْفِ وَالْأَمَانِ ۞ وَدَخَلَ بَيْنَ إِخْوَتِهٖ مَعَ الصِّبْيَانِ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

فَبَيْنَمَا هُوَ ذَاتَ يَوْمٍ نَاءٍ عَنِ الْأَوْطَانِ ۞ إِذْ أَقْبَلَ عَلَيْهِ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ ۞ كَأَنَّ وُجُوْهَهُمُ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۞ فَانْطَلَقَ الصِّبْيَانُ هَرَبًا ۞ وَوَقَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَعَجِّبًا ۞ فَأَضْجَعُوْهُ عَلىٰ  الْأَرْضِ إِضْجَاعًا خَفِيْفًا ۞ وَشَقُّوْا بَطْنَهُ شَقًّا لَطِيْفًا ۞ ثُمَّ أَخْرَجُـوْا قَلْبَ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ ۞ وَشَرَّحُوْهُ بِسِكِّيْنِ الْإِحْسَانِ ۞ وَنَزَّعُوْا مِنْهُ حَظَّ الشَّيْطَانِ ۞ وَمَلَؤُهُ بِالْحِلْمِ وَالْعِلْمِ وَالْيَقِيْنِ وَالرِّضْوَانِ ۞ وَأَعَادُوْهُ اِلٰى مَكَانِهِ فَقَامَ الْحَبِيْبُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ سَوِيًّا كَمَا كَانَ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

فَقَالَتِ الْمَلَآئِكَةُ يَاحَبِيْبَ الرَّحْمٰنِ ۞ لَوْ عَلِمْتَ مَا يُرَادُ بِكَ مِنَ الْخَيْرِ ۞ لَعَرَفْتَ قَدْرَ مَنْزِلَتِكَ عَلٰى  الْغَيْرِ ۞ وَازْدَدْتَ فَرَحًا وَسُرُوْرًا ۞ وَبَهْجَةً وَّنُوْرًا ۞ يَامُحَمَّدُ أَبْشِـرْ فَقَدْ نُشِــرَتْ فِي الْكَآئِنَاتِ أَعْلاَمُ عُلُوْمِكَ ۞ وَتَبَاشَرَتِ الْمَخْلُوْقَاتُ بِقُدُوْمِكَ ۞ وَلَمْ يَبْقَ شَيْئٌ مِمَّا خَلَقَ اللهُ تَعَالٰى إِلاَّجَآءَ لِأَمْرِكَ طَائِعًا ۞ وَلِمَقَالَتِكَ سَامِعًا ۞ فَسَيَأتِيْكَ الْبَعِيْرُ ۞ بِذِمَامِكَ يَسْتَجِيْرُ ۞ وَالضَّبُّ وَالْغَزَالَةُ ۞ يَشْهَدَانِ لَكَ بِالرِّسَالَةِ ۞ وَالشَّجَرُ وَالْقَمَرُ وَالذِّيْبُ ۞ يَنْطِقُوْنَ بِنُبُوَّتِكَ عَنْ قَرِيْبٍ ۞ وَمَرْكَبُكَ الْبُرَاقُ ۞ اِلٰى جَمَالِكَ مُشْتَاقٌ ۞ وَجِبْرِيْلُ شَاوُوْشُ مَمْلَكَتِكَ قَدْ أَعْلَنَ بِذِكْرِكَ فِي الْأٰفَاقِ ۞ وَالْقَمَرُ مَأْمُوْرٌ لَكَ بِالْإِنْشِقَاقِ ۞ وَكُلُّ مَنْ فِي الْكَوْنِ مُتَشَوِّقٌ لِظُهُوْرِكَ ۞ مُنْتَظِرٌ لِإِشْرَاقِ نُوْرِكَ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

فَبَيْنَمَا الْحَبِيْبُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْصِتٌ لِسَمَاعِ تِلْكَ الْأَشْبَاحِ ۞ وَوَجْهُهٗ مُتَهَلِّلٌ كَنُوْرِ الصَّبَاحِ ۞ إِذْ أَقْبَلَتْ حَلِيْمَةُ مُعْلِنَةً بِالصِّيَاحِ ۞ تَقُوْلُ وَاغَرِيْبَاهُ ۞ فَقَالَتِ الْمَلَآئِكَةُ يَامُحَمَّدُ مَا أَنْتَ بِغَرِيْبٍ ۞ بَلْ أَنْتَ مِنَ اللهِ قَرِيْبٌ ۞ وَأَنْتَ لَهُ صَفِـيٌّ وَحَبِيْبٌ ۞ قَالَتْ حَلِيْمَةُ وَوَاحِدَاهُ ۞ فَقَالَتِ الْمَلَآئِكَةُ يَامُحَمَّدُ مَا أَنْتَ بِوَحِيْدٍ ۞ بَلْ أَنْتَ صَاحِبُ التَّأْيِيْدِ ۞ وَأَنِيْسُكَ الْحَمِيْدُ الْمَجِيْدُ ۞ وَإِخْوَانُكَ إِخْوَانُكَ مِنَ الْمَلَآئِكَةِ وَأَهْلِ التَّوْحِيْدِ ۞ قَالَتْ حَلِيْمَةُ وَايَتِيْمَاهُ ۞ فَقَالَتِ الْمَلَآئِكَةُ لِلّٰهِ دَرُّكَ مِنْ يَتِيْمٍ ۞ فَإِنَّ قَدْرَكَ عِنْدَ اللهِ عَظِيْمٌ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

فَلَمَّا رَأَتْهُ حَلِيْمَةُ سَالِمًا مِنَ الْأَهْوَالِ ۞ رَجَعَتْ بِهٖ مَسْــرُوْرَةً اِلٰى اْلأَطْلاَلِ ۞ ثُمَّ قَصَّتْ خَبَرَهُ عَلىٰ بَعْضِ الْكُهَّانِ ۞ وَأَعَادَتْ عَلَيْهِ مَا تَمَّ مِنْ أَمْرِهٖ وَمَا كَانَ ۞ فَقَالَ لَهُ الْكَاهِنُ : يَاابْنَ زَمْزَمَ وَالْمَقَامِ ۞ وَالرُّكْنِ وَالْبَيْتِ الْحَرَامِ ۞ أَفِي الْيَقَظَةِ رَأَيْتَ هٰذَا أَمْ فِي الْمَنَامِ ۞ فَقَالَ وَحُرْمَةِ الْمَلِكِ الْعَلاَّمِ ۞ شَاهَدْتُهُمْ كِفَاحًا لاَ أَشُكُّ فِيْ ذٰلِكَ وَلاَ أُضَامُ ۞ فَقَالَ لَهُ الْكَاهِنُ أَبْشِـرْ أَيُّهَا الْغُلاَمُ ۞ فَأَنْـتَ صَاحِبُ الْأَعْلاَمِ ۞ وَنُبُوَّتُكَ لِلْأَنْبِيَآءِ قُفْلٌ وَخِتَامٌ ۞ عَلَيْكَ يَنْزِلُ جِبْرِيْلُ ۞ وَعَلىٰ بِسَاطِ الْقُدْسِ يُخَاطِبُكَ الْجَلِيْلُ ۞ وَمَنْ ذَا الَّذِيْ يَحْصُرُ مَا حَوَيْتَ مِنَ التَّفْضِيْلِ ۞ وَعَنْ بَعْضِ وَصْفِ مَعْنَاكَ يَقْصُـرُ لِـسَانُ الْمَادِحِ الْمُطِيْلِ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

وَكَانَ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خَلْقًا وَخُلُقًا ۞ وَأَهْدَاهُمْ اِلٰى الْحَقِّ طُرُقًا ۞ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْاٰنُ ۞ وَشِيْمَتُهُ الْغُفْرَانُ ۞ يَنْصَحُ لِلْإِنْسَانِ ۞ وَيَفْسَحُ فِي الْإِحْسَانِ ۞ وَيَعْفُوْ عَنِ الذَّنْبِ إِذَا كَانَ فِيْ حَقِّهٖ وَسَبَبِهِ ۞ وَإِذَا ضُيِّعَ حَقُّ اللهِ لَمْ يَقُمْ أَحَدٌ لِغَضَبِهِ ۞ مَنْ رَاٰهُ بَدِيْهَةً هَابَهُ ۞ وَإِذَا دَعَاهُ الْمِسْكِيْنُ أَجَابَهُ ۞ يَقُوْلُ الْحَقَّ وَلَوْكَانَ مُرًّا ۞ وَلاَ يُضْمِرُ لِمُسْلِمٍ غِشًّا وَلاَ ضُرًّا ۞ مَنْ نَظَرَ فِيْ وَجْهِهِ عَلِمَ أَنَّهٗ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ ۞ وَكَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ بِغَمَّازٍ وَلاَ عَيَّابٍ ۞ إِذَا سُرَّا فَـكَأَنَّ وَجْهَهُ قِطْعَةُ قَمَرٍ ۞ وَإِذَا كَلَّمَ النَّاسَ فَكَأَنَّمَا يَجْنُوْنَ مِنْ كَلاَمِهٖ أَحْلٰ ثَمَرٍ ۞ وَإِذَا تَبَسَّمَ تَبَسَّمَ عَنْ مِثْلِ حَبِّ الْغَمَامِ ۞ وَإِذَا تَكَلَّمَ فَكَأَنَّمَا الدُّرُّ يَسْقُطُ مِنْ ذٰلِكَ الْكَلاَمِ ۞ وَإِذَا تَحَدَّثَ فَكَأَنَّ الْمِسْكَ يَخْرُجُ مِنْ فِيْهِ ۞ وَإِذَا مَرَّ بِطَرِيْقٍ عُرِفَ مِنْ طِيْبِهٖ أَنَّهٗ قَدْ مَرَّ فِيْهِ ۞ وَإِذَا جَلَسَ فِيْ مَجْلِسٍ بَقِـيَ طِيْبُهٗ فِيْهِ أَيَّامًا وَإِنْ تَغَيَّبَ ۞ وَيُوْجَدُ مِنْهُ أَحْسَنُ طِيْبٍ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ قَدْ تَطَيَّبَ ۞ وَإِذَا مَشـٰى بَيْنَ أَصْحَابِهٖ فَكَأَنَّهُ الْقَمَرُ بَيْنَ النُّجُوْمِ الزُّهْرِ ۞ وَإِذَا أَقْبَلَ لَيْلاً فَكَأَنَّ النَّاسَ مِنْ نُوْرِهٖ فِيْ أَوَانِ الظُّهْرِ ۞ وَكَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيْحِ الْمُرْسَلَةِ ۞ وَكَانَ يَرْفُقُ بِالْيَتِيْمِ وَالْأَرْمَلَةِ ۞ قَالَ بَعْضُ وَاصِفِيْهِ مَا رَأَيْتُ مِنْ ذِيْ لِمَّةٍ سَوْدَآءَ ۞ فِيْ حُلَّةٍ حَمْرَآءَ ۞ أَحْسَنَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

وَقِيْلَ لِبَعْضِهِمْ كَأَنَّ وَجْهَهُ الْقَمَرُ ۞ فَقَالَ بَلْ أَضْوَأُ مِنَ الْقَمَرِ إِذَا لَمْ يَحُلْ دُوْنَهُ الْغَمَامُ ۞ قَدْ غَشِيَهُ الْجَلَالُ ۞ وَانْتَهٰى إِلَيْهِ الْكَمَالُ ۞ قَالَ بَعْضُ وَاصِفِيْهِ مَا رَأَيْتُ قَبْلَهُ وَلاَ بَعْدَهٗ مِثْلَهُ ۞ فَيُعْجِزُ لِسَانُ الْبَلِيْغِ إِذَا اَرَادَ أَنْ يُحْصِيَ فَضْلَهُ ۞ فَسُبْحَانَ مَنْ خَصَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَحَلِّ الْأَسْنٰى ۞ وَأَسْرٰى بِهٖ اِلٰى  قَابِ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنٰى ۞ وَأَيَّدَهٗ بِالْمُعْجِزَاتِ الَّتِيْ لاَ تُحْصٰى ۞ وَاَوفَاهُ مِنْ خِصَالِ الْكَمَالِ بِمَا يَجِلُّ أَنْ يُسْتَقْصٰـى ۞ وَأَعْطَاهُ خَمْسًا لَمْ يُعْطِهِنَّ أَحَدًا قَبْلَهُ ۞ وَاٰتَاهُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ فَلَمْ يُدْرِكْ أَحَدٌ فَضْلَهُ ۞ وَكَانَ لَهٗ فِيْ كُلِّ مَقَامٍ عِنْدَهٗ مَقَالٌ ۞ وَلِكُلِّ كَمَالٍ مِنْهُ كَمَالٌ ۞ لاَ يَحُوْلُ فِيْ سُؤَالٍ وَلاَ جَوَابٍ ۞ وَلاَ يَجُوْلُ لِسَانُهٗ إِلاَّ فِيْ صَوَابٍ ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

وَمَا عَسٰى أَنْ يُقَالَ فِيْمَنْ وَصَفَهُ الْقُرْاٰنُ ۞ وَأَعْرَبَ عَنْ فَضَائِلِهٖ التَّوْرَاةُ وَالْإِنْجِيْلُ وَالزَّبُوْرُ وَالْفُرْقَانُ ۞ وَجَمَعَ اللهُ لَهٗ بَيْنَ رُؤْيَتِهٖ وَكَلاَمِهِ ۞ وَقَرَنَ اسْمُهٗ مَعَ اسْمِهٖ تَنْبِيْهًا عَلىٰ عُلُوِّ مَقَامَهِ ۞ وَجَعَلَهٗ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَنُوْرًا ۞ وَمَلَأَ بِمَوْلِدِهِ الْقُلُوْبَ سُرُوْرًا ۞

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

يَابَــــــــدْرَتِمٍّ حَــــــازَ کُلَّ كَمَالِ # مَــــاذَا يُعَبِّرُعَنْ عُلاَكَ مَقَــــــالِی
اَنْتَ الَّذِی اَشْرَقْتَ فِی اُفُقِ الْعُلاَ # فَمَــحَوْتَ بِالأَنْــوَارِکُلَّ ضَــــلاَلِ
وَبِكَ اسْتَنَارَ الْكَوْنُ يَاعَلَمَ الْهُدٰى # بِالنُّــوْرِ وَاْلاِنْعَـــــــامِ وَاْلاِفْضَالِ
صَلَّى عَلَيْــــكَ اللهُ رَبِّي دَاِئمًــــا # اَبَدًامَـــــــعَ اْلإِبْكاَرِ وَاْلاٰصَــــالِ
وَعَلىٰ جَمِيْــــعِ الاٰلِ وَاْلأَصْحَابِ مَنْ # قَدْ خَصَّـــهُمْ رَبُّ الْعُــــلاَ بِكَماَلِ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ۞ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلىٰ اٰلِهٖ وَصَحْبِهٖ أَجْمَعِيْن ۞ جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَاكُمْ مِمَّنْ يَسْتَوْجِبُ شَفَاعَتَهُ ۞ وَيَرْجُوْ بِذٰلِكَ رَحْمَتَهُ وَرَأْفَتَهُ ۞ أَللّٰهُمَّ بِحُرْمَةِ هٰذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ ۞ وَاٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ السَّالِكِيْنَ عَلىٰ مَنْهَجِهِ الْقَوِيْمِ ۞ إِجْعَلْنَا مِنْ خِيَارِ أُمَّتِهٖ ۞ وَاسْتُرْنَا بِذَيْلِ حُرْمَتِهِ ۞ وَاحْشُـرْنَا غَدًا فِيْ زُمْرَتِهِ ۞ وَاسْتَعْمِلْ أَلْسِنَتَنَا فِيْ مَدْحِهٖ وَنُصْـرَتِهِ ۞ وَأَحْيِنَا مُتَمَسِّكِيْنَ بِسُنَّتِهِ وَطَاعَتِهِ ۞ وَأَمِتْنَا عَلىٰ حُبِّهٖ وَجَمَاعَتِهِ ۞ أَللّٰهُمَّ أَدْخِلْنَا مَعَهُ الْجَنَّةَ فَإِنَّهُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُهَا ۞ وَأَنْزِلْنَا مَعَهٗ فِيْ قُصُوْرِهَا ۞ فَإِنَّهُ أَوَّلُ مَنْ يَنْزِلُهَا ۞ وَارْحَمْنَا يَوْمَ يَشْفَعُ لِلْخَلَآئِقِ فَتَرْحَمُهَا ۞ أَللّٰهُمَّ ارْزُقْنَا زِيَارَتَهٗ فِيْ كُلِّ سَنَةٍ ۞ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنْ الْغَافِلِيْنَ عَنْكَ وَلاَ عَنْهُ قَدْرَ سِنَةٍ ۞ أَللّٰهُمَّ لاَ تَجْعَلْ فِيْ مَجْلِسِنَا هٰذَا أَحَدًا إِلاَّ غَسَلْتَ بِمَاءِ التَّوْبَةِ ذُنُوْبَهُ ۞ وَسَتَرْتَ بِرِدَآءِ الْمَغْفِرَةِ عُيُوْبَهُ ۞ اَللّٰهُمَّ إِنَّهٗ كَانَ مَعَنَا فِي السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ ۞ إِخْوَانٌ مَنَعَهُمُ اْلقَضَآءُ عَنِ الْوُصُوْلِ اِلٰى مِثْلِهَا ۞ فَلاَ تَحْرِمْهُمْ مِنْ ثَوَابِ هٰذِهِ السَّاعَةِ وَفَضْلِهَا ۞ اَللّٰهُمَّ ارْحَمْنَا إِذَا صِرْنَا مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُوْرِ ۞ وَوَفِّقْنَا لِعَمَلٍ صَالِحٍ يَبْقٰى سَنَاهُ عَلىٰ مَمَرِّ الدُّهُوْرِ ۞ اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا لِاٰلَآئِكَ ذَاكِرِيْنَ ۞ وَلِنَعْمَآئِكَ شَاكِرِيْنَ ۞ وَلِيَوْمِ لِقَآئِكَ مِنَ الذَّاكِرِيْنَ ۞ وَأَحْيِنَا بِطَاعَتِكَ مَشْغُوْلِيْنَ ۞ وَإِذَا تَوَفَّيْتَنَا فَتَوَفَّنَا غَيْرَ مَفْتُوْنِيْنَ ۞ وَلاَ مَخْذُوْلِيْنَ ۞ وَٱخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِخَيْرٍ أَجْمَعِيْنَ ۞ اَللّٰهُمَّ اكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ ۞ وَاجْعَلْنَا مِنْ فِتْنَةِ هٰذِهِ الدُّنْيَا سَالِمِيْنَ ۞ اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ هٰذَا الرَّسُوْلَ الْكَرِيْمَ لَنَا شَفِيْعًا ۞ وَارْزُقْنَا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَقَامًا رَفِيْعًا ۞ اَللّٰهُمَّ اسْقِنَا مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرْبَةً هَنِيْئَةً لاَ نَظْمَأُ بَعْدَهَا أَبَدًا ۞ وَاحْشُــرْنَا تَحْتَ لِوَآئِهِ غَدًا ۞ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَنَا بِهٖ وَلِاٰبـَآئِنَا وَلِأُمَّهَآتِنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمُعَلِّمِيْنَا ۞ وَذَوِي الْحُقُوْقِ عَلَيْنَا وَلِمَنْ أَجْرٰى هٰذَا الْخَيْرَ فِيْ هٰذِهِ السَّاعَةِ ۞ وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۞ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ ۞ اَلْأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ ۞ إِنَّكَ كَرِيْمٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ ۞ وَقَاضِــــيَ الْحَاجَاتِ ۞ وَغَافِرُ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ ۞ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ۞ وَصَلَّى اللهُ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِهِ وَصَحْبِهٖ وَسَلَّمَ ۞ سُبْحَانَ رَبِّــكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ ۞ وَسَلاَمٌ عَلىٰ الْمُرْسَلِيْنَ ۞ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ۞ ﴿ اَلْفَاتِحَةْ ﴾

مَحَلُّ اْلقِيَامِ
اَلْمَقْرُءَةُ فِي مَحَلِّ الْقِياَمِ {

لِسَيِّدِنَا الْحَبِيْب عَلِيْ بِنْ مُحَمَّدْ بِنْ حُسَينْ اَلْحَبْشِي