Saturday, July 30, 2016

Awal Sunan Kalijaga Belajar Ilmu Titik Ba.

Pada zaman dahulu ada seorang anak muda yang memiliki kebiasaan unik. Kebiasaannya anak muda ini sangatlah aneh dan dikenal sebagai tukang begal tau rampok, akan tetapi hasil begalannya itu akan dia berikan kepada fakir miskin. Hingga pada suatu waktu, pada saat dia ingin membegal, dia menghadang langkah perjalanan seorang Kakek tua yang renta dan bermaksud menguras seluruh harta benda bawaannnya. Akan tetapi pada saat dia menggeledah barang-barang bawaan kakek tersebut, ternyata si kakek tersebut hanya memiliki seuntai tasbih yang biasa digunakan untuk berdzikir dan sebuah tongkat yang telah membantunya dapat berjalan. Kakek tersebut lalu bermaksud untuk memberikan tasbihnya kepada anak muda tersebut lalu kakek tersebut berkata :
"Ambillah ini  ananda, untuk dirimu, akan tetapi jika ananda menginginkan harta yang lebih banyak lagi silahkan ananda ambil emas di pohon  itu".

Anak muda itupun melihat ke arah pohon yang dimaksud itu dan betapa herannya juga menbuat dia takjub, karena baru kali ini dia mendapati sebuah pohon yang seluruh bagiannya terbuat dari emas murni mulai dari ujung daun sampai seluruh batangnya dan juga buahnya yang berupa emas murni juga ada yang berjatuhan. 

Bukannya bersegera untuk mengambil emas-emas murni itu tapi anak muda ini malah memohon ampun kepada kakek tersebut. Karena dia menyadari bahwa orang yang ada dihadapannya ini bukanlah orang yang biasa akan tetapi dia adalah seorang yang berilmu dan sakti mandraguna.

Anak muda itupun lalu bersujud dan memohon maaf atas perbuatan dan sikapnya lalu mencium tangan kakek tersebut sambil berkata :
"Duhai kanjeng sepuh, maafkanlah segala perbuatan dan sikap ananda yang berlebihan, sudikah sekiranya agar kanjeng untuk memperkenankan kepada ananda untuk menjadi murid kanjeng sepuh dan ajarilah ananda sebuah ilmu".

Sambil tersenyum kakek itu cuma berkata:
"Ilmu apa yang ananda inginkan ?".

lalu si pemuda menjawab...:.
"Ananda tidak mengetahuinya. Akan tetapi berilah kepada ananda sebuah Ilmu walaupun itu hanyalah sebuah titik".

Sambil tersenyum kakek itupun meraih bahu pemuda itu lalu menyuruhnya berdiri, mereka saling berhadapan, alu kata si kakek itu berkata :...
"Baiklah jika itu kemauanmu,tetapi aku harus pulang dahulu dan tunggulah aku disini".

Lalu kakek itupun menancapkan tongkatnya di pinggir sebuah kali dan meminta anak muda itu untuk duduk didepan tongkatnya. Kemudian anak muda ini duduk di depan tongkatnya itu. Lalu pergilah kakek itu untuk menuju kekediamannya.

Beberapa tahun telah berselang dan kakek itu baru teringat bahwa dia telah memilki janji kepada seorang anak muda yang dulu pernah ingin membegal dirinya di tengah jalan dan sebagai seorang yang amanah maka beliaupun segera pergi ketempat pertemuan mereka terdahulu yaitu di pinggir sebuah kali.

Kakek itupun terkejut karena mendapati anak muda itu masih tetap duduk menunggu dirinya di depan tongkatnya. Dan kondisi anak muda sangat memprihatinkan karna kurus kerontang dan tubuhnyapun sudah berlumut serta tertutup banyak tumbuhan semak belukar.

Lalu kakek itupun mengumandangkan adzan yang membuat anak muda itu terbangun lalu anak muda itu di beri nama kali jaga (Penjaga kali atau penjaga Sungai ) sedangkan kakek tua renta itu adalah kanjeng Sunan Bonang.

Sesuai dengan janjinya akhirnya Sunan Bonang membabarkan suatu ilmu yaitu ilmu titik yaitu titik pada huruf Ba atau yang biasa disebut dengan Ilmu titik Ba.

Dari ilmu titik Ba inilah seorang Sunan Kalijaga yang awalnya adalah seorang anak muda yang dikenal sebagai seorabg begal ataupun perampok bisa menjadi seorang yang di muliakan oleh Allah. 

Hampir semua umat islam di Indonesia mengetahui tentang hikayat ini yang telah menjadi sejarah dan sangat  melegenda yang telah terjadi ratusan tahun yang lalu di nusantara dan namun hanaya sedikit orang yang tahu tentang ilmu titik pada huruf Ba yang di pelajari oleh Sunan Kali Jaga dari kanjeng Sunan Bonang. Banyak diantara kita yang bertanya apasih ilmu titik Ba itu?.

Tiada yang mengetahui kecuali orang-orang yang telah diberi pengetahuan tentangnya karena Ilmu titik ba ini bersifat Ilmu yang rahasia dan dirahasiakan.

Wallahu A'lam Bishowab.


Thursday, July 28, 2016

Hakikat Domino

Siapa yang tidak kenal dengan Kartu Domino karena hampir setiap orang pasti akan mengenalnya. Jika diindonesia biasa disebut dengan kartu Gaple. dan permainannyapun disebut dengan main gaple.

Pengertian Kartu Domino.
Pengertian dari kartu adalah sebuah objek kecil tipis datar, umumnya terbuat dari kertas tebal atau plastik. Pengertian dari Domino adalah semacam permainan kartu generik. Jadi secara umum pengertian dari Kartu domino atau Kartu Gaple adalah kertas tebal berukuran kecil yang digunakan untuk bermain dimana setiap kartu dibagi menjadi dua bidang setiap bidangnya berisi 0 – 6 noktah atau titik.

Asal Muasal Kartu Domino.
Dalam kamus wikipedia.org Domino menurut sejarah pertama kali ditemukan di Cina tepatnya pada awal 1120 Masehi. Berdasarkan catatan sejarah dengan ditemukannya potongan-potongan,jalan kembali ke prajurit-pahlawan yang bernama Hung Ming (181-234 M). Sedangkan sejarawan lain percaya bahwa Keung T'ai Kung, pada abad kedua belas SM adalah orang yang pertama kali menciptakan jenis permainan tersebut.Yang Chu sz ubi (Penyelidikan pada hadis All Things) menyatakan bahwa domino diciptakan oleh seorang negarawan pada tahun 1120 Masehi.

Hakekat Kartu Domino.
Sedangkan kartu domino yang dimaksudkan disini bukanlah kartu yang digunakan oleh orang untuk berjudi ataupun sekedar permainan belaka akan tetapi disini kita akan kaji hakikat dari kartu domino sebagai salah satu jalan untuk menuju Makrifatullah. Berikut ulasannya:


  • Noktah 0. perwujudan atau gambaran dari hati yang harus dikosongkan (memiliki hati yang bersih).
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya :
"Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”(QS. Asy-Syu'ara [26] : 87 – 89).


  • Noktah 1. perwujudan atau gambaran dari Allah yang maha Esa.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya :
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.( QS. Al-Ikhlas a[112]:1-4).


  • Noktah 2. perwujudan atau gambaran tentang kedua orang tua kita sebagai makhluk yang telah diciptakan berpasang -pasangan oleh Allah سبحانه و تعالى.
Tentang makhluk yang telah diciptakan berpasang -pasangan oleh Allah سبحانه و تعالى telah dijelaskan dalam firman-Nya yang artinya :
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat[60]: 59).

Tentang kedua orang tua kita dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya :
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak"(QS. A-Nisa [4] :36).

Dijelaskan juga dalam firman Allah سبحانه و تعالى lainnya yang artinya :
"Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya."(QS. Al-Ankabut [29]: 8).

Dijelaskan juga dalam firman Allah سبحانه و تعالى lainnya yang artinya :
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman [31]: 14).


  • Noktah 3. perwujudan atau gambaran dari sumber hukum Islam yaitu Al Qur’an,Hadits dan Ijma' para ulama.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah ( al Quran ) dan Rasul ( Sunnah )”.(QS. A-Nisa [4] :59).

Hal ini telah dijelaskan dalam suatu riwayat dari kisah percakapan antara Rasullullah ﷺ dengan Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه , pada saat Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه diutus oleh Rasullullah ﷺ untuk menjadi qadli (orang yang diangkat untuk menjadi hakim dalam menyelesaikan suatu perkara berdasarkan hukum Allah سبحانه و تعالى ) di negeri Yaman.
Rasullullah ﷺ lalu bertanya kepada Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه:
"Bagaimana engkau akan memutuskan seandainya kepadamu dihadapkan suatu perkara?".

Dengan bijak Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه lalu menjawab:
"Aku akan memutuskan berdasarkan atas apa yang telah aku temukan didalam al Quran".

Rasullullah ﷺ lalu kembali bertanya kepadanya:
"Bagaimana jika engkau tidak dapat menemukannya didalam al Quran?".

Lalu Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه lalu menjawab:
"Aku akan memutuskan berdasarkan apa yang telah aku temukan didalam Sunnah".

Rasullullah ﷺ lalu kembali bertanya kepadanya:
"Bagaimana jika seandainya dalam Sunnah pun engkau tidak dapat menemukan jawabannya ?".

Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه lalu menjawab:
"Aku akan mengamalkan ijtihad dengan akalku dan aku tidak akan berbuat kelengah-an".

Rasullullah ﷺ lalu kembali bersabda:
"Segala puji untuk Allah yang telah meberikan taufik kepada utusan Rasul Allah menurut apa yang direlakannya".


  • Noktah 4. perwujudan atau gambaran dari 4 alam yang harus dilalui manusia, yaitu :
1. Alam Rahim.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. Al – Mu’minun[23] : 12 – 14).

Kemudian disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasullullah ﷺ telah bersabda :
Bahwasannya seseorang dari kamu itu dikumpulkan kejadiaanya dalam kandungan ibunya 40 hari, masih berwujud air mani. Lalu jadilah segumpal darah selama 40 hari juga. Kemudian Allah Ta’ala mengutus malaikat, lalu meniupkan roh di dalam tubuhnya dan diperintah dalam empat perkara ialah : menuliskan ketetapan tentang rezekinya, ajalnya, amalnya, dan menjadi orangcelaka atau bahagia.” (HR. Muslim).

2. Alam Dunia (Alam Fana).
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allahسبحانه و تعالى yang artinya :
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersukur.” (QS. An-Nahl [16]:78).

Dalam ayat lain Allah سبحانه و تعالى telah berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya janji Allah adalah benar maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaithan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.” (QS. Luqman [31]: 33).

3. Alam Kubur ( Alam Barzakh).
Hal ini telah dijelaskan dalam suatu riwayat dari Ibnu ‘Umar bahwasanya Rasullullah ﷺ telah bersabda:
“Sesungguhnya salah seorang diantara kalian apabila meninggal dunia akan diperlihatkan kepadanya tempat duduknya di waktu pagi dan sore. Jika ia termasuk ahli surga, maka akan diperlihatkan surga kepadanya. Dan jika ia termasuk ahli neraka, akan diperlihatkan neraka kepadanya. Lalu dikatakan kepadanya, “Ini adalah tempatmu hingga Allah membangkitkan kamu kepadanya pada hari qiyamat”. (HR. Muslim).

4. Alam Akhirat.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya :
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al-An’aam ayat 32).


  • Noktah 5. perwujudan atau gambaran dari rukun islam.
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasullullah ﷺ . Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Rasullullah ﷺ , lalu lututnya disandarkan kepada lutut Rasullullah ﷺ dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Rasullullah ﷺ .....................

Kemudian ia berkata :
“Duhai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam”.

Rasullullah ﷺ menjawab:
”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya”.
Lelaki itu lalu berkata:
”Engkau telah berkata benar”.
maka kamipun menjadi heran, karena lelaki itu yang bertanya akan tetapi ia pula yang telah membenarkannya.


  • Noktah 6. adalah perwujudan atau gambaran dari rukun Iman.
Dalam suatu riwayat dari Umar bin Khaththab ﷺ berkata:
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasullullah ﷺ . Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Rasullullah ﷺ , lalu lututnya disandarkan kepada lutut Rasullullah ﷺ dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Rasullullah ﷺ. Kemudian lelaki itu bertanya :
“Beritahukan kepadaku tentang Iman”.

Rasullullah ﷺ menjawab;
”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk” .

Lelaki itu lalu berkata:
”Engkau telah berkata benar”.

Demikianlah hakIkat dari kartu domino menuju jalan makrifatullah dan kurang lebih mohon dimaafkan,Semoga Allah Menjadikan Kita Hamba yang selalu Istiqamah dijalannya.

Wallahu A'lam Bishowab

Tuesday, July 19, 2016

Awaluddin Ma’rifatullah.

Awal dari agama adalah dengan mengenal Allah atau biasa disebut dengan Awaluddin Ma'rifatullah. Maknanya adalah bahwa tidaklah dapat dikatakan bahwa kita itu beragama dengan baik jika kita  tidak awali dengan sebuah pengenalan yang baik (ma’rifat) kepada Allah سبحانه و تعالى. Sah-sah saja jika kita menjudge bahwa kita adalah orang yang beragama tetapi ketika kita tidak mengenaldengan  Allah سبحانه و تعالى maka keberagamaannya itu menjadi sangat lemah. Lalu dapatkah kita dikatakan beragama jika kita sendiri tidak mengemal Allah سبحانه و تعالى?.


Jika kita tidak mengenal Allah سبحانه و تعالى maka bagaimana dengan ibadah yang telah kita tunaikan, salah astu contohnya adalah shalat kita?. Tidak sah shalat tanpa mengenal Allah atau biasa disebut dengan Layasul shalat illa bin ma'rifat. Maknanya adalah bahwa tidaklah dapat dikatakan shalat kita itu akan diterima dengan baik dan pastinya akan tertolak karena bagaimana mungkin kita itu dianggap sholat tetapi ketika sholat kita tidak mengenal dengan Allah سبحانه و تعالى yang disembah. Jikasaja kita itu tidak mengenal Allah سبحانه و تعالى yang disembah maka kepada siapakah penyembahan dan penghambaannya itu dilakukan?. Kemanakah kehambaan itu kita arahkan ? yang pasti menjadi tak menentu arahnya dan ini tidak bisa dikatakan sebagai sebuah penyembahan dan penghambaan.

Bagaimana cara kita mengenal Allah سبحانه و تعالى.
Salah satu cara untuk melatih dan mengkaji diri kita, sejauh mana kita mengenal Allah  سبحانه و تعالى dalam pemahaman "Awaluddin Ma'rifatullah" adalah melalui kisah berikut dan silahkan anda jawab sendiri pertanyaanya.

Suatu hari ada seorang Sufi Muda habis - habisan di bully oleh beberapa teman-temannya orang ahli Ilmu Syareat atau biasa disebut dengan fuqaha, dan salah satu orang diantaranya berkata :
" Hai Sufi yang bodoh dan sesat !!". 

Temannya itupun melanjutkan perkataannya:
"Buktikanlah kepada kami jika kamu memang benar, Dimana dan yang mana wujud Allah SWT pada diriku ???".

Dengan tenang lalu Sufi itu memberikan selembar kertas dan meminta mereka menulis surat kepada Allah سبحانه و تعالى, lalu mereka menulis kalimat berikut:
" Ya Allah , Hamba  telah diminta untuk menulis surat untuk-Mu, atas permintaan dari hamba-Mu yang begitu bodoh dan sesat ini".

Setelah mereka selesai menulis surat itu, lalu mereka masukkan ke dalam sebuah amplop. lalu Sufi itupun berkata:
" Pertanyaan kalian akan terjawab ketika surat ini telah sampai pada alamt tujuannya".

Lalu Sufi itu menulis di amplopnya sebagai berikut :
Di tujukan kepada Yth ;
Allah سبحانه و تعالى dimanapun Engkau berada.

Pengirim :
Fulan.
Jl. Fulanah No. 3 Kota ABC 73227
Hp. 123456789

Lalu mereka mengirimkan surat itu melalui sebuah jasa pengiriman ....., dan selama perjalanan pergi dan pulang si Sufi itu masih saja terus-menerusi bully dan di tertawakan  oleh teman-temannya ....sampai akhirnya mereka terdiam dan mulai berfikir....:
Kemanakah surat itu akan sampai?? .

Mungkin sedulur sekalian ada yang tahu jawabannya dan membantu para fuqoha tersebut untuk menemukan jawabannya?


Wallahu A'lam Bishowab.

Saturday, July 16, 2016

As-Suhrawardi Al-Maqtul

Nama asli beliau adalah Abul Futuh Yahya bin Habsyi bin Amrak, lahir di Suhrawardi, Zanda, Persia utara, pada 549 H / 1129 M. seperti Al-Hallaj, ia juga di bunuh oleh penguasa. Itu sebabnya ia dijuluki Al-Maqtul (yang terbunuh).

Ada tiga sufi yang namanya mirip dengan beliau: As-Suhrawardi, Abu An-Najib As-Suhrawardi, dan Abu Hafs Syihabuddin As-Suhrawardi Al-Baghdadi yang dikenal sebagai pengarang kitab Awarif al-Maarif.

Beliau lahir di lingkungan keluarga yang taat beribadah. Seperti halnya sufi atau ulama besar lainnya, sejak kecil ia juga belajar dasar-dasar ilmu agama, seperti Al-Quran dan fiqih. Juga seperti sufi yang lain, catatan perjalanan kehidupannya sangat sedikit diketahui orang. Beliau hidup di suatu zaman ketika muncul kebutuhan untuk menyatukan kembali ilmu pengetahuan Islam dengan memadukan berbagai mazhab. Ditengah perdebatan intelektual itulah muncul pemikiran beliau tentang Isyraq, yang antara lain meyakini bahwa wacana filosofis merupakan bagian dari perjalanan spritual seseorang.

Beliau adalah salah seorang sufi besar yang suka mengembara untuk berburu ilmu dan kebenaran. Beliaulah pencetus paham Isyraq (Kerinduan pada Allah سبحانه و تعالى)  yang dikenal Dalam dunia tasawuf. Paham ini meyakini, bahwa Allah adalah Nurus Samawati wal Ardi (cahaya langit dan Bumi) sebagaimana disebut dalam firman Allah سبحانه و تعالى:

۞ اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚمَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖالْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖالزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚنُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗيَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚوَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗوَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ


Artinya: "Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lobang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu"(QS. An-Nur[24]:35).

Dari Nur Allah itulah lahir cahaya-cahaya yang lain di alam semesta dan di jagat rohaniah. Paham ini juga dikenal sebagai paham Iluminatif (pencerah), dan terpengaruh oleh paham-paham Filsafat. Karena itu Prof. Dr. Hamka menyebutnya sebagai filsafat Isyraq.

Beliau dikenal sebagai seorang pengembara yang gandrung menuntut ilmu dan berguru kepada sejumlah ulama dan pakar dalam berbagai ilmu pengetahuan. Di Marga Azarbaijan, Asia Tengah, ia belajar fiqih dan filsafat kepada Syekh Majduddin Al-Jilli, seorang fuqaha yang termasyhur kala itu. Di Isfahan, Iran, beliau belajar Mantiq (logika) kepada Ibnu Shlan As-Sawi pengarang kitab Al-Basair An-Nasiriyah. Selain itu juga tercatat belajar filsafat India, Persia dan Yunani. Menurut seorang pengikutnya, pengetahuan beliau sangat dalam dan sangat menguasai ilmu hikmah. 

Beliau merintis perjalanan sufistisnya sejak bergabung dengan para sufi dalam kehidupan asketisnya. Beberapa tahun bergelut dengan ajaran-ajaran sufi, setelah itu beliau mengembara mengunjungi sejumlah ulama dan pakar di Aleppo Damaskus, Anatolia, sampai ke Azarbaijan. Terakhir kali beliau melakukan perjalanan ke Halb, belajar tasawuf kepada sufi besar As-Syafir Iftikharuddin.

Beliau juga termasuk sufi besar yang produktif membukukan pikiran-pikirannya. Karya-karyanya yang dianggap monumental, antara lain, Hikmah al-Isyraq. Al-Muqawwamat dan Al-Mutaribat, salah satu kitab yang banyak diperbincangkan ialah Hikamh al-Isyraq. Memuat berbagai pandangannya perihal filsafat Isyraq atau Iluminatif. Karya-karyanya rata-rata terwujud dalam sebuah kitab yang tipis seperti: Hikayat An-Nur, Alwah wa Imadiyah. Partaw Nama, Fil Itikad al-Hukama, Al-Lahamat, Bustan al-Qulub sebagian besar di tulis dalam bahasa arab. Sementara karya-karyanya dalam bahasa Persia banyak dipuji sebagai karya sastra yang indah. Karya yang lain, diantaranya, Aqil Surkh, Awazi Par-I Jabarail, Al-Qissah Al-Ghurbah al-Gharbiyah, Lugati Muran, Risalah fil Hallah al-Tufuliyyah, Ruzi Ba Jamaah Sufiyan, Safir Simurg dan Risalah fi Mikraj.

Ada pula karya Risalah beliau yang bersifat Filosofis, berupa terjemahan karya Ibnu Sina, berjudul Risalah Tayr, dan komentar mengenai karya Ibnu Sina dalam bahasa Persia, Isyraf wa Tanbihat. Juga sebuah risalah berjudul Risalah fi Haqiqah al-Isyq, didasarkan pada karya Ibnu Sina berjudul Risalah fil Isyq. Ada juga karyanya yang memuat doa, dzikir, wirid, berjudul Al-Waridat wa Taqdisat.

Banyak pandangan beliau yang di ikuti para sufi, misalnya ucapannya yang terkenal, Semua yang menyenangkan anda, seperti hak milik, perabotan dan kenikmtan duniawi, dan hal-hal yang serupa itu, lemaprkanlah. Jika resep ini anda ikuti, penglihatan anda akan tercerahkan. Pandangan lain yang juga terkenal, Ketika mata batin terbuka, mata lahir harus di tutup, bibir harus di kunci, dan lima indra lahir harus dibungkam. Indra batin hendaknya mulai berfungsi, sehingga jika ia mencapai sesuatu, melakukakannya dengan jasad batin, jika mendengar, dia mendengar dengan telinga batin.

Salah satu peristiwa yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Suhrawardi ialah saat kematiannya. Ia meninggal di tiang gantungan dalam sebuah upacara pengadilan yang digelar oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi, dari dinasti Bani Saljuk gara-gara ajarannya yang dianggap sesat. Di tengah kemasyhurannya sebagai seorang ulama tasawuf dan cendikiawan, pendapat-pendapatnya memang seringkali memancing kontroversi yang kerap dipermasalahkan oleh fuqoha. Seperti pandangan-pandangan Al-Hallaj maupun Junaid Al-Baghdadi, pendapat Suhrawardi sering dianggap menyimpang sehingga memancing polemik yang berkepanjangan.

Sebelum di adili, terlebih dahulu beliau dipanggil oleh pangeran Zahir bin Salahuddin Al-Ayyubi agar dapat mempertanggung jawabkan ajarannya didalam suatu forum debat terbuka yang dihadiri Teolog dan Fuqaha. Dalam debat itu, ia berhasil mempertahankan argumentasinya, sehingga pangeran Zahir pun memaafkannya, bahkan belakangan bersahabat dengannya, tapi akibatnya hal itu memancing rasa iri dan dengki.

Maka timbullah berbagai fitnah dan hasutan kepadanya. Bahkan ada yang sempat yang mengirim surat ke Sultan Shalahuddin yang memperingatkan perihal Kesesatan ajarannya. Dan celakanya lagi sang Sultan malah memerintakan Pangeran Zahir putranya, agar menghukum beliau. Zahir segera menggelar sidang untuk memutuskan hukuman baginya, keputusan pun jatuh: beliau di jatuhi hukuman pancung. Itu terjadi pada tahun 587 H / 1167 M. ketika Suhrawardi berusia 38 tahun. Mungkin karena ia korban persekongkolan politik dan keberadaan makam beliaupun tidak diketahui sampai saat ini.

Dengan adanya hukuman pancung itu membuat namanya menjadi semakin terkenal, masyarakat menggelarinya dengan sebutan Al-Maqtul (tokoh yang terbunuh). belaiu memang telah wafat dan jasadnya telah dibuang, akan tetapi ajaran dan pikiran-pikirannya yang cemerlang tetap hidup hingga kini, bahkan hingga akhir zaman.

Wallahu A'lam bishowab.

Friday, July 1, 2016

Kisah Nyata: Azab Seorang Jamaah Haji Di Tanah Suci

Kisah ini dikutip dari sebuah catatan facebook.

Selama hampir sembilan tahun menetap di Mekah sambil menguruskan jemaah haji dan umrah, saya telah melalui berbagai pengalaman menarik dan yang pahit. Bagaimana pun, dalam banyaknya peristiwa yang saya alami, ada satu kejadian yang tidak akan pernah saya bisa lupakan. Kisah ini terjadi kepada seorang wanita yang berusia sekitar 30-an tahun pada saat saya mengurus satu rombongan haji.

Setibanya wanita tersebut dan rombongan jamaah haji di Jeddah airport kami sambut dengan sebuah bus. Rombongan jamaah haji terlihat sangat senang sebab ini adalah kali pertamanya mereka dapat menuniakan ibadah haji. Setelah itu saya membawa mereka menaiki bis untuk menuju ke Madinah.

Alhamdulillah, segalanya berjalan lancar hingga kami sampai di Madinah. Tiba di Madinah, semua penumpang segera turun dari bus. Turunlah mereka satu persatu sampai tiba pada giliran wanita tersebut.

Tanpa sebab yang jelas tiba-tiba wanita itu jatuh tidak sadarkan diri,  setelah menginjakkan kakinya di bumi Madinah.

Sebagai orang yang diberi tanggungjawab untuk mengurus jemaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah wanita tersebut. Lalu saya berkata kepada jemaah-jemaah yang lain:
“Jemaah ini sedang sakit”.

Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas dan semua jemaah terlihat panik atas kejadian ini.

 Lalu saya berkata kepada jemaah-jemaah yang lain
“Badan dia panas dan menggigil. Jemaah ini tak sadarkan diri, cepat tolong saya … kita bawa dia ke rumah sakit”.

Tanpa membuang waktu, kami segera mengangkat wanita tersebut dan membawanya ke rumah sakit Madinah yang terletak tidak jauh dari situ. Sementara itu, jemaah yang lain diantar ke tempat penginapan masing-masing.

Seampainya di rumah sakit Madinah, wanita itu masih belum sadarkan diri. Berbagai usaha dilakukan oleh dokter untuk memulihkannya, namun semua usahanya telah gagal.

Sementara itu, karena tugas untuk mengurus jemaah lainnya perlu saya lanjutkan. Saya terpaksa meninggalkan wanita tersebut di rumah sakit. Namun dalam kesibukan menguruskan jemaah, saya tetap menghubungi rumah sakit Madinah untuk mengetahui perkembangan wanita tersebut.

Dan saya diberi kabar bahwa dia masih tidak sadarkan diri. Selepas dua hari, wanita itu masih juga tidak sadarkan diri. Saya makin cemas, maklumlah, itu adalah pengalaman pertama saya berhadapan dengan situasi seperti itu.

Semua usaha untuk memulihkannya gagal, maka wanita itu dibawa ke rumah sakit Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan perawatan lanjut sebab rumah sakit di Jeddah lebih lengkap  dibandingkan rumah sakit Madinah.

Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil. Jadwal Haji harus dilanjutkan. Kami berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Selesai selesai, saya memutuskan untuk langsung pergi ke Jeddah.

Malangnya, sampai rumah sakit Abdul Aziz, saya diberitahu oleh dokter bahwa wanita tersebut masih koma. Tetapi kata dokter, keadaannya masih stabil. Melihat keadaannya itu, saya ambil keputusan untuk menunggunya di rumah sakit.

Setelah dua hari menunggu, akhirnya wanita itu membuka matanya. Dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, dia memandang ke arah saya dan terus memeluk saya dengan erat sambil menangis terisak-isak. Ketika itu saya sangat bingung, Saya lalu  bertanya kepada wanita tersebut:
“Kenapa kamu menangis?”.

Wanita tersebut lalu berkata:
“Ustazah … saya taubat Ustazah. Saya menyesal, saya takkan berbuat lagi hal-hal yang tidak baik. Saya bertaubat, betul-betul bertaubat.”

Karena keheranan sayapun bertanya kepadanya:
“Kenapa anda tiba-tiba ingin bertaubat?”. 

Wanita itu terus menangis terisak-isak tanpa menjawab pertanyaan saya itu. Tidak lama kemudian dia mencoba untuk bersuara, menceritakan kepada saya mengapa dia berkelakuan demikian, cerita yang bagi saya perlu diambil hikmahnya oleh kita semua.

Wanita tersebut lalu berkata: 
“Ustadzah, saya ini sudah berumah tangga, menikah dengan lelaki orang kulit putih. Tapi saya salah. Saya ini cuma Islam pada nama dan keturunan saja. Saya tak pernah mengerjakan ibadah. Saya tidak sholat, tidak puasa, semua amalan ibadah saya dan suami tidak pernah saya kerjakan, rumah saya penuh dengan botol minuman".

Dengan suara terbata-bata, wanita itu kembali menceritakan:
“Ustadzah … Allah itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Kaya. Semasa koma , saya telah diazab dengan siksaan yang benar-benar pedih atas segala kesalahan yang telah saya buat selama ini".

Sambil terkejut sayapun bertanya:
“Betulkah?”.

Dengan suara terbata-bata, wanita itu berkata:
“Betul Ustadzah. Selama koma itu saya telah ditunjukkan oleh Allah tentang balasan yang Allah beri kepada saya. Balasan azab Ustazah, bukan balasan syurga".

Diapun melanjutkan ceritanya:
"Saya rasa seperti diazab di neraka. Saya ini seumur hidup tak pernah pakai jilbab. Sebagai balasan, rambut saya ditarik dengan bara api. Sakitnya tidak bisa saya ceritakan dengan kata-kata".

"Menjerit-jerit saya minta ampun minta maaf kepada Allah”.

“Bukan itu saja, buah dada saya pun diikat dan dijepit dengan penjepit yang dibuat daripada bara api, kemudian ditarik ke sana-sini … putus, jatuh ke dalam api neraka".

"Buah dada saya hancur terbakar, panasnya bukan main. Saya menjerit, menangis kesakitan. Saya masukkan tangan ke dalam api itu dan saya ambil buah dada itu kembali”.

Tanpa mempedulikan pasien yang lain, suster pun ikut memperhatikannya wanita itu yang terus bercerita. Menurutnya lagi:
"Setiap hari dia disiksa, tanpa henti, 24 jam sehari. Dia tidak diberi waktu untuk beristirahat atau dilepaskan dari hukuman, sepanjang masa koma itu di laluinya dengan azab yang amat pedih".

Dengan suara terbata-bata, dengan berlinangan air mata, wanita itu meneruskan ceritanya:
“Hari ke hari saya disiksa. Bila rambut saya ditarik dengan bara api, sakitnya terasa seperti kulit kepala yang ikut terlepas. Panasnya juga menyebabkan otak saya terasa seperti menggelegak".

"Azab itu pedih … pedih yang amat sangat … tidak bisa saya ungkapkan. Sambil bercerita, wanita itu terus meraung, menangis terisak-isak. Terlihat dia betul-betul menyesal atas semua kesalahannya. Saya pun termenung, kaget dan menggigil mendengar ceritanya. Sangat pedih balasan Allah kepada umat-Nya yang ingkar".

“Ustadzah … buat saya, Islam hanya nama saja, tapi saya minum alkohol, saya main judi dan segala macam dosa besar. Karena saya suka makan dan minum apa yang diharamkan Allah, semasa tidak sadarkan diri itu saya telah diberi makan buah-buahan yang berduri tajam".

"Buah yang tak berisi melainkan hanya duri-duri saja, tapi saya sangat ingin memakannya, karena saya benar-benar merasa lapar".

"Bila ditelan buah-buah itu, duri-durinya menusuk kerongkongan saya dan bila sampai ke perut terasa menusuk perut saya. Sedangkan jari yang tertusuk jarum pun terasa sakitnya".

"Setelah buah-buah duri itu habis, saya diberi makan berupa bara-bara api. Pada saat saya masukkan bara api itu ke dalam mulut, seluruh badan saya rasanya seperti terbakar hangus. Panasnya cuma Allah saja yang tahu. Api yang ada di dunia ini tidak akan sama dengan kepanasannya. Setelah memakan bara api itu, saya meminta minuman, tapi … saya dihidangkan dengan minuman yang dibuat dari nanah. Baunya cukup busuk, saya terpaksa meminumnya sebab saya sangat merasa haus. Semua terpaksa saya lalui, tak pernah saya alami sepanjang hidup di dunia ini”.

Saya terus mendengar cerita wanita itu dengan tekun. Sangat terasa kebesaran Allah. diapun kembali melanjutkan ceritanya:

“Semasa diazab itu, saya merayu memohon kepada Allah supaya diberikan nyawa sekali lagi, berilah saya peluang untuk hidup sekali lagi. Tak berhenti saya memohon. Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan saya. Saya berjanji tidak akan ingkar atas perintah Allah dan akan jadi umat yg soleh. Saya berjanji kalau saya dihidupkan kembali, saya akan perbaiki segala kekurangan dan kesalahan saya dahulu, saya akan mengaji, akan sholat, akan puasa yang selama ini saya tinggalkan”.

Saya termenung mendengar cerita wanita itu. Benarlah, Allah itu Maha Agung dan Maha Berkuasa. Kita manusia ini tak akan terlepas dari balasan-Nya. Kalau baik amalan kita maka baiklah balasan yang akan kita terima, kalau buruk amalan kita, maka azablah kita di akhirat kelak.

Alhamdulillah, wanita itu telah menyaksikan sendiri kebenaran Allah. Sambil menangis dia lalu berkata:
“Ini bukan mimpi ustadzah. Kalau mimpi azabnya tidak akan terasa sampai sepedih ini. Saya bertaubat Ustazah, saya tak akan ulangi lagi kesalahan saya. Saya bertaubat … saya taubat Nasuha".

Sejak itu wanita tersebut benar-benar berubah. Bila saya membawanya ke Mekah, dia menjadi jemaah yang paling khusyuk.

Amal ibadahnya tak pernah berhenti. Contohnya, kalau wanita itu pergi ke masjid pada waktu maghrib, dia hanya akan balik kehotelnya selepas sholat subuh.
Sayapun segera menegurnya:
“Kenapa anda melakukan ibadah sampai tidak ingat waktu. anda juga harus menjaga kesehatan. Pulanglah setelah sholat Isya, makan nasi atau istirahatlah sejenak …” 

Diapun berkata;
“Tidak apa-apa Ustazah. saya membawa buah kurma. saya memakannya disaat saya merasa lapar.” Menurut wanita itu, sepanjang berada di dalam Masjidil Haram, dia ingin membayar sholat yang ditinggalkannya dahulu".

Selain itu dia berdoa, mohon kepada Allah supaya mengampunkan dosanya. Saya kasihan melihatkan keadaannya, saya takut karena ibadah dan tekanan perasaan yang berlebihan hingga dia akan jatuh sakit. Jadi saya menasihatkan supaya tidak beribadah berlebihan hingga mengabaikan kesehatannya.

Diapun kembali berkata;
“Tidak boleh Ustadzah. Saya takut … saya sudah merasakan pedihnya azab Tuhan. Ustazah tidak merasa, Ustazah tidak mengetahui rasanya. Kalau Ustadzah sudah merasakan azab itu, Ustdazah juga akan menjadi seperti saya. Saya betul- betul bertaubat”.

Dia juga berpesan kepada saya, katanya: 
“Ustazah, kalau ada perempuan Islam yang tak pakai jilbab, Ustazah ingatkanlah pada mereka, pakailah jilbab. Cukuplah saya saja yang merasakan siksaan itu, saya tidak mau ada wanita lain yang merasakan hal seperti yang saya sudah rasakan. Semasa diazab, saya melihat larangan-larangan Allah, salah satunya adalah setiap sehelai rambut wanita Islam yang sengaja diperlihatkan kepada lelaki yang bukan mahromnya, maka dia diberikan satu dosa. Kalau ada 10 lelaki yang bukan mahrom melihat sehelai rambut saya ini, maka saya mendapatkan 10 dosa”.

“Tapi Ustazah, rambut saya ini banyak jumlahnya, beribu-ribu. Kalau seorang melihat rambut saya, itu berarti beribu-ribu dosa yang saya dapat. Saya berniat, sepulang saya dari haji ini, saya minta tolong dari ustazah supaya mau mengajarkan suami saya sholat, puasa, mengaji, dan mengerjakan semua ibadah. Saya ingin mengajak suami pergi haji. Seperti saya, suami saya itu Islam pada nama saja. Tapi itu semua adalah kesalahan saya. Saya sudah membawa dia masuk Islam, tapi saya tidak membimbing dia. Bukan itu saja, sayalah yang menjadi seperti orang yang bukan Islam”.

Sejak kembali dari haji itu, saya tidak mendegar cerita tentang wanita tersebut. Bagaimana pun, saya percaya dia sudah menjadi wanita yang benar-benar solehah. Adakah dia berbohong kepada saya tentang ceritanya diazab semasa koma? Tidak. Saya percaya jika dia berkata benar. 

Rasulullah ﷺ mengingatkan pada kita tentang lima perkara sebelum datangnya lima perkara, dalam hadistnya. Dalam suatu riwayat dari Ibnu ‘Abbas,Rasulullah ﷺ bersabda,

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
  • Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
  • Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
  • Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
  • Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
  • Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim).



Wallahu A'lam Bishowab.

Bukti Cinta Rasulullah ﷺ Kepada Umatnya.

Habib Ali Abdurrahmah Alhabsy pernah memgatakan:
Seandainya engkau mengetahui  betapa cinta dan  kasihnya Baginda Nabi Muhammad Saw kepada umatnya, niscaya engkau akan berziarah ke madinah sekalipun engkau berjalan dengan merangkak atau menggunakan kedua kelopak matamu....

Ketika sakaratul maut Rasulullah  masih ingat dengan engkau umatnya, sedang kegembiraan yang sedikit telah melupakan mu kepada Rasulullah .... Dan inikah yang dinamakan cinta kepada Rasulullah ..?.

Basahilah lisanmu dengan memperbanyak sholawat pada sang kekasih (Nabiyyuna wa Maulana )Nabi Muhamad )....

Pagi itu Rasulullah  dengan suara terbata-bata berkutbah:
" Wahai umat ku. kita semua dalam kekuasaan Allah سبحانه و تعالى dan cinta kasih-Nya, maka taat dan bertaqwla kepada-Nya. Ku wariskan dua perkara kepada kalian, Al Qur'an dan Sunnahku. Siapa yang mencintai Sunnahku, berarti mencintaiku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk surga bersama-sama aku".

Kutbah singkat itu di akhiri dengan pandangan mata Rasulullah  yang tenang dan penuh harap menatap satu persatu para sahabatnya. Abu bakar  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  menatap mata Rasulullah  dengan berkaca-kaca. Umar  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه menahan nafas dan tangisnya. Ustman  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  menghela nafas panjang. Ali  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  hanya menundukkan kepala.

Isyarat itu telah datang, saatnya telah tiba, Lalu  dalam hati para sahabat mengatakan:
 "Rasulullah  akan meninggalkan kita semua". 

Manusia tercinta itu telah selesai menunaikan tugasnya yang mulia didunia. Tanda-tanda itupun bertambah kuat. Tat kala Ali  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  dengan cekatan memeluk Rasulullah  yang lemah dan lunglai ketika turun dari mimbar.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah  masih tertutup. Di dalamnya Rasulullah  terbaring lemah dengan kening berkeringat membasahi pelepah kurma alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar salam, yang bertanya
"bolehkah saya masuk?".

Fatimah رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  tak mengijinkan masuk lalu berkata:
"Maafkan ayahku sedang demam".

Fatimah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya:
"Siapakah itu wahai anakku?".

Dengan lembut  Fatimah رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه bertutur;
"Aku Tak tahu ayahanda, sepertinya baru kali ini aku melihatnya".

Rasulullah  menatap putrinya dengan pandangan yang mengetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah putrinya hendak di kenangnya.

Lalu Rasulullah  berkata:
" Ketahuilah. Dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara. Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah malaikul maut" .

Fatimahpun menahan ledakan tangisnya. Ketika malaikat maut datang mendekat, Rasulullah  menanyakan kenapa jibril عليه السلام  tidak menyertainya. Kemudian di panggilah jibril عليه السلام  yang sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah سبحانه و تعالى ini. 

Dengan suara yang teramat lemah Rasulullah ﷺ lalu bertanya:
"Duhai Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah سبحانه و تعالى ".

Jibril  عليه السلام  menjawab: 
"Pintu-pintu langit telah terbuka. para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu" .

Ternyata itu tidak membuat Rasulullah  lega. Matanya masih penuh gambaran kecemasan. lalu Jibril  عليه السلام melanjutkan perkataanya:
"Engkau tidak akan senang mendengar kabar ini?".

Rasulullah ﷺ lalu bertanya:
" Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?".

Jibril  عليه السلام  lalu menjawab:
"Jangan khawatir ya Muhamad, aku pernah mendengar Allah سبحانه و تعالى berfirman kepada ku, Ku haramkan surga bagi siapa saja, kecuali umatmu telah berada di dalamnya".

Detik-detik semakin dekat. Saatnya Izrail عليه السلام menunaikan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah ﷺ di tarik. Nampak sekujur tubuh Rasulullah ﷺ bersimbah peluh, urat-urat lehernyapun menegang. Lalu Rasulullah  berkata:
"Ya Jibril, betapa dahsyatnya sakaratul maut ini".

Fatimah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه terpejam. Ali  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  yang berada di sampingnya menunduk semakin dalam. Jibril عليه السلام memalingkan muka.

Lalu Rasulullah ﷺ  bertanya kepada malaikat pengantar wahyu itu:
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" .

Lalu Jibril  عليه السلام  menjawab:
"Siapa yang sanggup melihat kekasih Allah سبحانه و تعالى di renggut ajal"

Kemudian terdengar Rasulullah  memekik karena sakit yang tak tertahankan lalu berdoa:
 "Ya Allah, Alangkah dahsyatnya  maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan engkau timpakan pada umatku".

Badan Rasulullah  mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  segera mendekatkan telinganya:
"Uushikum bis shalati, wa maa malakat aymanukum". 
Yang artinya:
"Peliharalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah diantara kamu".

Di luar pintu tangispun mulai terdengar membahana. Para sahabat saling berpelukan. Fatimah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه menutupkan tangan di wajahnya. Dan Ali  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  kembali mendekatkan telinga di bibir Rasulullah ﷺ  yang mulai kebiruan, " Ummatii..., ummatii...., ummatii...,"

Berakhirlah hidup manusia mulia yang membawa agama rahmatan lil alamin itu.

آللّهُمَ صَلّیۓِ ۈسَلّمْ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓِ آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ
Wallahu A'lam Bishowab.