Dahulu bangsa Al-khotib adalah dari kalangan Dikisahkan disuatu kota tinggallah seorang hamba Allah yang sholeh serta karim dermawan dari kalangan bangsa Al-khotib. Kehidupannya cukup karena tidak dapat dikatakan miskin dan juga tidak terlalu kaya raya, suatu ketika ada seorang Dzuriat Nabi yang sedang kehabisan bekal dan ongkos dalam perjalannya dikota Al-khotib terrsebut. Kemudian masarakat setempat menyarankan kepada
Dzuriat Nabi tersebut agar segera menuju kerumah Al-khotib.
Singkat cerita Dzuriat Nabi tersebut segera bergegas kerumah Al-khotib, lalu bertemulah
Dzuriat Nabi dengan Al-khotib, lalu merekapun bercakap-cakap. Dalam percakapan tersebut Dzuriat Nabi mengutarakan maksudnya yang sedang mengadakan perjalanan lalu kehabisan bekal dan ongkos dikota Al-khotib tersebut. Kemudian Dzuriat Nabi tersebut bermaksud ingin meminjam uang untuk bekal dan ongkos untuk perjalanannya kepada Al-khotib.
Lalu Dzuriat Nabi berpesan:
"Duhai Al-Khotib, ketahuilah jika yang akan membayar hutangku ini nanti adalah datukku".
Setelah hajadnya terpenuhi maka berpisahlah Dzuriat Nabi dengan Al-khotib.
Akan tetapi sang istri Al-khotib memprotes kepada Al-khotib. Dan diacuhkan saja oleh Al-khotib dengan sembari diberi pengertian kepada istrinya.
Pada malam harinya Al-khotibpun tertidur, dalam tidurnya Al-khotib didatangi oleh Rasulullah ﷺ dalam mimpinya. Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Duhai Al-khotib apakah benar jika cucuku telah berhutang kepadamu?".
Dengan rasa takdzimnya Al-khotib lalu menjawabnya:
"Benar ya Rasulullah".
Lalu Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Apakah yang engkau inginkan, aku akan membayarnya didunia atau aku membayarnya diakherat?"
Al-khotib lalu menjawabnya:
"Diakherat saja ya Rasulullah".
Kemudian terbangunlah Al-khotib dari tidurnya diwaktu tengah malam, lalu Al-khotib menunaikan sholat malam seperti biasa yang dilakukannya sampai waktu subuh.
Keesokan harinya, Al-khotib menceritakan peristiwa tersebut kepada istrinya. Dan alangkah terkejutnya istri Al-khotib setelah mendengar cerita dari Al-khotib
Al-khotib berpesan kepada istrinya dengan berkata:
"Janganlah kita berburuk sangka kepada Dzuriat Nabi".
Setelah kejadian itu, selang 3 bulan kemudian datanglah lagi seorang Dzuriat Nabi lainnya dengan keperluan yang sama, akan tetapi Dzuriat Nabi ini bermaksud untuk meminjam lebih banyak lagi dibanding dengan Dzuriat Nabi yang pertama. Tanpa pikir panjang Al-khotibpun langsung meminjamkan uangnya kepada Dzurriat Nabi tersebut.
Malam harinya Al-khotibpun kembali tertidur, dalam tidurnya Al-khotib kembali didatangi oleh Rasulullah ﷺ seperti dalam mimpinya yang pertama. Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Duhai Al-khotib apakah benar jika cucuku telah berhutang lagi kepadamu?".
Kembali dengan rasa takdzimnya Al-khotib lalu menjawabnya:
"Benar ya Rasulullah".
Lalu Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Apakah yang engkau inginkan, aku akan membayarnya didunia atau aku membayarnya diakherat?"
Al-khotib lalu menjawabnya:
"Diakherat saja ya Rasulullah".
Kemudian terbangunlah Al-khotib dari tidurnya diwaktu tengah malam, lalu Al-khotib menunaikan sholat malam seperti biasa yang dilakukannya sampai waktu subuh.
Setelah kejadian itu, selang 6 bulan kemudian datang lagi seorang Dzuriat Nabi lainnya dengan keperluan yang sama, akan tetapi Dzuriat Nabi ini bermaksud untuk meminjam lebih banyak lagi dibanding dengan Dzuriat Nabi yang kedua yaitu dengan meminta separuh hartanya. Tanpa pikir panjang Al-khotibpun langsung memberikan setengah hartanya kepada Dzurriat Nabi tersebut.
Malam harinya Al-khotibpun kembali tertidur, dalam tidurnya Al-khotib kembali didatangi oleh Rasulullah ﷺ seperti dalam mimpinya yang pertama dan kedua. Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Duhai Al-khotib sudah 3x cucuku datang kepadamu, dan untuk kali ini cucuku telah meminta lebih banyak. Apakah yang engkau inginkan, aku membayarnya didunia atau aku membayarnya diakherat?"
Al-khotibpun tetap pada pendiriannya, lalu menjawab:
"Diakherat saja ya Rasulullah".
Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Aku akan membayarnya diakherat, tapi untuk kali ini aku akan bayar sebagian terlebih dahulu didunia dengan emas lantakan dan aku akan membayarnya lagi bahkan lebih banyak".
Lalu terbangunlah Al-khotib dari tidurnya dan ternyata nampak emas lantakan di dua sisi Al-khotib dan dengan disaksikan juga oleh istrinya. Dan menangislah istri Al-khotib menyesal atas perbuatannnya dengan sangkaan yang kurang bagus.
Kemudian tidak lama setelah kejadian itu Al-khotib pergi menghadap illahi robby dan hakkul yaqin berjumpa dengan Rasulullah ﷺ.
Wallahu A'lam Bishowab.