Monday, December 11, 2017

Hadirnya Ruh Rasulullah ﷺ.

يَا نَبِي سَلَامْ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلْ سَلَامْ عَلَيْكَعَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُذْرِيّ قَالَ 
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْأَنْصَارِ: قُوْمُوْا إلَى سَيِّدِكُمْ أوْ خَيْرِكُمْ. رواه مسلماَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّيَا نَبِي سَلَامْ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلْ سَلَامْ عَلَيْكَ

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلَّا رَدّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي، حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ".


Dari Abu Hurairah رضي الله عنه Rasulullahbersabda:
"Tidaklah seseorang di antara kalian mengucapkan salam penghormatan kepadaku melainkan Allah mengembalikan ruhku hingga aku menjawab salamnya".

Saturday, December 9, 2017

Imam Ja’far As-Shodiq Dan Laa Haula walaa Quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang mengucapkan Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah maka hal itu sebagai penawar baginya dari 99 penyakit dan yang termudah adalah rasa bimbang”. (HR. Tabrani).

Sebuah kisah tentang keutamaan Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah yang telah diriwayatkan tentang hal yang pernah terjadi pada Ja’far As-Shodiq. 

Thursday, December 7, 2017

Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah Sebagai Penawar penyakit Dan Rasa Bimbang.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:



“Barangsiapa yang mengucapkan Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah maka hal itu sebagai penawar baginya dari 99 penyakit dan yang termudah adalah rasa bimbang”. (HR. Tabrani).

Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah Sebagai Bacaan Isti’anah

Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah adalah kalimat isti’anah (Meminta pertolongan dan dukungan dalam suatu urusan). Dengan kalimat ini seorang insan meminta pertolongan kepada Allah pada semua keinginannya. (Silsilah Fatawa Nur Ala Darb,No. 224).

Ada satu kisah menarik mengenai Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah sebagai kalimat isti’anah (Meminta pertolongan dan dukungan dalam suatu urusan). 

Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah

 لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
"Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah"
Artinya;
 “Tidak ada usaha, kekuatan dan upaya selain dengan kehendak Allah.”

Laa Hawla wa La Quwwata Illa Billah atau yang biasa disebut dengan Dzikir  “hauqalah“, berisi tentang penyerahan diri kita sebagai hmaba dalam segala urusan kepada Allah.

Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah adalah kalimat isti’anah (Meminta pertolongan dan dukungan dalam suatu urusan). Dengan kalimat ini seorang insan meminta pertolongan kepada Allah pada semua keinginannya. (Silsilah Fatawa Nur Ala Darb,No. 224).

Rasulullah : bersabda:
“Maukah aku tunjukkan kepadamu sebuah kalimat yang berasal dari bawah ‘Arsy dari pusaka surga? Katakanlah olehmu: Laa Hawla wa La Quwwata Illa Billah”, niscaya Allah akan mengatakan, ‘hambaKu telah menyerahkan dirinya dan meminta perlindungan.”(HR Al-Hakim dari Abu Hurairah).

Ibnul Qoyyim mengatakan:
“Kalimat Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah” mempunyai pengaruh yang sangat menakjubkan saat menanggung beban pekerjaan yang sulit dan keras, atau saat menghadap kepada raja dan orang yang ditakutkan, selain pengaruhnya yang efektif untuk menolak kemiskinan".

Dari Abi Musa Al-Asy’ari ia berkata: 
Rasulullah  berkata kepadaku: 
“Maukah aku tunjukkan kepadamu salah satu bacaan yang menjadi simpanan kekayaan di dalam syurga?”.

 Maka aku menjawab: 
“Tentu, Duhai Rasulullah”. 

Maka Rasulullah ﷺ menjawab: 
“Ucapkanlah Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah”.

Ibnu Mas’ud berkata:
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindugan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah”.

Imam Nawawi menyebutkan berbagai tafsiran di atas dalam Syarh Shahih Muslim dan beliau katakan;
“Semua tafsiran tersebut hampir sama maknanya.” (Syarh Shahih Muslim, 17: 26-27).

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah   bersabda:
“Barangsiapa yang mengucapkan Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah maka hal itu sebagai penawar baginya dari 99 penyakit dan yang termudah adalah rasa bimbang”. (HR. Tabrani).

.والله أعلمُ بالـصـواب

Friday, December 1, 2017

Lepasnya Rantai Dajjal

Dalam sebuah riwayat Rasulullah bersabda:
ثَلاَثٌ إِذَا خَرَجْنَ (لَمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ) الآيَةَ الدَّجَّالُ وَالدَّابَّةُ وَطُلُوعُ الشَّمْسِ مِنَ الْمَغْرِبِ أَوْ مِنْ مَغْرِبِهَا

“Tiga tanda, jika semuanya telah terjadi, maka tidak akan berguna lagi keimanan seseorang sebelumnya, yaitu; keluarnya Dajjal, binatang melata, dan terbitnya matahari dari barat atau dari tempat terbenamnya” (HR. Tirmidzi -Ahmad).

Tuesday, November 28, 2017

Pesan Abah Guru Sekumpul Tentang Habib.

Orang jaba (biasa, dan bukan habib) alim itu bila dibandingkan dengan Habib yang Jahil, maka lebih mulia cucu  Rasulullah ﷺ (Habib).

Dan berguru kepada Habib yang alim itu lebih afdhol dari pada berguru kepada seribu ulama yang bukan Habib.

Amun habib bujur haja ikuti amun salah jangan diumpati…(apabila Habib itu benar maka ikuti dan bila salah jangan dicaci).

Kita boleh benci dengan maksiatnya (Habib) tapi jangan dengan jasadnya.

Supaya kita kada katulahan gawian para habaib kaya apakah jangan di umpat campuri…(supaya kita tidak kuwalat perbuatan para habib seperti apa saja jangan dicaci / diikut campuri).

Apabila keluarga Rasulullah ﷺ ada yang berbuat jahat maka sebelum berbuat jahat sudah diampuni Allah… jadi ini i'tiqad kita.

Kada mau hubungan ilmu kita sampai ke Rasulullah ﷺ amun kita masih ada tersalah dengan Dzuriyyat Nabi.

Semoga Alloh mengumpulkan kita semua dengan Rasulullah ﷺ dan keluarganya di akhirat..

اللهم صل على سيدنا و حبيبنا و شفيعنا و قرة أعيننا و مولانا محمد وعلى آله وصحبه وسلم..
.اللهم صل وسلم وبارك عليه وعلى اله....

.والله أعلمُ بالـصـواب

Begitu Rupawannya Wajah Rasulullah ﷺ

Disadur dari Kitab Al-Mahabbah karya Imam Ghozali dan Kitab Muhammad Insanul Kamil karya Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki.

Didalam Kitab Al-Mahabbah karya Imam Ghozali disebutkan bahwa Imam Muhammad bin Asy'ats berkata pada masa Nabi Yusuf 'Alaihissalam, penduduk Mesir pernah hidup selama empat bulan tanpa makanan. Jika mereka sedang lapar, untuk menghilangkan rasa laparnya, mereka cukup hanya dengan  memandang Nabi Yusuf  'Alaihissalam. Karena dengan hanya melihat begitu rupawannya  wajah dari Nabi Yusuf  'Alaihissalam menjadikan mereka lupa akan rasa laparnya. 

Bahkan ada yang lebih dari itu. Pernah terjadi di mana sekumpulan perempuan mengiris-ngiris jarinya tanpa terasa, karena takjub melihat ketampanan Nabi Yusuf 'Alaihissalam.

Hal ini telah dijelaskan dalam Firman Allah yang artinya:
“Tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum dengan keelokan wajahnya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.” (QS. Yusuf: 31).

Dan didalam Kitab Muhammad Insanul Kamil, karya Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki mengatakan bahwa pembagian ketampanan, keindahan dan keelokan yang Allah Ta'ala turunkan ke alam ini dibagi menjadi beberapa bagian, dengan rincian pembagiannya sebagai berikut :
  • 50% untuk Rasulullah ﷺ.
  • 25% untuk Nabi Yusuf 'Alaihissalam, 
  • Sisanya 25% lagi dibagikan kepada seluruh alam raya beserta isinya yang meliputi keindahan alam, keelokan hewan, ketampanan dan kecantikan manusia, dan lain sebagainya.
Baik Rasulullah ﷺ maupun Nabi Yusuf  'Alaihissalam sama-sama rupawan dan mempesona siapapun yang melihat, mereka juga sama-sama diberi 10 hijab dari cahaya guna menjaga penampilannya dari fitnah.

Hanya saja bedanya semua hijab Nabi Yusuf 'Alaihissalam telah dibuka semenjak di dunia, sedangkan Rasulullah ﷺ baru satu yang dibuka, sisanya akan dibuka dan ditampakan kelak di syurga. 

Karena jika semua hijab Rasulullah ﷺ dibuka semenjak di dunia, maka orang-orang didunia akan tanpa sadar  mengoyak-ngoyak jantungnya karena tak kuasa menahan takjub melihat begitu rupawannya Rasulullah ﷺ.


اللهم صل على سيدنا و حبيبنا و شفيعنا و قرة أعيننا و مولانا محمد وعلى آله وصحبه وسلم..
.اللهم صل وسلم وبارك عليه وعلى اله....

.والله أعلمُ بالـصـواب

Tuesday, November 21, 2017

Kisah Dzuriat Nabi Dengan Al-khotib

Dahulu bangsa Al-khotib adalah dari kalangan  Dikisahkan disuatu kota tinggallah seorang hamba Allah yang sholeh serta karim dermawan dari kalangan bangsa Al-khotib. Kehidupannya cukup karena tidak dapat dikatakan miskin dan juga tidak terlalu kaya raya, suatu ketika ada seorang Dzuriat Nabi yang sedang kehabisan bekal dan ongkos dalam perjalannya dikota Al-khotib terrsebut. Kemudian masarakat setempat menyarankan kepada Dzuriat Nabi tersebut agar segera menuju kerumah Al-khotib. 

Singkat cerita Dzuriat Nabi tersebut segera bergegas kerumah Al-khotib, lalu bertemulah Dzuriat Nabi dengan Al-khotib, lalu merekapun bercakap-cakap. Dalam percakapan tersebut Dzuriat Nabi mengutarakan maksudnya yang sedang mengadakan perjalanan lalu kehabisan bekal dan ongkos dikota Al-khotib tersebut. Kemudian Dzuriat Nabi tersebut bermaksud ingin meminjam uang untuk bekal dan ongkos untuk perjalanannya kepada Al-khotib. 

Lalu Dzuriat Nabi berpesan:
"Duhai Al-Khotib, ketahuilah jika yang akan membayar hutangku ini nanti adalah datukku".

Setelah hajadnya terpenuhi maka berpisahlah Dzuriat Nabi dengan Al-khotib.
Akan tetapi sang istri Al-khotib memprotes kepada Al-khotib. Dan diacuhkan saja oleh Al-khotib dengan sembari diberi pengertian kepada istrinya.

Pada malam harinya Al-khotibpun tertidur, dalam tidurnya Al-khotib didatangi oleh Rasulullah dalam mimpinya. Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Duhai Al-khotib apakah benar jika cucuku telah berhutang kepadamu?".
 
 Dengan rasa takdzimnya Al-khotib  lalu menjawabnya:
"Benar ya Rasulullah".

Lalu Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Apakah yang engkau inginkan, aku akan membayarnya didunia atau aku membayarnya diakherat?"

Al-khotib  lalu menjawabnya:
"Diakherat  saja  ya Rasulullah".

Kemudian terbangunlah Al-khotib dari tidurnya diwaktu tengah malam, lalu Al-khotib  menunaikan sholat malam seperti biasa yang dilakukannya sampai waktu subuh.

Keesokan harinya,  Al-khotib menceritakan peristiwa tersebut  kepada istrinya. Dan alangkah terkejutnya istri Al-khotib setelah mendengar cerita dari Al-khotib

Al-khotib berpesan kepada istrinya dengan berkata:
"Janganlah kita berburuk sangka kepada Dzuriat Nabi".

Setelah kejadian itu, selang 3 bulan kemudian datanglah lagi seorang Dzuriat Nabi lainnya dengan keperluan yang sama, akan tetapi  Dzuriat Nabi ini bermaksud untuk meminjam lebih banyak lagi dibanding dengan  Dzuriat Nabi yang pertama. Tanpa pikir panjang Al-khotibpun langsung  meminjamkan uangnya kepada Dzurriat Nabi tersebut.

Malam harinya Al-khotibpun kembali tertidur, dalam tidurnya Al-khotib kembali didatangi oleh Rasulullah  seperti dalam mimpinya yang pertama. Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Duhai Al-khotib apakah benar jika cucuku telah berhutang lagi kepadamu?".
 
Kembali dengan rasa takdzimnya Al-khotib  lalu menjawabnya:
"Benar ya Rasulullah".

Lalu Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Apakah yang engkau inginkan, aku akan membayarnya didunia atau aku membayarnya diakherat?"

Al-khotib  lalu menjawabnya:
"Diakherat  saja  ya Rasulullah".

Kemudian terbangunlah Al-khotib dari tidurnya diwaktu tengah malam, lalu Al-khotib  menunaikan sholat malam seperti biasa yang dilakukannya sampai waktu subuh.

Setelah kejadian itu, selang 6 bulan kemudian datang lagi seorang Dzuriat Nabi lainnya dengan keperluan yang sama, akan tetapi  Dzuriat Nabi ini bermaksud untuk meminjam lebih banyak lagi dibanding dengan  Dzuriat Nabi yang kedua yaitu dengan meminta separuh hartanya. Tanpa pikir panjang Al-khotibpun langsung  memberikan setengah hartanya kepada Dzurriat Nabi tersebut.

Malam harinya Al-khotibpun kembali tertidur, dalam tidurnya Al-khotib kembali didatangi oleh Rasulullah  seperti dalam mimpinya yang pertama dan kedua. Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Duhai Al-khotib  sudah 3x cucuku datang kepadamu, dan untuk kali ini cucuku telah meminta lebih banyak. Apakah yang engkau inginkan, aku membayarnya didunia atau aku membayarnya diakherat?"

Al-khotibpun tetap pada pendiriannya,  lalu menjawab:
"Diakherat  saja  ya Rasulullah".

Rasulullah ﷺ lalu bersabda:
"Aku akan membayarnya diakherat, tapi untuk kali ini aku akan bayar sebagian terlebih dahulu didunia dengan emas lantakan dan aku akan membayarnya lagi bahkan lebih banyak".

Lalu terbangunlah Al-khotib dari tidurnya dan ternyata  nampak emas lantakan di dua sisi Al-khotib dan dengan disaksikan juga oleh istrinya. Dan menangislah istri Al-khotib menyesal atas perbuatannnya dengan sangkaan yang kurang bagus.

Kemudian tidak lama setelah kejadian itu Al-khotib pergi menghadap illahi robby dan hakkul yaqin berjumpa dengan Rasulullah ﷺ.

Wallahu A'lam Bishowab.

Friday, November 17, 2017

Perbedaan Antara Dzuriat Nabi Dengan Massaikh.

Kalam Habib Munzir Al Musawa.

Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan-Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,

Saudaraku yg kumuliakan.

Mengenai derajat, adalah dimata Allah dg ketakwaan, namun Allah swt memerintahkan kita mencintai keluarga Rasulullah , maka kecintaan kita kepada Rasulullah ﷺ tidak terkait pada perlakuan mereka, namun terkait pada bakti kita kepada Rasulullah .

Tentunya kita membedakan mereka yg keluarga Rasulullah  dengan yg bukan, karena firman Allah swt: 
"Katakanlah (wahai Muhammad saw) bahwa aku tidak meminta balas jasa upah (atas dakwahku ini), kecuali kecintaan dan kasih sayang kalian pada keluargaku" (QS Assyuura 23).

Maka jelaslah kecintaan kepada keluarga Rasulullah ﷺ wajib hukumnya, sehingga disebut pula dalam shalawat kepada Rasulullah  dan keluarganya.

Istilah Masyaikh artinya guru guru, tidak semua bangsa arab disebut masyaikh, yaitu mereka yg qabilah qabilahnya banyak yg menjadi Imam, Guru besar, ulama besar dll maka qabilahnya tergolong qabilah masyaikh, merekapun dimuliakan karena nenek moyang mereka adalah para ulama besar.

Ini semua bukanlah kasta, sebagaimana dalam agama hindu, ini adalah penghargaan seorang muslim kepada muslim lainnya. sebagaimana kakak, mesti lebih dimuliakan, dan ayah, mesti lebih dimuliakan lagi, lalu Ibu, mesti lebih dimuliakan lagi, demikianlah iman, demikianlah budi pekerti mulia.

Mengenai nama nama assegaf dll itu adalah sebagai gelar pengenal, ketika muncul seorang Imam Besar pada mereka, maka diberi gelar pengenal, maka keturunannya tetap disebut keturunan Assegaf, keturunan Alaydrus dll.

Maksudnya adalah mengabadikan kemuliaan para pejuang Syariah dan ulama yg mengajarkan kemuliaan Al-qur’an, hadits dan ilmu ilmu syariah lainnya.

Demikian pula pada para Kyai, misalnya KH Abdurrasyid Syafii, nama beliau adalah Abdurrasyid, dan nama ayah beliau adalah KH Abdullah Syafii, maka setelah KH Abdullah Syafii wafat, maka putranya disebut KH Abdurrasyid Syafii, dan kata : Syafii diambil dari nama ayahnya, digelarkan padanya agar lebih dikenal, dan mengabadikan dahsyatnya perjuangan ayahnya di Bumi Jakarta ini.

Demikian saudaraku yang kumuliakan, semoga sukses dengan segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu.

Aamiin yaa robbal Alaamiin.

Wallahu a’lam Bishowab.
Sumber:http://www.majelisrasulullah.org