Tuesday, June 21, 2016

Kisah Nyata: Balasan Untuk Penzina.

Kisah ini telah diceritakan oleh pelaku zina yang tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatan bejadnya itu. Dia menuliskan ceritanya di salah satu media Arab tanpa menuliskan namanya. Agar setiap orang mengambil pelajaran dari kisah yang ia alami. Berikut ini penuturannya:

Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di Timur Tengah. Seperti kebanyakan pemuda pada umumnya saya juga dekat dan menjalin hubungan dengan salah satu teman perempuan saya. Hubungan itu terjalin baik karena kami saling mencintai. Didalam kehidupan di kampus saya yang bebas berbaur dengan laki-laki ataupun perempuan, pemuda manasih yang tidak mau dekat dengan perempuan di kampus, kecuali dia seorang pemuda shaleh yang dirahmati Allah سبحانه و تعالى  dan dijauhkan dari pergaulan bebas.

Cinta yang seharusnya tetap suci dan bersih itu suatu hari saya nodai. Saya telah melakukan perbuatan zina dengan pacar saya. Tidak lama kemudian pacar saya hamil,setiap hari dia kerjanya hanya Menangis dan murung, pacar saya sangat menyesalkan telah melakukan zina dengan saya, dan kini membuatnya hamil dan tidak mampu menanggung aib besar.

Ketika keluarga pacar saya mengetahui bahwa anak gadisnya telah hamil diluar nikah. Dapat anda bayangkan bagaimana berguncangnya perasaan seorang ibu dan bapak yang mengetahui anaknya telah melakukan zina hingga hamil. Tentulah sangat memalukan. Setelah ditanya dengan siapa dia melakukan hubungan badan itu. pacar sayapun menceritakannya, kepada salah satu temannya di kampus. Setelah mengetahui saya yang telah menghamilinya. Kemudian kakak pacar saya datang ke kampus saya. Setelah bertemu dengan saya, dia langsung bertanya pada kepada saya. Meminta saya untuk bertanggung jawab, Tapi saya langsung mengatakan:

“ Demi Allah saya tidak mengenal saudari kamu, pergilah cari orang yang telah membuat adikmu hamil!”.

Tidak bisa anda bayangkan bagaimana perasaan kakak dari pacar saya itu, keluarganya sendirian menanggung malu sedang saya tidak mau bertanggung jawab, Keluarga pacar saya hanya bisa terdiam membisu, mungkin dalam diamnya mereka berdoa agar Allah membalas perbuatan saya itu.

Tetapi memang benarbahwa Allah سبحانه و تعالى  tidak akan pernah tidur dan yang maha mendengar, Dia mendengar jeritan hambaNya yang didzalimi. Berhati – hatilah terhadap orang yang terdzalimi, karena doa orang yang didzalimi akan dikabulkan, sebagai mana diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  berkata: Rasulullah  bersabda:
"Ada tiga doa mustajab (dikabulkan) yang tidak ada keraguan di dalamnya, yaitu: doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa buruk orang tua kepada anaknya". (HR Abu Daud dan al-Tirmizi. al-Tirmizi berkata: Hadis hasan).

Setelah sekian lama saya telah lupa dengan kejadian itu. Lupa dan lalai bahwa saya pernah mendzalimi pacar saya. Suatu hari saat saya pulang ke rumah, saya mendapati ibu saya jatuh pingsan. Saya menjadi gusar. Lalu saya berusaha membangunkan ibu saya, setelah ibu saya telah sadar saya lalu bertanya, apa yang terjadi. Ibu saya malah berteriak histeris dengan keras. Setelah itu ibu saya pingsan lagi. Saya menjadi bingung, berusaha membangunkan ibu saya kembali,tidak lama kemudian ibu saya pun bangun, saya lalu bertanya:
“Ibu apa yang telah terjadi? Kenapa ibu jatuh pingsan?”.

Dengan lemas, Ibu saya menjawab:
“ Adikmu”.

saya lalu bertanya:
“ Adikku kenapa?”.

Ibu saya menjawab:
“ Adikmu hamil, katanya dengan anak tetangga”. 

Saya sangat terkejut mendengar jawaban dari ibu saya, hati saya sedih terguncang mendengar adik saya yang hamil di luar nikah. Setelah itu saya mendatangi tetangga saya, dalam keadaan emosi dan marah, benarkah tetangga saya yang telah melakukan itu, sayapun meminta pertanggung jawaban darinya, tapi apa jawaban tetangga saya itu?

Tanpa ada perasaan bersalah tetangga sayapun menjawab:
“ Demi Allah saya tidak melakukan zina dengan saudarimu, pergilah cari orang yang telah menyebabkan saudarimu hamil!”. 

Jawaban dari tetangga saya itu persis seperti jawaban yang dulu pernah saya katakan pada kakak pacar saya yang pernah saya hamili. Mendengar jawaban itu hati saya seperti teriris silet yang tajam, sakit. Jiwa saya tergoncang keras.

Begitulah Allah سبحانه و تعالى telah membalas perbuatan saya terhadap Pacar saya , Seorang wanita yang dulu saya nodai, lalu kakak pacar saya pernah meminta pertanggungjawaban dari saya, tapi saya ingkari. Bagaimana sakitnya perasaan pacar saya dan kakaknya yang saya dzalimi saat itu, seperti itu juga perasaan yang saya dan adik saya dapatkan saat ini. Azab diduni yang teramat pedih itu tidak terduga.

Apakah kisah ini selesai sampai di sini? 

Setelah beberapa tahun berlalu, saya dapat menjalani kehidupan normal layaknya manusia normal, saya sudah lupa dengan kejadian yang saya alami. Sebagai manusia yang normal saya ingin sekali untuk menikah, tidak lama kemudian sayapun dapat menikah dengan pujaan hati saya. Tetapi di malam pertama, ketika saya sudah bersiap – siap menjalani kehidupan baru sebagai suami dan hendak melakukan hubungan itu, tiba – tiba saya dikejutkan oleh sesuatu yang tidak saya harapkan sebelumnya, seakan-akan saya tidak bisa menerima keadaan, hati saya sedih tergoncang ketika mengetahui istri saya sudah tidak perawan lagi, dahulu Istri saya pernah melakukan zina dengan laki – laki lain sebelum menikah! 
Tapi Istri saya telah berkata dengan jujur lalu mengatakan:
“ aku mohon tutupilah aibku ini.”

Saya hanya dapat menyesalinya, lalu saya berkata dalam hati saya:
“ cukup, Ya Allah cukup, ampuni hamba atas perbuatan hamba di masa lalu“ .

Pada awalnya saya belum bisa menerima keadaan istri saya tersebut, tapi kemudian saya mau menerimanya apa adanya dan berdamai dengan keadaan dan nasib buruk yang saya dapatkan. Mungkin inilah salah satu di antara bentuk keadilan-Nya. Allah  سبحانه و تعالى  berfirman yang artinya: 
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)." (QS an-Nur [24]:26).

Setelah beberapa tahun menjalani kehidupan rumah tangga, hati saya pun mulai tenang dan kesedihan itu hilang seirng berjalanya waktu. Tak lama kemudian Istri saya hamil dan melahirkan seorang anak yang cantik seperti rembulan.

Putri saya yang cantik itu tumbuh besar dengan baik, hingga mendekati usia balig. Suatu saat saya bingung dan kaget karena mendapati putri saya menangis bersedih.

Saya lalu bertanya:
“ apa yang terjadi anakku?”.

Putri sayapun memberitahukan bahwa dia telah diperkosa oleh salah satu penjaga gedung. Mendengar jawaban itu, maka kata – kata sudah tidak cukup untuk bisa menggambarkan keadaan hati saya, terguncang sebagai seorang ayah. Sedih, bingung, marah, emosi yang meluap – luap, menangis, berontak tidak bisa menerima keadaan yang dialami putri saya.

Begitulah Allah telah membalas perbuatan dzalim yang saya lakukan di masa lalu. Saya lalu teringat dengan pacar saya yang dulu pernah saya nodai di kampus, yang juga memiliki seorang ayah, ayah pacar saya itu pasti sedih dan marah melihat keadaan putrinya telah hamil, tapi parahnya lagi saya tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatan saya. Sekarang Allah سبحانه و تعالى membalasnya memberikan saya azab yang pedih di dunia. Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى :

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah سبحانه و تعالى  dan juga tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah سبحانه و تعالى  (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.” (QS. Al-Furqan[25]: 68-69).

Wallahu A’lam Bishowab.

Wednesday, June 8, 2016

Tahapan Malaikat Jibril Turun Kedunia




Sulthonul Ilmi Al-Habib Salim bin Umar as-Syatiri pernah berkata:
Sewaktu Rasulullah ﷺ akan meninggal dunia, Rasulullah ﷺ bertanya kepada Malaikat Jibril AS. Duhai  Jibril apakah setelah sepeninggalku, engkau masih akan turun ke dunia? 

Malaikat Jibril AS menjawab:
"Ya Rasulullah. Aku masih akan turun ke dunia dalam beberapa tahapan". 

Tahapan yang pertama aku akan turun kedunia untuk mencabut keadilan, sehingga meratalah kedholiman dimana mana.

Tahapan yang kedua aku akan turun untuk mencabut berkah, sehingga bumi tidak akan menjadi berkah lagi dalam semua keadaan.

Tahapan yang ketiga aku akan mencabut amanah, sehingga banyak orang-orang yg diberi amanah tetapi mereka menghianati amanah tersebut. 

Tahapan yang keempat aku akan turun untuk mencabut malu dari para wanita, sehingga banyak wanita yg tidak ada rasa malu lagi memakai pakaian yg ketat dan terbuka.

Tahapan yang kelima saya akan turun untuk mencabut Al Qur'anul Karim, sehingga tidak satupun ayat Al Qur'an yg dapat dicari atau dibaca lagi.

Dan tidak lama setelah Al Qur'an diangkat maka orang2 yg mempunyai iman sekecil apapun didalam dadanya akan dimatikan seluruhnya sehingga tinggallah mereka kaum-kaum musrik dan kafir.

Diibaratkan pada zaman itu tidak akan pernah didengar nama Allah lagi disebut. Pada waktu itulah kiamat akan terjadi."

Mudah-mudahan kita smua ditetapkan iman dalam dienul Islam dan meninggal dlm keadaan Khusnul Khotimah.

Wallahu a'lam Bishowab.

Seruan Allah Kepada Hamba-hambanya.

Disadur dari kitab Al-Mauqif wal Mukhatabah, karangan Imam Muhammad Ibnu Abdul Jabbar bin Al-Husain An-Nifari, Sesungguhnya Allah سبحانه و تعالى berseru kepada hamba-hamba-Nya:

Duhai hamba-hamba-Ku! Dirimu tidak memiliki sesuatu apapun, kecuali apa-apa yang telah Aku kehendaki untuk menjadi milikmu. Tidak juga engkau memiliki dirimu sendiri, karena Akulah Penciptanya! Tidak pula kamu hanya sekedar memiliki jasadmu, karena Aku Sang Pembentuknya! Hanya dengan Pertolongan-Ku engkau dapat berdiri, dan dengan Kalimat-Ku dirimu hadir di dunia ini.

Duhai hamba-hamba-Ku, katakanlah “Tiada Tuhan melainkan Allah!”, kemudian tegaklah berdiri di jalan yang benar, maka tiada Tuhan melainkan Aku! Dan tiada pula wujud yang sebenarnya wujud, kecuali untuk-Ku! Segala sesuatu yang selain Aku adalah dari buatan Tangan-Ku dan dari tiupan Ruh-Ku.

Duhai hamba-hamba-Ku! Segala sesuatu adalah kepunyaan-Ku, bagi-Ku, dan untuk-Ku! Jangan sekali-kali dirimu merebut apa yang menjadi kepunyaan-Ku!

Kembalikan segala sesuatu kepada-Ku, niscaya akan Kubuahkan pengembalianmu dengan Tangan-Ku, dan Kutambahkan padanya dengan Kepemurahan-Ku. Serahkan segala sesuatu kepada-Ku, niscaya Kuselamatkan engkau dari segala sesuatu!

Ketahuilah, bahwa hamba-hamba-Ku yang terpercaya adalah yang mengembalikan segala sesuatu selain-Ku kepada-Ku! Tengoklah dengan pandangan tajam kepada-Ku, bagaimana cara-Ku melakukan pembagian, niscaya engkau akan melihat pemberian dan penolakan merupakan dua bentuk yang dinamakan, agar dengan demikian engkau dapat mengenal-Ku!

Duhai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya dirimu telah melihat Aku sebelum dunia ini terhampar, dan mengenal siapa Aku. Dan hanya kepada-Ku lah engkau akan kembali!

Kemudian Aku ciptakan segala sesuatu untukmu, dan Aku labuhkan tirai hijab atasmu, lalu kamupun terhijab dengan tirai wujudmu sendiri, kemudian Aku menghijab dirimu dengan diri-diri yang lain, yang mana diri-diri yang lain itu menyeru kepadamu dan kepada dirinya sendiri, dan kesemuanya itu menjadi hijab terhadap Aku!

Setelah semua hal itu, Aku pun akan kembali Dzahir, dari balik semua itu Aku akan memperkenalkan Diri-Ku. Aku katakan kepadamu, bahwa Aku-lah Sang Khaaliq, Aku-lah yang menciptakan segala sesuatu, dan bahwasanya Aku telah menjadikan engkau sebagai khalifah atas kesemuanya itu. Dan ketahuilah, bahwa semua hal itu hanyalah amanah atasmu, dan diwajibkan atas setiap pengemban amanah untuk mengembalikannya!

Maka telitilah dirimu, setelah dirimu mempercayai-Ku, sudahkah dirimu mengembalikan segala sesuatu itu kepada-Ku? Sudahkah dirimu memenuhi perjanjian yang telah dirimu buat dengan-Ku?

Duhai hamba-hamba-Ku! Aku ciptakan segala sesuatu itu untukmu, maka bagaimana Aku akan rela jika kamu peruntukkan dirimu bagi sesuatu itu! Sesungguhnya Aku melarang dirimu untuk menggantungkan dirimu kepada sesuatu itu, karena Aku Maha Pencemburu padamu!

Duhai hamba-hamba-Ku! Aku tidak rela engkau peruntukkan dirimu bagi sesuatu, walau harapanmu akan syurga sekalipun, karena Aku ciptakan engkau hanya untuk-Ku, di sisi yang tiada sisi, dan di mana yang tiada mana!

Aku ciptakan dirimu atas pola Citra-Ku, seorang diri, tunggal, mendengar, melihat, berkemauan serta berbicara. Dan Aku jadikan dirimu berkemampuan untuk mentajalikan Nama-nama-Ku, dan tempat untuk Pemeliharaan-Ku.

Dirimu adalah sasaran Pandangan-Ku! Tiada dinding penghalang yang memisahkan antara Aku dan dirimu! Dirimu adalah kawan duduk semajelis dengan-Ku, maka tiada pembatas antara Aku dan dirimu.

Duhai hamba-hamba-Ku! Tiada diantara Aku dan dirimu, antara. Aku lebih dekat kepadamu dari dirimu sendiri, Aku lebih dekat kepadamu dari ucapan lisanmu, maka pandanglah kepada-Ku, karena Aku senang memandang kepadamu.

Wallahu A'lam Bishowab.

An-Nifari

Nama lengkap beliau ialah Muhammad ibnu Abdul Jabbar bin Al-Husain An-Nifari yang lahir di Basrah, Irak, tapi tanggal dan tahunnyatidak diketahui.  Semua ini dikarenakan An-Nifari suka menyendiri. dan berkelana. Orang-orang menyebutnya dengan sebutan An-Nifari, Sang Pengelana yang enggan bicara.  Ketinggian tokoh sufi dari Irak yang satu ini konon melebihi Rumi dan Hallaj. An-Nifari adalah teoritikus sufi sekaligus sastrawan terbesar ini pernah mengatakan:
"Ketika kita sudah melakukan sesuatu dengan baik dan bersungguh-sungguh, mengapa harus meributkan penilaian orang lain? Bukankah Ridha-Nya yang kita harapkan?".

An-Nifari nama seorang mistikus yang agak asing di telinga orang-orang awam. Tidak seperti al-Hallaj, An-Nifari seakan kurang begitu terdengar. Padahal dimata para ahli tasawuf, pandangan-pandangan sufistiknya sangatlah berpengaruh. Terbukti dari banyaknya para sufi sesudahnya yang banyak mengikutinya. An-Nifari, yang telah meninggalkan jejak kesufian yang luar biasa. Dalam memaknai tasawuf, misalnya, ia lebih berhati-hati. Itu sebabnya ia menjadi panutan bagi para sufi yang lain. Di dunia sastra klasik Irak, namanya menjulang karena karya-karyanya yang masyhur. Tapi sejarah hidupnya sulit dilacak. 

Itu pula sebabnya seorang pengamat sufisme Dr. Margareth Smith mernjulukinya sebagai Guru besar di jalan Mistik. Kalaupun sekarang ditemukan karya-karyanya, hal itu semata-mata lantaran jasa orientalis Ingris, Arthur Jhon Arbery, pengamat Islam ini berhasil menerjemahkan beberapa karya an-Nifari pada 1934  meski tidak semuanya berhasil dilacak.  Karya-karya An-Nifari penuh dengan catatan perjalanan spritual  yang tahap demi tahap dilakukannya sampai kepuncak ruhaniyah paling tinggi. Sosok an-Nifari memang unik. Pengalaman spritualnya terbingkai dengan indah dalam bahasa sastra nan elok. Karena itu tak dapat dipungkiri bahwa nama an-Nifari disejajarkan dengan para sufi dan sastrawan Irak lainnya. Bait-bait puisinya selalu menampilkan pemaknaan tentang Allah. Dengarlah, misalnya, puisinya tentang penyerahan diri kepada Allah.
  • Ilmu adalah huruf yang tak terungkap kecuali oleh perbuatan.
  • Dan perbuatan adalah huruf yang tak terungkap kecuali oleh keikhlasan.
  • Dan keikhlasan adalah huruf yang tak terungkap kecuali oleh kesabaran.
  • Dan kesabaran adalah huruf yang tak terungkap kecuali oleh penyerahan.
 Menurut An-Nifari, sabar ialah upaya untuk menahan diri dalam menanggung penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak di inginkan, maupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi. Sabar adalah kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuh atas dasar ajaran agama. Karena merupakan kondisi mental dalam mengandalikan diri, sabar merupakan salah satu tingkatan yang harus dijalani oleh seorang sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah  سبحانه و تعالى.

Dalam tingkatan-tingkatan yang harus dilalui oleh seorang sufi, biasanya sabar diletakkan sesudah zuhud, karena orang yang dapat mengendalikan diri dalam menghadapi duniawi berarti telah berusaha menahan diri dari dunia. Keberhasilan dalam tingkatan zuhud akan membawanya ke tingkatan sabar. Dalam tingkatan sabar ia tidak lagi terguncang oleh penderitaan, dan hatinya sudah betul-betul teguh menghadap Allah  سبحانه و تعالى.

Menurut An-Nifari, unsur sabar adalah ilmu. Sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah pengetahuan atau kesadaran bahwa sabar mengandung kemaslahatan dalam agama, dan memberi manfaat bagi seseorang dalam menghadapi segala problem kehidupan  yang seterusnya bersemayam di hati.

Dalam kesanggupan dalam mengendalikan kesabaran, manusia dibagi menjadi tiga tingkatan. 
  • Pertama, orang yang sanggup mengalahkan hawa nafsu karena mempunyai daya juang dan kesabaran yang tinggi. 
  • Kedua, orang yang kalah oleh hawa nafsu. Ia telah mencoba bertahan atas dorongan nafsu, tapi karena kesabarannya lemah, ia kalah. 
  • Ketiga, orang yang mempunyai daya tahan  terhadap dorongan nafsu, tapi suatu kali ia kalah, karena besarnya dorongan nafsu. 

Dalam hal ini para sufi berpijak pada hadist Rasulullah ﷺ yang di riwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Sabar terhadap segala sesuatu yang engkau benci merupakan kebajikan yang sangat besar.

Sikap kepasrahan itu ia ungkapkan dalam  bahasa yang begitu indah. Puisi ini menggambarkan bagaimana memaknai kepasrahan kepada Allah secara mendasar, kepasrahan dengan totalitas yang penuh, yang menghasilkan pemaknaan yang benar tentang islam. Dan itulah pula makna sujud dalam shalat. Bukan hanya kening yang melekat dihamparan Sajadah, tapi lebih jauh lagi adalah menyerahkan segenap jiwa dan raga kepada Allah. Pemahamannya yang tinggi terhadap nilai-nilai tasawuf menempatkannya dalam deretan teoritikus mistik yang piawai.

Ada yang berpendapat, An-Nifari mempunyai kemiripan dengan al-Hallaj, keduanya telah mencapai Wahdatus Syuhud (penyatuan penyaksian). Bedanya hanya dalam hal kehati-hatian. An-Nifari cendrung lebih hati-hati, sementara al-Hallaj dan al-Bustami lebih suka berterus terang, al-Hallaj dalam menanggapi perjalanan spritualnya sering kali emosional. Kata-katanya tidak jarang menimbulkan kontroversi. Bahkan gara-gara pencapaiannya yang diluar jangkauan kaum awam, ia dihukum mati. Berbeda dengan al-Bustami dan an-Nifari yang lebih hati-hati dalam mengungkapkan pencapaian-pencapaian spritualnya.

Terlepas dari semuanya, pemikiran tasawufnya memang sangat memukau. Tasawuf, dikaji secara mendalam dengan argumentasi yang cerdas. Sufisme merupakan bahasa spritual sekaligus ilmu pengetahuan. Melalui simbol-simbol tampaklah perjalanan dan konsep-konsep tentang tasawuf. Meski dengan dengan hati-hati, seorang sufi mampu menerjamahkannya dalam sebuah pola pikir yang pas. An-Nifari menulis sebuah kitab berjudul Al-Mawafiq Wal Mukhthabat (posisi-posisi dan percakapan-percakapan). Para pengamat sufi mengakui, karya ini sarat dengan simbol. Di dalamnya terkandung berbagai kiasan yang sering menimbulkan kontroversi dalam penafsiran. Jika menafsirkannya kurang hati-hati pastilah bisa menimbulkan pemaknaan yang salah.

Kitab tersebut dibagi dalam dua bagian penting, tapi dua-duanya tidak bisa dipisahkan satu dari yang lain. Menurut Afifuddin at-tilmisani, pensyarah karya-karya an-Nifari, sayang ia tidak menulis sendiri karya-karyanya. Melainkan hanya mendiktekan ide dan pengalaman spritualnya kepada anaknya. Atau hanya menulis pada sobekan-sobekan kertas yang kemudian di susun kembali oleh anaknya. Andai ia menulis sendiri, pastilah jauh lebih sempurna dan indah. Bagian pertama kitab itu menjelaskan tentanag maqam, posisi, atau tempat berdiri seorang sufi, sementara Muafiq (Jamak dari Mauqif) menunjukkan posisi seorang sufi dalam tingkatan spritualitas. Posisi itu sendiri disebut Waqfah, yang juga merupakan sumber ilmu. Tentang hal ini, Dr. Fudholi Zaini, pengamat sufi dari Indonesia, menulis Waqfah adalah Ruh dari Marifat, dan pada Marifat adalah Ruh dari kehidupan. Pada waqfah telah tercakup didalamnya Marifah, dan pada Marifah telah tercakup di dalamnya ilmu. Waqfah berada di balik kejauhan (al-Abud) dan kedekatan (al-Qurb) dan Marifah berada dalam kedekatan, dan ilmu ada dalam kejauhan. Waqfah adalah kehadiran Allah dan Marifah adalah ucapan Allah, sementara ilmu adalah tabir Allah. Dengan demikian urutan dari besar ke kecil sebagai berikut: Waqfah, Maifah dan Ilmu.

Proses penyaksian seperti itu pada seorang sufi menjadi hal yang sangat pribadi. Bila seorang sufi mencapai maqam tinggi, ucapan-ucapannya bisa menjadi sesuatu yang tidak jelas dan sulit dimengerti, bahkan dalam beberapa hal sulit dikomunikasikan. Oleh karena itu an-Nifari memilih diam ketika melewati tahapan spritualitasnya. Baginya kata-kata tidak bisa menampung pengalaman dan penglihatannya. Dalam kitab tersebut juga diterangkan tentang ilmu dan amal perbuatan atau Marifah dan Ibadah. Ia berpendapat bahwa hakikat ilmu adalah perbuatan, hakikat perbuatan adalah keikhlasan, hakikat keikhlasan adalah kesabaran, dan hakikat kesabaran adalah penyerahan. Dan baginya hakikat tidak akan terbentuk kecuali dengan Syariat. Demikian pula ide tidak akan terlaksana jika tidak ada penerapan dan perbuatan. Oleh karena itu keterkaitan antara Syariat dan hakikat menjadi sangat penting.

Wallahu A'lam Bishowab.

Trik Menulis Tulisan Arab Di MS word ataupun MS Office.

Bagi anda yang sering mengetik Tulisan Arab dan pastinya anda akan mendapatkan berbagai kesulitan didalamnya. Insya Allah disini kita akan dapat  menemukan sebuah solusi yang tepat ataupun cara yang Mudah untuk Mengetik Huruf Arab Berharakat tanpa ribet dan tanpa instalasi ini atau itu. 

Pada dasarnya dalam sebuah komputer itu berisikan setiap karakter yang telah diberikan kode unik yang disebut 'Unicode'. Menurut kamus wikipedia Unicode adalah suatu standar industri yang dirancang untuk mengizinkan teks dan simbol dari semua sistem tulisan di dunia untuk ditampilkan dan dimanipulasi secara konsisten oleh komputer. Dikembangkan secara tandem dengan standar Universal Character Set dan dipublikasikan dalam bentuk buku The Unicode Standard. 

Unicode mengandung suatu kumpulan karakter, suatu metodologi pengkodean dan kumpulan standar penyandian karakter, suatu kumpulan bagan kode untuk referensi visual, deskripsi sifat karakter seperti huruf besar dan huruf kecil, suatu kumpulan data referensi berkas komputer, serta aturan normalisasi, dekomposisi, pembandingan (collation), serta penggambaran (rendering).Secara formal, 'Unicode' adalah standar industri komputasi untuk encoding konsisten, representasi dan penanganan teks dinyatakan dalam sebagian besar sistem penulisan di dunia. Apakah itu adalah bahasa Inggris atau Perancis atau Arab, setiap karakter yang dapat diketik, diberikan sebuah Unicode. 

Dalam rangka untuk menghemat atau mengurangi panjang kode, sistem heksadesimal digunakan sebagai pengganti sistem desimal. Tanpa harus ribet karena terlalu banyak rincian teknis didalmnya, inilah solusi yang tepat untuk mengetik tilisan arab dalam MS word ataupun MS Office. Berikut penjelasannya:



Misalnya saja, jika kita ingin mengetik ﷴ maka:
  • Ketik "FDF4".
  • Lalu tekan 'Alt + x' (Secara bersamaan). MS Word atau dokumen Office maka akan mengkonversi FDF4 menjadi ﷴ.
  • Dalam hal ini Unicode untuk "ﷴ" adalah 'FDF4'.

Misalnya saja, jika kita ingin mengetik ﷺ maka :

  • Ketik 'FDFA'.
  • Lalu tekan 'Alt + x' (Secara bersamaan). MS word ataupun MS Office akan mengkonversi FDFA menjadi ﷺ .
  • Dalam hal ini Unicode untuk "ﷺ" adalah "FDFA".
Berikut ini adalah beberapa contoh dari tabel Unicode yang dapat dikonversi kedalam tulisan Arab:

Arabic Phrase/Word
IndonesiaTransliteration
Unicode
Allah
FDF2
Sallallāhuʿalaihi wasallam
FDFA
Mohamad
FDF4
Akbar
FDF3
Rasul
FDF6
Jallajalaalahu
FDFB
Salla
FDF9
Wassalam
FDF8
Alaihi
FDF7
Salam
FDF5
Qala
FDF1
Shalla
FDF0


Catatan: Teknik ini dapat bekerja untuk semua produk MS Office. Jika tekhnik ini tidak bekerja seperti yang kita harapkan, maka kita dapat dipersilahkan untuk menambahkan 'U +' ke Unicode dan ulangi langkah-langkah yang disebutkan di atas. Misalnya, untuk mengetik , ketik 'U + FDFA' dan jenis Alt + x.

Wallahu A'lam Bishowab

Akal vs Nafsu 2

Jika saja akal dapat mengendalikan seseorang secara utuh. Maka hawa nafsu akan tunduk patuh kepadanya. Demikian sebaliknya, jika saja manusia berada ditangan hawa nafsu, maka akal akan menjadi tawanan dan hamba baginya. Rasulullah  memuji orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya sebagai petarung sejati.

Sebagaimana dalam sebuah hadist Rasulullah ﷺ bersabda:

“Petarung sejati bukanlah yang pandai bergulat, tetapi yang mampu mengendalikan nafsunya saat marah.” (HR. Bukhari-Muslim). 

Oleh karena itu sebagaimana halnya ruh, jiwa, dan qalbu.  Akal dan nafsu manusia pun memiliki beberapa maqam, diantaranya yaitu:

Maqam Nafsu.

Di dalam tafsir Al-Azhar mahakarya dari Buya Hamka pada surah Al-Fajr, dijelaskan bahwa nafsu terbagi menjadi tiga tingkatan yakni

  • Nafsul Ammarah, nafsu yang selalu mendorong agar berbuat sesuatu diluar petimbangan akal yang tenang.
  • Nafsul Lawwamah. Kita lebih mengenalnya di dalam keseharian dengan istilah tekanan batin atau merasa berdosa.
  • Nafsul Muthmainnah yakni jiwa yang mencapai tenang dan tentram akibat digambleng terlebih dahulu oleh penderitaan dan pengalaman.

Maqam Akal.
  • Akal Awan Yaitu akal yang dimiliki oleh orang kebanyakan atau pada umumnya. Kerja akal pada tingkatan ini sangat bersifat normative dan terbatas menurut apa adanya, belum dapat memahami dibalik apa adanya. .
  • Akal Khawas bil Khawas Yaitu akal yang dimiliki oleh para nabi, rasul, dan ahli waris mereka(auliyah) Allah Swt. Daya berpikir pada tingkatanakala ini bukan melalui usaha sebagaimana pada tingkatan awam dan khawas, akan tetapi tingkat akal ini merupakan anugerah dan karunia Allah Swt. Atas ketaatan dan ketakwaan hamba-Nya.

Wallahu Alam Bishowab.

Akal vs Nafsu

Disadur dari sebuah kitab karangan ‘Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup pada masa abad ke XIII Hijriah, yang menerangkan bahwa sesungguhnya ketika Allah سبحانه و تعالى telah menciptakan akal, Allah سبحانه و تعالى  memerintahkan akal dan berfirman:

“Wahai akal menghadaplah engkau”. 

Maka akal pun mematuhinya dan bergegas menghadap kehadirat Allah  سبحانه و تعالى ,  lalu Allah  سبحانه و تعالى   memerintahkan akal kembali dan berfirman: 
“Wahai akal berbaliklah engkau!”.

Kemudian  akal pun berbalik untuk mematuhi perintah dari Allah  سبحانه و تعالى,  
lalu Allah  سبحانه و تعالى  bertanya kepada akal dan berfirman: 
“Wahai akal! Siapakah aku dan siapa engkau?”. 

Lalu dengan lemah lembut akal pun berkata:
 “Engkau adalah Rabb yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif dan lemah”.

Lalu Allah  سبحانه و تعالى  berfirman: 
“Wahai akal tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau”.

Setelah itu Allah سبحانه و تعالى  menciptakan nafsu, lalu Allah  سبحانه و تعالى   memerintahkan nafsu dan berfirman: 
“Wahai nafsu, menghadaplah engkau!”. 

Tetapi nafsu tidak mengindahkan perintah dari Allah  سبحانه و تعالى  dan hanya berdiam diri saja. Lalu Allah  سبحانه و تعالى   bertanya kepada nafsu dan berfirman: 
“Wahai nafsu Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. 

Dengan congkaknya nafsu lalu menjawabnya dan berkata: 
“Aku ini adalah aku, dan Engkau ini adalah Engkau”.

Lalu Allah  سبحانه و تعالى  menghukum nafsu dengan melemparkannya kedalam  neraka yang sangat panas selama 100 tahun, dan kemudian Allah  سبحانه و تعالى mengeluarkannya dari eraka yang sangat panas tersebut. Dan Allah سبحانه و تعالى  bertanya lagi kepada nafsu dan berfirman: 
“Wahai Nafsu Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. 

Lalu masih dengan keras kepalanya nafsu berkata:
“Aku ini adalah aku, dan Engkau ini adalah Engkau”.

Setelah itu Allah  سبحانه و تعالى  kembali menghukum nafsu dengan dengan melemparkannya kedalam neraka yang sangat dingin selama 100 tahun, dan kemudian Allah  سبحانه و تعالى  mengeluarkannya kembali. Dan Allah  سبحانه و تعالى   bertanya lagi kepada nafsu dan berfirman : 
“Wahai nafsu Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. 

Lalu nafsu masih saja berkata:
“Aku ini adalah aku, dan Engkau ini adalah Engkau”.

Kemudian Allah  سبحانه و تعالى  menghukum nafsu dengan melemparkannya kedalam neraka Juu’(lapar) selama 100 tahun. Dan Allah  سبحانه و تعالى  mengeluarkannya kembali. 
Lalu  Allah  سبحانه و تعالى   bertanya lagi kepada nafsu dan berfirman: 
“Wahai nafsu Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. 

Akhirnya nafsu mengakuinya dengan berkata: 
” Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah rabb penciptaku.”

Didalam kitab tersebut juga dapat disebutkan bahwa dengan sebab itulah        maka   Allah  سبحانه و تعالى  mewajibkan kita sebagai hamba-hambanya yang dhaif untuk berpuasa yang memiliki berbagai macam keutamaan didalamnya.

Wallahu A'lam Bishowab.

Garam Dan Cara Mengkomsumsinya .

Definisi Garam.
Garam adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin. Biasanya garam yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl) yang dihasilkan oleh air laut. Garam dalam bentuk alaminya adalah mineral kristal yang dikenal sebagai batu garam atau halite. Jika kita mengetahui cara mengkonsumsi garam secara baik dan benar, maka kita akan menemukan keutamaan garam yang dapat mengobati lebih dari 70 penyakit. Bahkan Rasulullah ﷺ  bersabda :
”Sebaik-baik lauk adalah garam” (H.R : Al-Baihaqi).

Garam sangat penting untuk tubuh.  Itu karena garam dibuat dari penguapan air laut memilki banyak mineral karena tidak melewati proses kimia. Berdasarkan laboratorium percobaan Western Analysis, Inc di Utah, AS, garam laut punya 75 mineral dan nutrisi untuk mengoptimalkan metabolisme tubuh. Natrium dalam garam juga dapat membantu mengirimkan impuls saraf dan serat otot kontrak. Ia juga bekerja sebagai potasium untuk menyeimbangkan kadar cairan dalam tubuh. Tapi Anda  hanya memerlukannya  dalam jumlah kecil untuk melakukan hal ini, kira-kira  kurang dari sepersepuluh dari satu sendok teh per hari. 


Kandungan Mineral Garam.
Selain Natrium Klorida, garam laut juga memiliki magnesium yang bermanfaat mengatur ratusan proses biokimia dalam sistem metabolisme dan kardiovaskular. Leo Burnett Indonesia juga mengungkapkan bahwa kandungan kalsium dalam garam juga bermanfaat untuk tulang dan gigi. Selain itu, ada juga potasium untuk mendukung sistem syaraf, juga zat besi dan yodium yang bisa menstabilkan kondisi tubuh. Zat sulfur dalam garam laut mendukung sistem imun tubuh dan detoksifikasi. Selain itu garam juga digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Untuk mencegah penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambahi yodium.

Garam memang sangat diperlukan tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan dan tidak benar dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi).

Apakah anda takut Dengan Penyakit Yang Disebabkan Karena Garam...???
Jika jawabannya adalah iya maka ada baiknya kita mengikuti Cara Rasulullah   Mengkomsumsi Garam.

Cara Mengkonsumsi Garam Ala Rasulullah  Agar Terhindar Dari Penyakit.
Jadi sesuai dengan hadist diatas yang menyebutkan garam dapat dijadikan obat yang paling mujarab dan  bukanlah penyebab penyakit, jika saja seandainya garam kita komsumsi dengan cara yang baik dan benar.

Kebanyakan orang menggunakan garam saat memasak dengan memasukannya ke masakan dalam keadaan panas atau mendidih. Dan harus kita pahami bahwa cara seperti ini ternyata sangat keliru.Seperti yang dilansir dari Betterhealth, garam yang dimasukkan dalam suhu panas akan menjadi racun yang membuatnya mengandung asam, sehingga lama kelamaan akan berujung pada munculnya penyakit.

Selain itu, cara itu juga akan membuat garam kehilangan yodium. Beberapa penyakit yang disebabkan penggunaan garam yang salah. Misalnya seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Cara yang benar dalam penggunaan garam agar garam benar-benar menjadi obat bagi kita:
1. Masaklah makanan yang ingin dimasak sehingga selesai. Contohnya: sayur – masukkan garam dalam masakan apabila airnya sudah berangsur hangat.
2. Masak makanan tanpa garam! Selagi makan, sediakan semangkuk garam dan taburkan di atas makanan yang ingin dimakan sesuai selera masing-masing.

Banyak contoh yang telah dilakukan oleh para ulama terdahulu ialah dengan mengawali makan dengan cara mengambil garam terlebih dahulu 
sebelum memulai makanan utama atau digunakan sebagai pembuka makanan utama, cara mengambilnya dengan menggunakan ujung jari lalu kemudian dimasukkan ke mulut.


Wallahu A'lam Bishowab.