Kisah ini telah diceritakan oleh pelaku zina yang tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatan bejadnya itu. Dia menuliskan ceritanya di salah satu media Arab tanpa menuliskan namanya. Agar setiap orang mengambil pelajaran dari kisah yang ia alami. Berikut ini penuturannya:
Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di Timur Tengah. Seperti kebanyakan pemuda pada umumnya saya juga dekat dan menjalin hubungan dengan salah satu teman perempuan saya. Hubungan itu terjalin baik karena kami saling mencintai. Didalam kehidupan di kampus saya yang bebas berbaur dengan laki-laki ataupun perempuan, pemuda manasih yang tidak mau dekat dengan perempuan di kampus, kecuali dia seorang pemuda shaleh yang dirahmati Allah سبحانه و تعالى dan dijauhkan dari pergaulan bebas.
Cinta yang seharusnya tetap suci dan bersih itu suatu hari saya nodai. Saya telah melakukan perbuatan zina dengan pacar saya. Tidak lama kemudian pacar saya hamil,setiap hari dia kerjanya hanya Menangis dan murung, pacar saya sangat menyesalkan telah melakukan zina dengan saya, dan kini membuatnya hamil dan tidak mampu menanggung aib besar.
Ketika keluarga pacar saya mengetahui bahwa anak gadisnya telah hamil diluar nikah. Dapat anda bayangkan bagaimana berguncangnya perasaan seorang ibu dan bapak yang mengetahui anaknya telah melakukan zina hingga hamil. Tentulah sangat memalukan. Setelah ditanya dengan siapa dia melakukan hubungan badan itu. pacar sayapun menceritakannya, kepada salah satu temannya di kampus. Setelah mengetahui saya yang telah menghamilinya. Kemudian kakak pacar saya datang ke kampus saya. Setelah bertemu dengan saya, dia langsung bertanya pada kepada saya. Meminta saya untuk bertanggung jawab, Tapi saya langsung mengatakan:
“ Demi Allah saya tidak mengenal saudari kamu, pergilah cari orang yang telah membuat adikmu hamil!”.
Tidak bisa anda bayangkan bagaimana perasaan kakak dari pacar saya itu, keluarganya sendirian menanggung malu sedang saya tidak mau bertanggung jawab, Keluarga pacar saya hanya bisa terdiam membisu, mungkin dalam diamnya mereka berdoa agar Allah membalas perbuatan saya itu.
Tetapi memang benarbahwa Allah سبحانه و تعالى tidak akan pernah tidur dan yang maha mendengar, Dia mendengar jeritan hambaNya yang didzalimi. Berhati – hatilah terhadap orang yang terdzalimi, karena doa orang yang didzalimi akan dikabulkan, sebagai mana diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Ada tiga doa mustajab (dikabulkan) yang tidak ada keraguan di dalamnya, yaitu: doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa buruk orang tua kepada anaknya". (HR Abu Daud dan al-Tirmizi. al-Tirmizi berkata: Hadis hasan).
Setelah sekian lama saya telah lupa dengan kejadian itu. Lupa dan lalai bahwa saya pernah mendzalimi pacar saya. Suatu hari saat saya pulang ke rumah, saya mendapati ibu saya jatuh pingsan. Saya menjadi gusar. Lalu saya berusaha membangunkan ibu saya, setelah ibu saya telah sadar saya lalu bertanya, apa yang terjadi. Ibu saya malah berteriak histeris dengan keras. Setelah itu ibu saya pingsan lagi. Saya menjadi bingung, berusaha membangunkan ibu saya kembali,tidak lama kemudian ibu saya pun bangun, saya lalu bertanya:
“Ibu apa yang telah terjadi? Kenapa ibu jatuh pingsan?”.
Dengan lemas, Ibu saya menjawab:
“ Adikmu”.
saya lalu bertanya:
“ Adikku kenapa?”.
Ibu saya menjawab:
“ Adikmu hamil, katanya dengan anak tetangga”.
Saya sangat terkejut mendengar jawaban dari ibu saya, hati saya sedih terguncang mendengar adik saya yang hamil di luar nikah. Setelah itu saya mendatangi tetangga saya, dalam keadaan emosi dan marah, benarkah tetangga saya yang telah melakukan itu, sayapun meminta pertanggung jawaban darinya, tapi apa jawaban tetangga saya itu?
Tanpa ada perasaan bersalah tetangga sayapun menjawab:
“ Demi Allah saya tidak melakukan zina dengan saudarimu, pergilah cari orang yang telah menyebabkan saudarimu hamil!”.
Jawaban dari tetangga saya itu persis seperti jawaban yang dulu pernah saya katakan pada kakak pacar saya yang pernah saya hamili. Mendengar jawaban itu hati saya seperti teriris silet yang tajam, sakit. Jiwa saya tergoncang keras.
Begitulah Allah سبحانه و تعالى telah membalas perbuatan saya terhadap Pacar saya , Seorang wanita yang dulu saya nodai, lalu kakak pacar saya pernah meminta pertanggungjawaban dari saya, tapi saya ingkari. Bagaimana sakitnya perasaan pacar saya dan kakaknya yang saya dzalimi saat itu, seperti itu juga perasaan yang saya dan adik saya dapatkan saat ini. Azab diduni yang teramat pedih itu tidak terduga.
Apakah kisah ini selesai sampai di sini?
Setelah beberapa tahun berlalu, saya dapat menjalani kehidupan normal layaknya manusia normal, saya sudah lupa dengan kejadian yang saya alami. Sebagai manusia yang normal saya ingin sekali untuk menikah, tidak lama kemudian sayapun dapat menikah dengan pujaan hati saya. Tetapi di malam pertama, ketika saya sudah bersiap – siap menjalani kehidupan baru sebagai suami dan hendak melakukan hubungan itu, tiba – tiba saya dikejutkan oleh sesuatu yang tidak saya harapkan sebelumnya, seakan-akan saya tidak bisa menerima keadaan, hati saya sedih tergoncang ketika mengetahui istri saya sudah tidak perawan lagi, dahulu Istri saya pernah melakukan zina dengan laki – laki lain sebelum menikah!
Tapi Istri saya telah berkata dengan jujur lalu mengatakan:
“ aku mohon tutupilah aibku ini.”
Saya hanya dapat menyesalinya, lalu saya berkata dalam hati saya:
“ cukup, Ya Allah cukup, ampuni hamba atas perbuatan hamba di masa lalu“ .
Pada awalnya saya belum bisa menerima keadaan istri saya tersebut, tapi kemudian saya mau menerimanya apa adanya dan berdamai dengan keadaan dan nasib buruk yang saya dapatkan. Mungkin inilah salah satu di antara bentuk keadilan-Nya. Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya:
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)." (QS an-Nur [24]:26).
Setelah beberapa tahun menjalani kehidupan rumah tangga, hati saya pun mulai tenang dan kesedihan itu hilang seirng berjalanya waktu. Tak lama kemudian Istri saya hamil dan melahirkan seorang anak yang cantik seperti rembulan.
Putri saya yang cantik itu tumbuh besar dengan baik, hingga mendekati usia balig. Suatu saat saya bingung dan kaget karena mendapati putri saya menangis bersedih.
Saya lalu bertanya:
“ apa yang terjadi anakku?”.
Putri sayapun memberitahukan bahwa dia telah diperkosa oleh salah satu penjaga gedung. Mendengar jawaban itu, maka kata – kata sudah tidak cukup untuk bisa menggambarkan keadaan hati saya, terguncang sebagai seorang ayah. Sedih, bingung, marah, emosi yang meluap – luap, menangis, berontak tidak bisa menerima keadaan yang dialami putri saya.
Begitulah Allah telah membalas perbuatan dzalim yang saya lakukan di masa lalu. Saya lalu teringat dengan pacar saya yang dulu pernah saya nodai di kampus, yang juga memiliki seorang ayah, ayah pacar saya itu pasti sedih dan marah melihat keadaan putrinya telah hamil, tapi parahnya lagi saya tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatan saya. Sekarang Allah سبحانه و تعالى membalasnya memberikan saya azab yang pedih di dunia. Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى :
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah سبحانه و تعالى dan juga tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah سبحانه و تعالى (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.” (QS. Al-Furqan[25]: 68-69).
Wallahu A’lam Bishowab.