Disadur dari Kitab Al-Fawaid al-Mukhtarah (Yaman: Dar al-Ilmi wa ad-Da`wah, 2018) karya Habib Ali Hasan Baharun. Dalam kitab tersebut berisi tentang wejangan-wejangan dari para ulama, wali, habaib, dan termasuk kisah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam perjalanannya memperoleh gelar sulthanul auliya (raja dari seluruh para wali).
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mendapatkan maqam tertinggi dari Allah SWT berkat sikap rendah dirinya kepada seorang wali dan beliau diangkat menjadi raja dari seluruh para wali di muka bumi. Pada saat mengajar murid-muridnya, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pun berkata seperti apa yang dikatakan wali Al-Ghouts:
“Kakiku ini berada di atas lehernya seluruh para wali Allah”.
Dan perkataannya didengar oleh seluruh wali di penjuru dunia, lalu mereka berikrar:
“Sami`na wa atha`na”.
Bahkan bukan hanya itu saja, wali wali Allah diseluruh dunia ada juga yang memiringkan lehernya semua tanpa kecuali, termasuk Sayyidi Syekh Ahmad Ar Rifai yang kebutulan ketika mengajar murid-muridnya. Maka salah satu muridnya berkata:
"Duhai Syech ada gerangan apa, sehingga leher anda dimiringkan?".
Syekh Ahmad Ar Rifai lalu menjawab:
"Pada saat ini dari kota bagdad yang sangat jauh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani sedang berkata: "Kakiku ini berada di atas lehernya seluruh para wali Allah”. dan aku mendengar nya .maka aku miringkan leherku".
Subhanallah......Walaupun dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh antara Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dengan Syech Ahmad Ar Rifai, akan tetapi tapi Allah SWT memberikan dengar kepada wali-wali diseluruh dunia dan wali-wali juga ada yang memiringkan lehernya. karena waktu itu sulthonul aulia allah jatuh pada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
Dahulu sebelum pergi haji Syekh Ahmad Ar Rifai selalu menyampaikan salam nya kepada Rasulullah ﷺ. Syech Ahmad Ar Rifai membayangkan jika Roudoh....makam Rasulullah ﷺ ada dihadapannya dan Syech Ahmad Ar Rifai selalu merindukan Rasulullah ﷺ. Suatu ketika Syekh Ahmad Ar Rifai akan pergi haji beliau berkata:
"Duhai junjungan ku dan juga kakek ku".
Karena Syekh Ahmad Ar Rifai juga salah satu cucu dari ahlul bayt Rasulullah ﷺ. Syekh Ahmad Ar Rifai melanjutkan perkataannya:
"Dahulu ketika aku masih berada di kampungku aku selalu memgirimkan ruh ku kepadamu dan aku selalu kirim salam dari setiap orang kampungku yang pergi haji. .Sekarang jasad dan ruh ku berada di hadapanmu , duhai kakekku. Aku mohon keluarkan lah tangan mu duhai kakek ku".
Subhanallah serta merta tangan suci Rasulullah ﷺ keluar dan di saksikan oleh 12.000 jamaah haji yang sezaman dengan beliau melihat langsung.
Begitulah khidupan wali-wali allah yang sudah tidak ada hijab lagi. Sebagai mana Rasulullah ﷺ bersabda dalam riwayat Abu Daud:
إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا فَوَاللَّهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ وَقَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya Allah SWT memiliki hamba-hamba, mereka bukan para nabi bukan juga para syuhada. Tetapi para nabi dan para syuhada iri terhadap kedudukan yang Allah berikan kepada mereka.”
Para sahabat bertanya:
“Wahai Rasulullah ﷺ, beritahu kami, siapakah mereka?”
“Wahai Rasulullah ﷺ, beritahu kami, siapakah mereka?”
Rasulullah ﷺ menjawab:
“Mereka adalah kaum yang saling mencintai karena keagungan Allah, bukan karena tali kerabat antar mereka,bukan juga karena harta yang mereka berikan kepada yang lainnya.”
“Mereka adalah kaum yang saling mencintai karena keagungan Allah, bukan karena tali kerabat antar mereka,bukan juga karena harta yang mereka berikan kepada yang lainnya.”
“Demi Allah,” Rasulullah ﷺ bersumpah, “sungguh, wajah mereka adalah cahaya dan mereka di atas cahaya. Mereka tidak takut saat manusia lainnya dilandakecemasan. Mereka juga tidak sedih, di saat manusia lain dilanda kesedihan.”
Kemudian Rasulullah ﷺ membaca ayat, -artinya- “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS. Yunus: 62).” (HR. Abu Daud).
Wallahu alam Bishowab.
No comments:
Post a Comment