Monday, November 11, 2019

Kisah Nabi Syit's AS

Allah SWT Berfirman:

ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺃَﺭْﺳَﻠْﻨَﺎ ﺭُﺳُﻠًﺎ ﻣِّﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻚَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻣَّﻦْ ﻗَﺼَﺼْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻭَﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻣَّﻦْ ﻟَّﻢْ ﻧَﻘْﺼُﺺْ ﻋَﻠَﻴْﻚَ

"Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rosul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu".(QS:Al-Mu’min : 78).

Setelah kejadian terbunuhnya Habil oleh Qabil saudaranya sendiri, Siti Hawa diberi karunia seorang anak lelaki, Anak lelakinya ini adalah keturunan dari Nabi Adam AS yang lahir tunggal dari seluruh putra  kembarnya dan diberi nama Syits. Nabi Syit's AS atau nama lainnya adalah Set (bahasa Ibrani: שֵׁת, bahasa Ibrani Standar Šet, Tiberias Šēṯ; bahasa Arab: شيث Syīts; "ditempatkan; ditunjuk") adalah anak laki-laki dari Adam dan Hawa. Ia dilahirkan pada saat Adam berumur 130 tahun (Kejadian 5:3). Set merupakan saudara muda dari Qobil dan Habil.

Ketika Nabi Syit's AS dilahirkan, Nabi Adam AS sudah berusia 930 tahun. Nabi Adam AS sempat menderita sakit selama beberapa hari sebelum beliau wafat. Saat sedang menderita sakit itulah, Nabi Adam AS memberikan wasiatnya kepada  Nabi Syit's AS untuk menggantikan posisi kepemimpinannya dan mengingatkan  Nabi Syit's AS  agar tidak memberitahukan pemberian mandat ini kepada kakaknya, Qabil, sang pendengki. Nabi Adam AS sengaja memilih   Nabi Syit's AS  sebab   Nabi Syit's AS  memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan kepatuhan dibandingkan dengan semua anaknya yang lain.

Nabi Adam AS kemudian memberikan nasehat kepada Nabi Syit's AS dan berpesan sebagai berikut:

“Setiap perbuatan yang ananda lakukan, renungkan terlebih dahulu akibat yang akan ditimbulkan. Seandainya ayahanda merenungkan akibat suatu perkara, tentu ayahanda tidak tertimpa musibah seperti ini.”

Nabi Syit's AS menjawab:
“Baik ayahanda”.

Kemudian Adam AS meneruskan wasiatnya

“Ketika hati ananda merasakan kegamangan akan sesuatu, maka tinggalkanlah ia. Karena ketika ayahanda hendak makan syajarah (buah pohon khuldi), hati ayahandamerasa gamang, tetapi ayhanda tidak menghiraukannya, sehingga ayahanada benar-benar menemui penyesalan”.

“Dan anandaku bermusyawarahlah mengenai suatu perkara, karena seandainyaayahanda bermusyawarah dengan para malaikat, tentu aku tidak akan tertimpa musibah”.

Penyebutan 25 Nabi Dalam Al Quran.

Seperti yang kita ketahui salah satu rukun iman diantaranya adalah beriman kepada nabi dan rasul. Dan mengenai jumlah nabi sendiri sangat banyak mencapai ratusan ribu. Sebagaimana Hadist dari Abi Zar bahwa Rasulullah ﷺ bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi,:
 "(Jumlah para nabi itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi." "Lalu berapa jumlah rasul di antara mereka?" Dia menjawab, "Tiga ratus tigabelas (313)" (Hadits riwayat At-Turmudzi).

Namun kita hanya diwajibkan untuk mengetahui 25 Nama nabi atau rasul saja. Nama nabi atau rasul yang paling banyak disebut Al-Quran adalah 4 orang para nabi dan rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi adalah para nabi dan rasul yang memiliki keteguhan luar biasa selama menyebarkan berbagai risalah Allah. Tatkala paranabi dan rasul ini harus menghadapi berbagai penentangan dari kaum-kaum yang didakwahi; para rasul ini berdoa agar Allah memberi hidayah untuk kaum-kaum tersebut. . Mereka adalah Nabi Musa disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak AS 136 kali disebut, Nabi Ibrahim AS disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak  69 kali, Nabi Nuh AS disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 43 kali dan Nabi Isa AS 36 kali. Sedangkan Rasulullah ﷺ  yang juga mendapat gelar Ulul Azmi disebutkan dalam Al-Qur'an  hanya sebanyak: 4 kali.

Friday, November 8, 2019

Biodata Rasulullah ﷺ

Biodata Rasulullah ﷺ.
  • Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abdullah.
  • Dalam bahasa Arab: : محمد (Muhammad) , dalam bahasa Ibrani: מוחמד (Muhamad).
  • Nasab beliau dari Ayahanda: Adam AS ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris AS ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh AS ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim AS⇒ Ismail AS ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Hasyim ⇒ Abdul Muthalib ⇒ Abdullah ⇒ Muhammad SAW.

Pencuri ilmu

Pencuri ilmu lebih buruk dari pada pencuri harta.
Ibnu Abbas RA berkata,’’
السرقة في العلم اشد من السرقة في المال  
          
Sariqah adalah mengambil secara diam-diam. Jika seorang menukil pendapat orang maka wajib baginya menyebut referensi apa yang dinukilnya. Itu adalah bentuk amanat ilmu.

Sering kita temukan perkataan ulama dan bahkan hadits Rasulullah ., ditulis tanpa menjelaskan bahwa itu hadits lalu mereka tulis dibawah tulisan atau meme itu nama atau fotonya. Sehingga yang membaca akan mengira bahwa itu adalah ucapan orang yang nama dan fotonya terpampang disitu.

Hal semacam ini adalah kebohongan yang seharusnya kita bisa hentikan, keinginan untuk berdakwah seharusnya tetap menjaga kejujuran. Adapun resikonya adalah jika kita tidak jelaskan bahwa apa yang kita tulis itu adalah hadits atau kalam salaf, lalu si pembaca meremehkan, menghina, membantah dan menolak maka kitalah yang berdosa.

Meditasi.

Meditasi, terkadang disebut juga semadi, adalah praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Makna harfiah meditasi adalah kegiatan mengunyah-unyah atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan. Arti definisinya, meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu, untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, dan perilaku.

Dengan kata lain, meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan buruk yang sangat subjektif yang secara proporsional berhubungan langsung dengan kelekatan kita terhadap pikiran dan penilaian tertentu. Kita mulai paham bahwa hidup merupakan serangkaian pemikiran, penilaian, dan pelepasan subjektif yang tiada habisnya yang secara intuitif mulai kita lepaskan. Dalam keadaan pikiran yang bebas dari aktivitas berpikir, ternyata manusia tidak mati, tidak juga pingsan, dan tetap sadar.

Perang Bubat.

Perang Bubat adalah perang yang terjadi pada tahun 1279 Saka atau 1357 M pada abad ke-14, yaitu pada masa pemerintahan raja Majapahit Hayam Wuruk. Perang terjadi akibat perselisihan antara Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat, yang mengakibatkan tewasnya seluruh rombongan Sunda. Sumber-sumber rujukan tertua mengenai adanya perang ini terutama adalah Serat Pararaton serta Kidung Sunda dan Kidung Sundayana yang berasal dari Bali.

Tanda-tanda surutnya kejayaan kerajaan Majapahit mulai muncul di masa pemerintahan raja Hayam Wuruk, raja yang tidak memiliki wahyu raja di dalam dirinya, karena para dewa tidak berkenan kepadanya. Raja muda dan congkak yang tidak merasakan pahit getirnya jatuh bangun membangun kerajaan tetapi berbangga diri menikmati kebesaran dan kejayaan hasil kerja para raja pendahulunya seolah-olah itu adalah prestasi dan kehebatan dirinya sendiri. Raja, yang karena ingin juga dipandang besar dan hebat, ingin juga dipandang sebagai raja besar, bahkan ingin dipandang lebih besar daripada dewa-dewa manapun "mengabulkan" penyerangan-penyerangan, bila perlu, terhadap kerajaan-kerajaan di Jawa Barat, perbuatan-perbuatan yang selalu dihindari oleh para raja pendahulunya, karena raja-raja di Jawa Barat adalah juga raja-raja di bawah naungan para dewa, yang juga memuja dewa di dalam peribadatannya. Cukuplah seharusnya bila kerajaan-kerajaan itu mau mengakui kebesaran kerajaan Majapahit dan mau bersekutu, tidak perlu dihancurkan. Terjadinya Perang Bubat menjadi awal memudarnya "pamor" keraton Majapahit.

Thursday, November 7, 2019

Melirik Adalah khianat

Firman Allah SWT:


يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ 

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Al Mu’min: 19).

Pandangan kita tidak akan ada yang luput dari penglihatan Allah SWT, setiap lirikan mata, setiap khianat mata akan menebalkan hijab di hati, menghilangkan nikmatnya ibadah.Saat diam-diam mata kita mencuri-curi kesempatan untuk melihat sesuatu yang bukan haknya, maka kita mungkin berhasil sembunyi dari pengetahuan manusia, namun tidak bisa sembunyi dari pengetahuan Alloh SWT.

Jasad Syuhada Perang Uhud.

Inilah bukti kemuliaan yang diberikan langsung oleh Allah SWT untuk para sahabat Rasulullah ﷺ  yang telah mati syahid di peperangan uhud

Ketika pada Oktober 2013 lalu ketika Madinah dilanda banjir hingga masuk ke makam 70 keluarga Perang Uhud. Setelah banjir surut, para keluarga yang masih hidup memindahkan makam tersebut ke tempat yang paling aman. 

Dari semua jasad syuhada dan juga Sahabat Rasulullah ﷺ tersebut hanya  jasad Sayyidina Hamzah bin Abdul-Muththalib RA dan sahabat Abdullah Bin Jahsy RA saja yang dapat dikenali dan diberi nama. Jasad Sayyidina Hamzah bin Abdul-Muththalib RA dapat dikenali karena adanya bekas luka di dadanya ketika perang uhud dengan perawakan badannya yang tinggi besar. Walaupun sudah dimakamkan beberapa ribu tahun yang lalu Jenazah Sayyidina Hamzah bin Abdul-Muththalib RA   mengeluarkan aroma  misk yang sangat harum. Bahkan tangannya masih memegang lukanya yang masih mengeluarkan  darah akibat terkena tombak dari Wahsyi bin Harb yang juga telah membunuh Musailamah al-Kazzab saat pertempuran Yamamah pada zaman Khalifah Abu Bakar.

Wednesday, November 6, 2019

Setiap Yang Terlarang itu Pasti Memikat

Kenapa semua yang enak-enak itu diharamkan.
Kenapa semua yang asyik-asyik itu yang dilarang.
Ah-ah-ah-ah-ah-ah-a-a-ah.
Itulah perangkap syetan.
Umpannya ialah bermacam-macam kesenangan.


Itulah salah satu petikan lagu yang berjudul haram yang dinyanyikan oleh H. Rhoma Irama 
feat. Rita Sugiarto.

Dahulu, tatkala kita masih single dan dalam hubungan antara kita dengan pasangan ataupun kekasih kita itu terlarang dalam agama, maka syetan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat kita, sehingga kita akanhanyut oleh badai asmara. Karena kita telah hanyut dalam badai asmara yang haram hukumnya, maka mata kita akan menjadi buta dan telinga kita juga akan menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab disebutkan:

حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ

"Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli".

Akan tetapi setelah hubungan antara kita dengan pasangan kita telah halal, maka spontan syetan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Syetan tidak lagi membentangkan tabir di mata kita, syetan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa kita. Saat itulah, kita akan mulai menemukan jati diri pasangan kita seperti apa adanya. Saat itu kitapun mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan kita tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Kitapun mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, syetan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan  kita dan pasangan kita dengan jalan perceraian. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 

“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102).

Mungkin akan timbul pertanyaan:

"Bagaimanakah kita seharusnya bersikap?".

Jawabannya adalah Kita harus tetap bersikap sewajarnya saja dan senantiasa menggunakan nalar sehat dan hati nurani kita. Dengan demikian, tabir asmara kita dengan pasangan kita tidak akan menjadikan pandangan kita kabur dan kitapun tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.

Mungkin kita akan kembali bertanya: 

"Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?".

Jawabannya adalah sebagaimana  Rasulullah ﷺ bersabda:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه

“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dalam riwayat lain Rasulullah ﷺ juga telah bersabda:

إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.

“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy )

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 

“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67).

Cintailah pasangan kita karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cinta kita abadi. Tidakkah kita mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi diri kita walaupun kita telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah kita mengharapkan pasangan kita agar senantiasa setia dan mencintai kita walaupun kita telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?

sebagaimana  Rasulullah ﷺ bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه

“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)


WallahuAlamBishowab. 

Tuesday, November 5, 2019

Adab Kepada Wali Majdzub

Habib Syaikhon bin Musthofa Al-Bahar Atau yang biasa disebut dengan Wan Sehan dari Kota Bekasi kota merupakan salah satu Wali Majdzub atau Wali nyeleneh.  Wali Majdzub merupakan salah satu tingkatan wali yang memiliki sifat Jadzb. Sebagai ummat Rasulullah ﷺ ketika berjumpa dengan Wali Majdzub kita harus tetap mengedepankan Akhlaqul karimah seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Salah satu diantaranya adalah Kita dilarang untuk menyakiti hati  dan tetap wajib untuk selalu menghormati wali Majdzub. Menurut kalam Al Habib Anis bin Alwi bin Ali Solo, jika bertemu dengan Wali Majdzub sebaiknya jangan minta doa. Jika suatu waktu kita bertemu  dengan Wali Majdzub, mengharaplah keberkahan  dan pandangan dari Beliau itu sudah lebih  dari cukup.