Larangan untuk ghibah sebagaimana Allah SWT berfirman:
Dinuqil dari kitab Syarah Sullam halaman 80.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka (kecurigaan), sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari keburukan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing satu sama lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tubat lagi Maha Penyayang.” (QS.49-Al-Hujurat:12).
قال شعيب الحريفيس وعن عبد الله بن أحمد المؤذن رحمه الله تعالى قال كنا نطوف حول الكعبة واذا برجل متعلق باستتار الكعبة وهو يقول اللهم أخرجني من الدنيا مسلما لايزيد على ذلك شياء فقلت له لم لاتزيد على ذلك الدعاء شياء ؟ فقال لو علمت قضيتي كنت تعذرني قلت وما قضيتك ؟ قال كان لي أخوان وكان أكبرهما مؤذن أربعين سنة فلما حضر الموت دعا بالمصحف ، فظننا انه يتبرك به ويقراء منه شياء فاخذه بيده وأشهد على نفسه من حضر أنه برئ ممافيه ثم تحول الى دين الكفر ومات نصرانيا فلما ذفن أذن الآخر ثلاثن سنة فلما حضره الموت فعل كما فعل الاخ الاكبر ومات نصرانيا نعذ بالله من مكره واني خائف على نفسي ان اكون مثلهما فادع الله تعالى ان يحفظ ديني. فقلت ماكان ذنبهما ؟ فقال كانا يتتبعان عورات الناس.
Syu'ib Al Huraifiis berkata:
Dari Abdullah bin Ahmad al Muadzin berkata:
" Ketika kami sedang tawaf disekitar ka'bah, ada seorang lelaki yang bergelantungan pada kelambu ka'bah dia berdoa ( ya Allah wafatkan kami dalam keadaan islam ) dia tidak menambah apapun dalam doanya".
Lalu saya bertanya:
"Kenapa kamu tidak menambah sesuatu dalam doamu ?".
Dia menjawab:
" Ada saja kamu mengerti apa yang saya alami, pasti kamu tidak akan bertanya ".
Saya bertanya lagi padanya:
" Apakah yang telah kamu alami ?".
Dia bercerita:
" Saya punya dua sandara, yang tertua menjadi muadzin selama 40 tahun, ketika dia sekarat, dia meminta Al Qur'an, kami mengira dia ingin mengharap barokahnya atau mau membacanya beberapa ayat, lalu dia mengambil Al Qur'an dengan tangannya dan minta disaksikan pada orang yang hadir pada waktu itu, bahwa dia sudah bebas dari Al qur'an, dia berpindah agama dan meninggal dengan bergama nasrani".
"Setelah dia dikubur suadaraku yang kedua yang menjadi muadzin selama 30 tahun, nasibnyapun sama dengan yang tertua, (mati beragama nasrani) semoga kami diselamatkan oleh Allah SWT, saya takut nasibku seperti saudara-saudarku".
"Dan saya berdoa agar Allah SWT menjaga agamaku".
Saya lalu bertanya:
" Apakah dosa yang dilakukan sudaramu itu? ".
Dia menjawab:
" Mereka selalu mencari dan meneliti kesalahan dan kemaluan (aib) orang lain".
Kitab Mirqot Shu'ud al-Tashdiiq As Syekh Nawawi RA-Banten.
Wallahu a'lam bishowab.
No comments:
Post a Comment