الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَـنَا، وَقِنَا عَذَابَ الـنَّارِ
“Bismillaahi rahmaani rahiim".
"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"
Artinya : “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”
Sejak dari kecil kita sudah terbiasa mendengar doa diatas. Karena kita diajarkan oleh orangtua kita untuk selalu berdoa dalam segala aktivitas,dan kitapun juga akan mengajarkan kepada anak kita untuk membaca doa tersebut. Lalu anak-anak kitapun juga akan mengajarkan kepada anaknya untuk membaca doa tersebut. begitu seterusnya. Tapi apakah kita memahami hakekat dari doa sebelum makan tersebut. Mari kita simak kisah berikut yang dapat kita jadikan pelajaran didalamnya.
Dalam perjalanan spiritualnya, suatu waktu Habib Luthfi bin Yahya berjumpa dengan seorang kyai sepuh, Habib Luthfi bin Yahya mudapun sampai terheran-heran ketika menyaksikan akhlaq kyai sepuh tersebut, yakni ketika Dhahar [makan siang] ada sebutir nasi yang terjatuh lalu di pungut dan di kembalikan ke piring untuk di makan kembali, karena penasaran Habib Luthfi bin Yahya lalu bertanya kepada Kyai sepuh tersebut dan berkata:
"Lha kenapa harus di ambil lagi yai, itukan cuma nasi sebutir?".
Lalu Kyai sepuh itupun langsung menjawab pertanyaaan Habib Luthfi bin Yahya dan berkata:
"Lho, jangan dilihat sebutir nasinya, sajaYik. Apa kamu bisa bikin nasi sebutir ini, bahkan seper seribu menir saja?".
Mendengar jawaban dari Kyaai sepuh tersebut maka terdiamlah Habib Luthfi bin Yahya, kyai sepuh melanjutkan pencerahannya dan berkata:
" Ketahuilah Yik, pada saat kita makan nasi, sesungguhnya Gusti Allah telah menyatukan banyak sekali peran, Nasi itu namanya sego bin beras bin gabah Al pari, mulai dari mencangkul menggaru, meluku, menanam benih, memupuk, menjaga hama, hingga memanen ada jasa banyak sekali orang.
kemudian mengolah gabah menjadi beras, dari beras menjadi nasi juga banyak sekali peran hamba Gusti Allah di sana".
Kyai sepuhpun melanjutkan pencerahannya dan berkata:
"Ketika ada satu butir nasi, atau menir sekalipun yang jatuh ambillah. jangan mentang-mentang kita masih punya banyak cadangan nasi, itu bentuk dari takabbur dan gusti allah tidak suka dengan manusia yang takabbur"
Kyai sepuh kembali melanjutkan pencerahannya dan berkata:
"Selama jatuh tidak kotor dan tidak membawa mudlorot bagi kesehatan kita, ambillah, satukanlah dengan nasi lainnya sebagai bagian dari syukur kita".
Habib Luthfi bin Yahya pun menyimak lebih dalam dan Kyai sepuh kembali melanjutkan pencerahannya dan berkata:
"Karena itulah ketika kita akan makan di ajarkan do'a: Allahumma bariklana [ya Allah semoga engkau memberkati kami] bukan Allahumma barikli [ya Allah semoga engkau memberkatiku], walaupun sedang makan sendirian. "LANA" itu maknanya untuk semuanya, mulai petani, pedagang, pengangkut, pemasak, hingga penyaji, semuanya semuanya termaktub dalam do'a tersebut, jadi do'a tersebut ,merupakan ucapan rasa syukur serta mendo'a kan semua orang yang berperan dalam kehadiran nasi yang kita makan".
Wallahu a'lam bishowab.
No comments:
Post a Comment