Habib Ali Abdurrahmah Alhabsy pernah memgatakan:
Seandainya engkau mengetahui betapa cinta dan kasihnya Baginda Nabi Muhammad Saw kepada umatnya, niscaya engkau akan berziarah ke madinah sekalipun engkau berjalan dengan merangkak atau menggunakan kedua kelopak matamu....
Ketika sakaratul maut Rasulullah ﷺ masih ingat dengan engkau umatnya, sedang kegembiraan yang sedikit telah melupakan mu kepada Rasulullah ﷺ.... Dan inikah yang dinamakan cinta kepada Rasulullah ﷺ..?.
Basahilah lisanmu dengan memperbanyak sholawat pada sang kekasih (Nabiyyuna wa Maulana )Nabi Muhamad ﷺ)....
Pagi itu Rasulullah ﷺ dengan suara terbata-bata berkutbah:
" Wahai umat ku. kita semua dalam kekuasaan Allah سبحانه و تعالى dan cinta kasih-Nya, maka taat dan bertaqwla kepada-Nya. Ku wariskan dua perkara kepada kalian, Al Qur'an dan Sunnahku. Siapa yang mencintai Sunnahku, berarti mencintaiku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk surga bersama-sama aku".
Kutbah singkat itu di akhiri dengan pandangan mata Rasulullah ﷺ yang tenang dan penuh harap menatap satu persatu para sahabatnya. Abu bakar رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه menatap mata Rasulullah ﷺ dengan berkaca-kaca. Umar رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه menahan nafas dan tangisnya. Ustman رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه menghela nafas panjang. Ali رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه hanya menundukkan kepala.
Isyarat itu telah datang, saatnya telah tiba, Lalu dalam hati para sahabat mengatakan:
"Rasulullah ﷺ akan meninggalkan kita semua".
Manusia tercinta itu telah selesai menunaikan tugasnya yang mulia didunia. Tanda-tanda itupun bertambah kuat. Tat kala Ali رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه dengan cekatan memeluk Rasulullah ﷺ yang lemah dan lunglai ketika turun dari mimbar.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah ﷺ masih tertutup. Di dalamnya Rasulullah ﷺ terbaring lemah dengan kening berkeringat membasahi pelepah kurma alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar salam, yang bertanya
"bolehkah saya masuk?".
"bolehkah saya masuk?".
Fatimah رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه tak mengijinkan masuk lalu berkata:
"Maafkan ayahku sedang demam".
Fatimah رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya:
"Siapakah itu wahai anakku?".
Dengan lembut Fatimah رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه bertutur;
"Aku Tak tahu ayahanda, sepertinya baru kali ini aku melihatnya".
Rasulullah ﷺ menatap putrinya dengan pandangan yang mengetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah putrinya hendak di kenangnya.
Lalu Rasulullah ﷺ berkata:
" Ketahuilah. Dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara. Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah malaikul maut" .
Fatimahpun menahan ledakan tangisnya. Ketika malaikat maut datang mendekat, Rasulullah ﷺ menanyakan kenapa jibril عليه السلام tidak menyertainya. Kemudian di panggilah jibril عليه السلام yang sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah سبحانه و تعالى ini.
Dengan suara yang teramat lemah Rasulullah ﷺ lalu bertanya:
"Duhai Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah سبحانه و تعالى ".
Jibril عليه السلام menjawab:
"Pintu-pintu langit telah terbuka. para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu" .
Ternyata itu tidak membuat Rasulullah ﷺ lega. Matanya masih penuh gambaran kecemasan. lalu Jibril عليه السلام melanjutkan perkataanya:
"Engkau tidak akan senang mendengar kabar ini?".
Rasulullah ﷺ lalu bertanya:
" Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?".
Jibril عليه السلام lalu menjawab:
"Jangan khawatir ya Muhamad, aku pernah mendengar Allah سبحانه و تعالى berfirman kepada ku, Ku haramkan surga bagi siapa saja, kecuali umatmu telah berada di dalamnya".
Detik-detik semakin dekat. Saatnya Izrail عليه السلام menunaikan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah ﷺ di tarik. Nampak sekujur tubuh Rasulullah ﷺ bersimbah peluh, urat-urat lehernyapun menegang. Lalu Rasulullah ﷺ berkata:
"Ya Jibril, betapa dahsyatnya sakaratul maut ini".
Fatimah رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه terpejam. Ali رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه yang berada di sampingnya menunduk semakin dalam. Jibril عليه السلام memalingkan muka.
Lalu Rasulullah ﷺ bertanya kepada malaikat pengantar wahyu itu:
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" .
Lalu Jibril عليه السلام menjawab:
"Siapa yang sanggup melihat kekasih Allah سبحانه و تعالى di renggut ajal".
Kemudian terdengar Rasulullah ﷺ memekik karena sakit yang tak tertahankan lalu berdoa:
"Ya Allah, Alangkah dahsyatnya maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan engkau timpakan pada umatku".
Badan Rasulullah ﷺ mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه segera mendekatkan telinganya:
"Uushikum bis shalati, wa maa malakat aymanukum".
Yang artinya:
"Peliharalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah diantara kamu".
Di luar pintu tangispun mulai terdengar membahana. Para sahabat saling berpelukan. Fatimah رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه menutupkan tangan di wajahnya. Dan Ali رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه kembali mendekatkan telinga di bibir Rasulullah ﷺ yang mulai kebiruan, " Ummatii..., ummatii...., ummatii...,"
Berakhirlah hidup manusia mulia yang membawa agama rahmatan lil alamin itu.
آللّهُمَ صَلّیۓِ ۈسَلّمْ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓِ آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ
Wallahu A'lam Bishowab.
No comments:
Post a Comment