- Siapakah Azar itu?
- Apakah benar jika Azar adalah ayah kandung Nabi Ibrahim AS?
Untuk mendapatkan jawabannya mari kita cari tahu mengenai siapa sebenarnya azar itu. Azar telah dijelaskan dalam suatu riwayat bahwa Nabi Muhamad SAW bersabda:
“Pada hari Kiamat kelak, Nabi Ibrahim AS bertemu dengan ayahnya, Azar, sementara wajah Azar hitam kelam dan berdebu. Lantas Nabi Ibrahim‘alaihissalam berkata kepadanya, ‘Bukankah saya pernah melarangmu agar tidak durhaka kepadaku?’ Ayahnya menjawab, ‘Hari ini aku tidak akan durhaka kepadamu.’ Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata, ‘Ya Rabbi! Sungguh, Engkau telah berjanji kepadaku agar Engkau tidak menghinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina daripada keadaan ayahku yang dijauhkan dari rahmat-Mu?’ Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir.’ Selanjutnya ditanyakan kepada kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, ‘Wahai Ibrahim! Apa yang ada di bawah kedua kakimu?’ Beliau pun melihat di bawahnya, ternyata di situ terdapat sesosok anjing hutan yang berlumur kotoran terlihat sedang tertunduk, lalu kaki-kakinya diikat dan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari).
Azar Dalam firman Allah SWT yang artinya:
"Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada ayahnya, Azar, “Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S Al An`am : 74).
Dilihat Dari Bahasa.
Azar adalah pembuat patung yang kemudian dijadikan sesembahan orang-orang musyrik. Azar yang disebut dalam Alquran adalah sebagai ”abun (arab:ayah) memang dapat diartikan sebagai ayah, tapi bukanlah ayah kandung dalam arti ada hubungan darah. Dalam etimologi bahasa arab, minimal ada dua istilah yang menunjuk kepada arti ayah, pertama: ”abun”, dan kedua; ”walidun”. Dua-duanya sama-sama diartikan sebagai ”ayah”. Hanya saja, kata ”abun” memiliki arti yang luas, boleh jadi berarti ayah kandung yang melahirkan, atau ayah tiri, dan atau ayah angkat. Berbeda dengan etimologi kata ”walid”. Kata ini secara spesifik menunjuk kepada arti ”ayah kandung yang melahirkan”. Dalam pengertian inilah, maka Allah SWT disebut sebagai ”tidak memiliki ayah kandung” (lam yalid walam yulad).
Dilihat dari nasabnya.
Nasab beliau sebagai berikut:
Adam AS ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris AS ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh AS ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim AS.
Jika dilihat dari nasabnya maka ayah kandung Nabi Ibrahim AS adalah Tarakh bukannya Azar.
Jika dilihat dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Azar bukanlah ayah kandung dari Nabi Ibrahim AS, akan tetapi azar adalah orang yang telah berjasa membesarkan dan mengasuh nabi Ibrahim AS dari kecil atau dapat disebut dengan ayah angkat, sebagaimana Abdul Muthalib disebut sebagai ayahnya Nabi Muhamad SAW karena telah berjasa membesarkan dan mengasuh Nabi Muhamad SAW dari kecil. Diriwayatkan dalam beberapa sirah Nabawiyyah :
“ Orang-orang kafir berkata kepada Abu Thalib “ Katakan pada anakmu agar tidak lagi mencaci tuhan-tuhan kami “, dan suatu hari Abu Thalib berkata pada mereka pada apa yang mereka katakan padanya“Berikan anakmu pada kami agar kami membunuhnya dan ambillah anak ini sebagai gantinya maka aku akan berikan anakku untuk kalian bunuh dan aku mengambil anak kalian untuk aku pelihara “.
Wallahu Alam Bishowab.
No comments:
Post a Comment