Suatu waktu nabi Ibrahim AS membuat sebuah berhala, nabi Ibrahim AS hanya ingin membuktikan kepada Azar bahwa berhala itu tidak lebih mulia dari pada manusia. Pada saat yang sama, Azar melihat nabi Ibrahim AS sedang membuat berhala dengan giatnya. Karena Azar sangat dikenal sebagai ahli pembuat patung, maka ia heran dan takjub tatkala melihat berhala yang dibuat oleh nabi Ibrahim AS itu ternyata lebih indah dan lebih bagus dari hasil ciptaannya Azar.
Tak berlebihan jika Azar sangat bangga dan senang dengan buah karya dari nabi Ibrahim AS itu. Dalam hatinya Azar mengira jika nabi Ibrahim telah membuat patung itu untuk dijadikan sebagai sesembahan sehingga nanti berhala itu akan ditaruh nabi Ibrahim AS di dalam kuil pemujaan.
Tapi harapan Azar sirna dan dipenuhi oleh perasaan kecewa dan sedih lantaran nabi Ibrahim AS telah menghancurkan berhala itu menjadi berkeping-keping. Azar pun tidak habis pikir, kenapa nabi Ibrahim AS harus menghancurkan berhala itu sehingga dia menjadi murka dan marah karena berhala itu sudah dia anggap sebagai tuhan tapi nabi Ibrahim justru menghancurkannya menjadi berkeping-keping.
Dengan rasa jengkel dan penuh marah, Azar lalu bertanya:
“Duhai Ibrahim mengapa engkau hancurkan tuhan itu? Tidakkah engkau takut akan kemarahannya?".
Nabi Ibrahim AS yang telah mendapatkan mandatnya dan diangkat menjadi rasul dengan diberikan pengetahuan oleh Allah SWT tidak kehabisan akal, lalu dengan wajah yang lembut dan santun Nabi Ibrahim AS bertanya kepada Azar:
“Duhai bapakku mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak menolongmu sedikitpun? (lihat QS. Maryam [19]: 42)”
Pertanyaan dari nabi Ibrahim AS diharapkan agar dapat menyakinkan dan mengingatkan Azar, bahwa berhala itu tidak dapat melihat, atau mendengar serta tak mampu berbuat apa-apa bahkan lebih lemah daripada manusia. Tapi Azar tak pernah berpikir tentang itu. Lalu Nabi Ibrahim AS berkata sebagaimana dalam firman Allah SWT:
“Duhai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tak datang kepadamu, maka ikutilah aku niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus,” (lihat QS. Maryam [19]: 43).
Nabi Ibrahim AS kembali meneguhkan bahwa ajakan yang ditawarkan itu tidaklah semata-mata hanya sebuah ajakan tetapi sebuah anugerah dan pengetahuan dari Allah SWT tentang berhala yang tidak layak untuk disembah, melainkan yang layak untuk disembah hanyalah Allah SWT, tuhan yang maha Esa.
Maka, nabi Ibrahim mengajak kembali Azar agar mengikutinya, tak lain karena nabi Ibrahim sangat menyayangi Azar yang telah berjasa mebesarkan Nabi Ibrahim AS dan tidak ingin Azar hidup dalam kesesatan. Nabi Ibrahim ASpun kemudian melanjutkan ajkannya dan berkata, sebagaimana dalam firman Allah SWT:
“Duhai bapakku, janganlah engkau menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.” (QS. Maryam [19]: 44)
Nabi Ibrahim AS masih saja bersikukuh untuk mengajak Azar lantaran rasa sayangnya terhadap Azar, yang membuat Nabi Ibrahim AS tak ingin seandainya Azar terlelap dalam bujuk rayu setan. Maka nabi Ibrahim meminta kembali agar Azar untuk bertaubat dan tak lagi menyembah setan karena kekhawatiran akan datangnya azab dari Allah, Nabi Ibrahim AS lalu berkata, sebagaimana dalam firman Allah SWT:
“Duhai bapakku sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan.” (QS. Maryam [19]: 45)
Tetapi, tawaran atau ajakan nabi Ibrahim AS itu tetap saja tidak membuat hati Azar tersentuh dan tersadar akan kesesatannya yang telah dipilih selama ini. Justru, Azar merasa tersinggung, dan tercabik-cabik. Padahal nabi Ibrahim AS sudah memohon-mohon pada Azar untuk meninggalkan menyembah berhala dan menyembah Allah semata. Bahkan dengan sebuah permohonan yang tulus, dengan suara yang lembut dan sopan, tetap saja ajakan nabi Ibrahim AS itu tak mampu membuka pintu hati Azar untuk tersentuh kebenaran.
Hati Azar sudah seperti tertutup rapat, dan membatu, oleh karenanya Azar dengan nada yang keras azar berkata kepada nabi Ibrahim sebagaimana dalam firman Allah SWT:
“Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, duhai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, niscaya kamu akan kurajam dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama.” (QS. Maryam [19]: 46)
Meski Azar murka dan mengancam akan merajam nabi Ibrahim AS. Dan sekali pun Azar menolak kebenaran yang telah dibawanya, menolak mentah-mentah ajakan untuk memeluk ajaran lurus yang dibawanya, tetap saja nabi Ibrahim tak ada perasaan benci atau pun dendam pada Azar. Dan nabi Ibrahim AS melakukan semua ini karena nabi Ibrahim AS sangat mencintai Azar.
Sebaliknya, nabi Ibrahim AS tetap sabar dan membalas dengan kebaikan. Maka sebelum pergi meninggalkan Azar, nabi Ibrahim AS pun tetap berbuat baik dengan mengucapkan salam perpisahan, lalu mendoakan Azar agar mendapatkan hidayah dari Allah. sebagaimana dalam firman Allah SWT:
“Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku. (QS. Maryam [19]: 47-48).
Akhirnya nabi Ibrahim AS pun meninggalkan Azar. Dan Nabi Ibrahim AS kelak akan bertemu dengan ayahnya di hari kiamat. Hal ini dijelaskan dalam suatu riwayat bahwa Nabi Muhamad SAW bersabda:
“Pada hari Kiamat kelak, Nabi Ibrahim AS bertemu dengan ayahnya, Azar, sementara wajah Azar hitam kelam dan berdebu. Lantas Nabi Ibrahim‘alaihissalam berkata kepadanya, ‘Bukankah saya pernah melarangmu agar tidak durhaka kepadaku?’ Ayahnya menjawab, ‘Hari ini aku tidak akan durhaka kepadamu.’ Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata, ‘Ya Rabbi! Sungguh, Engkau telah berjanji kepadaku agar Engkau tidak menghinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina daripada keadaan ayahku yang dijauhkan dari rahmat-Mu?’ Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir.’ Selanjutnya ditanyakan kepada kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, ‘Wahai Ibrahim! Apa yang ada di bawah kedua kakimu?’ Beliau pun melihat di bawahnya, ternyata di situ terdapat sesosok anjing hutan yang berlumur kotoran terlihat sedang tertunduk, lalu kaki-kakinya diikat dan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari).
Wallahu A'lam Bishowab.
No comments:
Post a Comment