Kebanyakan dari kita sebagai manusia lupa pada aib yang melekat pada diri kita sendiri. Kita juga menutup mata atas kekurangan yang ada. Sebaliknya, kita selalu mengganggap diri kita itu lebih baik jika dibandingkan orang lain.
Mengenal aib diri berarti menyadari bahwa kesempurnaan mutlak itu hanyalah milik Allah SWT. Sedangkan, kemaksuman hanya dipunyai oleh Rasulullah SAW. Kita tidak lebih dari seorang manusia yang diliputi banyak sekali kekurangan, baik dari sisi ilmu maupun amal. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap anak Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang (mau) bertaubat." (HR Tirmidzi).
Al Imam Ghazali RA juga pernah berkata; "Kehidupan seorang Muslim tidak dapat dicapai dengan sempurna, kecuali mengikuti jalan Allah SWT yang dilalui secara bertahap.Tahap-tahap itu, antara lain, taubat, sabar, fakir, zuhud, tawakkal, cinta, makrifat, dan redha. Justeru, seorang mukmin wajib mendidik jiwa dan akhlaknya. Sementara, hati adalah cermin yang sanggup menghayati makrifat, kesanggupan itu terletak pada hati yang suci dan jernih".