Monday, August 8, 2016

Solusi Permasalahan Ala Ali Zainal Abidin

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Salah satu khidmat paling besar  yang pernah dilakukan oleh Imam Ali Zainal Abidin رضي الله عنه  kepada penduduk di kota Madinah adalah kepeduliannya terhadap anak yatim, fakir dan miskin serta hamba sahaya di kota Madinah. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Imam Ali Zainal Abidin رضي الله عنه telah membiayai kehidupan seratus keluarga miskin di kota Madinah. Mereka selalu menerima bahan pangan pada malam hari dan mereka pergunakan untuk menjalankan kehidupan mereka. Akan tetapi, mereka tidak tahu bahan pangan tersebut berasal dari mana dan siapa yang telah mebawanya. Setelah Ali Zainal Abidin رضي الله عنه  meninggal dunia, baru mereka mengetahui siapakah gerangan orang yang telah memberi bahan pangan kepada mereka setiap malam.

Imam Ali Zainal Abidin رضي الله عنه  pada setiap malam memikul  karung goni yang berisi penuh dengan gandum dan roti, lalu Ali Zainal Abidin رضي الله عنه  membagikannya kepada para fakir dan miskin seraya berbisik kepada dirinya: 
“Bersedekah secara diam-diam akan memadamkan api murka Allah”. 

Setelah ia meninggal dunia, penduduk Madinah berkata: 
“Kami telah kehilangan sedekah secara diam-diam, karena Ali bin Husein telah meninggal dunia”.

Dalam sebuah Riwayat dari Imam Ali Zainal Abidin رضي الله عنه sesungguhnya telah memberikan wasiat dan berkata:
"Jika dirimu ditimpa sebuah permasalahan dalam keduniaan, atau urusan yg sangat kruisial,atau kesulitan dalam keuangan, maka ambillah air wudlu sholatlah hajat dua atau empat rakaat lalu berdoalah sebagai berikut:


يا موضع كل شكوي، يا سامع كل نجوى، يا شافي كل بلوى ، يا عالم كل خفية ،يا كاشف كل بلية ، يا نجى موسى ،يا صفى محمد ، يا خليل إبراهيم ،أدعوك دعاء من اشتدت فاقته ، وضعفت قوته ، و قلت حيلته ، دعاء الغريب الغريق ، الذي لا يجد لكشف ما هو فيه إلا أنت يا أرحم الراحمين ، لا إله إلا  أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

"Ya maudhia kulla sakwa,ya sami'a kulla najwa,ya syaafia kulla balwa,ya aalim kulla khofiyah, ya kashif kulla baliyah,ya naaji musa,ya shofia muhammad,ya kholila ibrohim,ad'uka du'a man istadad faqotuh,wa dhoufat quwatuh,wa qollat hilatuh,du'al qhoribil qhoriq,alladzi la yajidu likasfi ma huwa fiihi illa anta ya arhamur rahimin,laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu mina dholimin".

Artinya:
"Wahai dzat tempat pengaduan,wahai dzat yg maha mendengar setiap bisikan hati,wahai dzat yg maha menyembuhkan setiap musibah,wahai dzat yg maha mengetahui apa saja yg tersembunyi,wahai dzat yg menyingkap segala musibah,wahai dzat yg menyelamatkan Musa,wahai dzat yg memilih Muhammad,wahai dzat kholil Ibrohim,aku memohon kepadaMu dgn doa seorang hamba yg terpojok dalam kesulitan,seorang hamba yg tidak memiliki kekuatan,seorang hamba yg sedikit sekali memiliki kemampuan,laksana seorang asing yg lagi tenggelam,yg tidak menemukan jalan keluar kecuali kepadaMu,ya arhamar rahimin,tidak ada tuhan kecuali Engkau maha suci bagi-Mu sesunguhnya aku sebelumnya dalam keadaan berbuat aniaya".

Semoga kita dapat mengamalkannya.

Wallahu A'lam Bishowab.

Wednesday, August 3, 2016

Akhlaqul Karimah.

Pengertian Akhlaqul Karimah.
Kata Akhlaq berasal dari bahasa arab yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku (tabiat) adat kebiasaan. Sedangkan kata Karimah berasal dari bahasa arab juga yang berarti mulia, terpuji, baik. Jadi, akhlaqul karimah dapat diartikan sebagai prilaku yang terpuji ataupun dalam pengertian secara umum ialah perilaku, perangai, ataupun adab yang didasarkan pada nilai-nilai wahyu sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. 

Akhlaqul Karimah dapat dikatakan sebagai:

  • Prilaku yang telah mencapai kesempurnaan.
  • Prilaku yang menimbulkan rasa keharuan.
  • Prilaku yang mempunyai nilai kebenaran,sesuai dengan norma-norma yang ada.
  • Prilaku yang dapat dikatakan baik, karena ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia, sebab ia dihargai secara positif.
Sedangkan kebalikan dari Akhlaqul Karimah adalah Akhlaqul Mazmumah atau prilaku buruk yang artinya perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia yang cenderung tidak menyenangkan orang lain dan tidak pernah dicontohkan Rasulullah  ﷺ.

Akhlaqul Mazmumah  dapat dikatakan sebagai:
  • Prilaku yang bersifat Rusak atau tidak baik, jahat, tidak menyenangkan, dzalim, sanagat buruk.
  • Prilaku yang  tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan.
  • Prilaku yang tercela, perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang ada.

Contoh dan Dalil Tentang Akhlaqul Karimah dan Akhlaqul Mazmumah.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Ash  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه telah berkata: Akhlaq Rasulullah   bukanlah orang yang keji dan bukan orang yang jahat, bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
"Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik budi pekertinya." (HR. Bukhari - Muslim)

Dalam riwayat lain, Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
"Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam: (1) Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkan salam, dan (2) jika dia mengundangmu maka datangilah, (3) jika dia minta nasihat kepadamu berilah nasihat, (4) jika dia bersin dan mengucapkan hamdalah maka balaslah (dengan doa: Yarhamukallah), (5) jika dia sakit maka kunjungilah, dan (6) jika dia meninggal maka antarkanlah (jenazahnya ke kuburan).” (HR. Muslim).


Diriwayatkan dari Abu Syuraih al-Adawi رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه telah berkata: telah mendengar kedua telingaku, juga telah melihat kedua mataku bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda: ”Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tetangganya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka harus menghormati tamu jaizahnya. Sahabat bertanya: apa jaizahnya itu ya Rasul? Rasulullah  ﷺ menjawab: “Jaizahnya itu ialah hidangan jamuan pada hari pertama (sehari semalam). Dan hidangan untuk tamu itu tiga hari, yang selebihnya itu dianggap sebagai shadaqah. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir , maka harus berkata baik atau diam (HR. Bukhari dan Muslim).



Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : Bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda
"Tidak boleh ada kedengkian (keinginan) selain dua macam, yaitu orang yang dikaruniai harta oleh Allah lalu dipergunakan dalam kebenaran, dan orang yang dikaruniai hikmah (ilmu) lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya". (HR. Muttafaq ‘alaih).


Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : Aku telah mendengar bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda
“Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan langsung dari orang-orang, tetapi Allah akan mencabut ilmu itu dengan meninggalnya para ulama, hingga apabila telah habis orang-orang yang alim, orang-orang akan mengangkat orang-oran gyang bodoh menjadi pemimpin mereka. Kemudian apabila mereka ditanya akan memberikan fatwanya tidak berdasarkan ilmu, mereka itu sesat dan menyesatkan orang banyak”. (HR. Bukhari-Muslim).


Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى:

…. perbaikilah hubungan diantara sesamamu, dan thaatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Al-Anfal [8]: 1]



Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى lainnya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang dipero­lok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (memperolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang memperolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) fasik (kepada orang-orang yang) sudah beriman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim. (QS> Al-Hujurat [49]: 11).

Diriwayatkan dari Abu Musa  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda
“Orang mukmin dengan mukmin lainnya adalah seperti satu bangunan yang sebagiannya dengan bagian yang lain saling menguatkan” (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang, cinta-mencintai, serta memadu kasih ibarat satu tubuh, apabila ada anggota badan yang sakit maka seluruh tubuh akan turut merasa sakit, dengan tidak bisa tidur dan deman”.(HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

“Orang-orang muslim itu ibarat sosok tubuh seorang lelaki yang apabila matanya sakit, maka seluruh badannya turut merasakan sakit. Dan bila kepalanya sakit, maka seluruh tubuhnya turut merasa sakit pula”.(HR. Muslim).



Diriwayatkan dari Annas  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, dari Nabi SAW,  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

 “Tidak beriman seseorang diantara kalian, sehingga dia cinta untuk saudaranya sebagaimana dia cinta untuk dirinya sendiri (HR. Bukhairi- Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
“Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih tiga hari. (Apabila) keduanya bertemu, yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Dan sebaik-baik dari keduanya itu ialah orang yang memulai mengucapkan salam”. (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
 “Jauhkanlah diri kalian dari berprasangka (buruk), karena prasangka (buruk) itu adalah sedusta-dusta perka­taan (hati), janganlah kalian mendengar-dengarkan dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah kalian bersa­ing yang tidak sehat, janganlah kalian saling dengki mendengki, janganlah saling benci-membenci dan janganlah saling membela­kangi. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Salim  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه dari ayahnya, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
“Orang Islam itu saudaranya orang Islam yang lain, maka tidak boleh ia menganiayanya dan tidak boleh membiar­kannya (dengan tidak mau menolongnya). Barangsiapa yang menolong kebutuhan saudaranya, maka Allah akan menolong kebutuhannya. Dan barangsiapa yang meringankan satu kesusahan orang muslim, Allah akan meringankan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahannya pada hari qiyamat. Dan barangsiapa yang menutup aib (cela) orang Islam, maka Allah akan menutup aib (cela)nya besok pada hari qiyamat. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia telah berkata : Sesungguhnya pernah ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah  ﷺ
Ya Rasulullah, sesung­guhnya saya mempunyai kerabat. Saya menyambung mereka tetapi mereka memutuskan hubungan dengan saya, saya berbuat baik kepada mereka tetapi mereka berbuat buruk kepasa saya, dan saya berbuat santun kepada mereka tetapi mereka berbuat bodoh kepada saya”. 
Maka Rasulullah  ﷺ menjawab : 
“Jika keadaanmu benar-benar sebagai­mana yang kamu katakan, maka seolah-olah kamu memberi makan bara api kepada mereka. Dan senantiasa pertolongan Allah besertamu dalam menghadapi mereka, selama kamu atas yang demikian itu”. (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari ‘Ubadah bin Shamit  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  
bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
“Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang dengannya Allah akan mengangkat beberapa derajat ?” Para shahabat menjawab : “Ya, mau ya Rasulullah”.Rasulullah  ﷺ bersabda : “Kamu berbuat santun kepada orang yang berbuat bodoh kepadamu, kamu memaafkan orang yang berbuat dhalim kepadamu, kamu memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepadamu dan kamu menyambung kepada orang yang memutuskan hubungan kepadamu”. (HR. Al-Bazzar).

Diriwayatkan dari Anas bin Malik  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda

“Wahai anakku, jika engkau bisa diwaktu pagi maupun sore di dalam hatimu tidak ada dendam kepada seseorangpun maka lakukanlah”. (HR. Tirmidzi)

Diriwayatkan dari Abu Dzarr  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

“Sungguh beruntung orang yang mengikhlaskan hatinya untuk iman, hatinya dijadikan bersih, lesannya benar, jiwanya tenteram dan tabiatnya lurus. (HR. Ahmad dan Baihaqi).



Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى:

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya". (QS.Al-Hasyr [59]: 7).

Diriwayatkan dari Hudzaifah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

“Hendaklah kamu sekalian beredar bersama kitab Allah (Al-Qur’an) kemana saja ia beredar”. (HR. Al-Hakim).



Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin ‘Azib  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

“Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling kecil (dosanya) seperti (dosanya) seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya, dan sesungguhnya sebesar-besar riba ialah seseorang yang terus-menerus (menjatuhkan) kehormatan saudaranya”. (HR. Thabrani di dalam Al-Ausath).

Diriwayatkan dari Sa’id bin Zaid  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه ia telah berkata,  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
“Sesungguhnya termasuk sebesar-besar riba ialah terus-menerus (menjatuhkan) kehormatan orang Islam tanpa alasan yang benar”. (HR. Abu Dawud).

Diriwayatkan dari ‘Aisyah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda kepada para shahabat:
“Tahukah kalian sebesar-besar riba di sisi Allah ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Rasulullah  ﷺ bersabda, “Sesungguhnya sebesar-besar riba di sisi Allah ialah menganggap halal (menjatuhkan) kehormatan orang Islam”. Kemudian Rasulullah  ﷺ membaca ayat : Walladziina yu’dzuunal-mu’miniin wal mu’minaati bi ghairi maktasabuu fodihtamaluu buhtaanaw wa itsmam mubiina [QS. Al-Ahzab : 58] (Dan orang-orang yang menyakiti orang mukmin laki-laki dan orang mukmin perempuan tanpa kesalahan yang mereka lakukan, maka sungguh mereka telah berbuat buhtan (kebohongan) dan dosa yang nyata). (HR. Abu Ya’la).

Diriwayatkan dari  Abu Hurairah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : Dahulu ketika kami di sisi Rasulullah  ﷺ, ada seorang laki-laki berdiri. Lalu orang-orang sama berkata, “Ya Rasulullah, alangkah sangat lemahnya si fulan itu !”. Atau mereka berkata, “Alangkah sangat lemahnya orang itu”. Maka Rasulullah  ﷺ bersabda, “Kalian telah berbuat ghibah kepada teman kalian dan kalian telah makan dagingnya”. (HR. Abu Ya’la, dan Thabrani).

Diriwayatkan dari ‘Amr bin Syu’aib  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه dari ayahnya dari kakeknya telah berkata: "
Bahwasanya orang-orang menyebutkan tentang seorang laki-laki di sisi Rasulullah  ﷺ. Mereka mengatakan, “Orang itu tidak makan sehingga ia diberi makan, dan ia tidak punya tempat tinggal hingga diberi tempat tinggal”. Maka Rasulullah  ﷺ bersabda, “Kalian telah berbuat ghibah kepadanya”. Lalu mereka menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami hanya menceritakan apa adanya”. Rasulullah  ﷺbersabda, “Cukup bagimu (dikatakan berbuat ghibah) apabila kamu menyebutkan saudaramu dengan apa yang ada padanya”. (HR. Al-Ashbihaniy).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda (kepada para shahabatnya):
 “Tahukah kalian apakah ghibah itu ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda, “(Ghibah) ialah kamu menyebut tentang saudaramu dengan apa-apa yang dia tidak suka”. Ada yang bertanya kepada beliau, “Bagaimana pendapat engkau jika keadaan saudaraku itu memang betul-betul seperti apa yang aku katakan ?”. Rasulullah  ﷺ bersabda, “Jika keadaan saudaramu itu betul seperti apa yang kamu katakan, maka sungguh kamu telah berbuat ghibah kepadanya. Dan jika apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah berbuat buhtan (kebohongan) kepadanya”. (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi , An-Nasai)

Diriwayatkan dari Abu Huriarah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : Telah datang seorang laki-laki (dari suku) Aslam kepada Rasulullah  ﷺ lalu dia bersaksi atas dirinya sendiri bahwa dia berbuat zina. Dia bersaksi empat kali. Ia berkata, “Saya menyetubuhi wanita secara haram”. Setiap ia mengatakan yang demikian itu, Rasulullah  ﷺ berpaling darinya. Lalu aku menyebutkan cerita itu sehingga beliau bertanya, “Apa yang kamu inginkan dengan cuapan ini ?”. Orang itu menjawab, “Saya menginginkan supaya engkau membersihkan diriku”. Kemudian Rasulullah  ﷺ memerintahkan supaya ia dirajam. Lalu orang tersebut dirajam. Kemudian Rasulullah  ﷺ mendengar ada dua orang laki-laki Anshar, salah satunya berkata kepada temannya, “Lihatlah kepada orang ini yang Allah telah menutupinya, tetapi ia tidak membiarkan dirinya, sehingga ia dirajam seperti anjing yang dilempari batu”. (Abu Hurairah) berkata : Rasulullah  ﷺ diam saja. Sebentar kemudian beliau berjalan (bersama para shahabat), lalu melewati bangkai himar di dekat kaki beliau. Maka beliau bersabda, “Mana si fulan dan si fulan itu ?”. Mereka menjawab, “Ini kami ya Rasulullah”. Rasulullah  ﷺ bersabda kepada kedua orang itu, “Makanlah bangkai himar ini !”. Mereka berdua menjawab, “Ya Rasulullah, semoga Allah mengampuni engkau. Siapa yang mau memakan bangkai himar ini ?”. Lalu Rasulullah  ﷺ bersabda, “Apa-apa yang kamu dapat dari (menjelek-jelekkan) kehormatan orang laki-laki tadi adalah lebih buruk dari makan bangkai himar ini. Dan demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya (orang laki-laki yang telah dirajam itu) sekarang sedang berendam di sungai surga”. (HR. Ibnu Hibban)



Diriwayatkan dari Abu Umamah  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

 “Sesungguhnya ada orang yang diberi kitab catatannya dengan terbuka”. Maka orang itu bertanya, “Ya Tuhanku, mana catatan kebaikan ini dan itu yang telah saya kerjakan, koq tidak ada di sini ?”. Kemudian Allah menjawab, “(Kebaikan-kebaikanmu) terhapus oleh perbuatan ghibahmu kepada orang lain”. (HR. Al-Ashbihaniy)


Diriwayatkan dari ‘Utsman bin ‘Affan  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah  ﷺ bersabda:
“Ghibah dan Namimah (adu-adu) itu bisa meruntuhkan iman sebagaimana seorang penggembala yang menebang pohon”. (HR. Al-Ashbihaniy).

Diriwayatkan dari Abu Jahja (Shuhaib) bin Sinan Arrumy  رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه berkata :  bahwa sesungguhnya Rasulullah  ﷺ telah bersabda:
"Sangat mengagumkan keadaan seorang mu’min, sebab segala keadaannya untuk ia sangat baik, dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi seorang mu’min : jika mendapat ni’mat ia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya, dan bila menderita kesusahan (ia) sabar, maka kesabaran itu lebih baik baginya. (HR. Muslim).

Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى:
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (QS. Asy Syuura [42] ; 40).

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Busr رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, bahwa sesungguhnya Rasulullah ﷺ telah bersabda:

“Bukan dari golonganku orang yang dengki, namimah (adu-adu) dan orang yang percaya kepada dukun, dan saya bukan pula dari golongannya”. Kemudian Rasulullah ﷺ membaca ayat (Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (HR. Thabrani).

Dalam riwayat lain, Rasulullah  ﷺ telah bersabda:

"Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang pada hari Kiamat datang membawa amalan shalatnya, puasanya, dan zakatnya. Pada saat yang sama, ia juga membawa dosa mencaci si fulan, membunuh si fulan, memakan harta si fulan. Pahala kebaikan-kebaikannya lalu diambil untuk diberikan kepada si fulan, si fulan, dan si fulan. Apabila kebaikannya habis sebelum dosanya tertebus, akan diambilkan dari kesalahan orang-orang yang terdzalimi itu untuk ditimpakan kepadanya lalu ia dimasukkan ke dalam neraka. (HR Muslim).



Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى lainnya:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mempergunjingkan sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik terhadapnya. Dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penya­yang. (QS.Al-Hujurat [49]: 12).

Doa agar selalu diberikan Akhlaqul Karimah.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Tholib رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, telah berkata, Bahwa Rasulullah  ﷺ  dalam salah satu do’anya beliau    mengucapkan :



اَلَّهُمَّ ا هْدِ نِيْ لِأَ حْسَنِ الأَ خْلاَ قِ، فَاِ نّهُ لاَ يَهْدِ يْ لِأَ حْسَنِهَا اِلاَّ أَنْتَ،…



وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ

Allahummahdinii li ahsanil akhlaaq, fa innahu laa yahdii li ahsanihaa illaa anta, washrif ‘annii sayyi ahaa, laa yashrifu ‘annii sayyi ahaa illaa anta

Artinya
“Ya Allah… tunjukkanlah aku pada akhlak yang paling baik, karena tidak ada yang bisa menunjukannya selain engkau.Dan jauhkanlah aku dari akhlak yg buruk, karena tidak ada yang mampu menjauhkannya dariku selain engkau”. (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi )
Aamiin Yaa Robbal Alaamiin.


Wallahu A'lam Bishowab.

Mengatasi Marah Ala Rasulullah.

Diriwayatkan dari Sulaiman bin Surd رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه yang menceritakan, bahwa pada suatu hari saya sedang duduk bersama Rasulullah  . Pada saat itu juga ada dua orang yang saling menghardik satu sama lainnya. Salah satu diantaranya telah menampakan wajah merahnya. Kemudian Rasulullah   bersabda:

"Sungguh aku mengetahui ada sebuah kalimat, jika dibaca oleh orang ini, maka marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang". (HR. Bukhari-Muslim).


Dalam riwayat lain, Rasulullah   telah bersabda:
“Apabila seseorang itu marah, kemudian membaca: A-‘udzu billah (saya berlindung kepada Allah) maka marahnya akan reda”.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, bahwa sesungguhnya Rasulullah   telah bersabda:
“Jika kalian sdalam keadaan marah, maka diamlah.” (HR. Ahmad).

Dalam riwayat lain, Rasulullah   telah bersabda:
"Sesungguhnya ada seorang hamba yang mengucapkan satu kalimat, yang dia tidak terlalu memikirkan dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka yang dalamnya sejauh timur dan barat". (HR. Bukhari -Muslim).


Diriwayatkan dari Abu Dzar رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, bahwa sesungguhnya Rasulullah   telah bersabda:
"Apabila kalian sedang dalam keadaan marah, dan dalam posisi berdiri, maka hendaknya dia untuk segera duduk. Karena dengan itu marahnya akan hilang. Jika belum juga hilang, hendaknya dia mengambil posisi tidur". (HR. Ahmad -Abu Daud).

Diriwayatkan dari Muadz bin Anas Al-Juhani رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه,  bahwa sesungguhnya Rasulullah   telah bersabda:
“Siapa saja yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Turmudzi).

Diriwayatkan dari  Ibnu Umar رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه, bahwa sesungguhnya Rasulullah   telah bersabda:
"Siapa saja yang dapat menahan emosinya maka Allah akan tutupi kekurangannya. Siapa yang menahan marah, padahal jika dia mau, dia mampu melampiaskannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan pada hari kiamat". (HR. Ibnu Abu Dunya).

Diriwayatkan dari Urwah As-Sa’di رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنهbahwa sesungguhnya Rasulullah   telah bersabda:
Sesungguhnya marah itu berasal dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api hanya bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian sedang marah, maka hendaknya dia segera mengambil berwudhu. (HR. Ahmad-Abu Daud).


Mari kita berdoa kepada Allah agar kita dapat selalu mengatasi rasa marah kita seperti doa yang telah dicontohkan Rasulullah  ﷺ:
"Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kalimat haq ketika ridha dan marah. Aamiin Yaa Robbal Alaamiin".


Wallahu A'lam Bishowab.

Saturday, July 30, 2016

Awal Sunan Kalijaga Belajar Ilmu Titik Ba.

Pada zaman dahulu ada seorang anak muda yang memiliki kebiasaan unik. Kebiasaannya anak muda ini sangatlah aneh dan dikenal sebagai tukang begal tau rampok, akan tetapi hasil begalannya itu akan dia berikan kepada fakir miskin. Hingga pada suatu waktu, pada saat dia ingin membegal, dia menghadang langkah perjalanan seorang Kakek tua yang renta dan bermaksud menguras seluruh harta benda bawaannnya. Akan tetapi pada saat dia menggeledah barang-barang bawaan kakek tersebut, ternyata si kakek tersebut hanya memiliki seuntai tasbih yang biasa digunakan untuk berdzikir dan sebuah tongkat yang telah membantunya dapat berjalan. Kakek tersebut lalu bermaksud untuk memberikan tasbihnya kepada anak muda tersebut lalu kakek tersebut berkata :
"Ambillah ini  ananda, untuk dirimu, akan tetapi jika ananda menginginkan harta yang lebih banyak lagi silahkan ananda ambil emas di pohon  itu".

Anak muda itupun melihat ke arah pohon yang dimaksud itu dan betapa herannya juga menbuat dia takjub, karena baru kali ini dia mendapati sebuah pohon yang seluruh bagiannya terbuat dari emas murni mulai dari ujung daun sampai seluruh batangnya dan juga buahnya yang berupa emas murni juga ada yang berjatuhan. 

Bukannya bersegera untuk mengambil emas-emas murni itu tapi anak muda ini malah memohon ampun kepada kakek tersebut. Karena dia menyadari bahwa orang yang ada dihadapannya ini bukanlah orang yang biasa akan tetapi dia adalah seorang yang berilmu dan sakti mandraguna.

Anak muda itupun lalu bersujud dan memohon maaf atas perbuatan dan sikapnya lalu mencium tangan kakek tersebut sambil berkata :
"Duhai kanjeng sepuh, maafkanlah segala perbuatan dan sikap ananda yang berlebihan, sudikah sekiranya agar kanjeng untuk memperkenankan kepada ananda untuk menjadi murid kanjeng sepuh dan ajarilah ananda sebuah ilmu".

Sambil tersenyum kakek itu cuma berkata:
"Ilmu apa yang ananda inginkan ?".

lalu si pemuda menjawab...:.
"Ananda tidak mengetahuinya. Akan tetapi berilah kepada ananda sebuah Ilmu walaupun itu hanyalah sebuah titik".

Sambil tersenyum kakek itupun meraih bahu pemuda itu lalu menyuruhnya berdiri, mereka saling berhadapan, alu kata si kakek itu berkata :...
"Baiklah jika itu kemauanmu,tetapi aku harus pulang dahulu dan tunggulah aku disini".

Lalu kakek itupun menancapkan tongkatnya di pinggir sebuah kali dan meminta anak muda itu untuk duduk didepan tongkatnya. Kemudian anak muda ini duduk di depan tongkatnya itu. Lalu pergilah kakek itu untuk menuju kekediamannya.

Beberapa tahun telah berselang dan kakek itu baru teringat bahwa dia telah memilki janji kepada seorang anak muda yang dulu pernah ingin membegal dirinya di tengah jalan dan sebagai seorang yang amanah maka beliaupun segera pergi ketempat pertemuan mereka terdahulu yaitu di pinggir sebuah kali.

Kakek itupun terkejut karena mendapati anak muda itu masih tetap duduk menunggu dirinya di depan tongkatnya. Dan kondisi anak muda sangat memprihatinkan karna kurus kerontang dan tubuhnyapun sudah berlumut serta tertutup banyak tumbuhan semak belukar.

Lalu kakek itupun mengumandangkan adzan yang membuat anak muda itu terbangun lalu anak muda itu di beri nama kali jaga (Penjaga kali atau penjaga Sungai ) sedangkan kakek tua renta itu adalah kanjeng Sunan Bonang.

Sesuai dengan janjinya akhirnya Sunan Bonang membabarkan suatu ilmu yaitu ilmu titik yaitu titik pada huruf Ba atau yang biasa disebut dengan Ilmu titik Ba.

Dari ilmu titik Ba inilah seorang Sunan Kalijaga yang awalnya adalah seorang anak muda yang dikenal sebagai seorabg begal ataupun perampok bisa menjadi seorang yang di muliakan oleh Allah. 

Hampir semua umat islam di Indonesia mengetahui tentang hikayat ini yang telah menjadi sejarah dan sangat  melegenda yang telah terjadi ratusan tahun yang lalu di nusantara dan namun hanaya sedikit orang yang tahu tentang ilmu titik pada huruf Ba yang di pelajari oleh Sunan Kali Jaga dari kanjeng Sunan Bonang. Banyak diantara kita yang bertanya apasih ilmu titik Ba itu?.

Tiada yang mengetahui kecuali orang-orang yang telah diberi pengetahuan tentangnya karena Ilmu titik ba ini bersifat Ilmu yang rahasia dan dirahasiakan.

Wallahu A'lam Bishowab.


Thursday, July 28, 2016

Hakikat Domino

Siapa yang tidak kenal dengan Kartu Domino karena hampir setiap orang pasti akan mengenalnya. Jika diindonesia biasa disebut dengan kartu Gaple. dan permainannyapun disebut dengan main gaple.

Pengertian Kartu Domino.
Pengertian dari kartu adalah sebuah objek kecil tipis datar, umumnya terbuat dari kertas tebal atau plastik. Pengertian dari Domino adalah semacam permainan kartu generik. Jadi secara umum pengertian dari Kartu domino atau Kartu Gaple adalah kertas tebal berukuran kecil yang digunakan untuk bermain dimana setiap kartu dibagi menjadi dua bidang setiap bidangnya berisi 0 – 6 noktah atau titik.

Asal Muasal Kartu Domino.
Dalam kamus wikipedia.org Domino menurut sejarah pertama kali ditemukan di Cina tepatnya pada awal 1120 Masehi. Berdasarkan catatan sejarah dengan ditemukannya potongan-potongan,jalan kembali ke prajurit-pahlawan yang bernama Hung Ming (181-234 M). Sedangkan sejarawan lain percaya bahwa Keung T'ai Kung, pada abad kedua belas SM adalah orang yang pertama kali menciptakan jenis permainan tersebut.Yang Chu sz ubi (Penyelidikan pada hadis All Things) menyatakan bahwa domino diciptakan oleh seorang negarawan pada tahun 1120 Masehi.

Hakekat Kartu Domino.
Sedangkan kartu domino yang dimaksudkan disini bukanlah kartu yang digunakan oleh orang untuk berjudi ataupun sekedar permainan belaka akan tetapi disini kita akan kaji hakikat dari kartu domino sebagai salah satu jalan untuk menuju Makrifatullah. Berikut ulasannya:


  • Noktah 0. perwujudan atau gambaran dari hati yang harus dikosongkan (memiliki hati yang bersih).
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya :
"Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”(QS. Asy-Syu'ara [26] : 87 – 89).


  • Noktah 1. perwujudan atau gambaran dari Allah yang maha Esa.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya :
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.( QS. Al-Ikhlas a[112]:1-4).


  • Noktah 2. perwujudan atau gambaran tentang kedua orang tua kita sebagai makhluk yang telah diciptakan berpasang -pasangan oleh Allah سبحانه و تعالى.
Tentang makhluk yang telah diciptakan berpasang -pasangan oleh Allah سبحانه و تعالى telah dijelaskan dalam firman-Nya yang artinya :
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat[60]: 59).

Tentang kedua orang tua kita dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya :
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak"(QS. A-Nisa [4] :36).

Dijelaskan juga dalam firman Allah سبحانه و تعالى lainnya yang artinya :
"Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya."(QS. Al-Ankabut [29]: 8).

Dijelaskan juga dalam firman Allah سبحانه و تعالى lainnya yang artinya :
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman [31]: 14).


  • Noktah 3. perwujudan atau gambaran dari sumber hukum Islam yaitu Al Qur’an,Hadits dan Ijma' para ulama.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah ( al Quran ) dan Rasul ( Sunnah )”.(QS. A-Nisa [4] :59).

Hal ini telah dijelaskan dalam suatu riwayat dari kisah percakapan antara Rasullullah ﷺ dengan Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه , pada saat Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه diutus oleh Rasullullah ﷺ untuk menjadi qadli (orang yang diangkat untuk menjadi hakim dalam menyelesaikan suatu perkara berdasarkan hukum Allah سبحانه و تعالى ) di negeri Yaman.
Rasullullah ﷺ lalu bertanya kepada Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه:
"Bagaimana engkau akan memutuskan seandainya kepadamu dihadapkan suatu perkara?".

Dengan bijak Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه lalu menjawab:
"Aku akan memutuskan berdasarkan atas apa yang telah aku temukan didalam al Quran".

Rasullullah ﷺ lalu kembali bertanya kepadanya:
"Bagaimana jika engkau tidak dapat menemukannya didalam al Quran?".

Lalu Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه lalu menjawab:
"Aku akan memutuskan berdasarkan apa yang telah aku temukan didalam Sunnah".

Rasullullah ﷺ lalu kembali bertanya kepadanya:
"Bagaimana jika seandainya dalam Sunnah pun engkau tidak dapat menemukan jawabannya ?".

Muaz bin Jabal رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه lalu menjawab:
"Aku akan mengamalkan ijtihad dengan akalku dan aku tidak akan berbuat kelengah-an".

Rasullullah ﷺ lalu kembali bersabda:
"Segala puji untuk Allah yang telah meberikan taufik kepada utusan Rasul Allah menurut apa yang direlakannya".


  • Noktah 4. perwujudan atau gambaran dari 4 alam yang harus dilalui manusia, yaitu :
1. Alam Rahim.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. Al – Mu’minun[23] : 12 – 14).

Kemudian disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasullullah ﷺ telah bersabda :
Bahwasannya seseorang dari kamu itu dikumpulkan kejadiaanya dalam kandungan ibunya 40 hari, masih berwujud air mani. Lalu jadilah segumpal darah selama 40 hari juga. Kemudian Allah Ta’ala mengutus malaikat, lalu meniupkan roh di dalam tubuhnya dan diperintah dalam empat perkara ialah : menuliskan ketetapan tentang rezekinya, ajalnya, amalnya, dan menjadi orangcelaka atau bahagia.” (HR. Muslim).

2. Alam Dunia (Alam Fana).
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allahسبحانه و تعالى yang artinya :
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersukur.” (QS. An-Nahl [16]:78).

Dalam ayat lain Allah سبحانه و تعالى telah berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya janji Allah adalah benar maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaithan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.” (QS. Luqman [31]: 33).

3. Alam Kubur ( Alam Barzakh).
Hal ini telah dijelaskan dalam suatu riwayat dari Ibnu ‘Umar bahwasanya Rasullullah ﷺ telah bersabda:
“Sesungguhnya salah seorang diantara kalian apabila meninggal dunia akan diperlihatkan kepadanya tempat duduknya di waktu pagi dan sore. Jika ia termasuk ahli surga, maka akan diperlihatkan surga kepadanya. Dan jika ia termasuk ahli neraka, akan diperlihatkan neraka kepadanya. Lalu dikatakan kepadanya, “Ini adalah tempatmu hingga Allah membangkitkan kamu kepadanya pada hari qiyamat”. (HR. Muslim).

4. Alam Akhirat.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya :
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al-An’aam ayat 32).


  • Noktah 5. perwujudan atau gambaran dari rukun islam.
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasullullah ﷺ . Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Rasullullah ﷺ , lalu lututnya disandarkan kepada lutut Rasullullah ﷺ dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Rasullullah ﷺ .....................

Kemudian ia berkata :
“Duhai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam”.

Rasullullah ﷺ menjawab:
”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya”.
Lelaki itu lalu berkata:
”Engkau telah berkata benar”.
maka kamipun menjadi heran, karena lelaki itu yang bertanya akan tetapi ia pula yang telah membenarkannya.


  • Noktah 6. adalah perwujudan atau gambaran dari rukun Iman.
Dalam suatu riwayat dari Umar bin Khaththab ﷺ berkata:
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasullullah ﷺ . Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Rasullullah ﷺ , lalu lututnya disandarkan kepada lutut Rasullullah ﷺ dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Rasullullah ﷺ. Kemudian lelaki itu bertanya :
“Beritahukan kepadaku tentang Iman”.

Rasullullah ﷺ menjawab;
”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk” .

Lelaki itu lalu berkata:
”Engkau telah berkata benar”.

Demikianlah hakIkat dari kartu domino menuju jalan makrifatullah dan kurang lebih mohon dimaafkan,Semoga Allah Menjadikan Kita Hamba yang selalu Istiqamah dijalannya.

Wallahu A'lam Bishowab