Hakikatnya jin dapat berdiam diri di sebuah tempat, sebagaimana dalam sebuah riwayat Rasulullah ﷺ bersabda:
"Jin itu terdiri atas tiga kelompok: satu kelompok memiliki sayap mereka terbang di udara dengannya, satu kelompok berbentuk ular dan anjing, dan satu kelompok lagi berdiam diri di tempatnya dan melakukan petualangan". (HR.Thabroni /al-Hakim/ al-Baihaqi ).
Oleh karenanya Jin juga bisa bersemayam didalam tubuh manusia. melalui jalan berikut ini:
- Melalui jalan turunan dari keluarga nenek moyang dar pihak ibu dan bapak.
- Melalui sihir yang dilakukan oleh orang lain.
- Karena kita itu lalai terhadap Allah SWT.
- Tanpa sepengetahuan kita telah Dzalim terhadap jin.
- Karena ada jin yang jatuh cinta kepada kita
- Membaca jampi-jampi, doa atau ayat-ayat tertentu yang hakekatnya tanpa kita sadari dapat mendatangkan jin.
Sedangkan Jin itu memiliki tempat favorit dan bersemayam pada tubuh manusia. Tempat-tempat tersebut adalah sebagai berikut;
1. Dikedua mata manusia.
Jin yang berdsemayam dimata manusia itu dapat menyebabkan penyakit ain. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
ول الله صلى الله عليه وسلم: الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ لَسَبَقَتْهُ، فَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوْا (رواه الجماعة إلا النسائي، عن ابن عباس وأبي هريرة)
“[Penyakit Pandangan] Mata itu benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang [dapat] mendahului ketetapan Allah (takdir), maka pastilah [pandangan] mata itu yang mendahuluinya. Karena itu, jika kalian diperintahkan untuk mandi [untuk pengobatan penyakit al-’ain), mandilah!” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah).
Mengenai penyakit ain ini Lajnah Daimah Lil Ifta (Lembaga Fatwa Arab Saudi) menjelaskan :
مأخوذة من عان يَعين إذا أصابه بعينه ، وأصلها : من إعجاب العائن بالشيء ، ثم تَتبعه كيفية نفْسه الخبيثة ، ثم تستعين على تنفيذ سمها بنظرها إلى المَعِين
“‘Ain dari kata ‘aana – ya’iinu yang artinya: terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respon jiwa yang negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut” (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 1/271).
Berkata Imam Ibnu Atsir dalam An-Nihayah:
“Dikatakan bahwa seseorang terkena ‘ Ain, yaitu apa bila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit."
Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari:
’Ain adalah pandangan suka disertai hasad yang berasal dari tabiat yang jelek, yang dapat menyebabkan orang yang dipandang itu tertimpa suatu bahaya.”[3]. Ia menambahkan, “Bahwa ‘ain dapat terjadi bersama rasa takjub walau tanpa adanya sifat iri, walau dari orang yang mencintai dan dari seorang yang shalih (tanpa disengaja)."
2. Di Telinga manusia.
Dari Ibnu Mas’ud ia pernah berkata, “Di hadapan Rasulullah ﷺ disebutkan tentang seorang laki-laki yang tidur semalaman sampai datang pagi. Rasulullah ﷺ pun bersabda:
ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِى أُذُنَيْهِ – أَوْ قَالَ – فِى أُذُنِهِ
“Laki-laki itu telah dikencingi oleh setan pada kedua telinganya -dalam riwayat lain: di telinganya-” (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari no. 3270 dan Muslim no. 774). Al Qodhi ‘Iyadh memahami hadits ini secara tekstual. Demikianlah yang benar. Lalu dikhususkan kata telinga yang dikencingi karena telingalah pusat pendengaran untuk diingatkan. (Lihat Syarh Shahih Muslim, 6: 58).
Efeknya yang lain adalah tidak suka mendengar nasihat dan teguran yang baik serta sangat suka mendengar hal-hal maksiat, seperti musik yang melalaikan dan sebagainya.
3. Mulut manusia.
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ ، فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ : هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin, dan tidak menyukai tasa’ub (menguap). Jika seseorang bersin maka ucapkanlah hamdalah, dan merupakan hak baginya terhadap setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-tasymit. Adapun menguap, itu dari setan. Maka hendaknya ia menahannya sebisa mungkin. Jika ia menguap sampai mengeluarkan suara “hah” maka setan pun tertawa” (HR. Bukhari-Muslim ).
إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيْهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Apabila salah seorang di antara kalian menguap maka hendaklah menutup mulut dengan tangannya karena syaitan akan masuk (ke dalam mulut yang terbuka)” (HR. Muslim-Abu Dawud ).
Makanya mereka yang telah dirasuki jin sangat suka berbicara hal-hal yang tidak berguna dan mendatangkan dosa, seperti mengumpat, mencela, menghina manusia lain dan sebagainya.
4. Kuku manusia.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
قَلٍّمْ أَظْفَارَكَ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَقْعُدُ عَلَى مَا طَالَ مِنْهَا
"Potonglah kuku-kukumu, karena syetan duduk di atas sesuatu yang panjang dari kuku-kuku itu." (HR. Ahmad)
5. Hidung manusia.
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَتَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاَثًا ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيْشُومِهِ
“Jika salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka hendaklah berwudhu lalu beristintsar (mengeluarkan air dari hidung, pen.) sebanyak tiga kali karena setan bermalam di batang hidungnya.” (HR. Bukhari -Muslim).
6. Aliran darah manusia.
Dalam suatu riwayat dijelaskan:
عَنْ صَفِيَّةَ ابْنَةِ حُيَىٍّ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مُعْتَكِفًا ، فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلاً فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ ، فَانْقَلَبْتُ فَقَامَ مَعِى لِيَقْلِبَنِى . وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِى دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ ، فَمَرَّ رَجُلاَنِ مِنَ الأَنْصَارِ ، فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَسْرَعَا ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَىٍّ » . فَقَالاَ سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ « إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ ، وَإِنِّى خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِى قُلُوبِكُمَا سُوءًا – أَوْ قَالَ – شَيْئًا »
Dari Shofiyah binti Huyay, ia berkata, “Pernah Rasulullah ﷺ sedang beri’tikaf, lalu aku mendatangi beliau. Aku mengunjunginya di malam hari. Aku pun bercakap-cakap dengannya. Kemudian aku ingin pulang dan beliau berdiri lalu mengantarku. Kala itu rumah Shofiyah di tempat Usamah bin Zaid. Tiba-tiba ada dua orang Anshar lewat. Ketika keduanya melihat Rasulullah ﷺ, mereka mempercepat langkah kakinya. Rasulullah ﷺ lantas mengatakan, “Pelan-pelanlah, sesungguhnya wanita itu adalah Shofiyah binti Huyay.” Keduanya berkata, “Subhanallah, wahai Rasulullah.” Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya setan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah. Aku khawatir sekiranya setan itu menyusupkan kejelekan dalam hati kalian berdua.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 3281 dan Muslim no. 2175).
7. Pusar Manusia.
Kebanyakan jin diketahui juga bersembunyi dan tinggal di pusar manusia. Biasanya jika ada jin yang tinggal di pusar manusia itu karena terkena Sihir. Oleh sebab itu, orang tersebut selalu mengalami sakit perut, kembung, sakit maag dan sering mulas buang-buang (Waktunya biasanya dipagi hari) yang tidak dapat dideteksi oleh dokter.Tingkat gangguan jin terhadap manusia karena disihir itu berbeda-beda. Jin yang menjadi pelayan tukang sihir melakukan tugas-tugas sesuai dengan tuntutan tukang sihir walaupun terkadang apa yang dia lakukan itu sangat menyakitkan dan membahayakan seperti membunuh, membuatnya buta, atau lumpuh sehingga tidak bisa berjalan atau mengurungnya di rumah.
8. Kemaluan Manusia.
Rasulullah ﷺbersabda :
لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا ، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ ، لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
“Jika salah seorang dari kalian menginginkan mendatangi (menyetubuhi) istrinya berdoa “Bismillaahi Alloohumma jannibnasy syaithoona wajannibisy syaithoona maa rozaqtanaa” maka jika Allah mentakdirkan memiliki anak melalui persetubuhan itu, maka ia (anak itu) tidak akan dibahayakan oleh syaitan selama-lamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mujahid RA berkata :
أَنَّ الَّذِي يُجَامِع وَلَا يُسَمِّي يَلْتَفّ الشَّيْطَان عَلَى إِحْلِيله فَيُجَامِع مَعَهُ
“Siapa yang berhubungan intim dengan istrinya lantas tidak mengawalinya dengan ‘bismillah’, maka setan akan menoleh pada pasangannya lalu akan turut dalam berhubungan intim dengannya” (Fath Al-Bari, 9:229).
Wallahu Alam Bishowab.
No comments:
Post a Comment