Dari An Nu’man bin Basyir RA, Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari - Muslim).
Hati adalah inti dari diri seorang manusia. Allah SWT sangat memperhatikan kondisi hati setiap hamba-Nya. Hati yang dijaga, akan senantiasa memancarkan kekuatan iman, semakin tenang dengan melakukan kebaikan-kebaikan, terutama kala mendengarkan ayat-ayat Allah dikumandangkan.
Sebagaimana firman Allah SWT:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”(QS. Al-Anfal [8]: 2).
Hati memiliki sifat berbolak-balik. Allah-lah yang Maha Membolak-balikan hati. Tidak ada yang dapat memberi petunjuk kecuali Dia. Dia yang Maha Memberi Petunjuk, Maha Memberi Hidayah kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Dan hidayah atau petunjuk haruslah dicari. Salah satu caranya alah dengan berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar Allah senatiasa menjaga hati kita agar manatap dan tidak condong pada kesesatan setelah diberikan petunjuk. Sebagai mana yang Rasulullah ﷺ contohkan sebagai berikut:
Setiap Hari Rasulullah ﷺ selalu berdo'a :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
"Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu".
Suatu waktu Ummu Salamah pernah menanyakan kepada Rasulullah ﷺ, kenapa do’a tersebut yang sering Rasulullah ﷺ baca. Rasulullah ﷺ lalu menjawab:
يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ
“Duhai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.” (HR. Tirmidzi ).
Hati adalah raja pada diri setiap manusia. Sebab, pikiran, ucapan dan perilaku manusia sangat ditentukan oleh kondisi hatinya. oleh karenanya jika hatinya baik maka Insya Allah pikiran, ucapan dan prilaku kita sebagai manusia juga akan baik.
Wallahu alam Bishowab.
No comments:
Post a Comment