"Jika Allah SWT telah berkehendak, maka apakah kehendak seseorang itu karena kehendak Allah SWT juga?" Seorang murid bertanya kepada Syech Siti Jenar.
"Untuk
sampai pada jawaban itu, kita harus dapat membedakan seseorang terlebih dahulu.
Manusia itu dibedakan menjadi beberapa tingkatan." Jawab Syech
Siti Jenar.
"Ada orang yang awam, ada orang yang
khowash. Orang awam hanya beribadah secara syariat, tanpa dapat memelihara
kalbu, maka ia masih jauh bisa berhubungan dengan Allah SWT. Sedangkan
orang-orang khowash, termasuk para nabi, rasul, dan waliyullah, mereka
beribadah secara utuh. Bahkan sampai pula pada tingkatan hakikat. " lanjut Syech
Siti Jenar.
"Jika saja
kalbunya sudah bersih dari duniawi dan menyatu dengan cahaya Ilahi, maka
kehendak dan kemauannya itu berasal dari Allah SWT. Perbuatannya adalah perbuatan
Allah SWT. Maka jangan heran jika ada orang yang diberi karomah sehingga segala
ucapannya menjadi bertuah" Syech
Siti Jenar menambahkan.
Santripun kembali Bertanya:
"Kalau
begitu, ibadahnya orang yang sudah khowash itu merupakan kehendak Allah SWT?"
"Benar! mereka mempunyai kejernihan akal budi. Memiliki kebersihan jiwa dan ilmu.
Shalat lima waktu dan berzikir merupakan kehendak yang sangat dalam. Bukan
kehendak nafsunya, namun kehendak Allah. Semangatnya sedemikian besar. Mereka
shalat tidak mengharapkan pahala, tetapi merupakan suatu kewajiban (diri) dan
pengabdian. Badan haluslah yang mendorong untuk menjalankan" Jawab Syech
Siti Jenar.
No comments:
Post a Comment