Menurut Ibnu Duraid “buraq” berasal dari kata al barqi
(kilat) karena kecepatannya. Ada yang mengatakan,”Dinamakan buraq dikarenakan
terlalu bersih, mengkilat dan sangat cepatnya.” Ada yang mengatakan,”Karena
warna putihnya.” Al Qodhi mengatakan, ”Kemungkinan dinamakan buraq karena dia
memiliki dua warna, dikatakan ‘syaatun barqoo’ (kambing kilat) apabila
disela-sela bulunya yang berwarna putih terdapat bercak-bercak hitam” Dia
berkata,”didalam hadits itu disifatkan bahwa buraq itu berwarna putih. Bisa
jadi ia dari jenis kambing kilat dan dia terbatasi dengan warna putih.” (HR Muslim
).
”…kemudian aku diberikan seekor binatang yang menyerupai begal
(peranakan kuda dengan keledai, pen) namun melebihi keledai putih.” Al Jaruud
mengatakan kepadanya,”Itu adalah buraq wahai Abu Hamzah.” Anas
mengatakan,”Betul. Dia (binatang) itu meletakkan langkahnya sejauh pandangan
mata…”(HR. Bukhori dan Muslim).
Dari Hudzaifah bin al
Yaman mengatakan bahwa Nabi Muhamad ﷺ telah dianugerahkan seekor binatang yang
punggungnya panjang dan langkahnya adalah sepanjang mata memandang. Mereka berdua
(Nabi Muhamad ﷺ dan Malaikat Jibril) tidaklah terpisahkan diatas punggung buraq
sehingga mereka meyaksikan surga dan neraka … kemudian mereka berdua kembali
pulang ke tempat semula (ketika berangkat)…” (HR. Tirmidzi.).
Imam Nawawi menyebutkan bahwa para ahli bahasa
mengatakan:
”Buraq adalah nama binatang yang ditunggangi Nabi Muhamad ﷺ di malam isro mi'roj".
”Buraq adalah nama binatang yang ditunggangi Nabi Muhamad ﷺ di malam isro mi'roj".
Az Zubaidiy didalam “al Mukhtashar al ‘Ain” dan pengarang kitab “at Tahrir” mengatakan,:
”Buraq adalah binatang yang ditunggangi oleh para Nabi AS".
”Buraq adalah binatang yang ditunggangi oleh para Nabi AS".
Yang dikatakan oleh kedua orang itu dengan menyertakan semua nabi
didalam hal ini membutuhkan dalil yang shahih.
Pada malam yang telah ditentukan tanggal 27 Rajab, Allah SWT memerintahkan kepada Jibril.dan berfirman:
"Hai Jibril, Janganlah
engkau bertasbih pada malam ini dan engkau Izrail jangan engkau
mencabut nyawa pada malam ini."
Jibril AS menjawab:
Allah SWT berfirman:
"Tidak, Jibril. Tetapi pergilah engkau
ke Syurga dan ambillah buraq dan kemudian pergilah kau kepada Muhammad dengan buraq
itu."
Kemudian Jibri ASl pun pergi ke syurga tempat dimana buraq berada. Kemudian Jibril AS menemukan 40 juta buraq di taman syurga. Setiap buraq memiliki mahkota di keningnya bertuliskan kalimat:
“Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad utusan Allah.”
Di antara buraq itu, Jibril melihat seekor buraq yang
memisahkan diri seraya menangis bercucuran air matanya. Lalu Jibril menghampiri
buraq itu lalu bertanya:
"Mengapa engkau
menangis, duhai buraq?"
"Duhai Jibril, sesungguhnya aku telah lama mendengar nama
Muhammad sejak 40 ribu tahun yang lalu, maka ketahuilah bahwa pemilik nama itu
telah tertanam dalam hatiku oleh karenanya sesudah itu akupun menjadi rindu
kepadanya untuk segera bertemu sehingga aku putuskan untuk tidak mau makan dan minum lagi. Saat ini hatiku sedang membara laksana terbakar
oleh api kerinduan yang teramat sangat dalam."
"Aku akan menyampaikannya kepada orang yang engkau
rindukan itu."
Beberapa saat kemudian Jibril datang
menghadap Nabi Muhamad SAW dengan membawa Buraq dan terlihat telapak kaki Buraq tersebut
mengeluarkan cahaya seperti cahaya rembulan.
Lalu Jibril menyerahkan Buraq tersebut kepada Nabi Muhammad ﷺW. Dikarenakan Buraq senang sekali bertemu dengan Nabi Muhamad ﷺ seketika itu juga Buraq
tersebut tidak mau diam sehingga hilanglah rasa rindunya yang mendalam sangat.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Duhai Buraq kenapa engkau tidak mau diam!? Apakah karena
engkau enggan dan tdk mau aku tunggangi?”
Buraqpun menjawab:
“Duhai kekasih Allah, bukannya
aku enggan tidak mau engkau tunggangi, tetapi aku mempunyai satu permintaan kepadamu, dan maukah engkau memenuhi permintaanku ini, "permintaanku hanyalah jika suatu saat nanti di hari kiamat tiba dan ketika engkau akan masuk kedalam surga agar tidak menunggangi tunggangan yang lain kecuali
aku”.
Nabi Muhammad ﷺ berkata:
“Duhai buraq InsyaAllah permintaanmu terkabulkan”.
Buraq itu pun berkata lagi:
“Duhai baginda yang terkasih sudikah kiranya baginda memegang pundakku agar menjadi ciri dihari kiamat nanti?”.
Kemudian Nabi Muhamad ﷺ memegang pundak buraq tersebut dengan kedua tangannya. karena saking senangnya sehingga buroq membesar dan tinggi sampai 40 hasta. Setelah
itu Nabi Muhamad ﷺ berdiri sebentar sambil melihat betapa tingginya buraq dan
berfikir bagaimana caranya untuk naik ke punggungnya sedangkan pada saat itu
tidak ada satupun tangga untuk naik.
Pada saat itu juga dengan izin-Nya datanglah ruh seorang yang
alim salah satu umat Nabi Muhamad ﷺ seraya
berkata:
“silahkan baginda naik ke pundak saya”..
“silahkan baginda naik ke pundak saya”..
Nabi Muhamad ﷺ naik ke pundaknya ruh tersebut, kemudian ruh tersebut berdiri, sehingga Nabi Muhamad ﷺ dapat naik
ke punggung buraq dan bersabda:
“Dua telapak kaki ku menaiki
pundakmu ya ruh(ruhnya seorang umat Nabi
Muhamad ﷺ yang alim), maka telapak
kakimu nanti yang akan menaiki pundak semua wali-wali Allah”.(Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa ruh itu adalah ruh Syekh Abdul Qodir Dzaelani)
Wallahu Alam Bishowab.
Wallahu Alam Bishowab.
No comments:
Post a Comment