Alkisah disebuah pondok pesantren seorang santri mendatangi gurunya dengan niat untuk curhat.
Lalu santri tersebut langsung bertanya:
" Duhai guruku yang mulia, ada seorang yang selalu dengki dan menyebarkan fitnah dengan menjelek - jelekan diri saya. Padahal saya tidak pernah mengganggu dia. Apa yang harus saya lakukan...?".
Dengan Bijak Sang Guru menjawab:
" Duhai muridku Abaikan saja orang tersebut, tetap fokuslah dengan dzikirmu. Perjalanan ruhani itu memang banyak ujian dan godaannya. Semua fitnah dan omongn yang negatif yang menimpamu itu, mencabuti dan melunturkan dosa-dosamu".
Santri tersebut bertanya kembali:
" Jika saya biarkan orang tersebut semakin angkuh dan merasa benar sendiri, sehingga fitnah yang disebarkan bisa dianggap kebenaran, jika saya diam tidak melabraknya maka nama saya semakin jelek".
Sang Gurupun menjawabnya dan berkata:
" Duhai muridku kamu memiliki hak untuk menjawabnya dan meluruskan fitnah tersebut dengan cara yang bijaksana. Tapi jika kamu membalasnya dengan kebencian, berarti frekwensi jiwamu sama. Maka sama halnya ketika kamu digonggongi anjing, kamu balas dengan gonggongan juga. berarti kamu dan dia sama saja".
Santri tersebut bertanya kembali:
"Doa dan amalan apa yang bagus dalam menghadapi orang seperti itu...?".
Guru tersebut menjawab:
" Setelah kamu sholat dan berdzikir, maka doakanlah orang tersebut, dengan doa-doa yang baik. Agar orang tersebut diberi hidayah. Jangan sampai hatimu rusak gara -gara orang yang dengki itu. Tetaplah kamu jaga kejernihan hatimu".
Santri tersebut bertanya kembali:
" Jika orang tersebut tetap dengki dan benci kepada saya, lalu bagaimana Guru....?".
Guru tersebut menjawab:
" Anakku...! Jiwa manusia itu mempunyai grafitasi, apa saja yang kita perbuat, suatu kebaikan dan keburukan akan kembali ke jiwa masing-masing. Jika kamu tidak melayani sebuah kedzoliman dengan kedzoliman, bahkan kita mendoakan kebaikan kepada orang tersebut. Sedangkan orang tersebut tetap dzolim pada dirimu, maka orang itu akan mendapatkan kehancuran yang sangat cepat datangnya. Itulah hukum karma yang pasti terjadi. Siapa yang menanam maka akan memanennya".
Semoga kita bisa dapat menganbil hikmah dari kisah diatas.
Wallahu Alam Bishowab.
No comments:
Post a Comment