Dalam dunia tasawuf, dikenal seorang yang bernama Asy-Syibli. Nama asli beliau adalah Abu Bakar bin Dulaf ibnu Juhdar Asy-Syibly. Nama Asy-Syibli dinisbatkan kepadanya karena ia dibesarkan di Kota Syibli di wilayah Khurasan, Persia. Ia dilahirkan pada 247 H di Baghdad atau Samarra dari keluarga yang cukup terhormat. Mendapat pendidikan di lingkungan yang taat beragama dan berkecukupan harta, ia berkembang menjadi seorang yang cerdas.. Orang menyebutnya majnun, alias gila, sinting, nyeleneh. Dia pernah memakai celak mata yang dicampur dengan garam, supaya ia tidak tertidur di waktu malam. Dengan begitu, ia bisa menghidupkan malam dengan shalat-shalat sunnat.
Jika datang bulan Ramadhan, maka ia makin giat beribadah melebihi orang-orang di masanya. Mungkin inilah sebagian dari ke-sintingan Asy-Syibli. Beliau bersahabat dengan Junayd al-Baghdadi dan para ulama di masanya. Dia bermazhab Maliki. Wafat pada tahun 334 H atau 946 M, dan dimakamkan di Baghdad.
Asy-Syibli memang punya karamah. Dalam kitab Syarh Ratib al-Haddad, diceritakan bahwa Syibli mendatangi majlis Abu Bakar bin Mujahid. Melihat Asy-Syibli datang, Abu Bakar bangun dari duduknya, menyambutnya, memeluknya,dan mencium keningnya. Setelah kejadian itu, Abu Bakar ditanya oleh salah satu muridnya:
"Duhai Guruku, engkau melakukan yang demikian kepada Asy-Syibli? Padahal, engkau dan semua penduduk Baghdad menganggapnya sinting?".
Abu Bakar bin Mujahid menjawab,
‘Apa yang aku lakukan kepadanya adalah karena mencontoh yang dilakukan Rasulullah ﷺ kepadanya. Suatau waktu aku pernah bermimpi melihat Asy-Syibli datang kepada Rasulullah ﷺ. Lalu Rasulullah ﷺ bangun dari duduknya dan mencium kening Asy-Syibli. Lalu dengan heran aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ, ‘Duhai Rasulullah, engkau berbuat demikian kepada Asy-Syibli?’
Rasululullah ﷺ menjawab:
‘Ya begitulah. Itu karena orang ini (Asy-Syibli) sehabis shalat senantiasa membaca ayat:
۞لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
۞Laqod jaa akum rasulun min anfusikum ‘aziizun ‘alaihi maa ‘anittum hariishun ‘alaikum bil mu’miniina ro-uufurrohiim ۞
Artinya ‘Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin (Q.S:At-Taubah: 128)’,
lalu ia melanjutkannya dengan membaca shalawat kepadaku sebanyak 3 kali’.
Itulah buah dari ke-sintingan Asy-Syibli.
Wallahu Alam Bishowab.
No comments:
Post a Comment