Kalam Al Habib Ja'far Al-Hamid RA:
Dahulu ada seorang pemuda yang terkenal sholeh dan berbakti kepada Ibundanya tengah terbaring di atas kasur dipangkuan saya, Ia tengah meregang nyawa menjelang kematiannya. Pemuda tersebut masih pada usia emasnya, belum genap 30 tahun menjalani hidup di dunia. Dalam haru dan tegang tersebut, tiba tiba saja pemuda tersebut mengucapkan kata kata yang sungguh sangat menakjubkan.
Keluarga dan tetangga yang mengelilingi di dekatnya bingung, ada apa dengan pemuda tersebut?
“Tidak. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa. Aku harus izin dulu kepada ibuku”, demikian ucapan pemuda tersebut berulang ulang.
Karena kebingunan keluarga dan orang orang yang menyaksikan kejadian tersebut, mereka bertanya kenapa ia bisa mengigau begini?.
Saya langsung menjawab:"Insya Allah Pemuda ini khusnul khatimah, wajahnya cerah, ia hanya meminta izin kepada ibunya untuk wafat, panggilkan ibunya".
Akupun mengutus Al Habib Syam Bin Hamid untuk bergegas memanggil Ibunda pemuda tersebut. Ibundanya berada dalam kamar berbeda karena tak kuasa melihat putra kesayangannya menghadapi sakaratul maut.
Anak emas yang sangat patuh dan mencintainya tersebut, menjelang ajalnya yang semakin dekat.
Habib syam pun berkata :
“Lihatlah anakmu, ia terus menerus mengucapkan kalimat kalimat yang membuat kami bingung tadinya!!“,
Telah tampak sang pemuda ini mulai mengeluarkan buliran keringat yang berkilau terkena cahaya lampu bak mutiara.
Buliran keringat di dahi tersebut, inilah tanda khusnul khatimah, wanginya keringat pemuda ini, aku pun mengusapkan pakaianku ke dahinya meminta berkah pemudah sholeh ini.
Sang Ibunda mendekati putra kesayangannya tersebut dan mulai mendengarkan kata kata yang terus di ulang ulang oleh buah hatinya tersebut.
“Tidak. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa. Aku harus izin dulu kepada ibuku”, sang pemuda terus mengulang ulang kalimat tersebut.
Sang Ibunda pun mulai mendekati anaknya ini, memeluknya dan membelainya seraya berkata:
“Wahai anakku, ini aku, ibumu. Wahai anaku, aku ibumu, Nak. Aku ibumu, anakku. Dengan siapa kau bicara ?”
Dan dalam waktu yang sempit tersebut, sang pemuda bercerita dengan napas yang tersengal sengal,
“Duhai ibuku, seorang gadis sangat cantik jelita, Ibu. Belum pernah aku melihat gadis secantik itu. Ia datang kemari bersama malaikat yang ingin mencabut nyawaku, Sungguh aku melihatnya persis di hadapanku. Mereka datang melamarku untuk dirinya, Ibu, Aku bilang kepadanya, tidak. Aku tidak bisa sampai aku minta izin dulu kepada ibuku”.
Ibundanyapun menangis sejadi jadinya, keharuannya memuncak, kerinduannya pada harapan untuk melihat sang buah hati menikah membuatnya semakin dalam dalam kesedihan, bukan hanya sang ibu, kami pun menangis mendengar ucapan sang pemuda ini, Namun ibu pemuda ini berusaha tegar dan segera menyadari dengan siapa putranya yang sangat berbakti tersebut berbicara.
“Aku izinkan, anakku. Sungguh, dia adalah hurriyatun (bidadari) dari surga untukmu. Aku sudah izinkan, Nak“, demikian tutur sang ibu dalam uraian mata yang deras mengalir.
Tak lama kemudian, sang pemuda sholeh yang patuh tersebut, meninggal dunia dalam pelukan Ibundanya.Disaat sakratul maut pun masih berbakti dengan Ibundanya.
Bis Sirri Al Fatihah ...
Wallahu alam bishowab.
No comments:
Post a Comment