Di dalam sebuah riwayat disebutkan bahwasanya pada saat awal mula Rasulullah ﷺ berdakwah dan ummat Islam masih berjumlah hanya sedikit saja pada waktu itu, Rasulullah ﷺ selalu menyampaikan khutbah Jum'at dengan berdiri dan bersandar pada sebuah potongan kayu, menurut sumber lainnya itu adalah potongan kayu yang berasal dari sebuah pohon Kurma.
Suatu ketika pada saat jumlah Ummat Muslim sudah mulai bertambah banyak, maka Rasulullah ﷺ di buatkan lagi sebuah mimbar yang baru oleh seorang wanita yang datang menemui Rasulullah ﷺ, yang berkata:
“Duhai Rasulullah, aku telah memiliki seorang anak, sudikah kiranya jika engkau mengizinkan aku untuk menyuruhnya untuk membuatkan mimbar yang baru untukmu?”.
Maka, Rasulullah ﷺ pun menjawab:
“Jika engkau berkenan, silahkan saja”.
Otomatis dengan adanya mimbar yang baru ini ketika berkhutbah Rasulullah ﷺ pindah ke atas mimbar yang baru dibuat tersebut.
Setelah seminggu berlalu, Rasulullah ﷺ datang ke masjid dan naik di atas mimbar yang baru, sedang potongan kayu dari batang kurma diletakkan jauh sedikit dari mimbar yang baru tersebut. Kemudian, Rasulullah ﷺ pun berdiri untuk menyampaikan khutbahnya, namun tiba-tiba semua jama’ah masjid (yakni, para sahabat) mendengar tangisan dari batang kurma itu (karena merindukan Rasulullah ﷺ), tangisannya terisak-isak seperti unta yang kehilangan anaknya. Dan tangisannya tak kunjung juga mau reda.
Maka kemudian, Rasulullah ﷺ pun turun dari mimbarnya dan menghampiri batang kurma itu; Rasulullah ﷺ sambil membelai-belai batang kurma itu lalu berkata:
" Berhentilah engkau menangis, karena engkau akan tetap bersamaku , Sampai Nanti di surga".
Maka setelah mendengar kabar gembira yang datangnya dari Rasulullah ﷺ itu, potongan kayu itupun merasa bahagia dan segera menghentikan tangisannya.
"Seandainya saja aku tidak berkata demikian kepada potongan kayu itu, Maka kalian akan terus mendengarkan tangisannya sampai hari kiamat".
Sehingga keadaan menjadi kembali tenang. Lalu Rasulullah ﷺ mengerahkan (para sahabat) agar batang kurma itu ditanam di bawah mimbar barunya.
Begitulah Hakikat cinta, kepada Rasulullah ﷺ
Seperti halnya kita sebagai ummatnya yang tidak ingin dan takut jika kita tidak dapat berjumpa ataupun di tinggal oleh Rasulullah ﷺ.
Wallahu A'lam Bishowab.
No comments:
Post a Comment