Kisah ini terjadi disalah satu kota Kabupaten di daerah Jawa
Tengah. Sebut saja Ibu Fulanah, ibu dari 2 orang anak, seorang istri yang soleha
dan wanita yang sangat sederhana. Sedangkan suaminya adalah seorang pekerja serabutan yang tidak
memiliki pekerjaan tetap dan senang sekali main perempuan. Tetapi beliau tetap setia
dan menerima suaminya apa adanya dengan ikhlas. Dalam kehidupannya dia tidak
pernah mengeluh tentang sempitnya kehidupan didunia. Setiap malam Jum’at beliau selalu menyempatkan diri untuk membaca surat yasin.
Terakhir saya bertemu beliau pada akhir tahun 2006 pada
acara khitanan sepupu saya di daerah Jawa Tengah. Pada saat itu istri saya
sedang mengandung anak pertama saat beliau sedang bantu sohibul hajat, yang kebetulan adalah keponakannya. Tiba-tiba saja istri saya bertanya kepada beliau yang kebetulan sedang menggoreng pia-pia atau bakwan jagung:
“Ini namanya apa ya Bude”.
Deangan ramah beliau menjawab;
“Kalo didaerah sini namanya pia-pia”.
Lalu istri saya bertanya kepada saya:
“Ayah, pia-pia itu apa sih?”.
Sayapun menjawab:
“Pia-pia itu nama lain dari bakwan jagung”
Istri sayapun berkata:”
“Oh gitu ya”.
Selepas dari acara khitanan selesai saya dan istripun
bergegas pergi untuk silaturahim ke mbah putri istri dari istri saya.
Dalam perjalanan dari tempat sepupu saya kebetulan berbarengan dengan beliau sekeluarga yang ingin pulang kekediammannya juga. Dan jarak antara rumah beliau dan
mbah putri juga tidak terlalu jauh. Tetapi dikarenakan rumah Mbah putri lebih dekat dibanding
dengan rumah beliau saya dan istripun turun terlebih dahulu. Dan sekalian berpamitan pulang sama beliau.
Namun sekitar Ramdahan 2007 beliau tiba-tiba jatuh sakit
dan harus dirawat dirumah sakit setempat. Dan ditunggu oleh suaminya tercinta.
Pada suatu waktu dokter meminta agar beliau untuk minum obat. Kebetulan pada waktu itu adalah bulan Ramadhan. Akan tetapi karena
beliau sedang puasa maka beliau menolaknya dan berkata:
“ Saya ini sedang puasa jadi saya tidak akan minum obatnya
sekarang”.
Lalu dokterpun meminta bantuan dari suaminya agar beliau mau meminum obatnya dan berkata:
“Bapak, saya minta tolong agar bapak bisa membujuk istri bapak untuk meminum obatnya, Saya Khawatir jika beliau tidak mau meminum obatnya
sekarang maka hanya akan memperparah kondisinya”.
“OK Dok”. Jawab Suami beliau.
Suaminyapun langsung membujuk beliau untuk meminum
obatnya. Tapi lagi-lagi ibu Jum menolak permintaan suaminya. Dan berkata:
“ Saya ini sedang puasa jadi saya tidak akan minum obatnya
sekarang, Sesungguhnya bahwa
wajib bagi seorang istri untuk mematuhi apa yang diperintahkan suaminya dalam yang
disyari’atkan Allah SWT, namun tidak boleh patuh jika suami memerintahkan
kemaksiatan dan yang dilarang oleh Rabb Semesta Alam”.
Setalah itu suaminyapun hanya bisa berdiam diri saja.Tidak lama setelah kejadian itu beliaupun koma tak sadarkan
diri hingga berhari-hari lamanya. Dan keluarga beliau memutuskan untuk membawanya pulang untuk dirawat dirumah saja.
Setibanya keadaan beliau dirumah masih saja koma tak sadarkan diri
hingga tetangga-tetangga beliau banyak yang datang membesuk. Dan beberapa tetangganyapun
ada yang berinisiatif untuk membacakan surah Yassin secara berjamaah. Dimulai dengan pembacaan Surah Al-fatihah
yang dibaca dengan khusyu. Tetapi keanehan terjadi ketika para jamaah akan
memulai untuk membaca surah Yassin. Subhanallah, Allah memilki segala kuasa dan
atas izin dan rahmatnya, karena beliaupun tiba-tiba bangun dari komanya seperti orang yang sehat wal
afiat tidak kurang satu apapun. Dan para jamaahpun terperangah dan sangat terkejut melihatnya
terlebih beliau cuma bilang kepada orang-orang yang ada dirumahnya:
“Mari sini saya batu baca yasinan”.
Bagaikan tersihir oleh prilaku beliau tanpa banyak basa-basi orang-orangpun
bergegas untuk mengambil mukena beliau untuk dikenakannya untuk membaca Surah Yasin.
Akhirnya beliau bersama para Jamaah membaca surah yasin bersama-sama
hingga selesai pembacaan surah yasin. Akan tetapi beliau tiba-tiba saja langsung tidur
kembali dipembaringan dan langsung mangkat saat itu juga. Orang-orang yang ada
dirumahpun merasa takjub dan beberapa diantaranya bahkan samapai menitikan air
mata.
Lalu beliaupun dimakamkan di komplek pemakaman umum di desanya. Bahkan ketika suaminya meninggalpun berpesan untuk
dimakamkan dsisamping istrinya tercinta.
Wallahu A'lam Bishowab.
No comments:
Post a Comment