Kisah ini adalah sebuah kisah nyata yang telah diceritakan dan diterjemahkan
dari buku Qishasasu Muatsirat Lilfatayat karya Ahmad salim Badwilan.
Di Timur Tengah tinggalah seorang muslimah yang sangat solehah, dia selalu menjaga dirinya dengan
berhijab untuk menutup aurat dan wajahnya, dia tidak pernah sekalipun melihat
laki-laki sepanjang hidupnya kecuali hanya mahramnya saja, dia sangat berpegang teguh pada agamanya
dan sangatlah mulia akhlaknya. Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang telah mempertemukannya
dengan seorang muslim untuk pasangannya. Maka, tibalah
waktu resepsi pernikahan pengantin telah diadakan bersama tuntunan Islam yang indah. Pada
malam pertamanya Kedua pengantin teresebut segera bergegas memasuki kamarnya. Wanita tersebut segera bergegas untuk menyiapkan hidangan pembuka untuk suaminya lalu berkumpul bersama suaminya diruang makan.
Tiba-tiba saja, keduanya mendengar suara ketukan
pintu. Sang suami menghentak dengan gusar dan berkata:
“Duhai istriku, Siapakah orang yang telah berani mengganggu kita ini?”.
Wanita tersebut lalu bergegas untuk menuju kepintu lalu bertanya dari
balik pintu:
“Siapa?”.
Terdengar jawaban:
“Saya hanyalah seorang pengemis yang hanya meminta sedikit sedekah karena hari ini saya belum makan”.
Wanita tersebut kemudian menyampaikan kepada suaminya:
“Duhai suamiku sesungguhnya dia adalah seorang pengemis yang meminta sedikit sedekah karena dia belum makan”.
Suaminyapun marah lalu berkata:
“Apakah hanya gara-gara
pengemis ini waktu untuk kita berdua terganggu, apalagi kita sedang menikmati malam pertama?”.
Sang suami segera bergegas keluar dan langsung
memukulnya secara bertubi-tubi. Sesaat kemudian, terdengar rintihan dan ringisan
dari pengemis, lalu segera pergi membawa
rasa lapar dan luka yang memenuhi tubuhnya.
Setelah itu sang suamipun kembali untuk menemui Wanita tersebut di dalam
kamar pengantin dengan hati yang penuh emosi yang membara karena merasa terganggu oleh pengemis tadi.
Tidak lama kemudian keanehanpun terjadi, tiba-tiba saja sang suamipun
terserang suatu penyakit aneh seperti orang kesurupan karena merasa dunia menyempit dan menghimpitnya
dengan keras. Lalu iapun segera berlari
keluar rumah dengan menjerit, meninggalkan istrinya yang ketakutan, itulah kehendak
Allah SWT.
Waktu terus berlalu, hari silih berganti suaminyapun belum kembali juga dan batinnyapun seolah ingin menjerit. Dan hatinya berkata:
"Kemanakah perginya engkau duhai suamiku. Yang aku inginkan adalah hanyalah engkau, Seorang laki-laki tempatku bernaung di bawah naungannya, membantuku menyelesaikan problema-problemaku. Aku ingin hidup bahagia, aku ingin melahirkan anak-anak, aku ingin menjadi ibu, dan menjalani kehidupan yang normal. Akan tetapi takdir telah menjadikanku seperti ini".
Wanita tersebut meyerahkan segala urusan kepada Allah SWT, bersabar, selalu bersangka baik kepada-Nya, pasrah dengan takdir dari-Nya dan berdoa kepada Allah dengan mengharapkan ridho-Nya semata.
Setelah lima belas tahun dari peristiwa itu, tiba-tiba datanglah
seorang muslim yang ingin meminangnya,
diapun dengan ikhlas menerimanya dan berlangsunglah pernikahan dengan segera.
Pada malam pertama, suami istri tersebut
berkumpul didepan hidangan pembuka yang telah disajikan. Tiba-tiba keduanya
mendengar suara ketukan pintu.
Berkata suami kepada istrinya:
“Pergilah engkau untuk membukakan
pintu”.
Wanita tersebut bergegas untuk menuju pintu dan bertanya:
“Siapa?”.
Orang tersebut menjawab:
“Hanya seorang Pengemis yang hanya ingin meminta sedekah karena hari ini saya belum makan”.
Wanita tersebut bergegas untuk menemui suaminya yang langsung
menanyakan siapa tamu mereka dan berkata;
“Hanya seorang Pengemis yang hanya ingin meminta sedekah karena hari ini dia belum makan”.
“Duhai istriku cepat panggilah dia kemari dan
siapkan seluruh makanan ini diruang tamu lalu persilahkan dia makan sampai
kenyang”.
Wanita tersebut bergegas untuk menyiapkan hidangan,
membukakan pintu lalu mempersilahkan pengemis itu untuk makan.
Wanita tersebut bergegas untuk kembali menemui suaminya dengan
menangis.
Suaminya lmerasa keheranan dan bertanya;
“Ada apa denganmu?, Kenapa engkau menangis?, Apa
yang telah terjadi?, Apakah pengemis itu menghinamu?”
Wanita tersebut menjawab dengan linangan air mata yang
memenuhi matanya:
“Tidak”.
Suaminyapun kembali bertanya:
“Apakah dia telah mengganggumu?”
Wanita tersebut menjawab:
“Tidak”.
Suaminyapun bertanya lagi:
“Apakah dia menyakitimu?”
“Tidak”.
“Lalu kenapa engkau menangis?”
Wanita tersebut berkata:
“Ketahuilah suamiku jika Pengemis yang duduk di ruang
tamumu dan menyantap hidanganmu adalah mantan suamiku lima belas tahun yang
lalu. Pada malam penganti itu, ada pengemis datang dan suamiku memukulinya
dengan keras. Setelah itu mantan suamiku kembali menemuiku dengan dada yang
sempit. Aku menyangkanya dia terkena jin atau kesurupan. Dia lari meninggalkan
rumah tanpa ada kabar sampai malam ini….Ternyata dia telah menjadi pengemis.”
Si suami tiba-tiba menangis….
Kemudian wanita tersebut bertanya:
“Apa yang membuatmu
menangis duhai suamiku?”
Suaminyapun berkata :
“Tahukah engkau siapakah pengemis yang telah dipukul oleh
mantan suamimu dulu?”.
Wanita tersebutpun bertanya:
“Siapakah dia ?”.
Suaminyapun berkata :
“Sesungguhnya pengemis itu adalah aku….”.
Ambil sebuah hikmah dari sebuah
pengalaman.......
Diambil dari: MAJELIS RATIB DAN MAULID HABIB ABU BAKAR BIN ALWI ALHABSY.
No comments:
Post a Comment