Monday, November 25, 2019

Pemakaman Auliya' Kambang Koci.



Mungkin tak banyak yang tahu kalau di Palembang ternyata ada sebuah pemakaman auliya' dari keturunan Rasulullah Saw dan penghulu para habaib yang masyarakat setempat akrab mengenalnya dengan PEMAKAMAN KAMBANG KOCI. 

Lokasi pemakaman ini bersebelahan dengan Pemakaman Kawah Tengkurep atau jaraknya sekitar 200 meter. Konon, pada tahun 1151 H/ 1735 M, Sultan Mahmud Badaruddin 1 mewakafkan sebidang tanah yang cukup luas untuk pemakaman anak cucu serta menantunya. Tanah pemakaman tersebut dinamakan Kambang Koci, yang berasal dari kata kambang (kolam) dan sekoci (perahu), karena jauh sebelumnya tempat itu merupakan tempat pencucian perahu.

Dalam sejarahnya, areal pemakaman ini telah beberapa kali berusaha direbut oleh pihak-pihak yang merasa berkepentingan. Bermula pada masa pendudukan Belanda sekitar tahun 1913 M, melihat posisinya yang begitu strategis terletak di tepi Sungai Musi, di kawasan ini dibangun Pelabuhan Boom Baru, dan berselang 11 tahun kemudian, Pihak Belanda berusaha mengambil areal pemakaman ini, namun pihak ahli waris mempertahankannya sehingga sampailah pada suatu pengadilan di Batavia (sekarang Jakarta) dengan dimenangkan oleh pihak ahli waris. Demikian pula pada masa penjajahan Jepang, upaya-upaya perebutan areal pemakaman tersebut masih terjadi namun tetap tidak berhasil.

Pada 16 Nopember 1974, Pemakaman Kambang Koci ini diresmikan menjadi pemakaman anak, menantu, serta cucu-cucu Sultan Mahmud Badaruddin. Berselang setahun kemudian, terjadi persengketaan dengan pihak pelabuhan Boom Baru sehingga terjadi pembagian luas areal pemakaman ini dari 5000 meter persegi dibagi 2/3 untuk pihak pelabuhan dan 1/3 untuk ahli waris, sehingga saat ini keseluruhan luas area Kambang Koci ini tinggal 1400 meter persegi. Pada tahun 1999, upaya-upaya pihak pelabuhan terus dilakukan untuk mendapatkan sisa areal pemakaman yang ada, namun tetap tidak berhasil.

Hampir keseluruhan keturunan Alawiyyin yang tinggal di Palembang memiliki silsilah bersambung dengan para habaib yang dimakamkan di pemakaman ini, paling tidak silsilah dari sebelah ibu. 

Beberapa penghulu habaib yang dimakamkan di sini antara lain Al-‘Arif Billah Al-Habib Syech bin Ahmad bin Syahab, seorang ulama besar yang dianugerahi tanah yang luas oleh Sultan Mahmud Badaruddin I. Tanah tersebut antara lain ia wakafkan sebagai tanah pemakaman kaum alawiyyin Palembang serta tanah wakaf masjid Daarul Muttaqien. 

Juga dimakamkan di sana sosok ‘Arif Billah Al-Habib Ibrahim bin Zein bin Yahya (w.1790 M), seorang ulama besar yang menguasai Ilmu Fiqh, beliau adalah menantu Sultan Mahmud Badaruddin I yang beristerikan Raden Ayu Aisyah binti Sultan Mahmud Badaruddin I. 

Kemudian juga Al ‘Arif Billah Al-Habib Alwi bin Ahmad Al-Kaaf, seorang wali Quthb, diceritakan bahwa pernah suatu kali saat ayahnya melakukan pelayaran ke Singapura dengan sebuah kapal. Di dalam perjalanan, kapal tersebut mengalami kebocoran, ketika akan diperbaiki ternyata kapal tersebut telah ditambal dari luar dengan sebuah sandal yang menutup rapat kebocoran tersebut. Setelah sandal tersebut diambil dan dihadapkan kepada Habib Ahmad, beliau mengenali bahwa sandal tersebut adalah milik anaknya, Habib Alwi. Setibanya di Palembang, didapati Habib Alwi tengah menunggu ayahnya dengan mengenakan sebelah sandal seraya meminta sandal yang satunya lagi dari ayahnya. Tatkala Habib Alwi wafat, datanglah surat dari Kampung Al-Hajrain, Hadramaut (setelah 6 bulan perjalanan laut dari Hadramaut ke Palembang) yang isinya menanyakan siapakah waliyullah di Palembang yang wafat sehingga di Kota Tarim, Hadramaut terjadi gempa.

Di Kambang Koci juga dimakamkan Al Habib Abdullah bin Salim Al-Kaf, seorang ulama besar sekaligus pengusaha yang sukses, beliau membangun Masjid Sungai Lumpur pada tahun 1287 H yang berlokasi di 11 Ulu Palembang, dan Habib Abdullah bin Ali Al-Kaf, seorang wali mastur (tersembunyi), zurriyatnya banyak yang menjadi ulama besar yang tersebar di Tegal, Jakarta, Jeddah, dan Hadramaut, antara lain Habib Abdurrahman bin Ahmad Al-Kaf (Jeddah) dan Habib Abdullah bin Ahmad Al-Kaf (Jakarta) dengan anak-anaknya yang menjadi muballigh.

Banyaknya para wali yang dimakamkan di Kambang Koci membuat para peziarah selalu menyempatkan diri untuk singgah di sini. Beberapa ulama besar yang pernah berziarah di sini adalah, Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdor (Bondowoso), Habib Muhammad bin Husin Al-Idrus (Surabaya), Habib Salim bin Ahmad bin Jindan (Jakarta), Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang), Habib Ali bin Husin Al-Atthos (Bungur), Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid (Tanggul), Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf (Jeddah), Habib Umar bin Hafizh BSA, Habib Umar bin Abdurrahman Al Jufri (Madinah) dan Habib Ali Zainal Abidin Al-Jufri.

Suatu ketika dalam ziarahnya, Habib Sholeh Tanggul diberitahu bahwasanya pemakaman ini akan dibongkar, mendengar hal itu beliau terdiam sesaat dan berkata bahwa pembongkaran tidak akan terjadi, dikarenakan Allah SWT yang akan selalu menjaganya. 

Terbukti, tatkala ada usaha untuk memindahkan jenazah dari pemakaman ini dalam usaha mengambil alih areal pemakaman pada tanggal 19 Desember 1997, setelah peti-peti jenazah yang berjumlah 104 buah (dihitung berdasarkan jumlah nisan yang nampak) disiapkan di Kambang Koci, tersiarlah kabar mengenai jatuhnya pesawat Boeing 737-300 Silk Air dari Singapura di Muara Makati, Perairan Sungsang, Sumatera Selatan yang menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat. Yang mengherankan jumlah korban tewas yang dipastikan sebanyak peti yang disiapkan, yaitu 104 penumpang termasuk 7 awak. Mengingat keperluan yang lebih mendesak akhirnya peti-peti yang telah disiapkan tersebut tidak jadi digunakan, dan lahan pekuburan yang telah disediakan bagi jenazah Kambang Koci diisi dengan jenazah korban tewas kecelakaan pesawat tersebut.

Mengingat banyaknya waliyullah yang dimakamkan di Kambang Koci serta di beberapa pemakaman lainnya di Palembang, maka banyak pemuka habaib dari Hadramaut menyebut Kambang Koci sebagai Zanbal (pemakaman para wali di Kota Tarim, Hadramaut)-nya Palembang dan Kota Palembang sendiri sebagai Hadramaut Tsani alias Hadramaut Kedua.

Kepada para pecinta habaib, ulama dan auliya dipersilahkan ziarah ke Kambang Koci. Semoga Allah melimpahkan keberkahan kepada kita sebab keberkahan mereka dan mengumpulkan kita bersama mereka. Aamiin...


Sumber : Panduan Ziarah Kubro 'Auliya dan Ulama' Palembang Darussalam.

WallahuAlamBishowab

Amalan : Agar Uang Berkah

Bagaimana caranya agar menjadikan uang menjadi lebih berkah dan mampu memanggil teman-temannya sehingga rezeki kita tidak ada habisnya? Mungkin bagi kebanyakan orang itu adalah hal yang mustahal.

Tapi kita juga jangan berputus asa dari rahmat-Nya. Tidak ada salahnya kita mencoba sebuah amalan yang telah diijazahkan dari Al-Habib Novel Alaydrus (solo) yang mendapat amalan ini dari Gurunya dari gurunya mendapatkannya dari seorang Wali yang berada di alam barzakh. 

Saturday, November 23, 2019

Penemuan Makam Ki Ageng Demang Joyo Martoyo.

Peristiwa langka penemuan jenazah berumur ratusan tahun namun masih utuh dan bersih kain kafannya, di desa Mantub, Jaken, Pati.

Berikut laporannya :

KI AGENG DEMANG JOYOMURTOYO

LAHIR   : YOGJAKARTA
                TAHUN 1691 M

WAFAT  : SENEN KLIWON
                 22 januari 1781 M
                ________________
                 26 MUHARAM 1195 H

Friday, November 22, 2019

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Dzaahir Yaa Baathin



# صلوات أسماء الحسنى الـظَّاهِرِ الْبَاطِنِ#
أللّٰهُمَّ يَاظَاهِرُ فَلَا يَخْفَى وَيَابَاطِنُ فَلَا يُدْرَكُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الـظَّاهِرِ الْبَاطِنِ وَعَلٰى أٰلِهِ الَّذِىْ أَظْهَرْتَ مُحَمَّدِيَّـــتَهُ فَفِى الظَّاهِرِ هُوَ إمَامُ الْـمُرْسَلِـــيْنَ وَسَيِّدُ اْلأَوَّلِـــيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ وَفِى الْبَاطِنِ هُوَ رُوْحُ اْلأرْوَاحِ وَسِرُّ بَقَائِـهَا فَأَظْهَرْتَهُ بِأُلُوْهِــيَّــتِكَ, فَهُوَ الْهَادِىْ إلَى صِرَاطِكَ الْـمُسْتَقِيْمِ وَاَبْطَنْتَهُ بِرُبُوبِــيَّــتِكَ فَهُوَ رَحْمَةٌ لِلْعَالَـمِيْنَ صَلَاةً تُصْلِحُ بِـهَا ظَاهِرِىْ بِالتَّخَلُّقِ بِالْعُبُوْدِيَّةِ وَتُنَوِّرُبِـهَا بَاطِنِىْ بِالتَّعَلُّقِ بِالرًّبُوْبِيَّةِ فَلَا أَرَى فىِ الْـمَظَاهِرِ إلَّا الظَّاهِرَ, وَلَا أَعْتَمِدُ فِى سِرِّى إلَّا عَلَى الْبَاطِنِ (اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ وَرَبَّ اْلأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلَّ شَيْئٍ, فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ, أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْئٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَــتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْئٌ وَأنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْئٌ وَأنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْئٌ إقْضِ عَنَّا الدَّيْنِ وَأغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ )


Artinya; "Yaa Allah, Dzat yang Maha Nyata yang tidak tersamarkan. Duhai Dzat Yang Maha Batin yang tidak dapat dijangkau oleh indera-indera. Limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan serta keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad ﷺ Abdul Dzohiri Abdul Baathini beserta keluarganya, Nabi yang Engkau Engkau nyatakan dengan menyebutnya Muhammad, dan dalam kenyataanya beliau ﷺ adalah pemimpin bagi para utusan, tuan pengulunya para pendahulu dan yang akan datang. Dan dalam batinya, beliau ﷺ adalah Ruh-nya seluruh ruh dan rahasia akan ketetapannya. Engkau telah memperlihatkan beliau dengan sifat ke-Ilahiyah-an-Mu, maka jadilah Beliau nabi yang memberi petunjuk pada jalan yang lurus. Engkau merahasiakan beliau dengan sifat Rububiyah-Mu (ke-pemeliharaan-an) sehingga beliau ﷺ tidak mampu dilihat / dijankau oleh indera nyata, seperti halnya bergantungnya sirr (rahasia) itu harus berpegang pada yang tidak terlihat".

Wednesday, November 20, 2019

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Jabbar


# صلوات أسماء الحسنى الْـجَبَّارِ#

اَللّٰهُمَّ يَاجَبَّارُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الْـجَبَّارِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى جَبَرْتَ بِهِ اْلأَكْوَانَ فَخَرَجْتَ مِنَ الْعَدَمِ إِلَى الْوُجُوْدِ عَلَى وِفْقِ الْـمَشِيْئَةِ صَلَاةً تَجَبَّرَ بِهَا كَسْرِى وَتُمِدُّنِى بِقُوَّةِ أَجْبْرُ بِهَا شَهْوَتِى فَلَا أَعْصِيْكَ وَنَفْسِى فَلَا تَهْوَى إلَّا إِيَّاكَ وَقَلْبِى فَلا يَرْكَنَ إلَّا إِلَيْكَ وَرُوْحِى فَلَا تَشْهَدُ سِوَاكَ وَسِرِّى فَلَا يُحِبَّ غَيْرَكَ يَارَبَّ الْعَالَـمِيْنَ.

Artinya: "Yaa Allah, Dzat yang Maha Agung, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan serta keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad ﷺ Abdul Jabbar beserta keluarganya. Engkaulah Dzat yang meng-Agung-kan seluruh alam dari ketiadaan menjadi ada dan menjalankan perannya masing-masing. Dengan bacaan sholawat ini menjadi agunglah kerapuhanku yang menolongku dengan kekuatan yang agung yang mmeberi semangat terhadap diriku, sehingga kami tidak akan bermaskiat pada-Mu, nafsuku tidak akan reda kecuali kepadamu dan hatiku tak akan pernah tenang kecuali kepada-Mu, ruh-ku tidak akan bisa melihat kecuali menyaksikan Diri-Mu, rahssiaku tak akan pernah menyukai seklain Engkau duhai Tuhan sekalian alam". 

Shalawat Asmaul Husna: Yaa 'Aziiz


# صلوات أسماء الحسنى  الْـعَزِيْزِ#

اَللّٰهُمَّ يَاعَزِيْزُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الْـعَزِيْزِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى جَعَلْتَ اَللّٰهُمَّ يَاعَزِيْزُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الْـعَزِيْزِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى جَعَلْتَ عِزَّهُ مِنْ عِزِّكَ وَعِزَّ الْـمُؤْمِنِيْنَ مِنِ انْتِمَائِهِمْ إِلَيهِ بِقَوْلِكَ ﴿وَللهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ ﴾ صَلَاةً تَرْفَعُ بِهَا هِمَّتِى عَنِ الْخَلْقِ إعْتِمَادًا عَلٰى مَنْ عِزُّهُ لَا يَفْنٰى مُتَحَقِّقًا بِقَوْلِكَ ﴿مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْعِزَّةَ فَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ جَمِيْعًا﴾ وَصَدَقَ اللهُ الْقَائِلُ ﴿سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْـمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَـمِيْنَ 



Artinya: "Yaa Allah, yang maha Sejahtera, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan serta keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Abdul Aziz ﷺ beserta keluarganya nabi yang telah Engkau muliakan dari sifat Mulia-Mu dan memuliakan kamum muslimin dari kesempurnaan mereka seperti Firman-Mu. Padahal kemuliaan itu hanyalah milik Allah, bagi Rasul-rasul-Nya dan bagi kaum muslimin” dengan bacaan sholawat yang dapat mengangkat derajat dan cita-cita kami dengan cara berpegang teguh pada Nabi yang memiliki kemuliaan yang hakiki yang tiada habisnya seperti Firman-Mu “barang siapa yang mengehndaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya” dan benarlah Firfman Allah “Maha Suci Allah Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para Utusan. Dan segala Puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.”

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Muhaimin


# صلوات أسماء الحسنى الـمُهَيْمِنِ #

 اَللّٰهُمَّ يَامُهَيْمِنُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الـمُهَيْمِنِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى جَعَلْتَهُ مُهَيْمِنًا عَلٰى خَلْقِكَ بِقَوْلِكَ ﴿فَكَيْفَ إذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيْدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلٰى هٰـــٓؤُلٰاءِ شَهِيْدًا ﴾ صَلَاةً أَهَيْمِنُ بِهَا عَلٰى نَفْسِى رَقَابَةً وَتَزْكِيَةً وَمُحَاسَبَةً حَتَّى لَا 
أَغْفُلَ عَنْكَ يَقَظَةً وَمَنَامًا يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ.


Artinya: "Yaa Allah, yang maha Sejahtera, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan serta keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Abdul Muhaimin ﷺ beserta keluarganya nabi yang telah Engkau jadikan nabi yang mengatur terhadap makhluk atas dasar Firman-Mu. maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila kami dapatkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad ﷺ) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)” dengan bcaan sholawat yang dapat mengatur kami agar kami dapat ber-muraqabah (mendekatkan diri kepada Engkau) dan melakukan pembersihan (dari limbah-limbah bunga iblis di halaman qalbu-ku) dan menjalnkan intropeksi diri sehingga kami tidak lupa akan Engkau dalam keadaan melek dan tidur, duhai Dzat yang Maha Hidup lagi Maha berdiri tegak".

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Mu'min


# صلوات أسماء الحسنى الْـمُـؤْمِنِ  #

اَللّٰهُمَّ يَامُؤِمِنُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الْـمُـؤْمِنِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى أَمِنْتَهُ عَلٰى خَزَائِنِ الْـمُلْكِ وَالْـمَلَـــكُوْتِ صَلَاةً يَأْمَنُنِى النَّاسُ بِـهَا عَلٰى دِمَائـِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ وَأَعْرَاضِهِمْ وَحَتَّى أَحَبَ لِلْـمُسْلِمِيْنَ مَا أُحَبُّ لِنَفْسِى وَيَصِيْرَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَأٰلِهِ وَسَلَّمَ أَحَبَّ إليَّ مِنْ كُلِّ شَيْئٍ وَنَفْسِى حَتَّى يَشْرَقَ نُوْرَ الْيَقِيْنِ عَلَى قَلْبِى فَأَبْلُغَ بِهِ مَقَامَ الصِّدِّيْقِيْنَ يَارَبَّ الْعَالَـمِيْنَ.

Artinya: "Yaa Allah, yang maha Sejahtera, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan serta keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Abdul Mukmin ﷺ beserta keluargany, seorang Nabi yang Engkau limpahi keamanan atas penjagaan alam malakut, dengan bacaan sholawat yang memberikan rasa aman kepada manusia yang berbaur dengan darah mereka, harta mereka, harga diri mereka, hingga antara sesama muslim memiliki rasa cinta dan dan mencintaiku pula bahkan Kanjeng Nabi pun mencintaiku atas segala sesuatu yang ada pada diriku sehingga cinta ini (bacaan sholawat ini) dapat memancarkan nur keyakinan dari dalam hatiku sehingga kami dapat mencapai maqom siddiqin duhai Tuhan sekalian alam".

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Salaam


# صلوات أسماء الحسنى السَّلَامِ #

اَللّٰهُمَّ يَاسَلَامُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ السَّلَامِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى سَلَمْــتَهُ مِنْ كُلِّ نَقْصٍ وَعَيْبٍ وَحَلَّيْــتَهُ بِكُلِّ كَمَالٍ وَجَمَالٍ صَلَاةً أَسْلَمُ بِـهَا مِنْ كُلِّ نَقْصٍ وَعَيْبٍ وَيُسَلِّمُ بِـهَا الْـمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِى وَيَدِىْ.


Artinya: "Yaa Allah, yang maha Sejahtera, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan serta keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Abdus Salam ﷺ beserta keluarga dan para sahabatnya, nabi yang telah Engkau selamatkan dari segala kekurangan dan cacat, dan nabi yang telah Engkau karuniai kesempurnaan dan keindahan, dengan bacaan sholawat yang dapat menyelamatkan kami dari kekurangan dan aib dan juga menyelamatkan segenap kaum muslimin dari lisan dan kedua tanganku".

Shalawat Asmaul Husna: Yaa Quddus



# صلوات أسماء الحسنى الْـقُدُّوْسِ #


اَللّٰهُمَّ يَاقُدُّوْسُ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِ الْـقُدُّوْسِ وَعَلٰى أٰلهِ الَّذِى قَدَّسْتَهُ عَنِ الْهَوَى بِالْوَحْيِ وَعَنِ الْـمَعْصِيَةِ بِالْعِصْمَةِ وَهَدَيْتَهُ وَهَدَيْتَ بِهِ فَكَانَ نَجْمُ هِدَايَتِكَ ﴿وَعَلٰمٰتٍۚ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَـهْتَدُوْنَ ﴾ ﴿وَالنَّجْمُ إذَا هَوٰى. مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوٰى. وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى. إنْ هُوَ إلَّا وَحْيٌ يُوْحٰى﴾ صَلَاةً تُقَدِّسُنَا بِـهَا عَنْ كُلِّ وَصْفٍ وَفِعْلٍ وَقَوْلٍ يُحْجِبُنَا عَنْكَ حَتّٰى نَـــكُوْنُ بِكَ وَلَكَ يَارَبَّ الْعَالَـمِيْنَ.


Artinya: "Ya Allah, Dzat Yang maha Suci, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad ﷺ sebagai hamba-Nya Dzat yang Maha Suci beserta keluarganya yang telah Engkau sucikan dari segala hawa (suasana) dan suci dari kemaksiatan melalui Penjagaan (dari sifat dosa) dengan wahyu, yang telah Engkau anugerahi hidayah serta memberikan hidayah kepadanya dengan Wahyu sehingga beliau menjadi Bintangnya petujuk-Mu “Dan (Dia menciptakan) tanda-tanda (petunjuk jalan), dan dengan bintang-bintang itulah, mereka mendapatkan petunjuk”. “Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad), tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadamnya)” bersihkanlah (sucikanlah) kami dari sifat, perilaku, dan perkataan yang dapat menghalangi kami dari-Mu, sehingga kami menjadi orang yang selalu berada disisi-Mu, Duhai Dzat yang memelihara seluruh alam".