Sunday, December 31, 2017

Doa Untuk Hati.

Ketahuilah sobat, tidak ada syetan yang mampu menguasai hati, karena syetan hanya mampu menguasai dan melemahkan seluruh anggota tubuh kecuali hati. Karena hati kepunyaan Allah.
Rasulullah  bersabda:

"Sesungguhnya hati itu berada diantara jari-jari Allah, Dan Ia membolak-balikannya sekehendakNya". (HR.at Tirmidzi)

Allah Swt berfirman:

"Tidak akan ada yang dapat selamat dari penyesatan yang aku lakukan kecuali hamba-hamba-Mu yang beribadah dengan ikhlas. Aku tidak mampu menguasai mereka, karena jiwa mereka penuh dengan zikir menyebut asma-Mu.Keikhlasan hamba-hamba-Mu dalam sikap beragama mereka itu adalah jalan yang lurus yang tidak dapat aku lawan. Aku tak mampu menyesatkan mereka."Allah berfirman, "Sesungguhnya hamba-hamba-Ku yang tulus murni dan ikhlas dalam sikap beragama itu memang tidak dapat kau sesatkan. Tetapi, orang-orang tersesat yang mengikutimu, jiwa mereka dapat kau kuasai dan kau sesatkan.  (QS. Al Hijr [15]: 40-42).

Dan jika kamu telah melakukan hal itu dengan penuh keikhlasan, maka Allah akan menjaga dirimu dari syetan dan godaannya. Syetan tidak akan pernah dapat mempengaruhi orang-orang yang hatinya dipenuhi keimanan pada Allah, orang-orang yang memohon perlindungan dan bertawakal hanya kepada-Nya.  Syetan hanya dapat mempengaruhi dan membahayakan manusia yang berhati kosong dari keterkaitan dan cinta pada Allah. Orang seperti itu tidak punya pelindung dari pengaruh syetan. Maka dengan mudah mereka tunduk pada syetan seperti tunduknya seseorang pada temannya. Syetan menjerumuskan mereka ke dalam kesyirikan dan menyembah tuhan-tuhan selain Allah yang tidak dapat mendatangkan kebaikan atau kemudaratan. (QS. An Nahl [16]: 99-100).

Maka dianjurkan banyak berdoa:
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Ta'atik".

Artinya: 
“Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu” [HR. Muslim (no. 2654)]

Wallahu a'lam bishowab.

Thursday, December 28, 2017

Malaikat Jibril Mencari Makam Rasulullah ﷺ.

Kelak dihari Kiamat, Alam semesta dan seluruh isinya dihancurkan oleh Allah Swt dan tak ada satu pun Makhluk yang tersisa. Dengan perkasa-Nya, Allah SWT Berseru :

"Siapa Penguasa sebenarnya di Hari ini?!".

Kemudian Allah Swt Membangkitkan Malaikat Jibril dan Memerintahkannya untuk mencari Makam Kekasih-Nya, Baginda Muhammad Rasulullah  .

Tidak bisa dibayangkan...Betapa sulitnya Malaikat Jibril mencari Makam Rasulullah   dibalik reruntuhan Alam semesta.

Ternyata Jibril tidak susah mencarinya, karena dibalik kegelapan, Jibril melihat Pancaran Cahaya dan itulah Maqam Rasulullah ﷺ .

Dengan lembut Jibril berkata : 

"Bangunlah engkau Wahai Rasulullah...Allah Swt menyuruhku Membawamu Ke-Hadirat-Nya".


Rasulullah   bertanya : 

"Hari apa ini ya Jibril?".


Jibril menjawab : 

"Ini adalah hari Pembalasan".


Rasulullah   berkata : 

"Duhai Jibril, aku bertanya kepadamu tentang Umatku??".


Jibril berkata : 
"Demi Keagungan Tuhanku...Tidak akan terbongkar oleh Bumi, daripada Manusia sebelum Engkau ya Rasulullah".


Rasulullah   berkata : 

"Semoga akan besar Pertolongan pada hari ini, karena aku akan memberi Syafa'at Umatku".


Dari Wafat hingga dibangkitkan kembali, Rasulullah   hanya mengucapkan : "Umatku...Umatku...Umatku".

Betapa besarnya Kecintaan Rasulullah   kepada Umatnya. Dari seluruh Nabi-Nabi hanya Rasulullah   yang sangat banyak Memohonkan keselamatan Umatnya, jika dibanding Diri Rasulullah   sendiri. Rasulullah   Bersabda :

"Tuhanku...Penguasaku...Penghuluku...Aku tidak meminta untuk diriku, sesungguhnya aku meminta untuk Umatku Dari-Mu".

Rasulullah   Bersabda :
"Setiap Nabi memiliki Doa yang Mustajab, dan setiap Nabi telah menggunakan Doa tersebut, tetapi aku menyimpannya sebagai Syafa’at bagi Umatku kelak di Hari Kiamat. Dengan Syafa’at tersebut, Insya Allah akan dimiliki oleh setiap orang dari Umatku yang wafat dalam keadaan tidak menyekutukan Allah Swt dengan suatu apapun". (HR. Bukhari dan Muslim).


Wallahu a'lam bishowab.

Tuesday, December 26, 2017

Wasiat Al Imam al-Quthub Al-Habib 'Abdurrahman bin 'Ali bin Abi Bakar As-Sakran


وَصِيَّةُ اْلإِمَامِ اْلقُطْبِ اْلحَبِيْبِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ بَكْرِ السَّكْرَاْنِ فِيْ تَذْكِرَةِ اْلمُصْطَفَى
Wasiat Al Imam al-Quthub Al-Habib 'Abdurrahman bin 'Ali bin Abi Bakar As-Sakran RA di dalam kitab "Tadzkirah Al-Musthafa".

أَلاَ يَابْنَ الْفَقِيْهِ يَاعَبُوْدَ اسْمَعْ بِنِيَّةِ

Ingatlah wahai ananda al-Faqih 'Abud, dengarkanlah dengan penuh niat (sungguh2).

١- تَيَقَّظْ فِيْ دُجَى اللَّيْلِ وَ اسْمَعْ ذِي الْوَصِيَّةِ

1. Bangunlah malam dan dengarkan nasihat ini.

٢- إِلَى الرَّحْمَنِ تُبْ مِنْ ذُنُوْبِكَ وَ الْخَطِيَّةِ

2. Bertobatlah kepada اللّـہ  dari dosa2mu dan kesalahan.

٣- وَ لاَزِمْ ذِكْرَ مَـوْلاَكَ بُكْـرَةً وَ الْعَشِـيَّةَ

3. Dan selalu lah ingat kepada اللّـہ  di pagi dan sore hari.

٤- عَلَى الصَّلَوَاتِ وَاظِبْ عَلَيْهَا فِي الْجَمَاعَةِ

4. Jagalah selalu sholat dengan berjamaah.

٥- وَ لاَ تَغْـفُلْ عَنِ الذِّكْرِ لِلَّهِ كُلَّ سَـاعَة

5. Jangan lalai dari dzikir mengingat اللّـہ  di setiap waktu.

٦- وَ صُرَّ الْبَطْنَ وَ اصْبِرْ عَلَى طُوْلِ الْمَجَاعَةِ

6. Jagalah perut, sabarlah ketika haus dan lamanya lapar.

٧- تَغَـانَمْ سَـاعَةَ الْعُمْرِ مِنْ قَبْلِ الْمَـنِيَّةِ

7. Ambillah kesempatan umur (untuk ibadah) sebelum meninggal.

۸- وَ بَعْدَ الْمَغْرِبِ ارْكَعْ أَوِ اقْرَأْ بِالتَّدَبُّرِ

8. Rukuklah (sholatlah sunnat) setelah Maghrib atau bacalah al-Qur'an dengan tadabbur.

٩- أَوِ اذْكُرْ وَ إِنْ صَفَا الْقَلْبُ فَاسْبَحْ فِي التَّفَكُّرِ

9. Atau berdzikirlah, dan jika hati jernih, maka perbanyaklah tafakkur.

١٠- إِلَى وَقْتِ الْعِشَا اِحْذَرْ تَنَامُ أَصْلاً وَ تُهْمَرُ

10. Hingga waktu Isya', hindari (jangan) tidur sama sekali.

١١- عَسَى تُحْمَى وَ تَحْـظَى بِأَلْطَـافٍ خَفِيَّة

11. Semoga engkau mendapat bagian dari kelembutan pemberian اللّـہ  yang penuh rahasia.

١٢- وَ لاَ تَسْمُرْ فَتُقْمَرْ عَنِ الطَّاعَاتِ وَ الدِّيْنِ

12. Janganlah jaga malam (begadang) untuk ngobrol (yang sia2), maka engkau tidak bisa (terjauhkan) melakukan ketaatan dan pemahaman agama.

١٣- تَجَنَّبْ جَمْ جِـدًّا مِنَ السُّفَهَا الشَّيَاطِيْنِ

13. Jauhilah sejauh-jauhnya teman bodoh yang berkelakuan seperti para syaithan.

١٤- تَبَعَّدْ لاَ تُجَالِسْ سِوَى الضُّعَفَا الْمَسَاكِيْنِ

14. Menjauhlah, jangan duduk kecuali dengan orang yang lemah (dhu'afa) dan miskin (agar kau faham bersyukur).

١٥- وَ تُبْ بَعَْدَ الطَّـهَارَةِ وَ نَمْ صَافِي الطَّـوِيَّةِ

15. Dan taubatlah setelah sesuci (wudhu’) dan tidurlah dalam keadaan suci (hati bersih) tanpa dendam.

١٦- وَ قُمْ فِيْ آخِرِ اللَّيْلِ صَلِّ وَ اقْرَأْ وَ هَلَّلْ

16. Bangunlah di (sepertiga) akhir malam, sholat lah dan bacalah (al-Qur'an) dan (bacalah) tahlil.

١٧- تَفَـهَّمْ سِـرَّ مَعْـنَى كَلاَمِ اللَّهِ وَ رَتَّـلْ

17. Pahamilah rahasia makna Kalam اللّـہ  al-Qur'an dan bacalah dengan tartil.

١۸- وَ بِاسْتِغْفَارِ مَوْلاَكَ قَبْلَ الْفَجْرِ كَمِّلْ

18. Dan sempurnakanlah beristighfar kepada (اللّـہ ) Tuhanmu sebelum waktu Subuh.

١٩- وَ صَلِّ الصُّـبْحَ تَكْفِي مِنَ اللَّهِ كُلَّ أَذِيَّةِ

19. Kemudian sholatlah Subuh, maka engkau tercegah oleh اللّـہ  dari segala gangguan.

٢٠- وَ بَعْدَ الصُّبْحِ فَاذْكُرْ إِلَى أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ

20. Dan setelah Subuh berdzikirlah hingga terbit matahari.

٢١- وَ كُنْ فِي الْيَوْمِ أَحْسَنَ فِي الطَّاعَاتِ مِنْ أَمْسِ

21. Jadikanlah hari ini lebih baik dalam ketaatan dari hari kemarin.

٢٢- وَ لاَ تَكْسَلْ مِنَ الْخَيْرِ وَ اذْكُرْ فَصَّةَ الرَّمْسِ

22. Jangan malas dari kebaikan dan ingatlah ketika kau kelak diantar ke kuburan.

٢٣- وَ قُمْ صَلِّ الضُّـحَى بَعْدَ اِشْـرَاقِ الْمَضِيَّةِ

23. Bangkitlah untuk sholat Dluha setelah matahari keluar nampak terang.

٢٤- وَلاَ تَهْتَمْ أَصْلاً بِرِزْقِكَ فَهُوَ مَضْمُوْنُ
ضَمِنَ بِهِ بَارِئُ الْكَوْنِ بِسِرِّ الْكَافِ وَ النُّوْنِ

24. Dan janganlah sama sekali bingung dengan masalah rizkimu karena itu sudah ditanggung
(Oleh اللّـہ ) yang menciptakan seluruh alam semua makhluk dengan rahasia “Kaf” dan “Nun” (yaitu maksudnya kata “Kun” jadilah maka terjadilah).

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَآ مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّـدِنَآ مُحَمَّدٍ

إِلَهِيْ أَنْتَ مَقْصُوْدِيْ وَ رِضَاكَ مَطْلُوْبِي

Wallahu a'lam bishowab.

Wirid Untuk Memenuhi Expetasi

Ketika kita sedang mengejar dunia, pada hakikatnya kita hanya ingin mewujudkan expetasi pribadi kita saja. Oleh karena itu, apa pun yang kita lakukan tidak akan memengaruhi bagian yang telah ditentukan untuk kehidupan kita, entah itu berhasil atau gagal.  Ketika datang keberhasilan ya itu memang sesuai atau telah memenuhi expetasi kita dan kita akan merasa kecewa jika kita gagal memenuhi target expetasi kita. Mungkin saja ada yang masih perlu kita lakukan untuk memenuhi expetasi kita. 

Sebagaimana ada satu kisah yang tentang seorang sahabat yang mengeluh kepada kepada Rasulullah ﷺ,  karena hasil yang diperoleh setelah berikhtiar jauh dari expetasinya. 

Diriwayatkan bahwa seorang sahabat mengeluh kepada Rasulullah ﷺ dan berkata:
"Ya Rasulullah, kenapa dunia seolah-olah tidak menginginkanku, semua usahaku bangkrut, peternakan dan pertaniankupun selalu gagal panen?".

Sambil tersenyum Rasulullah ﷺ. mengajarkan tentang tasbihnya para Malaikat, serta tasbihnya penghuni alam semesta yaitu kalimat:
سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم استغفر الله
SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI SUBHAANALLAAHIL 'ADZIIM ASTAGHFIRULLAAH.

Lalu Rasulullah ﷺ bersabda:
"Bacalah seratus (100) kali sebelum terbit fajar (sehabis sholat Qobliyah Subuh), maka dunia akan memohon kepada Allah agar engkau miliki (mengejarmu tanpa kau mengejarnya)".

Selang beberapa bulan kemudian, sahabat tadi kembali lagi dan bercerita:
"Ya Rasulullah sekarang aku bingung dengan hartaku kemana harus aku letakkan hasil usaha dan peternakanku karena banyaknya". 

(Diriwayatkan oleh Al Khatib Al Baghdadi RA dari Al Imam Malik RA. Dikutip dari Kitab : أبواب الفرج oleh Prof. Dr. As Sayyid Muhammad Al Maliki Al Hasani).

Wallahu a'lam bishowab.

Monday, December 25, 2017

Cahaya Shalawat.

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani memberi nasihat :
"Ketahuilah membaca shalawat kepada Rasulullah adalah salah satu ibadah paling mulia, bentuk ketaatan paling luhur, ibadah yang paling tinggi nilainya yang diperintahkan Allah سبحانه وتعالى kepada kita, sebagai bentuk penghormatan, pemuliaan dan pengagungan terhadap derajat Beliau".

Orang yang membaca shalawat dijanjikan akan mendapatkan tempat paling indah di akhirat dan pahala paling besar. Membaca shalawat adalah amal perbuatan yang menyelamatkan, ucapan paling utama, ibadah yang menguntungkan, mengandung barokah paling banyak, dan ahwal yang paling kokoh.

Dengan membaca shalawat, seorang Hamba bisa meraih Keridhaan Tuhan Yang Maha Penyayang. Memperoleh kebahagiaan dan restu Allah سبحانه وتعالى, barokah-barokah yang dapat dipetik, do'a-do'a yang terkabulkan, bahkan dia bisa naik ke tingkatan derajat yang lebih tinggi, serta mampu mengobati penyakit hati, dan diampuni dosa-dosa besarnya.

Diceritakan oleh Guru Mulia, Al-Habib Umar bin Hafidz :
"Hampir disetiap waktu ba'da sholat magrib ada seorang 'Ulama besar di Hadromaut selalu berjalan di sebuah daerah, terdengar dari tiap-tiap rumah, penghuninya membaca Al-Qur'an ada juga yang berdzikir, ada juga yang membaca Ratib dan Sholawat".

Lantas dilihatnya dari rumah-rumah tersebut mengeluarkan cahaya, namun cahaya yang lebih terang hingga ke langit adalah cahaya rumah yang sedang bersholawat."
اللهم صلى وسلم على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
Wallahu a'lam bishowab.

Jad Si Anak Yahudi.

Jad, di era tahun 40-an adalah seorang bocah berusia 7 tahun. Jad  Tinggal bersama keluarganya di salah satu apartemen pada sebuah kota di Prancis. Jad terlahir dari keluarga Yahudi yang taat dan berpendidikan tinggi. Ibunya Jad adalah salah seorang professor di universitas terkemuka di Perancis kala itu.

Di salah satu sudut lantai dasar apartemen tersebut, ada sebuah toko kecil "serba ada" yang menjadi tempat bagi warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan se hari-hari mereka, termasuk juga keluarga Jad. Toko itu milik seorang berkebangsaan Turki,  yang bernama tuan Ibrahim, Usia 67 tahun.  Tuan Ibrahim ini adalah seorang yang sangat sederhana dan bersahaja tapi bukan dari kalangan berpendidikan tinggi.

Jad kecil hampir setiap hari berbelanja di toko tuan Ibrahim. Bila Jad berbelanja, selalu saja tanpa sepengetahuan tuan Ibrahim, setidaknya begitu persangkaannya ,  secara diam-diam Jad mengambil sebuah permen cokl Aqat. Sampai suatu hari Jadi lupa mengambil (mencuri)coklat tersebut.
Ketika melangkah meninggalkan toko, tuan Ibrahim memanggil Jad dan berkata:
"Jad, kamu telah lupa akan sesuatu, Nak".


Jad kecil lalu memeriksa belanjaannya. Tetapi Jad tidak menemukan sesuatu yg terlupakan.
Tuan Ibrahim lalu berkata:
"Bukan itu".

"Tapi ini". 

Lanjut tuan Ibrahim sambil memegang coklat yang biasa diambil Jad.  Tentu saja Jad kaget dan ketakutan. Takut bila tuan Ibrahim menyampaikan 'hal memalukan' tersebut ke orang tua Jad.  Reaksi Jad hanya bisa bengong dan pucat.


Sambil tersenyum tuan Ibrahim lalu berkata:
"Tidak apa-apa, Nak,.. Mulai hari ini kau boleh mengambil sebuah coklat gratis setiap berbelanja sebagai hadiah. Tapi, berjanjilah utk jujur mengatakannya".


Sejak hari itu, Jad menjadi sahabat tuan Ibrahim. Ia tidak hanya datang menjumpai tuan Ibrahim untuk berbelanja, tetapi juga menjadi tempat bercerita dan menumpahkan keluh kesahnya.

Bila menghadapi suatu masalah, tuan Ibrahim adalah orang yg pertama diajak Jad untuk berbicara. Dan, bila itu terjadi, tuan Ibrahim tidak pernah langsung menjawabnya, namun selalu menyuruh Jad untuk membuka halaman sebuah buku tebal yg tersimpan di sebuah kotak kayu. Tuan Ibrahim akan membaca dua halaman tersebut tanpa suara, kemudian menjelaskan jawaban dari masalah yang dihadapi Jad.

Hal tersebut berlangsung selama lebih kurang 17 tahun. Sampai satu ketika salah seorang anak  dari tuan Ibrahim mendatangi Jad dan memberikan kotak tersebut kepada Jad sembari membawa berita yang sangat menyedihkan yang saat itu telah menjadi seorang pemuda yang gagah. Jika Tuan Ibrahim, sahabat sejatinya itu telah berpulang atau mangkat.

Kotak berisi kitab itu diterimanya penuh haru. Jad memperlaku-kannya dengan takzim sebagai representasi tuan Ibrahim.

Satu ketika, saat Jad berhadapan dengan satu masalah pelik, Jad lalu mengambil kotak dan membuka kitab yang ada di dalamnya, sebagaimana yg sering  Jad lakukan ketika tuan Ibrahim masih ada. Ternyata kitab itu bertuliskan huruf arab. Jadpun menjadi kebingungan bukan kepalang dan memohon kepada temannya yang berkebangsaan Tunisia untuk menjelaskan makna dari 2 halaman yang dipilih Jad secara acak.

Sahabatnya Jad ini pun kemudian membacakan makna tulisan itu.  Sungguh, apa yang disampaikan sahabatnya Jad,  seakan bagai jawaban khusus bagi masalah yang sedang Jad hadapi.
Jad lalu bertanya kepada sahabatnya:
"Ini kitab apa..?".


Sahabatnya pun menjawabnya dan berkata;
"Ini adalah Al-Qur'an*, kitab sucinya Umat Islam".


Kaget dan takjub Jad mendengar hal tersebut, Jadpun langsung bertanya bagaimana syaratnya untuk menjadi seorang Muslim. Sahabatnya pun menjawabnya dan berkata:
"Sangat mudah sahabatku, cukup dengan mengucapkan Syahadat dan berusaha menjalankan Syariah".

Hari itu Jad masuk Islam dan mengubah namanya menjadi 'Jadullah Al-Qurani'. Dan Jadpun berjanji untuk mempelajari Al-Quran dengan sebaik-baik dan semampunya.

Mengetahui Jad telah menjadi seorang muslim, tentu saja membuat keluarganya Jad yang beragama Yahudi, sulit menerima hal tersebut dan berusaha untuk mengembalikan Jad kepada keyakinannya semula. Terutama Ibunya yang seorang profesor.

Sang Ibu berjuang dengan berbagai cara bahkan mengajak teman-teman dari kalangan intelektual Yahudi untuk memberi pengertian pada Jad. Ini berlangsung selama 30 tahun, tetapi tidak membuahkan berhasil.

"Pengaruh tuan Ibrahim yang bersahaja, ternyata mengalahkan semua orang-orang pintar di sekitar Jad."

Jadullah Al-Qur'ani pernah berkata:
"Saya menjadi Muslim di tangan seorang lelaki yg justru tidak pernah berbicara tentang agama".. 
"Tak pernah berkata" :

"kamu Yahudi!!"
"kamu Kafir!"
"belajarlah agama!"
"jadilah muslim!".


"Tapi, beliau telah menyentuh saya hanya dengan  akhlaqul karimah. Memperkenalkan kepada saya sebaik-baiknya kitab, Al-Qur'an".

Jadullah Al-Qur'ani mempelajari Al-Qur’an serta memahami isinya, kemudian Jadullah Al-Qur'ani berdakwah di Eropa hingga berhasil mengislamkan enam ribu Yahudi dan Nasrani.
Suatu hari, Jadullah Al-Qur'ani membuka lembaran-lembaran Al-Qur’an hadiah dari Ibrahim itu. Tiba-tiba Jadullah Al-Qur'ani mendapati sebuah lembaran bergambarkan peta dunia. Pada saat matanya tertuju pada gambar benua afrika, nampak di atasnya tertera tanda tangan Ibrahim dan dibawah tanda tangan itu tertuliskan ayat :

((اُدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ…!!))

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik!!…” (QS. An-Nahl; 125).

Jadullah Al-Qur'ani yakin bahwa ini adalah wasiat dari tuan Ibrahim dan Jad memutuskan untuk melaksanakannya.

Beberapa waktu kemudian Jadullah Al-Qur'ani meninggalkan Eropa dan pergi berdakwah ke negara-negara Afrika yang diantaranya adalah Kenya, Sudan bagian selatan (yang mayoritas penduduknya adalah Nasrani), Uganda serta negara-negara sekitarnya. Jadullah Al-Qur'ani berhasil mengislamkan lebih dari 6.000.000 (enam juta) orang dari suku Zolo, ini baru satu suku, belum dengan suku-suku lainnya.

Jadullah Al-Qur'ani meninggal di thn 2003, dlm prjalanan hidupnya sebagai seorang Muslim. Kurang lebih selama kurun waku 30 tahun lebih ia telah mengIslamkan lebih dari 6 juta orang di Afrika.

Sementara Ibunya Jadullah Al-Qur'ani menyusul Jad untuk menjadi Muslim di tahun 2005, di usia 78 tahun,  dua tahun setelah meninggalnya sang anak, Jadullah Al-Qur'ani.

Di sebagian fragmen cerita nyata ini, akhirnya menginspirasi sineas Perancis untuk memfilmkannya dengan judul, “MONSIEUR IBRAHIM et Les Fleurs du Coran‘ (Ibrahim dan Bunga-Bunga Quran) yang disutradarai Francois Dupeyron. Film ini dibintangi aktor legendaris mesir Omar Sharif (sebagai Uncle Ibrahim) dan aktor muda berbakat Perancis Pierre Boulanger (sebagai Jad, pemuda Yahudi).
Janganlah kita suka mengkafir-kafirkan saudara Muslim yg lain, hanya karena berbeda pandangan mengenai ayat Al Qur'an atau Hadits..

Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad  wa 'ala  Aalihi Washohbihi Wabarik Wassalim..

Wallahu alam bishowab.

Sunday, December 24, 2017

Dahsyatnya Nur Rasulullah ﷺ

Cerita ini dari Abuya Assayyid Muhammad Alawi Almaliki, beliau mendengar dari ayahnya Assayid Alawi Bin Abbas Almaliki, yang beliau padukan dengan apa yang beliau ambil dari kitab NUZHATUN NADHIRIN.

Pernah ada seekor hewan melewati atas makam Rasulullah , entah itu burung terbang/ kucing melewati atasnya. Lalu hewan tersebut jatuh dan mati ditempat. Kemudian lama kelamaan terciumlah bau tak sedap, hal yang menyebabkan rasa “Takdhim” mereka pada makam assyarif terpanggil untuk mensucikannya.

Lalu dipilihlah dari penjaga masjid yang paling saleh untuk mensucikan makam Rasulullah ﷺ.
Maka terpilihlah salah satu dari mereka yang paling saleh, dan langsung dia melakukan “tirakat, riyadhoh” demi membersihkan jiwa, menghadapi hal hal yang akan terjadi pada makam Rasulullah ﷺ.

Setelah berpuasa, memperbanyak ibadah, sedekah selama 40 hari 40 malam, mulailah penjaga makam tersebut mengambil tangga untuk melewati dinding pembatas.

Sebenarnya hal ini adalah dilema antara keinginan mensucikan makam dan antara perasaan kurang takdhim memanjat dinding makam, namun karena terpanggil untuk kesucian, maka hal itu harus dilalui. Dan setelah orang tersebut berhasil memasuki makam Rasulullah ﷺ dan berhasil mengambil bangkai binatang tersebut dan keluar, tiba tiba dia mendadak buta, bisu.

Dan setelah beberapa hari dia meninggal dunia. Hal ini karena dia tidak kuat memandang Nur Rasulullah ﷺ yang ada dalam makam, dan tidak bisa berbicara karena konsentrasi lahiriyahnya belum bisa menyatu dengan dunianya, sebab seperti cerita beliau yang lain bahwa di dalam masjid NABAWI bila malam hari ada sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan kalimat. Apalagi makam Rasulullah ﷺ.

Alangkah agung derajat  Rasulullah ﷺ dan derajat SUHBAH para sahabat, sehingga mereka sendiripun tak ada yang mampu melihat cahaya ketampanannya. ﷺ

Kisah ini diceritakan langsung dari Guru Mulia Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidzbin Syaikh Abubakar bin Salim tatkala di WismaDPR RI Bogor pada hari Kamis,24 Muharram1435 / 28 Nov 2013. Dikatakan oleh Syaikh Abdul Wahhab Asy-Sya’roni:
Seseorang akan bisa mendengar ucapan Rasulullah ﷺ secara langsung tentulah ia telah mencapai 79 ribu maqam dan berhasil menghilangkan 247 ribu hijab dalam hatinya.”

Guru Mulia Al-Musnid Al-Habib Umar bin Hafidz menceritakan sosok gurunya, Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf, Jeddah. Suatu ketika ada seorang muhibbin datang kepada Al-HabibAbdul Qadir bin Ahmad Assegafseraya berkata:
“Duhai Habib, sudah bertahun-tahun aku ikut ta’lim denganmu. Dan sudah lama pula aku rindu dan ingin bertemu dengan Rasulullah ﷺ. Namun hingga saat ini keinginanku tersebut belum dikabulkan Allah SWT. Aku ingin engkau berkenan menjadi wasilahku bertemu dengan Rasulullah ﷺ.”

Mendengar permohonan si muhibbin tadi, Al- Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf mengajaknya ziarah ke makam Rasulullah ﷺ. Tatkala sudah tiba di makam Rasulullah ﷺ, beliau membaca salam dan beberapa aurod.

Tak berapa lama Rasulullah ﷺ menjawab salam dari Al-Habib Abdul Qadir bin AhmadAssegaf. Bahkan Rasulullah ﷺ nampak keluar dari pusaranya yang mulia tersebut. Mendengar jawaban salam dan melihat Rasulullah ﷺ, si muhibbin gemetar seakan tak bisa mengendalikan dirinya, serasa tubuhnya akan luluh lantak menatap keindahan wajah Rasulullah ﷺ. Akhirnya Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf memegangnya sehingga ia mampu mengendalikan dirinya..

Subhanallah..
Semoga Allah membuka segala macam hijab dan memperkenankan kita untuk memandang keindahan wajah mulia Rasulullah ﷺ baik di dunia maupun di akherat..
ﺁﻣﻴﻦ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺁﻣﻴﻦ ﻳﺎﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ

wallahu a'lam bishshowab...

Adab Bertamu.

Bertamu atau mengunjungi orang lain merupakan amalan yang sangat baik dan dapat dihitung sebagai silaturahmi. 

Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim, dari Abu Ayyûb al-Anshârî:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ : يا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِمَا يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ فَقَالَ النَّبِيُّ : لَقَدْ وُفِّقَ أَوْ قَالَ لَقَدْ هُدِيَ كَيْفَ قُلْتَ ؟ فَأَعَادَ الرَّجُلُ فَقَالَ النَّبِيُّ : تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ فَلَمَّا أَدْبَرَ قَالَ النَّبِيُّ : إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أَمَرْتُ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Rasulullah  :
“Duhai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka”.

Maka Rasulullah  bersabda: 
“Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?”.

Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Rasulullah bersabda: 
“Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. 

Setelah orang itu pergi, Rasulullah  bersabda: 
“Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.

Silaturahmi atau bertamu memiliki banyak keutamaan salah satuanya adalah menjadi penyebab umur panjang dan banyak rizki. Sebgaimana Rasulullah bersabda :

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. [Muttafaqun ‘alaihi].

Tetapi jangan lupa jika amalan tersebut memiliki adab dan tata kramanya.

Abah Guru Sekumpul pernah berkata :
"Apabila kalian bertamu kepada orangtua, kerabat, kawan dekat terlebih para guru dan orang orang soleh, janganlah kalian hanya membawa 10 jari atau tangan sepuluh ataupun tangan kosong ".


"...Tapi bawalah atau berilah sesuatu kepada orangtua, kerabat, kawan dekat terlebih para guru dan orang orang soleh tersebut...Karena hadiah kalian akan menjadi berkah bagi kalian sendiri..Berilah semampu kalian, karena mereka semua tidak pernah mengharap apapun kepada kita, tapi kita yang harus beradab kepada mereka ....".

Bahkan sekiranya kepada orangtua, kerabat, kawan dekat terlebih para guru dan orang orang soleh ini meninggal dunia(wafat) dan saat kita akan mengunjungi maqomnya, kita harus tetap memberi hadiah kepada beliau seperti memasukan uang dikotak celengan sekitar maqom atau memberi uang dan lain sebagainya kepadaorang orang fakir miskin disekitar maqom mereka..Itu tanda kita tidak pelit alias engken garis miring angka romawi jarat dua belas ....

Habib Idris setiap kali bertemu dengan Al alimul Al allamah Abah Haji Guru Zuhdi selalu membawakan rokok.Karena rokok itu selalu dibagikan kembali oleh Abah Haji kepada petugas Majta maupun dipakai beliau sendiri.

ADAB ITU LEBIH TINGGI DARI ILMU.
ALLAH SWT lebih menyukai orang yang beradab walau dia jahil dibandingkan orang yang alim sekalipun tapi tidak mempunyai adab.

Abah Guru Sekumpul berkata :
"Orang yang tidak beradab itu seperti : " BIAWAK"'.
Wallahu a'lam bishowab.

Jima' Mahdzur Karena Adanya Waktu-waktu Yang Dilarang

Jima' secara bahasa adalah segala hal yang mengumpulkan suatu jumlah. Dalam Fiqih, ulama membagi Jima' menjadi dua hukum, Masyru’ dan Mahdzur (Yang dibolehkan dan yang dilarang).

Rasulullah bersabda Mengenai Jima' Mahdzur karena adanya waktu-waktu yang dilarang untuk berjima' yakni :

1. “Duhai Ali..! jangan sampai engkau berjima’ dengan isterimu pada awal (hari pertama) bln., pada pertengahannya (satu hari) serta pada akhir (dua hari) di ujung bulan.. Maka sesungguhnya penyakit gila, gila babi serta sopak mudah mengenainya serta anaknya".

2. “Wahai Ali..! jangan sampai berjima’ dengan isterimu selepas zuhor, sebenarnya bila Allah SWT mengurniakan pada anda berdua anak kerana jima’ pada saat itu, jadi ia bakal bermata juling serta syaitan begitu sukai pada manusia yang bermata juling".

3. “Duhai Ali...! jangan sampai bercakap-cakap semasa jima’, sebenarnya bila Allah SWT mengurniakan pada anda berdua anak dengan jima’ yang sekian, jadi anak itu tak selamat dari pada bisu”.

4. “Duhai Ali...! jangan sampai berjima’ dengan perempuanmu dengan syahwat terhadap perempuan lain, jadi sebenarnya yang demikian itu bila Allah SWT  mengurniakan padamu berdua anak, anak itu akan menjadi pondan yang bersifat benci dan hina".

5. “Duhai Ali...! bila anda berjunub ditempat tidur, janganlah membaca Al-Quran, jadi sebenarnya saya bimbang akan turun pada anda berdua api (bala) dari langit yang membakar anda berdua”.

6. “Duhai Ali...! jangan sampai berjima’ dengan isterimu terkecuali ada kepadamu satu tuala serta pada isterimu satu tuala ”.

7. “Duhai Ali...! jangan sampai kamu berdua menyapu dengan menggunakan satu tuala, kelak akan jatuh syahwat keatas syahwat (salah seseorang akan kuat syahwatnya dari pada yang lagi satu), jadi sebenarnya yang demikian itu bakal menyebabkan permusuhan lalu membawaanda berdua pada berpecah serta talak".

8. “Duhai Ali.i..! jangan sampai berjima’ dengan isterimu saat malam ‘Aidil Fitri (Raya Ramadhan), jadi sebenarnya bila Allah SWT . mengurniakan pada anda berdua anak anak itu seseorang yang cacat serta tak memperoleh anak baginya kecuali sudah tua".

9 “Duhai Ali...! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu saat malam ‘Aidil Adha, jadi sebenarnya bila anda berdua berjima’ saat malam itu, jika Allah SWT  mengurniakan pada anda berdua anak saya bimbang ia bakal jadi seseorang yang berjari enam atau empat".

10. “Duhai Ali..! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu dibawah sinar matahari (secara langsung – direct) serta terkena warna (cahayanya), terkecuali anda kenakan tutupan (bumbung), bila takjadi sebenarnya bila Allah SWT  mengurniakan pada anda berduaanak, kelak anak itu bakal jadi seseorang sentiasa hidup dalam meminta-minta dan faqir sehingga mati".

11. “Duhai Ali...! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu dibawah pohon kayu yang berbuah, jadi sebenarnya bila Allah SWT  mengurniakan anda berdua anak, kelak anak itu bakal jadi seseorang tukang gojo, tukang sebat atau seseorang ketua yang bengis".

12. “Duhai Ali...! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu pada saat pada azan serta iqomah, bila berjima’ pada saat sekian, sebenarnya bila Allah SWT  mengurniakan anak pada anda berdua, kelak ia jadi seseorang yang menumpahkan darah.)".

13. “Duhai Ali...! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu semasa ia hamil kecuali anda berdua berwudhu’, bila tak jadi sesungguhnya bila Allah SWT  mengurniakan anda berdua anak, kelak ia bakal jadi seseorang yang buta hati serta bakhil tangan".

14. “Duhai Ali...! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu pada pertengahan (Nisfu) Sya’ban, jadi sebenarnya yang sekian itu bila Allah SWT mengurniakan anda berdua anak, kelak anak itu bakal mempunyai tanda yang buruk pada muka serta rambutnya".

15. “Duhai Ali...! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu pada akhir bln. (yaitu tinggal dua hari) jadi sebenarnya yang sekian itu bila Allah SWT mengurniakan pada anda berdua anak kelak anak itu jadi seseorang yang sentiasa perlu meminta-minta".

16. “Duhai Ali...! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu dengan syahwat pada saudara perempuannya! (ipar anda) kerana yang sekian itu sebenarnya bila Allah SWT  mengurniakan pada anda berdua anak, kelak anak itu bakal jadi penolong serta pembantu pada orang yang zalim serta pada tangannya bikin kebinasaan pada manusia".

17. “Duhai Ali...! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu diatas loteng jadi sebenarnya yang sekian itu bila Allah SWT  mengurniakan anak pada anda berdua kelak anak itu jadi seseorang munafiq, pelampau yang melalui batas".

18. “Duhai Ali...! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu saat malam andaakan keluar musafir kerana yang sekian itusebenarnya bila Allah SWT  mengurniakan pada anda berdua anak, ia bakal membelanjakan harta pada yg tidak Haq, ” serta Rasulullah s. a. w. membaca ayat Al-Quran : “Innal Mubazziriina kaanu –ikhwan Nas – Syayathin”.

19. “Duhai Ali...! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu apabila anda keluar bermusafir dalam tempoh tiga hari tiga malam, jadi yang sekian itu sebenarnya apabila Allah SWT mengurniakan pada anda berdua anak, kelak ia jadi seseorang pembantu pada tiap-tiap orang yang zalim”.

20. “Duhai Ali...! jangan sampai anda berjima’ dengan isterimu pada awal malam, jadi sebenarnya bila dikurniakan anak pada anda berdua, ia jadi seseorang tukang sihir, sunglap, serta menghendaki dunia dari pada akhirat".

WAHAI ALI PELIHARALAH WASIATKU INI SEBAGAIMANA AKU TELAH MEMELIHARANYA DARI JIBRIL A. S. ”.. 

1* (1*) Al-Ikhtisyaah, ms 132-135, As-Saduq, Al-Faqih ms 456, Al- Ilal ms 174.W.Jika sudah terlanjur perbanyak istigfar dan mendoakan anak...Semoga bermanfaat... Aamiin Yaa Robbal Alaamiin.

Wallahu a'lam bishowab.

Air Bekas Memandikan Jasad Rasulullah ﷺ

Sekitar tahun 90-an, diadakan sebuah Muktamar Tingkat Dunia yang diselenggarakan di Mesir, muncul pertanyaan dari Syeikh Mutawwali Asy-Sya'rawi tentang kemanakah perginya air bekas memandikan jasad Rasulullah .

Semua peserta Muktamar yang merupakan para ulama perwakilan dari berbagai negara itu tak ada yang mampu menjawab.Karena pertanyaan tersebut menarik dan belum pernah dibahas dalam sejarah Islam sebelumnya, maka sang pimpinan Muktamar meminta waktu untuk mencari jawaban tersebut.
Beliau berkata bahwa besok beliau akan menemukan jawabannya. Sepulangnya dari Muktamar, sang pimpinan langsung masuk ke perpustakaan dan membuka seluruh kitab yang ada guna mencari jawaban dari pertanyaan tersebut.Namun setelah semua kitab dibuka, tak ada satupun kalimat yang membahas pertanyaan tersebut.

Karena kelelahan, akhirnya beliau tertidur.Saat tidur itulah beliau bermimpi bertemu dengan Rasulullah ﷺ yang sedang bersama seorang pembawa lentera. Bak pucuk dicinta ulam pun tiba, beliau menggunakan kesempatantersebut untuk meminta jawaban yang dicarinya langsung kepada Rasulullah ﷺ. 

Lalu Rasulullah ﷺ memberi isyarat agar beliau bertanya kepada pemegang lentera disampingnya:

"Tanyalah kepada Shohibul Qindil (Lentera)".

Shohibul Qindil menjawab :
"Air tersebut naik ke langit dan turun kembali ke bumi bersama hujan. Setiap tanah yang dijatuhi air tersebut, maka di kemudian hari akan didirikan sebuah masjid".

Keesokan harinya, berdirilah sang pemimpin Muktamar untuk memberikan jawaban tentang perginya air bekas memandikan jasad Rasulullah ﷺ. Semua yang hadir terkagum-kagum. Lalu Syeikh Mutawwali yang mengajukan pertanyaan tersebut, bertanya lagi:
"Darimana engkau mengetahuinya?".

Sang pimpinan Muktamar menjawab :
"Dari seseorang yang saat itu sedang bersama Rasulullah ﷺ dalam mimpiku semalam".

Syeikh Mutawwali bertanya lagi :
"Apakah ia membawa Qindil?".

Pimpinan muktamar lalu bertanya:
"Bagaimana engkau bisa mengetahuinya?".

Syeikh Mutawwali  berkata;
."Karena akulah Shohibul Qindil tersebut".

Kisah ini amatlah masyhur di kalangan ulama,terlebih di Mesir. Sekalipun banyak saksi mata yang menyaksikan langsung peristiwa ini, namun ulama-ulama dari kelompok Wahabi yang kala itu hadir juga, sedikitpun tidak mempercayai kisah ini, kecuali Syeikh Umar Abdul Kafi.Beliau mengatakan bahwa dirinya telah banyak melihat berbagai karamah dalam diri Syeikh Mutawwali Asy-Sya'rawi, namun beliau enggan mengakuinya karena keyakinan yang dianutnya (faham Wahabi)menolak adanya karamah.Tapi untuk kali ini, Allah telah menumbuhkan keyakinan dalam dadanya,sehingga beliau termasuk orang yang mempercayai kisah ini.Beliau kemudian keluar dari Wahabi dan masuk ke dalam faham Ahlussunnah Wal Jama'ah......HIKAM SYA’RAWIYAH ( Hikmah-hikmah syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi).

Wallahu alam bishowab.