Showing posts with label Wanita. Show all posts
Showing posts with label Wanita. Show all posts

Friday, March 9, 2018

Anugerah Itu Yang Bernama Anak Perempuan.

Anak perempuan pada hakikatnya merupakan suatu anugerah yang sangat berharga dan ujian yang harus kita lewati sebagai orang tua. Karena sebagian dari kita banyak juga yang tidak suka bahkan menganggap nya sebagai musibah dengan kehadiran anak perempuan karena expetasinya sangat berlebihan dengan mengharapkan memiliki anak laki-laki.

Imam An Nawawi menjelaskan, Anak perempuan disebut sebagai ibtilaa (ujian) karena umumnya manusia tidak menyukai mereka.

Tuesday, January 23, 2018

Happy Wife, Happy Life

Ada pepatah yang mengatakan jika ada seorang pria sukses dalam kehidupannya maka pasti ada wanita yang ada di belakangnya. Wanita tersebut bisa saja dari ibu kita  yang telah melahirkan kita  atau bisa juga istri kita dengan ridhonya mereka yang mau mensuport dan mendoakan kita.

Begitu juga sebaliknya dibalik pria yang gagal dalam kehidupannya bukan tidak mungkin hal itu disebabkan oleh wanita yang ada di belakangnya juga. Entah itu kita telah durhaka terhadap ibu kita ataupun istri kita yang tidak bahagia. Mungkin kisah berikut bisa dijadikan pembelajaran buat kita semua.

Suatu waktu ada seorang sahabat yang bertanya kepada saya:
 “Bro, kenapa ya hutang saya ga bisa lunas lunas?”

Menghadapi pertanyaan seperti ini, biasanya saya menjawabnya dengan mengajaknya menggunakan ilmu “law of projection”, “disiplin kata” atau “garpu tala”. Tapi kali ini saya ingin gunakan jurus berbeda.

Sayapun langsung tanya balik ke sahabat saya tersebut dengan berkata:

“Istri kamu bahagia atau tidak?”.


Karena ditanya balik dengan pertanyaan berbeda, sahabat saya lalu merespon dengan membenarkan pertanyaannya. :

“Begini ya bro, saya cuma tanya tentang hutang. Kenapa ya hutang saya ga lunas lunas?”


Sekali lagi saya tanya balik ke sahabat saya:

“Iya... Tapi sebelumnya saya mau tanya kamu dulu... istri kamu bahagia gak?”.


Cukup lama sahabat saya terdiam. Lalu dia jawab:
 “Sepertinya istri saya kurang bahagia deh bro”.

Lalu saya mengatakan:

“ Ya sudah... itulah jawabannya... Kamu tidak akan bisa melunasi “hutang” kamu, kalau istri kamu sendiri aja tidak bahagia”.


Dia lalu bertanya:

“Lho emang ada hubungannya bro?”.


Saya lalu menjawabnya dan berkata:

“Ya pasti”.

Kemudian saya jelaskan ilmu terumbu karang kepada sahabat saya.

"Ini adalah pertanyaan sederhana, namun banyak manusia tidak tahu jawabannya.

“Di mana tuhan titip rezeki untuk manusia?”. 

Sementara semua hewan tahu di mana letak rezekinya. Jerapah jika ditanya pasti menjawab di pucuk pohon. Monyet akan menjawab di pohon pisang. Ikan akan menjawab, rezekinya dititip di terumbu karang.



Uniknya, jawaban manusia  kok bisa berbeda-beda. Tidak seragam seperti jawaban hewan. Ada yang menjawab di kantor, di proyek, di bendahara, di mana-mana dan jawaban lain yang menunjukkan sebenarnya kita tidak tahu di mana letak rezeki kita.


Dengan kajian panjang, saya menyimpulkan bahwa rezeki tuhan dititip di “Kemuliaan dan Kebahagiaan Orang Lain”. 

Rezeki yang kita dapatkan sebenarnya bukan karena keahlian kita, bukan juga karena jam kerja yang kita curahkan. Tapi lebih karena kita pernah memuliakan dan membahagiakan orang lain. Lalu tuhan berikan reward berupa rezeki yang tercurah akibat proses itu.

Jika jerapah menjaga pucuk pohonnya, monyet menjaga pohon pisangnya, maka ikan pun menjaga terumbu karangnya agar dapatkan rezeki. 

Uniknya, manusia dengan mudah menyakiti perasaan manusia lain. Kenapa? Karena tidak tahu konsep “menjaga terumbu karang” ini. Begitulah yang terjadi pada sahabat saya. Dia hanya fokus mencari nafkah di tempat kerja, tapi istri sendiri tidak dia bahagiakan".



Sahabat saya pun menghela nafas lalu berkata; 

“Terus, apa yang harus saya perbuat bro?”


Saya lalu langsung meresponya dan berkata:

“Ya sederhana sebenarnya, buat saja istri mulia dan bahagia, karena di sana letak rezeki kamu.


Kita terlalu sibuk bekerja dan menjadi robot, lalu menganggap dengan aktivitas kita itulah kita mendapatkan rezeki dan mampu membayar hutang-hutang kita. Padahal kita sebenarnya juga bahagiakan orang-orang yang menjadi sebab rezeki kita. 



Pimpinan, anak buah, klien, konsumen, kita jagaaa benar hatinya agar tidak tersinggung. Kenapa? Karena kalau tersinggung sedikit saja, mereka akan menghukum kita dengan berkurangnya bagian rezeki kita. 

Pimpinan mungkin akan memecat kita, anak buah tidak akan semangat bekerja, klien dan konsumen akan lari, jika kita buat tersinggung.

Saat tiba di rumah... dengan mudahnya kita menyakiti hati istri kita. Kadang sebagai suami, kita menganggap istri harus membuat suami bahagia. Kita-lah raja dalam rumah tangga dan dengan semena-mena kita menuntut banyak hal pada istri kita. Kita pakai dalil2 agama untuk mengeksploitasi istri kita. Semuanya tentang kita dan ego kita sebagai suami.

Ujung dari itu semua, istri tidak bahagia. Seperti ikan, saat terumbu karangnya sudah musnah, manalah mungkin dia bisa dapatkan makanan. Saat istri -sebagai orang paling dekat dengan kita- tidak bahagia, manalah mungkin kita akan dapatkan rezeki”


Sahabat sayapun hanya dapat menunduk saja lalu menatap saya dalam-dalam.

Lalu saya berkata:

“Sebenarnya... ini adalah kontemplasi saya juga bro..” 


Lalu dia berkata:

“Oh, jadi kamu pernah mengalami juga?”.


Lalu saya sambung pembicaraan saya dan berkata

“Ya... begitulah... dulu saya juga orang yang tidak peduli dengan kebahagiaan istri. Terlalu banyak aib jika saya ceritakan... Tapi, sejak saya dapatkan kesimpulan “menjaga terumbu karang” ini, saya balik semua logika saya dalam mencari rezeki.



Saya sudah tidak peduli lagi dengan usaha saya. Saya tidak peduli dengan seberapa banyak nafkah yang saya bisa berikan untuk istri saya. Karena sebenarnya itu hanya dampak dari sikap saya terhadap orang-orang yang paling berharga dalam kehidupan saya. Salah satunya, istri kita".

Lalu saya bercerita:

Suatu saat, ada seorang motivator bisnis dari Amerika. Sesi yang paling saya tunggu adalah pertanyaan tentang rahasia sukses.

“Apa rahasia sukses bapak?” Tanya seorang penanya.


Saya sudah menunggu dan menduga jawabannya adalah tentang poin2 manajemen, leadership, kedisipilan atau kerjasama tim. 

Jawabannya sungguh tak terduga. Sambil memegang mesra tangan istrinya, sang motivator menjawab “Happy Wife, Happy Life” 

Sungguh bukan ini rahasia yang saya nantikan. Tapi dengan fasih, motivator itu menjawab dgn susunan logika yang menggugah perasaan saya, bahwa Kebahagiaan Istri lah yang akan membuat hidup seorang suami bahagia.

Ah... malu saya dengan diri saya sendiri. Banyak orang memanggil saya orang yang cerdas, tapi kenapa nilai-nilai ini malah dijiwai oleh motivator bisnis dari negara yang dalam citra saya sudah tidak lagi mensakralkan nilai keluarga.

Setelah itu, berhari-hari saya termenung, kalimat “happy wife, happy life” terngiang2 dalam fikiran dan jiwa saya. Akhirnya dengan mantap, saya membuka hati, mau belajar dan menerapkan semboyan sang motivator untuk meniti kesuksesan saya".


Sahabat saya masih di depan saya. Masih mencoba mencerna kalimat-kalimat yang keluar dari lisan saya. Dia memang sedang konsultasi, tapi hakikatnya ini adalah pembicaraan dua lelaki yang saling berkaca. 

Memang tidak mudah menurunkan ego kami sebagai suami. Tapi jika itu yang harus dibayar untuk kesuksesan, kenapa tidak? Sudah terlalu jauh kami berjalan memuaskan ego kami sendiri, dan akibatnya kami tak lagi menemukan bahagia.

Sahabat sayapun mengeluh dan berkata:

“Tapi istri saya keras bro, kadang marah-marah ga jelas, apa yang saya lakukan seperti ga bener semua di mata dia. Kalau sudah begitu, saya ya... ikutsn marah-marah”.

Sayapun langsung meresponya:

“Ya biar saja lah bro, kadang istri kita memang mesti melampiaskan amarahnya. Satu hal yang akhirnya saya fahami... sejak kita menikahi istri kita, dia punya quota marah yang ga habis-habis... kita harus siap memiliki hati yang luas menghadapinya".


Lalu saya berkata:

"Untuk hal ini, saya belajar dari kisah hidup Rasulullah ".

Lalu sayapun langsung bercerita:

"Suatu saat, Rasulullah  sedang menerima tamu. Sejurus kemudian, ada ketukan pintu dan memberikan semangkuk sup. 

Rasulullah lalu bertanya:
“Dari mana sup ini?” 

Lalu pertanyaaan Rasulullah ﷺ  langsung dijawab oleh istri yang lainnya.


Jawaban itu didengar oleh Aisyah  di dapur yang juga sedang menyiapkan makanan untuk Rasulullah  yang mulia. Tak diduga, Aisyah keluar dan menghalau mangkuk sup itu dan terjatuh mengenai Rasulullah  dan tamunya.



Jika kita menjadi Rasulullah  mungkin penyikapan kita akan marah, atau minimal memberikan pengertian kepada Aisyah ra tentang kesalahan perbuatannya.

Tapi, Dialah Rasulullah  yang mulia. Rasulullah ﷺ hanya mengambil kain membasuh sup yang tumpah di pakaiannya dan tamunya dan hanya mengatakan kepada tamunya.
Rasulullah lalu berkata:
“Maafkan ibumu (ummul mu’minin)... dia sedang cemburu”



Penyikapan yang tepat yang lahir dari keinginan menjaga kebahagiaan istri. Ah... semoga kami mampu mencontoh Rasulullah ﷺ yang mulia".



"Kehidupan suami istri laksana lautan dalam yang tak pernah habis digali. Satu hal yang pasti, kita harus pertanggung jawabkan ijab-qobul yang sudah terlanjur terucap dan disaksikan oleh Allah.



Lalu kita terikat amat kuat dengan hukum Allah. “Itsnaani yu’ajjiluhumullahu fid dunya, al-baghyu wa huquuqul waalidayn” ada dua dosa yang dipercepat siksanya oleh Allah di dunia : berbuat sewenang2 (Al-baghyu) dan durhaka kepada kedua org tua.

Al-baghyu yang paling besar adalah kepada istri sendiri. Allah mensejajarkan, menyakiti istri sama dengan durhaka kepada orangtua". 


Setelahnya kamipun berdua cuma bisa menghela nafas. Memang tidak mudah untuk menjadi seorang suami, karena kitapun masih harus terus belajar. Semoga dengan slogan baru : “Happy Wife, Happy Life”, kita bisa dapatkan kebahagiaan dan kesuksesan Kita kembali.


Wallahu a'lam bishowab.

Saturday, December 16, 2017

3 Macam Manusia.

As Sayyidina Salman al-Farisi رضى الله عنه menuturkan:
Ada 3 macam manusia yang aku merasa heran sehingga membuatku tertawa, yakni :
- Yang mengangan-angankan dunia padahal ia sedang diburu oleh kematian.

- Manusia yang lalai tetapi ia tidak mau menerima nasihat.

- Dan manusia yang selalu tertawa padahal ia tidak tahu apakah Tuhan semesta alam murka atau ridha kepadanya.

Dan ada tiga hal yang aku merasa sedih sehingga membuatku menangis, yakni :
- Perpisahan dengan orang-orang tercinta (Rasulullah  ﷺ dan golongannya).

- Huru-hara kiamat.

- Dan ketika aku berdiri di hadapan Allah SWT tanpa tahu apakah aku akan diperintahkan masuk syurga atau ke neraka.

Wallahu a'lam bishowab.

Monday, October 16, 2017

Doa Untuk Kedua Orang Tua.

Satu-satu nya hal yang kita miliki yang paling berharga dan mempunyai makna dalam hidup kita ini adalah kedua orang tua kita, tiada yang dapat menggantikan kedudukannya dan kita pun tidak akan pernah bisa membalas jasa-jasanya, hanya taat dan berbakti kepadanya saja yang dapat kita lakukan. Disamping itu kita juga dianjurkan agar selalu mendoakan kedua orang tua kita. 

Rasulullah bersabda:
"Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak yang mendoakannya". (HR. Muslim).

Ketika kita ingin mendoakan kedua orang tua kita, maka kita diperintahkan merendahkan diri kita terhadap orang tua kita dengan penuh kesayangan baru setelah itu kita berdoa. Sebagaimana firman Allah SWT :
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Artinya:" Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (Q.S. Al-Isra[17:24]).

Berikut adalah kumpulan doa-doa untuk kedua orang tua kita.

Doa yang paling sering kita baca:

وَٰرْحَمْهُمَا كَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا رَّبِّ ٱغۡفِرۡ لِى وَلِوَٲلِدَىَّ  
Artinya : "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil".

Doa memohon rahmat untuk kedua orang tua kita:


رَبِّ أَوۡزِعۡنِىٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٲلِدَىَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَـٰلِحً۬ا تَرۡضَٮٰهُ وَأَصۡلِحۡ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ‌ۖ إِنِّى تُبۡتُ إِلَيۡكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ 

"Duhai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatmu yang engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku, dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redai; dan jadikanlah sifat-sifat kebaikan meresap masuk ke dalam jiwa zuriat keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadamu, dan sesungguhnya aku dari orang-orang Islam (yang tunduk patuh kepadamu)". (Q.S. Al-Ahqaf[46:15]).



Doa Nabi Nuh  عليه السلام untuk kedua orang tuanya:

رَّبِّ ٱغۡفِرۡ لِى وَلِوَٲلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيۡتِىَ مُؤۡمِنً۬ا وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّـٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارَۢا 

Artinya: "Wahai Tuhanku! Ampunkanlah bagiku, dan bagi kedua ibu bapaku, serta bagi sesiapa yang masuk ke rumahku dengan keadaan beriman; dan (ampunkanlah) bagi sekalian orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan (dalam segala zaman); dan janganlah Engkau tambahi orang-orang yang zalim melainkan kebinasaan!" (Q.S. Nuh[71:28]).

Doa Nabi Sulaiman عليه السلام untuk kedua orang tuanya .


رَبِّ أَوۡزِعۡنِىٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٲلِدَىَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَـٰلِحً۬ا تَرۡضَٮٰهُ وَأَدۡخِلۡنِى بِرَحۡمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّـٰلِحِينَ 


Artinya:"Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatMu yang Engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku, dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redai; dan masukkanlah daku - dengan limpah rahmatMu - dalam kumpulan hamba-hambaMu yang soleh (Q.S. An-Naml [27:19]).


Wallahu A'lam Bishowab.
Sumber gambar: https://i.pinimg.com

Ketinggian Maqom Dan Pangkat Ibu

Rasulullah  bersabda:
نَّ اللَّهَ يوصيكم بأمَّهاتِكُم ثلاثًا، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بآبائِكُم، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بالأقرَبِ فالأقرَبِ

“Sesungguhnya Allah berwasiat 3x kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat” (HR. Ibnu Majah).

Bila kita masih memiliki seorang ibu maka kita harus bersyukur dan wajib untuk kita agar selalu menghormatinya serta merta jangan pernah untuk menyakiti dan mendurhakainya. Jika kita dapat mengamalkannya maka hal itu sama saja seperti kita telah berjumpa dengan 70 orang Syech Abdul Qadir Jailany. 
Subhanallah betapa tigginya kedudukan seorang ibu untuk diri kita pribadi. Beruntunglah bagi kita yang masih memiliki seorang ibu karena jalan menujub syurga ada dan terbentang di depan mata kita. Doa seorang ibu tidak tertolak allah swt. Seorang sulthonul aulia allah saja bila berdoa langsung kontan diijabah buat kita apalagi itu adalah ibu kandung kita sendiri. Seperti doa Rasulullah   untuk umatnya yang begitu tinggi kedudukannya.

Rasulullah   bersabda : 

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ 

Ada tiga macam doa yang mustajab, dan tidak ada keraguan di dalamnya. Yaitu : *doa orangtua, doa seorang musafir, dan doa orang yg terzalimi”* (HR. Al-Bukhari/  Abu Dawud).

Janganlah kita mendatangi para wali allah sebelum kita mendapat izin dan berpamitan kepada ibu kita.

Tentunya bagi wali allah akan berkata:

“Apakah kalian databf hanya untuk meminta doa?".

Lalu kita jawab dengan ya

Maka beliau akan bertanya
“Apakah kamu masih memiliki ibu?”.

Lalu kita jawab dengan masih

Maka beliau  akan berkata:
Mintalah doa dari ibumu, sesungguhnya doanya sangatlah luar biasa buat kalian yg masih memiliki seorang ibu”.

Para wali allah telah terbuka hijab nya oleh allah, beliau mengetahui jika doa seorang ibu itu lebih cepat dari pada doa wali allah.

Seandainya kita ingin berziarah ke makam para wali dan ibu kita sdh tiada maka kita harus dahulukan untuk menziarahi makamnya lalu berdoa disana kemudian barulah kita ziarah kemakam para wali Insya Allah akan qobul dan kontan doa kita.

Jangan pernah sekali-kali kita mendahulukan yang lainnya sebelum kita mendahulukan ibu kita sendiri. Doa seorang ibu dapat menembus sampai langit ketujuh. Ridho Allah tergantung dari ridhonya ibu. 

رِضَى اللهِ فِى رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ

Artinya:
"Keridhaan Allah itu tergantung pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang tua" (H.R Tabrani).

Pahamilah apabila kita selalu mengerjakan sholat, mengaji al-qur'an  sudah berkali-kali hatam, bersodaqoh bermilyar-milyar banyaknya, berhaji ratusan kali, akan tetapi kita telah meng goreskan hatinya, maka allah akan berpaling kepada kita, sebaliknya apabila kita ini berbakti kpd ibu kita, walaupun kita ini adalah seorang pendosa atau ahli maksiat sekalipun maka insya Allah ridho Allah akan bersama kita dan kita akan di kembalikan kejalan yang lurus oleh sebab ridhonya ibu kita.

Masya Allah luar biasa jasa ibu kita dan kasih sayang nya trhadap kita, banyaknya seperti udara bahkan lebih, tidak akan mampu kita untuk membalasnya

Apabila ibu kita masih hidup dan kita bersikap biasa biasa aja, maka ketika kita telah di tinggal wafat oleh ibu kita maka akan timbul penyesalan walaupun kita ini telah berbakti kepadanya, apalagi kita telah menjadi anak yang durhaka , maka tidak akan bisa dibayangkan bagaimana penyesalan kita saat itu.
Coba saja perhatikan di seputar lingkungan kita, banyak orang diantaranya yang hidupnya dicukupkan harta dan kemudahan oleh allah. Itu semua karena mereka adalah anak yang berbakti  dan taat kepada ibunya. Atau sebaliknya banyak orang diantaranya Allah akan beri bala dengan kehidupan yang tidak bahagia dan serba sulit karena mereka telah durhaka terhadap ibunya . Berbakti kepada ibu tidak perlu menunggu balasan diakherat. Karena di dunia saja Allah akan beri beri kontan kebahagian hidup kita apalagi di akherat kelak.

Begitu juga sebaliknya bila seseorang durhaka kepada ibunya tidak perlu menunggu diakherat balasannya. Didunia saja allah akan campakkan kehidupannya diangkat kebahagiannya dan serba sulit kehidupannya apalagi , lantas bagaimana akherat kelak.

Begitulah ketinggian maqom ibu kita. Mari kita doakan kedua orang tua kita wa bil khusus untuk ibu kita, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah  :


وَٰرْحَمْهُمَا كَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا رَّبِّ ٱغۡفِرۡ لِى وَلِوَٲلِدَىَّ  
"Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran"

Artinya : "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil".

Wallahu A’lam Bishowab.

Tuesday, August 8, 2017

Doa Harian Rasulullah Disaat Malam


Allah SWT dalam surah Al-Muzammil memerintahkan kepada kita untuk beribadah dan berdoa pada malam hari sebagaimana firman-Nya:

«قُمِ اللَّیْلَ إِلاَّ قَلیلاً. نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلیلاً. أَوْ زِدْ عَلَیْهِ وَ رَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتیلاً. إِنَّا سَنُلْقی‏ عَلَیْکَ قَوْلاً ثَقیلاً. إِنَّ ناشِئَةَ اللَّیْلِ هِیَ أَشَدُّ وَطْئاً وَ أَقْوَمُ قیلاً»

“Bangunlah (untuk salat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya). (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebihkan dari seperdua itu, ban bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu firman yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam itu adalah lebih kokoh dan lebih istikamah.” (Qs. al-Muzammil [73]:2-5)

Lalu Rasulullahmengajarkan doa harian pada waktu malam sebagai berikut:

أشهد أن لا اله الا الله استغفرالله أ سألك الجنة ونعوذ بك من النار

اللهم إنك عفوّ تحب العفو فاعفو عنا

"Asyhaduallaa ilaaha illallah astagfirullah, as- aluka ridhoka wal jannah wa au'dzubika min syakhotika wannaar, allahumma innaka Afuwwun tuhibbul afwa fa'fu anna".

Artinya :
"Hamba bersaksi bahwa tiada tuhan yg berhak diibadati kcuali Allah, hamba mohon ampunan-Mu, ridho dan syurga-Mu, lindungi hamba dari murka dan neraka-Mu, a Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan menyukai maaf, maka maafkanlah aku".

Dalam suatu riwayat Aisyah RA  pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ:
“Ya Rasulullah, apabila aku mengetahui letaknya malam Lailatul Qadr, maka doa apakah yang hendak aku baca?.” 

Rasulullah ﷺ lalu menjawabnya dan bersabda:
 “Duhai ‘Aisyah, Bacalah:

أللّهمّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفوَ فاعْفُ عَنّي

"Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu ‘annaa"

Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan menyukai maaf, maka maafkanlah aku”.

Wallahu A'lam Bishowab.

Tuesday, April 4, 2017

Wali Allah Itu Seorang Wanita.

Di negeri Yaman ada seorang wali wanita yang bernama Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi. Nama lengkap Beliau adalah  Sulthonah binti ‘Ali az-Zabidiah yang berasal dari keluarga az-Zabidi dan merupakan  bagian dari kabilah Bani Haritsah al-Kindiah. Ada juga riwayat lain yang mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari kabilah Bani Madzhji. Kabilah al-Kindiah ini adalah merupakan kaum badwi yang terkenal dengan senjata, kekuatan dan keberanian. Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi dilahirkan di perkampungan al-Urro,yaitu dataran yang membentang dari sebelah timur kampung Maryamah hingga ujung Hauthoh yang sekarang dikenal dengan nama Hautoh. Pekerjaan Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi hanya bersholawat kepada Rasulullah . Karena cintanya yang begitu besar kepada Rasulullah  .

Pada suatu waktu Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi mendengarkan sebuah suara ghaib, yang mengatakan bahwa jika saja Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi meminta apapun, pasti  akan dikabulkan. Namun karenanya Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi sebagai seorang ahli tasyawuf yang pastinya juga memiliki mursyid, oleh karenanya Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi tidak langsung mengucapkan permintaannya. Akan tetapi Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi lebih memilih untuk  menemui Mursyid Beliau dari keluarga Baqushair, dan menanyakan kepada Mursyid Beliau:

“Apakah ada di dunia ini ada maqam kewalian yang tidak ada lagi maqam sesudahnya??”.

Mursyid Beliau menjawab : 

“Ada, yaitu bertemu secara jaga dengan Rasulullah ”.

Singkat cerita, lalu Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi meminta agar dadipertemukan secara jaga dengan Rasulullah . Seketika itu juga Rasulullah ﷺ ada di hadapan Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi.

Setelah peristiwa ini semasa hidupnya,  banyak orang-orang yang titip salam kepada Rasulullah ﷺ melalui perantaan Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi, bahkan Rasulullah ﷺ juga titip menasihati kepada Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi untuk orang-orang sekitar Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi.

Bahkan Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi berani menjamin syurga bila orang-orang berziarah ke tempat beliau pada hari Senin akhir bulan, dikarenakan saat itu Rasulullah  hadir dit empat beliau.

Begitu tingginya maqam kewalian Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi, sehingga Beliau mengetahui maqam kewalian orang-orang disekitarnya, kecuali dua orang, yakni Habib Abdurrahman as-Syegaf bin Muhammad Mawla Dawilah  dan anak beliau Habib Abu Bakar as-Sakran. Dua orang Habib yang hidup sezaman dengan beliau.

Maqam Habib Abdurrahman as-Syegaf bin Muhammad Mawla Dawilah dan anak beliau Habib Abu Bakar as-Sakran tidak diketahui dan dijangkau oleh Syeikhah Sulthonah karena begitu tingginya.

Setiap kali Syeikhah Sulthonah mau mengejar maqam mereka, maka maqam mereka melesat begitu cepat dan jauhnya ke atas.

Kata Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi lagi, beliau sudah mengetahui siapa saja di antara wali-wali yang berkunjung kepada Beliau, kecuali 2 orang, yakni Habib Abdurrahman as-Syegaf bin Muhammad Mawla Dawilah dan  habib Abu Bakar as-Sakran, karena hanya mereka bwedua yang bisa langsung ada di hadapan Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi secara tiba-tiba tanpa diketahui oleh Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi.

Hanya saja, kata Syeikhah Sulthonah Az-Zabidi, bila Habib Abu Bakar as-Sakran mau bertemu, ada suara ghaib dr langit yang mengatakan :

”Telah datang seorang sulthon anak seorang sulthon”. 

Ya, karena Habib Abu Bakar adalah seorang Sulthonul Awliya, dan ayah Beliau pun seorang sulthonul Awliya.

Demikianlah bagaimana maqam seorang auliya yang bertemu secara langsung dengan Rasulullah. Begitu tingginya dan begitu mulianya.

Bagaimana  dengan para sahabat Rasulullah  (r.anhum ajmaiin), mereka bertemu secara langsung dengan Rasulullah  dengan kondisi rasulullah   masih hidup, sedangkan para wali sesudahnya bertemu dengan rasulullah  yang sudah mangkat.

Sungguh bertemu dengan rasulullah  secara jaga melebihi nikmat syurga sekalipun. Para sahabat sudah mendapatkan syurga firdaus sebelum memasukinya.

Rasulullah telah bersabda:

"Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku! Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku! Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, seandainya seseorang menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka ia tidak akan dapat menandingi satu mud atau setengahnya dari apa yang telah diinfakkan para sahabatku.’” ( HR. Muslim ).

Alangkah ruginya orang-orang yang berakhlak buruk kepada para sahabat Rasulullah  .

Wallahu A'lam Bishowab.

Sunday, April 2, 2017

"Ketika Sayyidatina Fatimah Az-Zahra Wafat"

Disaat Sayyidina Ali bin Abi Thalib رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه memasukkan jenazah istri tercintanya, Sayyidatina Fatimah Az-Zahra رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه (Penghulu seluruh Wanita Muslim di dunia) ke liang lahat, beliau menangis terisak-isak sehingga putranya Sayyidina Hasan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه berkata :
"Duhai ayahku, gerangan apakah yang telah membuat dirimu menangis sedemikian rupa ?"


Sayyidina Ali bin Abi Thalib رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  menjawab :
"Duhai  Hasan putraku, aku teringat pesan kakekmu Rasulullah , beliau bersabda :
"Kelak jika putriku Fatimah telah tiada wahai Ali, maka akulah yang akan pertama kali menerima jasadnya diliang lahat".

Sayyidina Ali bin Abi Thalib رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه lalu menambahkan:
"Dan demi Allah wahai Hasan putraku, aku melihat tangan kakekmu Rasulullah menerima jasad ibumu Fatimah. Aku melihat kakekmu Rasulullah  menciumi wajah ibumu Fatimah".


Sayyidina Ali bin Abi Thalib رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه berkata :
"Duhai Rasulullah , kini aku kembalikan amanah yang telah engkau berikan kepadaku.
Aku kembalikan belahan jiwamu, yang dimana setiap engkau rindu akan surga, engkau cium wajah suci putrimu Fatimah Az-Zahra رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه .


"Ya Allah , Kumpulkan kami Bersama Keluarga  Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya kelak di Hari Kiamat Nanti".
Aamiin Allahumma aamiin.........

Wallahu A'lam bishowab.

Friday, July 1, 2016

Kisah Nyata: Azab Seorang Jamaah Haji Di Tanah Suci

Kisah ini dikutip dari sebuah catatan facebook.

Selama hampir sembilan tahun menetap di Mekah sambil menguruskan jemaah haji dan umrah, saya telah melalui berbagai pengalaman menarik dan yang pahit. Bagaimana pun, dalam banyaknya peristiwa yang saya alami, ada satu kejadian yang tidak akan pernah saya bisa lupakan. Kisah ini terjadi kepada seorang wanita yang berusia sekitar 30-an tahun pada saat saya mengurus satu rombongan haji.

Setibanya wanita tersebut dan rombongan jamaah haji di Jeddah airport kami sambut dengan sebuah bus. Rombongan jamaah haji terlihat sangat senang sebab ini adalah kali pertamanya mereka dapat menuniakan ibadah haji. Setelah itu saya membawa mereka menaiki bis untuk menuju ke Madinah.

Alhamdulillah, segalanya berjalan lancar hingga kami sampai di Madinah. Tiba di Madinah, semua penumpang segera turun dari bus. Turunlah mereka satu persatu sampai tiba pada giliran wanita tersebut.

Tanpa sebab yang jelas tiba-tiba wanita itu jatuh tidak sadarkan diri,  setelah menginjakkan kakinya di bumi Madinah.

Sebagai orang yang diberi tanggungjawab untuk mengurus jemaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah wanita tersebut. Lalu saya berkata kepada jemaah-jemaah yang lain:
“Jemaah ini sedang sakit”.

Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas dan semua jemaah terlihat panik atas kejadian ini.

 Lalu saya berkata kepada jemaah-jemaah yang lain
“Badan dia panas dan menggigil. Jemaah ini tak sadarkan diri, cepat tolong saya … kita bawa dia ke rumah sakit”.

Tanpa membuang waktu, kami segera mengangkat wanita tersebut dan membawanya ke rumah sakit Madinah yang terletak tidak jauh dari situ. Sementara itu, jemaah yang lain diantar ke tempat penginapan masing-masing.

Seampainya di rumah sakit Madinah, wanita itu masih belum sadarkan diri. Berbagai usaha dilakukan oleh dokter untuk memulihkannya, namun semua usahanya telah gagal.

Sementara itu, karena tugas untuk mengurus jemaah lainnya perlu saya lanjutkan. Saya terpaksa meninggalkan wanita tersebut di rumah sakit. Namun dalam kesibukan menguruskan jemaah, saya tetap menghubungi rumah sakit Madinah untuk mengetahui perkembangan wanita tersebut.

Dan saya diberi kabar bahwa dia masih tidak sadarkan diri. Selepas dua hari, wanita itu masih juga tidak sadarkan diri. Saya makin cemas, maklumlah, itu adalah pengalaman pertama saya berhadapan dengan situasi seperti itu.

Semua usaha untuk memulihkannya gagal, maka wanita itu dibawa ke rumah sakit Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan perawatan lanjut sebab rumah sakit di Jeddah lebih lengkap  dibandingkan rumah sakit Madinah.

Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil. Jadwal Haji harus dilanjutkan. Kami berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Selesai selesai, saya memutuskan untuk langsung pergi ke Jeddah.

Malangnya, sampai rumah sakit Abdul Aziz, saya diberitahu oleh dokter bahwa wanita tersebut masih koma. Tetapi kata dokter, keadaannya masih stabil. Melihat keadaannya itu, saya ambil keputusan untuk menunggunya di rumah sakit.

Setelah dua hari menunggu, akhirnya wanita itu membuka matanya. Dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, dia memandang ke arah saya dan terus memeluk saya dengan erat sambil menangis terisak-isak. Ketika itu saya sangat bingung, Saya lalu  bertanya kepada wanita tersebut:
“Kenapa kamu menangis?”.

Wanita tersebut lalu berkata:
“Ustazah … saya taubat Ustazah. Saya menyesal, saya takkan berbuat lagi hal-hal yang tidak baik. Saya bertaubat, betul-betul bertaubat.”

Karena keheranan sayapun bertanya kepadanya:
“Kenapa anda tiba-tiba ingin bertaubat?”. 

Wanita itu terus menangis terisak-isak tanpa menjawab pertanyaan saya itu. Tidak lama kemudian dia mencoba untuk bersuara, menceritakan kepada saya mengapa dia berkelakuan demikian, cerita yang bagi saya perlu diambil hikmahnya oleh kita semua.

Wanita tersebut lalu berkata: 
“Ustadzah, saya ini sudah berumah tangga, menikah dengan lelaki orang kulit putih. Tapi saya salah. Saya ini cuma Islam pada nama dan keturunan saja. Saya tak pernah mengerjakan ibadah. Saya tidak sholat, tidak puasa, semua amalan ibadah saya dan suami tidak pernah saya kerjakan, rumah saya penuh dengan botol minuman".

Dengan suara terbata-bata, wanita itu kembali menceritakan:
“Ustadzah … Allah itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Kaya. Semasa koma , saya telah diazab dengan siksaan yang benar-benar pedih atas segala kesalahan yang telah saya buat selama ini".

Sambil terkejut sayapun bertanya:
“Betulkah?”.

Dengan suara terbata-bata, wanita itu berkata:
“Betul Ustadzah. Selama koma itu saya telah ditunjukkan oleh Allah tentang balasan yang Allah beri kepada saya. Balasan azab Ustazah, bukan balasan syurga".

Diapun melanjutkan ceritanya:
"Saya rasa seperti diazab di neraka. Saya ini seumur hidup tak pernah pakai jilbab. Sebagai balasan, rambut saya ditarik dengan bara api. Sakitnya tidak bisa saya ceritakan dengan kata-kata".

"Menjerit-jerit saya minta ampun minta maaf kepada Allah”.

“Bukan itu saja, buah dada saya pun diikat dan dijepit dengan penjepit yang dibuat daripada bara api, kemudian ditarik ke sana-sini … putus, jatuh ke dalam api neraka".

"Buah dada saya hancur terbakar, panasnya bukan main. Saya menjerit, menangis kesakitan. Saya masukkan tangan ke dalam api itu dan saya ambil buah dada itu kembali”.

Tanpa mempedulikan pasien yang lain, suster pun ikut memperhatikannya wanita itu yang terus bercerita. Menurutnya lagi:
"Setiap hari dia disiksa, tanpa henti, 24 jam sehari. Dia tidak diberi waktu untuk beristirahat atau dilepaskan dari hukuman, sepanjang masa koma itu di laluinya dengan azab yang amat pedih".

Dengan suara terbata-bata, dengan berlinangan air mata, wanita itu meneruskan ceritanya:
“Hari ke hari saya disiksa. Bila rambut saya ditarik dengan bara api, sakitnya terasa seperti kulit kepala yang ikut terlepas. Panasnya juga menyebabkan otak saya terasa seperti menggelegak".

"Azab itu pedih … pedih yang amat sangat … tidak bisa saya ungkapkan. Sambil bercerita, wanita itu terus meraung, menangis terisak-isak. Terlihat dia betul-betul menyesal atas semua kesalahannya. Saya pun termenung, kaget dan menggigil mendengar ceritanya. Sangat pedih balasan Allah kepada umat-Nya yang ingkar".

“Ustadzah … buat saya, Islam hanya nama saja, tapi saya minum alkohol, saya main judi dan segala macam dosa besar. Karena saya suka makan dan minum apa yang diharamkan Allah, semasa tidak sadarkan diri itu saya telah diberi makan buah-buahan yang berduri tajam".

"Buah yang tak berisi melainkan hanya duri-duri saja, tapi saya sangat ingin memakannya, karena saya benar-benar merasa lapar".

"Bila ditelan buah-buah itu, duri-durinya menusuk kerongkongan saya dan bila sampai ke perut terasa menusuk perut saya. Sedangkan jari yang tertusuk jarum pun terasa sakitnya".

"Setelah buah-buah duri itu habis, saya diberi makan berupa bara-bara api. Pada saat saya masukkan bara api itu ke dalam mulut, seluruh badan saya rasanya seperti terbakar hangus. Panasnya cuma Allah saja yang tahu. Api yang ada di dunia ini tidak akan sama dengan kepanasannya. Setelah memakan bara api itu, saya meminta minuman, tapi … saya dihidangkan dengan minuman yang dibuat dari nanah. Baunya cukup busuk, saya terpaksa meminumnya sebab saya sangat merasa haus. Semua terpaksa saya lalui, tak pernah saya alami sepanjang hidup di dunia ini”.

Saya terus mendengar cerita wanita itu dengan tekun. Sangat terasa kebesaran Allah. diapun kembali melanjutkan ceritanya:

“Semasa diazab itu, saya merayu memohon kepada Allah supaya diberikan nyawa sekali lagi, berilah saya peluang untuk hidup sekali lagi. Tak berhenti saya memohon. Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan saya. Saya berjanji tidak akan ingkar atas perintah Allah dan akan jadi umat yg soleh. Saya berjanji kalau saya dihidupkan kembali, saya akan perbaiki segala kekurangan dan kesalahan saya dahulu, saya akan mengaji, akan sholat, akan puasa yang selama ini saya tinggalkan”.

Saya termenung mendengar cerita wanita itu. Benarlah, Allah itu Maha Agung dan Maha Berkuasa. Kita manusia ini tak akan terlepas dari balasan-Nya. Kalau baik amalan kita maka baiklah balasan yang akan kita terima, kalau buruk amalan kita, maka azablah kita di akhirat kelak.

Alhamdulillah, wanita itu telah menyaksikan sendiri kebenaran Allah. Sambil menangis dia lalu berkata:
“Ini bukan mimpi ustadzah. Kalau mimpi azabnya tidak akan terasa sampai sepedih ini. Saya bertaubat Ustazah, saya tak akan ulangi lagi kesalahan saya. Saya bertaubat … saya taubat Nasuha".

Sejak itu wanita tersebut benar-benar berubah. Bila saya membawanya ke Mekah, dia menjadi jemaah yang paling khusyuk.

Amal ibadahnya tak pernah berhenti. Contohnya, kalau wanita itu pergi ke masjid pada waktu maghrib, dia hanya akan balik kehotelnya selepas sholat subuh.
Sayapun segera menegurnya:
“Kenapa anda melakukan ibadah sampai tidak ingat waktu. anda juga harus menjaga kesehatan. Pulanglah setelah sholat Isya, makan nasi atau istirahatlah sejenak …” 

Diapun berkata;
“Tidak apa-apa Ustazah. saya membawa buah kurma. saya memakannya disaat saya merasa lapar.” Menurut wanita itu, sepanjang berada di dalam Masjidil Haram, dia ingin membayar sholat yang ditinggalkannya dahulu".

Selain itu dia berdoa, mohon kepada Allah supaya mengampunkan dosanya. Saya kasihan melihatkan keadaannya, saya takut karena ibadah dan tekanan perasaan yang berlebihan hingga dia akan jatuh sakit. Jadi saya menasihatkan supaya tidak beribadah berlebihan hingga mengabaikan kesehatannya.

Diapun kembali berkata;
“Tidak boleh Ustadzah. Saya takut … saya sudah merasakan pedihnya azab Tuhan. Ustazah tidak merasa, Ustazah tidak mengetahui rasanya. Kalau Ustadzah sudah merasakan azab itu, Ustdazah juga akan menjadi seperti saya. Saya betul- betul bertaubat”.

Dia juga berpesan kepada saya, katanya: 
“Ustazah, kalau ada perempuan Islam yang tak pakai jilbab, Ustazah ingatkanlah pada mereka, pakailah jilbab. Cukuplah saya saja yang merasakan siksaan itu, saya tidak mau ada wanita lain yang merasakan hal seperti yang saya sudah rasakan. Semasa diazab, saya melihat larangan-larangan Allah, salah satunya adalah setiap sehelai rambut wanita Islam yang sengaja diperlihatkan kepada lelaki yang bukan mahromnya, maka dia diberikan satu dosa. Kalau ada 10 lelaki yang bukan mahrom melihat sehelai rambut saya ini, maka saya mendapatkan 10 dosa”.

“Tapi Ustazah, rambut saya ini banyak jumlahnya, beribu-ribu. Kalau seorang melihat rambut saya, itu berarti beribu-ribu dosa yang saya dapat. Saya berniat, sepulang saya dari haji ini, saya minta tolong dari ustazah supaya mau mengajarkan suami saya sholat, puasa, mengaji, dan mengerjakan semua ibadah. Saya ingin mengajak suami pergi haji. Seperti saya, suami saya itu Islam pada nama saja. Tapi itu semua adalah kesalahan saya. Saya sudah membawa dia masuk Islam, tapi saya tidak membimbing dia. Bukan itu saja, sayalah yang menjadi seperti orang yang bukan Islam”.

Sejak kembali dari haji itu, saya tidak mendegar cerita tentang wanita tersebut. Bagaimana pun, saya percaya dia sudah menjadi wanita yang benar-benar solehah. Adakah dia berbohong kepada saya tentang ceritanya diazab semasa koma? Tidak. Saya percaya jika dia berkata benar. 

Rasulullah ﷺ mengingatkan pada kita tentang lima perkara sebelum datangnya lima perkara, dalam hadistnya. Dalam suatu riwayat dari Ibnu ‘Abbas,Rasulullah ﷺ bersabda,

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
  • Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
  • Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
  • Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
  • Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
  • Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim).



Wallahu A'lam Bishowab.

Tuesday, June 21, 2016

Kisah Nyata: Balasan Untuk Penzina.

Kisah ini telah diceritakan oleh pelaku zina yang tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatan bejadnya itu. Dia menuliskan ceritanya di salah satu media Arab tanpa menuliskan namanya. Agar setiap orang mengambil pelajaran dari kisah yang ia alami. Berikut ini penuturannya:

Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di Timur Tengah. Seperti kebanyakan pemuda pada umumnya saya juga dekat dan menjalin hubungan dengan salah satu teman perempuan saya. Hubungan itu terjalin baik karena kami saling mencintai. Didalam kehidupan di kampus saya yang bebas berbaur dengan laki-laki ataupun perempuan, pemuda manasih yang tidak mau dekat dengan perempuan di kampus, kecuali dia seorang pemuda shaleh yang dirahmati Allah سبحانه و تعالى  dan dijauhkan dari pergaulan bebas.

Cinta yang seharusnya tetap suci dan bersih itu suatu hari saya nodai. Saya telah melakukan perbuatan zina dengan pacar saya. Tidak lama kemudian pacar saya hamil,setiap hari dia kerjanya hanya Menangis dan murung, pacar saya sangat menyesalkan telah melakukan zina dengan saya, dan kini membuatnya hamil dan tidak mampu menanggung aib besar.

Ketika keluarga pacar saya mengetahui bahwa anak gadisnya telah hamil diluar nikah. Dapat anda bayangkan bagaimana berguncangnya perasaan seorang ibu dan bapak yang mengetahui anaknya telah melakukan zina hingga hamil. Tentulah sangat memalukan. Setelah ditanya dengan siapa dia melakukan hubungan badan itu. pacar sayapun menceritakannya, kepada salah satu temannya di kampus. Setelah mengetahui saya yang telah menghamilinya. Kemudian kakak pacar saya datang ke kampus saya. Setelah bertemu dengan saya, dia langsung bertanya pada kepada saya. Meminta saya untuk bertanggung jawab, Tapi saya langsung mengatakan:

“ Demi Allah saya tidak mengenal saudari kamu, pergilah cari orang yang telah membuat adikmu hamil!”.

Tidak bisa anda bayangkan bagaimana perasaan kakak dari pacar saya itu, keluarganya sendirian menanggung malu sedang saya tidak mau bertanggung jawab, Keluarga pacar saya hanya bisa terdiam membisu, mungkin dalam diamnya mereka berdoa agar Allah membalas perbuatan saya itu.

Tetapi memang benarbahwa Allah سبحانه و تعالى  tidak akan pernah tidur dan yang maha mendengar, Dia mendengar jeritan hambaNya yang didzalimi. Berhati – hatilah terhadap orang yang terdzalimi, karena doa orang yang didzalimi akan dikabulkan, sebagai mana diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  berkata: Rasulullah  bersabda:
"Ada tiga doa mustajab (dikabulkan) yang tidak ada keraguan di dalamnya, yaitu: doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa buruk orang tua kepada anaknya". (HR Abu Daud dan al-Tirmizi. al-Tirmizi berkata: Hadis hasan).

Setelah sekian lama saya telah lupa dengan kejadian itu. Lupa dan lalai bahwa saya pernah mendzalimi pacar saya. Suatu hari saat saya pulang ke rumah, saya mendapati ibu saya jatuh pingsan. Saya menjadi gusar. Lalu saya berusaha membangunkan ibu saya, setelah ibu saya telah sadar saya lalu bertanya, apa yang terjadi. Ibu saya malah berteriak histeris dengan keras. Setelah itu ibu saya pingsan lagi. Saya menjadi bingung, berusaha membangunkan ibu saya kembali,tidak lama kemudian ibu saya pun bangun, saya lalu bertanya:
“Ibu apa yang telah terjadi? Kenapa ibu jatuh pingsan?”.

Dengan lemas, Ibu saya menjawab:
“ Adikmu”.

saya lalu bertanya:
“ Adikku kenapa?”.

Ibu saya menjawab:
“ Adikmu hamil, katanya dengan anak tetangga”. 

Saya sangat terkejut mendengar jawaban dari ibu saya, hati saya sedih terguncang mendengar adik saya yang hamil di luar nikah. Setelah itu saya mendatangi tetangga saya, dalam keadaan emosi dan marah, benarkah tetangga saya yang telah melakukan itu, sayapun meminta pertanggung jawaban darinya, tapi apa jawaban tetangga saya itu?

Tanpa ada perasaan bersalah tetangga sayapun menjawab:
“ Demi Allah saya tidak melakukan zina dengan saudarimu, pergilah cari orang yang telah menyebabkan saudarimu hamil!”. 

Jawaban dari tetangga saya itu persis seperti jawaban yang dulu pernah saya katakan pada kakak pacar saya yang pernah saya hamili. Mendengar jawaban itu hati saya seperti teriris silet yang tajam, sakit. Jiwa saya tergoncang keras.

Begitulah Allah سبحانه و تعالى telah membalas perbuatan saya terhadap Pacar saya , Seorang wanita yang dulu saya nodai, lalu kakak pacar saya pernah meminta pertanggungjawaban dari saya, tapi saya ingkari. Bagaimana sakitnya perasaan pacar saya dan kakaknya yang saya dzalimi saat itu, seperti itu juga perasaan yang saya dan adik saya dapatkan saat ini. Azab diduni yang teramat pedih itu tidak terduga.

Apakah kisah ini selesai sampai di sini? 

Setelah beberapa tahun berlalu, saya dapat menjalani kehidupan normal layaknya manusia normal, saya sudah lupa dengan kejadian yang saya alami. Sebagai manusia yang normal saya ingin sekali untuk menikah, tidak lama kemudian sayapun dapat menikah dengan pujaan hati saya. Tetapi di malam pertama, ketika saya sudah bersiap – siap menjalani kehidupan baru sebagai suami dan hendak melakukan hubungan itu, tiba – tiba saya dikejutkan oleh sesuatu yang tidak saya harapkan sebelumnya, seakan-akan saya tidak bisa menerima keadaan, hati saya sedih tergoncang ketika mengetahui istri saya sudah tidak perawan lagi, dahulu Istri saya pernah melakukan zina dengan laki – laki lain sebelum menikah! 
Tapi Istri saya telah berkata dengan jujur lalu mengatakan:
“ aku mohon tutupilah aibku ini.”

Saya hanya dapat menyesalinya, lalu saya berkata dalam hati saya:
“ cukup, Ya Allah cukup, ampuni hamba atas perbuatan hamba di masa lalu“ .

Pada awalnya saya belum bisa menerima keadaan istri saya tersebut, tapi kemudian saya mau menerimanya apa adanya dan berdamai dengan keadaan dan nasib buruk yang saya dapatkan. Mungkin inilah salah satu di antara bentuk keadilan-Nya. Allah  سبحانه و تعالى  berfirman yang artinya: 
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)." (QS an-Nur [24]:26).

Setelah beberapa tahun menjalani kehidupan rumah tangga, hati saya pun mulai tenang dan kesedihan itu hilang seirng berjalanya waktu. Tak lama kemudian Istri saya hamil dan melahirkan seorang anak yang cantik seperti rembulan.

Putri saya yang cantik itu tumbuh besar dengan baik, hingga mendekati usia balig. Suatu saat saya bingung dan kaget karena mendapati putri saya menangis bersedih.

Saya lalu bertanya:
“ apa yang terjadi anakku?”.

Putri sayapun memberitahukan bahwa dia telah diperkosa oleh salah satu penjaga gedung. Mendengar jawaban itu, maka kata – kata sudah tidak cukup untuk bisa menggambarkan keadaan hati saya, terguncang sebagai seorang ayah. Sedih, bingung, marah, emosi yang meluap – luap, menangis, berontak tidak bisa menerima keadaan yang dialami putri saya.

Begitulah Allah telah membalas perbuatan dzalim yang saya lakukan di masa lalu. Saya lalu teringat dengan pacar saya yang dulu pernah saya nodai di kampus, yang juga memiliki seorang ayah, ayah pacar saya itu pasti sedih dan marah melihat keadaan putrinya telah hamil, tapi parahnya lagi saya tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatan saya. Sekarang Allah سبحانه و تعالى membalasnya memberikan saya azab yang pedih di dunia. Sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى :

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah سبحانه و تعالى  dan juga tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah سبحانه و تعالى  (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.” (QS. Al-Furqan[25]: 68-69).

Wallahu A’lam Bishowab.

Monday, June 6, 2016

Ta'zhim Bung Karno Kepada Nabi Muhamad SAW.

Siapa sih yang tidak kenal dengan tokoh yang satu ini, beliau biasa disebut sebagai bapak proklamator, Ya  beliau ini adalah Ir. Soekarno. Presiden pertama Indonesia yang akrab disapa Bung Karno yang sangat dikagumi oleh masyarakat indonesia. 

Bung Karno pernah menjadi cover majalah Time sebanyak dua kali yakni pada edisi Desember 1946 dan Maret 1958. Dalam terbitan pertamanya, majalah Time menyebut ‘Putra Sang Fajar’ tersebut sebagai orator yang ulung karena mampu meyakinkan dan mempengaruhi pendengarnya.

Di belahan dunia Barat dan Timur Tengah Bung Karno juga memiliki nama panggilan Ahmed Soekarno. Sehingga tidaklah heran jika kita bisa menemukan nama jalan Ahmed Soekarno di Mesir. Penambahan nama Ahmed dimaksudkan untuk memperkuat nuansa keislaman sehingga dapat menarik perhatian masyarakat Timur Tengah.

Seperti yang kita ketahui Bung Karno yang dikenal sangat cerdas dan jenius serta dapat menguasai puluhan bahasa didunia  ini tercatat memiliki sembilan orang istri selama hidupnya. Kendati demikian kekagumannya terhadap wanita tidak menyebabkan Bung Karno gelap mata dan buta hati. Hal ini dikarenakan oleh rasa ta'zhim, pengagungan dan cintanya kepada Nabi Muhamad SAW.

Pernah suatu waktu Bung Karno bertemu dengan seorang wanita keturunan arab yang cantik jelita dan memikat hatinya. Presiden Soekarno memerintahkan agar proses lamaran harus segera dilaksanakan dengan membawa sejumlah mahar, termasuk sebuah rumah yang megah. Setelah itu Bung Karno baru mendapatkan informasi bahwa wanita tersebut merupakan salah satu ahlul bait keturunan dari Nabi Muhamad SAW. Sebagai bentuk Rasa ta'zhim Bung Karno Kepada Nabi Muhamad SAW, Bung Karno langsung memerintahkan kepada ajudannya agar membatalkan lamarannya   tanpa menarik kembali mahar yang telah diberikan. Bung Karno merasa tidak layak untuk menikahi wanita ahlul bait tersebut.

Bukti ta'zhim Bung Karno lainnya kepada Nabi Muhamad SAW adalah ketika Bung Karno menunaikan ibadah haji. Pada saat Bung Karno berziarah kemakam Nabi Muhamad SAW, berdampingan dengan raja Arab Saudi dan dengan dikelilingi para pengawalnya, begitu Bung Karno akan mendekati makam Nabi Muhamad SAW, Tapi sebelum berjalan ke makam Nabi Muhamad SAW Bung Karno bersegera melepaskan atribut-tribut pangkat kenegaraannya terlebih dahulu. Setelah itu barulah Bung Karno duduk sambil berjalan merangkak menuju makam Nabi Muhamad SAW. Semua orangpun dibuat takjub karena melihat apa yang telah dilakukan oleh Bung Karno. Lalu Bung Karno ditanya oleh Raja Arab Saudi yang berkata:
"Mengapa anda  melakukan hal itu?.  

Dengan bijak Bung Karno menjawab:
"Penghuni makam ini(Nabi Muhamad SAW) adalah seorang pemimpin sejati yang tidak pernah berbohong kepada siapapun. Sementara kita adalah para pemimpin yang acap kali membohongi rakyat".



Wallahu alam bishowab.

Wednesday, May 11, 2016

Kisah Hasan Al-Bashri dan Seorang Gadis Kecil

Sore itu Hasan al-Bashri sedang duduk-duduk    bersantai di teras rumahnya. Tak lama kemudian, lewatlah jenazah dengan diikuti  iring-iringan pelayat di belakangnya. Di bawah keranda jenazah yang sedang diusung tampak berjalan seorang gadis kecil yang menangis terisak-isak. Rambutnya tampak kusust dan terurai, tak beraturan. Hasan al-Bashri tertarik tingkah laku gadis kecil tadi. Hasan al-Bashri lalu turun dari rumahnya dan turut dalam iring-iringan jenazah tersebut. Dan Hasan al-Bashri  berjalan di belakang gadis kecil itu. Di antara tangisan gadis itu Hasan al-Bashri mendengar ratapan-ratapan yang menggambarkan kesedihan hatinya. Gadiskecil  itu berkata:
"Ayah, baru kali ini aku mengalami peristiwa seperti ini."