Tuesday, January 24, 2017

Hakekat Cinta.

Suatu waktu ada 2 tetes air mata yang mengalir di sebuah sungai airmata. Satu tetes air mata menyapa air mata kedua, lalu berkata:
”Aku adalah air mata dari seorang gadis yang sangat mencintai seorang lelaki, akan tetapi kini aku telah kehilangannya". 

Satu tetes air mata itu lalu bertanya:
"Lalu siapakah gerangan dirimu itu?”. 

Lalu tetes air mata kedua berkata:
”Aku adalah air mata dari seorang lelaki yang merasa menyesal, karena telah membiarkan seorang gadis yang mencintaiku berlalu begitu saja”.

Cinta itu tidak pernah meminta, cinta itu sentiasa memberi, cinta itu dapat saja membawa kebahagian bahkan penderitaan, akan tetapi cinta itu tidak pernah dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan, manakala telah timbul kebencian pada diri kita, maka kebencian itu hanya akan menjerumuskan kita kepada kehancuran.

Allah سبحانه و تعالى   telah  menganugerahkan kepada kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Akan tetapi mengapa Allah سبحانه و تعالى  hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? 

Itu semua karena  Allah سبحانه و تعالى telah menganugerahkan kepingan hati lainnya hanya kepada orang yang terpilih. Kepingan hati yang lainnya ini telah dipersembahkan untuk kepingan hati kita. Kepingan hati ini harus kita raih. Dan itulah yang dinamanya Cinta.

Cinta itu buta dan tidak pandang bulu. Cinta juga bukan harus kita miliki. Karena cinta itu tulus tidak dapat dipaksakan. lalu cinta sejati akan datang ketika kita mendapati bahwa orang yang sangat kita cintai itu telah mencintai orang lain dan kita masih mampu tersenyum, bahkan dengan keluasan hati kita dapat mengatakan: 
"Aku turut bahagia untukmu".

Jika kita telah mencintai seseorang pujaan hati, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Jangan pernah sesekali kita mengucapkan selamat tinggal jika kita masih ingin terus mau mencoba. Jangan sesekali kita menyerah jika kita masih merasa sanggup. Jangan sesekali kita mengatakan bahwa kita tidak lagi mencintainya, jika kita masih tidak dapat melupakannya. Karena cinta itu anugrah dari-Nya dan salah satu bukti tanda dari kasih sayang-Nya.

Wallahu A'lam Bishowab.

Sumber Picture:http://www.symbols-n-emoticons.com/2014/06/heart-couple.html

Thursday, January 19, 2017

Hakekat Dosa.

Pengertian dari dosa  adalah perbuatan yang bertentangan syare'at dan hukum Allah . Manusia disebut oleh Allah sebagai makhluk yang selalu ingkar atau kuffar dan berbuat dosa. 

Telah berkata Imam al-Ghazali: 
"Dosa-dosa yang terkumpul dalam diri manusia akhirnya meracuni jiwa keimanannya. Perbuatan dosa akan mengakibatkan kegelapan dalam hati kerana dosa itu menjadi kotoran atau karat di hati".

Jika saja dapat digambarkan maka suara dari dosa itu sangatlah menakutkan, wujudnyapun sangat menjijikkan dan baunyapun sangat busuk. Dan hanya hati yang bersih menyaksikan semua itu. Sebagaimana kita dapat melihat neraka jahim. 
Allah سبحانه و تعالى berfirman:

()كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ   ()  لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ
Artinya:
"Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim" (Q.S Al-Takatsur[102]: 5– 6).

Maksud ayat diatas adalah seandainya saja kita mengetahui apa yang telah terjadi di hadapan kita dengan pengetahuan yang ada di dalam akal, hati dan keyakinan kita yang mantap, niscaya kita tidak hanya akan melihat wujud neraka jahim, akan tetapi kita dapat melihat wujud dari dosa.

Otomatis  dengan melihat wujud dari dosa, maka kitapun akan meninggalkan untuk bermegah-megahan mengejar dunia beserta isinya dan tidak akan mencintai dunia ini. Lalu sebaliknya kita akan berlomba-lomba dalam beramal shaleh, namun karena kita tidak mengetahui dengan pengetahuan yang sebenarnya akhirnya kita terjerumus ke dalam dosa.

Tidak semua dosa akan menyebabkan kita itu menjadi hamba-hamba pendosa yang selamanya akan terjerembab dalam gelimangan dosa. Ada tiga dosa yang dapat membuat kita dapat menyadari hakekat dari adanya dosa dan hakekat kita sebagai seorang hamba Allah, yaitu:
  • Yang pertama, dosa yang tidak kita inginkan. Dosa ini adalah dosa yang timbul dan diperbuat, karena kealphaan semata. Saat melakukan perbuatan yang berbuah dosa itu, tidaklah kita rencanakan. Ia tercipta karena kekhilafan bukan kebiasaan.
  • Yang Kedua, dosa yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Dosa ini adalah dosa yang timbul dan telah meninggalkan bekas yang sangat dalam. Dosa telah yang menyebabkan kita sebagai pelakunya dihantui rasa bersalah di setiap waktu dalam hidup kita. oleh karenanya kita sama sekali tidak bisa merasa enjoy atas dosa-dosa yang telah kita lakukan.
  • Dan yang ketiga, dosa yang membuat kita sebagai seorang hamba menjadi pribadi yang lebih taat. Cirinya, kita menyesal dan menyadari atas dosa yang telah kita perbuat, Lalu kita bertaubat memohon ampunan Allah  سبحانه و تعالى.
Oleh karenanya disisi Allah سبحانه و تعالى dosa itu hanya dapat berwujud apabila nafsu kita sebagai seorang hamba telah mengadakan kehendak dan perbuatan untuk kepentingan diri kita pribadi, lalu kita lupa bersandar kepada Allah  سبحانه و تعالى

Junaid al-Baghdadi berkata: 
“Barangsiapa tidak mencapai fana akan dirinya dan baqa dengan Allah  سبحانه و تعالى, maka semua kebaikan yang dibuatnya telah tercemar oleh dosa”.

Telah berkata buya Yahya: 
" Tidak ada dosa besar bagi orang yang menyesalinya. Begitu sebaliknya, tidak ada dosa kecil bagi orang yang meremehkannya. Meremehkan dosa adalah merendahkan Allah. Itulah yang menjadikan dosa menjadi besar. Tidak ada yang melakukan dosa besar kecuali karena dimulai dari meremehkan dosa kecil. Yang tidak pernah menyesali dosa kecil akan mudah terjerumus dalam dosa besar".

Disini kita harus mengerti bahwasanya:
  • Niat itu semata-mata datangnya hanya dari Iradat Allah  سبحانه و تعالى
  • Tidak ada suatu kehendak kecuali apa yang bergantung kepada Iradat Allah  سبحانه و تعالى
  • Tidak ada satu perbuatan kecuali apa yang bergantung kepada Kudrat Allah  سبحانه و تعالى.
Mari kita berdoa mohon ampunan kepada Allah سبحانه و تعالى dari segala dosa dan kesalahan kita, sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah   yang sering  membaca do’a:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى جِدِّى وَهَزْلِى وَخَطَئِى وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى

Allahummagh-firlii khothii-atii, wa jahlii, wa isrofii fii amrii, wa maa anta a’lamu bihi minni. Allahummagh-firlii jiddi wa hazlii, wa khotho-i wa ‘amdii, wa kullu dzalika ‘indii.

Artinya:
"Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupn sengaja, ampunilah segala kesalahan yang kulakukan". (HR. Bukhari -Muslim).

Wallahu A'lam Bishowab.

Sunday, January 15, 2017

Faedah Shalawat Untuk Penawar Penyakit.

Dari Al Habib Ahmad Bin Abdullah Bilfaqih  (Seorang wali mastur kota Tarim-Hadramout,Yaman) 

Beliau memiliki seorang pembantu yang anak perempuannya terkena sakit kanker. Habib Ahmad membawa pembantu dan anaknya berziarah ke pemakaman Zanbal.

Setelah berdoa kepada Allah dan bertawassul dengan kedudukan Sayyidina Al Faqihil Muqoddam, yang tinggi disisi Allah. Tiba" Allah membuka hijab sehingga Habib Ahmad melihat secara langsung Sayyidina Al Faqihil Muqaddam membaca dan memberikan Sholawat ini untuk kesembuhan segala penyakit baik Dhohir maupun Batin.
Hendaknya dibaca rutin 7kali dipagi dan sore hari.

Kemudian anak tersebut membaca Sholawat ini secara terus menerus, hingga beberapa selang waktu, anak itu dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa.

Seluruh dokter pun heran dan takjub, ternyata penyakit kankernya telah hilang, berkat kemuliaan Sholawat ini dan berkat keagungan Sholawat kepada Rasulullah .

Berikut sholawatnya:

اللهم صلى و سلم على سيدنا محمد اَلْهَادِي اِلَى طَرِيْقِ الْمِلَّةْ
اللهم صلى و سلم على سيدنا محمد و على آله و أصحابه و بِحَقِّهِ إِصْرِفْ عَنِّي كُلَّ مَرَضٍ وَ ألَمٍ وَ وَجَعٍ وَ عِلَّةٍ 

Allahumma Sholli wa Sallim a'laa Sayyidinaa Muhammadin Alhaadii ilaa thoriiqil Millah...
Allahumma Sholli wa Sallim a'laa Sayyidinaa Muhammadin wa a'laa aalihi wa Ashaabihi wa bihaqqihi .. 
Ishrif a'nnii kulla Maradhin wa alamin wa wajai'n wa i'llatin.. 

"Ya Allah limpahkanlah Sholawat serta Salam atas junjungan kami Baginda Nabi Muhammad  yang menunjukkan kepada jalan agama.. 

Ya Allah limpahkanlah Sholawat serta Salam atas junjungan kami Baginda Muhammad ﷺ dan keluarganya serta para sahabatnya, dengan haknya Nabi Muhammad ﷺ  hindarkanlah atas kami segala macam penyakit" 

(Dibaca sebanyak 7 kali setiap pagi dan malam hari menjelang tidur).
Insya Allah bermanfaat.

Wallahu A'lam Bishowab.

Friday, January 13, 2017

Kayu Menangis Karena Ditinggal Rasulullah

Di dalam sebuah riwayat disebutkan bahwasanya pada saat awal mula Rasulullah  berdakwah dan ummat Islam masih berjumlah hanya sedikit saja pada waktu itu, Rasulullah  selalu menyampaikan khutbah Jum'at dengan berdiri dan bersandar pada sebuah potongan kayu, menurut sumber lainnya itu adalah potongan kayu yang berasal dari sebuah pohon Kurma


Suatu ketika  pada saat jumlah Ummat Muslim sudah mulai bertambah banyak, maka Rasulullah  di buatkan lagi sebuah mimbar yang baru oleh seorang wanita yang datang menemui Rasulullah ﷺ, yang berkata:
“Duhai Rasulullah, aku telah memiliki seorang anak, sudikah kiranya jika engkau mengizinkan aku untuk menyuruhnya untuk membuatkan mimbar yang baru untukmu?”.

Maka, Rasulullah  pun menjawab:
“Jika engkau berkenan, silahkan saja”.

Otomatis dengan adanya mimbar yang baru ini ketika berkhutbah Rasulullah  pindah ke atas mimbar yang baru dibuat tersebut. 

Setelah seminggu berlalu, Rasulullah  datang ke masjid dan naik di atas mimbar yang baru, sedang potongan kayu dari batang kurma diletakkan jauh sedikit dari mimbar yang baru tersebut. Kemudian, Rasulullah  pun berdiri untuk menyampaikan khutbahnya, namun tiba-tiba semua jama’ah masjid (yakni, para sahabat) mendengar tangisan dari batang kurma itu (karena merindukan Rasulullah ), tangisannya terisak-isak seperti unta yang kehilangan anaknya. Dan tangisannya tak kunjung juga mau reda.

Maka kemudian, Rasulullah   pun turun dari mimbarnya dan menghampiri batang kurma itu; Rasulullah ﷺ sambil membelai-belai batang kurma itu    lalu berkata:
 " Berhentilah engkau menangis, karena engkau akan tetap bersamaku , Sampai Nanti di surga".

Maka setelah mendengar kabar gembira yang datangnya dari Rasulullah  itu, potongan kayu itupun merasa bahagia  dan segera menghentikan tangisannya.

Lalu Rasulullah ﷺ bersabda:
 "Seandainya saja aku tidak berkata demikian kepada potongan kayu itu, Maka kalian akan terus mendengarkan tangisannya sampai hari kiamat".    

Sehingga keadaan menjadi kembali tenang. Lalu Rasulullah  mengerahkan (para sahabat) agar batang kurma itu ditanam di bawah mimbar barunya.

Begitulah Hakikat cinta,  kepada Rasulullah 
Seperti halnya kita sebagai ummatnya yang tidak ingin dan takut jika kita tidak dapat berjumpa ataupun di tinggal oleh  Rasulullah ﷺ.

Wallahu A'lam Bishowab.

Lirik Mars FPI


Lirik Mars FPI 
Sumber Picture http://arrohim.com/biografi-ringkas-al-habib-m-rizieq-bin-husein-syihab



اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر
اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر

اَللهُ رَبُّنَا وَهُوَ قَصْدُنَا
مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ هُوَ قُدْوَتُنَا
وَالْقُرْآنُ إِمَامُنَا وَالْجِهَادُ سَبِيْلُنَا
وَالشَّهَادَة غَايَتُنَا

 اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر
اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر

هَيَّا عَلَى الْجِهَاد، هَيَّا عَلَى الْجِهَاد، نَنْصُرُالْإِسْلَام وَالْمُسْلِمِيْن
هَيَّا عَلَى الْجِهَاد، هَيَّا عَلَى الْجِهَاد، نَنْصُرُالْإِسْلَام وَالْمُسْلِمِيْن 
عِشْ كَرِيْمًا أَوْ مُتْ شَهِيْدًا،  عِشْ كَرِيْمًا أَوْ مُتْ شَهِيْدًا
عِشْ كَرِيْمًا أَوْ مُتْ شَهِيْدًا،  عِشْ كَرِيْمًا أَوْ مُتْ شَهِيْدًا

اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر

اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر،اَللهُ أَكْبَر



Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.


Allahu Rabbuna, wa huwa qasduna.
Muhammadur rasulullahi huwa qudwatuna.
Walqur-anu imamuma, waljihadu sabiluna.
Wasy-syahadah ghayatuna.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Hayya ‘alal jihad, hayya ‘alal jihad, nansurul islam wal muslimin, 
Hayya ‘alal jihad, hayya ‘alal jihad, nansurul islam wal muslimin.
‘isy kariman aw mut syahida, ‘isy kariman aw mut syahida, 
‘isy kariman aw mut syahida, ‘isy kariman aw mut syahida.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Allah Tuhan kami, Dia tujuan kami.
Muhammad Sang Rasulullah, Dia teladan kami.
Al-Qur´an pedoman kami, Jihad jalan juang kami.
Mati syahid harapan kami.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Ayo kita jihad, Ayo kita jihad, Membela Islam dan muslimin,
Ayo kita jihad, Ayo kita jihad, Membela Islam dan muslimin.
Hidup mulia atau mati syahid, Hidup mulia atau mati syahid, 
Hidup mulia atau mati syahid, Hidup mulia atau mati syahid.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.


==================================================
Wallahu A'lam Bishowab.

Tuesday, November 1, 2016

10 Keutamaan Shalawat Nabi ﷺ.

Al-Imam al-Quthub al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf Jeddah adalah salah satu guru Maulana al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Pekalongan. Salah satu diantara mutiara hikmah dan nasihat Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf adalah:

من أكثر الصلاة والسلام على النبي صلى الله عليه وآله وسلم
كانت له عشر ضمانات:
* ضمان بنجاح مطلبه.
* ضمان بالموت على لاإله إلا الله .
* ضمان برؤياء النبي ﷺ
* ضمان بالسعادة في الدنيا.
* ضمان بالبركة في اﻷولاد.
* ضمان بتيسير المعاش.
* ضمان بالحفظ من عناء الدنيا ونصبها.
* ضمان بالقرب منه صلى الله عليه وآله وسلم.
* ضمان بالرعاية الكبرى من المولى سبحانه وتعالى.
* ضمان بالرضا من المولى سبحانه وتعالى ومن النبي صلى الله عليه وآله وسلم.

"Ada 10 keutamaan bagi orang yang gemar membaca shalawat Nabi 
  ﷺ:
1. Harapan dan keinginannya akan terwujud.
2. Matinya akan mendapatkan husnul khatimah.
3. Mempermudah baginya untuk mimpi bertemu 
Rasulullah  ﷺ.
4. Bahagia hidupnya.
5. Barokah anak-anaknya.
6. Lancar rizkinya.
7. Selamat dari himpitan dan kesusahan dunia.
8. Dekat dengan Rasulullah  ﷺ.
9. Mendapat perlindungan khusus dari Allah 
سبحانه و تعالى .
10. Mendapat Ridha dari Allah Ta'ala, dan 
Rasulullah  ﷺ" .

Semoga kita termasuk golongan dari hamba-hambaNya yang senamg membaca shalawat kepada Baginda Nabi ﷺ.

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

(Sumber: Habib Muhdor bin Ahmad Assegaf Pemalang).
Wallahu A'lam Bishowab.

Ziarah Pada Hari Jum'at.



Jika suatu waktu kita ingin berziarah ke kota Tarim, maka disarankan agar kita berziarah ke kota Tarim itu pada Hari Jum'at. Karena pada Hari Jum'at itu  kita akan dapat melihat ribuan orang baik itu penduduk kota Tarim maupun pendatang dari luar kota Tarim akan berziarah ke pemakaman Zanbal. Zanbal adalah nama sebuah pemakaman yang berada di Kota Tarim, makam ini terletak di bagian utara pusat Kota Tarim dan berbatasan dengan daerah Aidid. Penghuni pemakaman ini sebagian besar adalah keluarga Bani Alawi, atau keturunan Sayyidina Ali رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه Sahabat Rasulullah  yang dinikahkan dengan putri beliau , Sayyidatuna Fatimah Al Batul رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه . Sungguh pemandangan yang tidak biasa dan sangat menarik tentunya, sebagian besar peziarah tersebut adalah para santri yang datang dari seluruh penjuru dunia ke Kota Tarim untuk menimba ilmu agama.

Karena salah satu kebiasaaan penduduk kota Tarim di kota Tarim adalah setiap hari Jum‘at pagi para penduduk kota Tarim bersama para habaib berziarah ke pemakaman Zanbal,  Ziarah Jum‘at pagi akan di pimpin oleh sesepuh Habaib dari kota Tarim.. 


Berkatalah Al Imam Al—Qutub Assyeikh Abdurrahman Assegaf 

"Di pemakaman Zanbal telah dimakamkan lebih dari 10.000 wali den 80 diantaranya adalah wali Qutub (Iingkatan wali tertinggi)".

Jumlah ini sebelum wafatnya Al Imam Syeikh Abdurrahman Assegaf, beliau sendiri wafat 617 tahun yg lalu pada umur 80 tahun. 

Sedangkan beliau sendiri sebagai wali qutub belum dimakamkan di tempat ini dan ke 13 anak beliau yg berpangkat wali2 qutub pun belum dimakamkan disini. 

Belum lagi wali besar sekaliber Imam Al 'Aydrus, Imam Al Muhdhor ,Imam Shihabudin, Imam Al-Haddad dan ribuan Ulama', orang sholeh dan bahkan puluhan Wali qutub yg dimakamkan di sini yg mungkin skrg jumlah wali2 di Zanbal sudah mencapai ratusan ribu. 

Dan di pemakaman Zanbal juga terdapat 70 makam sahabat Nabi daripada sahabat ahlu badr yaitu sahabat2 Rasulullah ﷺ yg mengikuti perang badar bersama baginda Rasulullah ﷺ.

Oleh karenaya pemakaman Zanbal sangatlah sakral di kota Tarim,  dan dapat dikatakan bahwa jantung kota Tarim berada di pemakaman Zanbal .

Wallahu A'lam Bishowab.

Monday, October 31, 2016

7 Keutamaan Mencintai Rasulullah ﷺ Beserta Keluarganya.


Disadur dari Kitab Al Ghurar karangan Al Imam Al Habib Muhammad Bin Ali Bin Alawi Khird Ba'alawi dalam kitabnya bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :


حبي وحب أهل بيتي نافع في سبعة ﻣﻮﺍﻃﻦ أهوالهن عظيمة
عند الوفاة 
وعند القبر 
وعند ﺍﻟﻨﺸﺮ 
وعند ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
وعند الحساب 
وعند الميزان
وعند ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ


Mencintaiku dan mencintai keluargaku bermanfaat di tujuh tempat-tempat mulia : 

1. Ketika wafat. 

2. Ketika di kubur. 
3. Ketika di bangkitkan. 
4. Ketika pencatatan. 
5. Ketika penghisaban. 
6. Ketika di timbangan Mizan. 
7. Ketika di jembatan Shirath.


Di riwayatkan oleh Sayyidina Hasan Bin Ali Bin Abi Thalib bahwa  Rasulullah ﷺ. bersabda :
لكل شيء أساس ، وأساس الإسلام حب أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم وحب أهل بيته

"Setiap sesuatu memiliki azas dan azas islam adalah mencintai sahabat dan keluarga  Rasulullah ﷺ".

Di riwayatkan oleh Al Imam Ath Thabrani dari Sayyidina Ali kwj. bahwa  Rasulullah ﷺ bersabda:
أول من يرد الحوض أهل بيتي ومن أحبني من أمتي
"Pertama yang sampai di telaga haudh adalah keluargaku dan mereka yang mencitaiku dari golongan umatku".


لايبغضنا ولايحسدنا أحد إلا ذيد عن الحوض يوم القيامة بسياط من النار
"Tidaklah yang membenci kami (Rasulullah ﷺ beserta keluarganya) dan tidak pula menghasud kami kecuali dia terusir dari telaga haudh pada hari kiamat".

Di riwayatkan dalam kitab Al Ghurar :
من مات على بغض آل محمد جاء يوم القيامة مكتوبا بين عينيه آيس من رحمة الله
"Siapa saja yang mati dalam keadaan yang benci kepada keluarga Rasulullah ﷺ, dia akan datang pada hari kiamat, tertulis diantara kedua matanya orang yang tidak mendapat rahmat Allah سبحانه و تعالى ". 


حرمت الجنة على من ظلم أهل بيتي أو قتلهم أو أعان عليهم أو سبهم
"Diharamkan syurga atas siapa yang mengdzolimi keluargaku".

Wallahu A'lam Bishowab.

Jassasah Binatang Bumi

Siapakah  Jassasah itu? Jassasah adalah seekor binatang yang akan keluar dari bumi yang besar, berbulu panjang, berbulu roma pendek dan halus dan mempunyai beberapa kaki. 


Allah سبحانه و تعالى berfirman:
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, kami akan mengeluarkan seekor binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia sudah tidak yakin kepada ayat-ayat kami.”(QS:An Naml: [82]).

Rasulullah ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya tanda-tanda kiamat pertama yang akan terjadi adalah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya dan keluarnya seekor binatang kepada manusia pada waktu Dhuha, yang manapun diantara dua hal ini akan duluan terjadi, maka yang keduanya akan terjadi dalam waktu yang dekat.” (Riwayat Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Ibn Majah dari ‘Abdullah bin ‘Umar).


Rasulullah ﷺ bersabda:

Binatang bumi itu akan keluar dengan membawa Tongkat Musa dan Cincin Sulaiman, maka ia akan mencap hidung orang kafir dengan tongkat dan akan membuat terang wajah orang Mu’min degan cincin, sehingga degan demikian apabila telah berkumpul beberapa orang-orang yang makan di suatu meja hidangan, maka salah seorang dari mereka akan berkata: “Makanlah ini wahai orang Mu’min” dan “makanlah ini wahai orang kafir” .(Riwayat Abu Dawud Ath Thayalisi, Ahmad dan Ibn Majah, semua riwayat tersebut berasal dari Hammad bin Salamah dari Abi Hurairah).

Dari Fathimah bintu Qois رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه ia berkata,


صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكُنْتُ فِي صَفِّ النِّسَاءِ الَّتِي تَلِي ظُهُورَ الْقَوْمِ فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ جَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَضْحَكُ فَقَالَ لِيَلْزَمْ كُلُّ إِنْسَانٍ مُصَلَّاهُ ثُمَّ قَالَ أَتَدْرُونَ لِمَ جَمَعْتُكُمْ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ إِنِّي وَاللَّهِ مَا جَمَعْتُكُمْ لِرَغْبَةٍ وَلَا لِرَهْبَةٍ وَلَكِنْ جَمَعْتُكُمْ لِأَنَّ تَمِيمًا الدَّارِيَّ كَانَ رَجُلًا نَصْرَانِيًّا فَجَاءَ فَبَايَعَ وَأَسْلَمَ وَحَدَّثَنِي حَدِيثًا وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْ مَسِيحِ الدَّجَّالِ حَدَّثَنِي أَنَّهُ رَكِبَ فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ مَعَ ثَلَاثِينَ رَجُلًا مِنْ لَخْمٍ وَجُذَامَ فَلَعِبَ بِهِمْ الْمَوْجُ شَهْرًا فِي الْبَحْرِ ثُمَّ أَرْفَئُوا إِلَى جَزِيرَةٍ فِي الْبَحْرِ حَتَّى مَغْرِبِ الشَّمْسِ فَجَلَسُوا فِي أَقْرُبْ السَّفِينَةِ فَدَخَلُوا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْهُمْ دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يَدْرُونَ مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقَالُوا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قَالُوا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ أَيُّهَا الْقَوْمُ انْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ قَالَ لَمَّا سَمَّتْ لَنَا رَجُلًا فَرِقْنَا مِنْهَا أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً قَالَ فَانْطَلَقْنَا سِرَاعًا حَتَّى دَخَلْنَا الدَّيْرَ فَإِذَا فِيهِ أَعْظَمُ إِنْسَانٍ رَأَيْنَاهُ قَطُّ خَلْقًا وَأَشَدُّهُ وِثَاقًا مَجْمُوعَةٌ يَدَاهُ إِلَى عُنُقِهِ مَا بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى كَعْبَيْهِ بِالْحَدِيدِ قُلْنَا وَيْلَكَ مَا أَنْتَ قَالَ قَدْ قَدَرْتُمْ عَلَى خَبَرِي فَأَخْبِرُونِي مَا أَنْتُمْ قَالُوا نَحْنُ أُنَاسٌ مِنْ الْعَرَبِ رَكِبْنَا فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ فَصَادَفْنَا الْبَحْرَ حِينَ اغْتَلَمَ فَلَعِبَ بِنَا الْمَوْجُ شَهْرًا ثُمَّ أَرْفَأْنَا إِلَى جَزِيرَتِكَ هَذِهِ فَجَلَسْنَا فِي أَقْرُبِهَا فَدَخَلْنَا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْنَا دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يُدْرَى مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقُلْنَا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قُلْنَا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ اعْمِدُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ فَأَقْبَلْنَا إِلَيْكَ سِرَاعًا وَفَزِعْنَا مِنْهَا وَلَمْ نَأْمَنْ أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً فَقَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَخْلِ بَيْسَانَ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ أَسْأَلُكُمْ عَنْ نَخْلِهَا هَلْ يُثْمِرُ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ لَا تُثْمِرَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِيهَا مَاءٌ قَالُوا هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ قَالَ أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ أَنْ يَذْهَبَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ عَيْنِ زُغَرَ قَالُوا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِي الْعَيْنِ مَاءٌ وَهَلْ يَزْرَعُ أَهْلُهَا بِمَاءِ الْعَيْنِ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ وَأَهْلُهَا يَزْرَعُونَ مِنْ مَائِهَا قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَبِيِّ الْأُمِّيِّينَ مَا فَعَلَ قَالُوا قَدْ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ وَنَزَلَ يَثْرِبَ قَالَ أَقَاتَلَهُ الْعَرَبُ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ كَيْفَ صَنَعَ بِهِمْ فَأَخْبَرْنَاهُ أَنَّهُ قَدْ ظَهَرَ عَلَى مَنْ يَلِيهِ مِنْ الْعَرَبِ وَأَطَاعُوهُ قَالَ لَهُمْ قَدْ كَانَ ذَلِكَ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ أَنْ يُطِيعُوهُ وَإِنِّي مُخْبِرُكُمْ عَنِّي إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي الْأَرْضِ فَلَا أَدَعَ قَرْيَةً إِلَّا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِي مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَائِكَةً يَحْرُسُونَهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَطَعَنَ بِمِخْصَرَتِهِ فِي الْمِنْبَرِ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ يَعْنِي الْمَدِينَةَ أَلَا هَلْ كُنْتُ حَدَّثْتُكُمْ ذَلِكَ فَقَالَ النَّاسُ نَعَمْ

“Aku pernah sholat bersama Rasulullah ﷺ . Aku berada di shaff wanita yang berada dekat dengan punggung kaum lelaki. Tatkala Rasulullah ﷺ telah menyelesaikan sholatnya, maka Rasulullah ﷺ  duduk di atas mimbar sambil tertawa. Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
 “Hendaknya setiap orang melazimi tempatnya”, 
lalu Rasulullah ﷺ bersabda lagi:
 “Tahukah kalian kenapa aku kumpulkan kalian?”



“Hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”, kata mereka.



Rasulullah ﷺ bersabda: 
“Demi Allah, sesungguhnya aku tidaklah mengumpulkan kalian karena keinginan (dalam membagi ghonimah) dan tidak pula karena takut (terhadap musuh). Akan tetapi aku kumpulkan kalian, karena Tamim Ad-Dariy dahulu seorang yang beragama Nasrani. Kemudian ia datang berbai’at dan masuk Islam. Dia telah menceritakan kepadaku sebuah kisah yang sesuai dengan kisah yang pernah aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal. Dia telah menceritakan kepadaku bahwa telah berlayar dalam sebuah perahu besar bersama 30 orang lelaki dari Suku Lakhm dan Judzam. Mereka dipermainkan oleh ombak selama sebulan di lautan. Kemudian mereka berlabuh pada sebuah pulau di tengah lautan ketika terbenamnya matahari. Mereka pun duduk di perahu kecil, lalu memasuki pulau itu".



Mereka dijumpai oleh binatang yang lebat bulunya; mereka tak tahu mana depan dan belakangnya karena banyak bulunya. Mereka berkata (kepada binatang itu), “Celaka engkau, siapakah engkau?” Binatang itu menjawab, “Aku adalah Jassasah (tukang cari berita)”. Mereka bilang, “Apa itu Jassasah?” Binatang itu berkata, “Duhai kalian semua, pergilah kalian kepada laki-laki ini di dalam istana itu. Karena ia amat rindu dengan berita kalian”.



Dia (Tamim) lalu berkata:
 “Tatkala ia (si binatang) menyebutkan seorang lelaki kepada kami, maka kami khawatir jangan-jangan binatang itu adalah setan perempuan”. 
Tamim berkata:
“Kami pun pergi dengan cepat sampai kami memasuki istana tersebut. Tiba-tiba di dalamnya terdapat orang yang paling besar kami lihat dan paling kuat ikatannya dalam keadaan kedua tangannya terbelenggu ke lehernya antara kedua lututnya sampai kedua mata kakinya dengan besi”. 
Kami katakan:
“Celaka anda, siapakah anda?” Dia (Dajjal) menjawab, “Sungguh kalian telah tahu beritaku. Kabarkanlah kepadaku siapakah kalian?” Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang Arab. Kami telah berlayar dalam sebuah perahu besar. Kami pun mengarungi lautan saat berombak besar. Akhirnya, ombak mempermainkan kami selama sebulan. Kemudian kami berlabuh di pulau anda ini. Kami pun duduk-duduk di perahu kecil, lalu masuk pulau. Tiba-tiba kami dijumpai oleh binatang yang lebat bulunya; mereka tak tahu mana depan dan belakangnya karena banyak bulunya. kami berkata (kepada binatang itu), “Celaka engkau, siapakah engkau?” Binatang itu menjawab, “Aku adalah Jassasah (tukang cari berita)”. Kami bilang, “Apa itu Jassasah?” Binatang itu berkata, “Pergilah engkau kepada laki-laki ini di dalam istana. Karena ia amat rindu dengan berita kalian”. Lalu kami menghadap kepadamu dengan cepat, kami takut kepadanya dan tak merasa aman jika ia adalah setan perempuan”. Dia (Dajjal) berkata, “Kabarilah aku tentang pohon-pohon korma Baisan (nama tempat di Yordania, –pent.)!!”. Kami bertanya, “Engkau tanya tentang apanya?”. Dajjal berkata, “Aku tanyakan kepada kalian tentang pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah?”. Kami jawab, “Ya”. Dajjal berkata, “Ingatlah bahwa hampir-hampir ia tak akan berbuah lagi”. Dajjal berkata, “Kabarilah aku tentang Danau Thobariyyah!!”. Kami katakan, “Apanya yang kau tanyakan?” Dajjal berkata, “Apakah di dalamnya masih ada air?” Mereka menjawab, “Danau itu masih banyak airnya”. Dajjal berkata, “Ingatlah, sesungguhnya airnya hampir-hampir akan habis”. Dajjal bertanya lagi, “Kabarilah aku tentang mata air Zughor!!” Mereka bertanya, “Apanya yang kau tanyakan?” Dajjal berkata, “Apakah di dalam mata air itu masih ada air? Apakah penduduknya masih menanam dengan memakai air dari mata air itu?” Kami jawab, “Ya, mata air itu masih banyak airnya dan penduduknya masih bercocok tanam dari airnya”. Dajjal berkata lagi, “Kabarilah aku tentang Nabinya orang-orang Ummi (ummi : buta huruf, yakni orang-orang Quraisy), apa yang ia lakukan? Mereka berkata, “Dia telah keluar dari Kota Makah dan bertempat tinggal di Yatsrib (Madinah)”. Dajjal bertanya, “Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab?” Kami katakan, “Ya”. Dajjal bertanya, “Apa yang ia lakukan pada mereka?” Lalu mereka kabari Dajjal bahwa sungguh ia (Nabi itu, yakni Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam-) telah berkuasa atas orang-orang yang ada di sekitarnya dari kalangan Arab dan mereka menaatinya”. Dajjal berkata kepada mereka, “Apakah hal itu sudah terjadi?” Kami jawab, “Ya”.



Dajjal berkata, “Ingatlah bahwa hal itu lebih baik bagi mereka untuk menaatinya. Sekarang aku kabari kalian bahwa aku adalah Al-Masih (yakni, Al-Masih Ad-Dajjal). Sungguh aku hampir diberi izin untuk keluar. Aku akan keluar, lalu berjalan di bumi. Aku tak akan membiarkan suatu negeri, kecuali aku injak dalam waktu 40 malam, selain Makkah dan Thoibah (nama lain bagi kotaMadinah, –pent.). Kedua kota ini diharamkan bagiku.



Setiap kali aku hendak memasuki salah satunya diantaranya, maka aku dihadang oleh seorang malaikat, di tangannya terdapat pedang terhunus yang akan menghalangiku darinya. Sesungguhnya pada setiap jalan-jalan masuk padanya ada malaikat-malaikat yang menjaganya”



Dia (Fathimah bintu Qois) berkata, “ Rasulullah ﷺ - bersabda seraya menusuk-nusukkan tongkatnya pada mimbar, “Inilah Thoibah, Inilah Thoibah, Inilah Thoibah, yakni kota Madinah. Ingatlah, apakah aku telah menceritakan hal itu kepada kalian?”



Orang-orang pun berkata, “Ya”.



[HR. Muslim dalam Kitab Asyroot As-Saa'ah, bab : Qishshoh Al-Jassasah (no. 2942), Abu Dawud dalam Kitab Al-Malaahim(4326), At-Tirmidziy dalam Kitab Al-Fitan (2253) dan Ibnu MajahKitab Al-Fitan (4074)].

Wallahu A'lam Bishowab.

Sunday, October 30, 2016

The Well of Utsman

Dahulu kala, di kota Madinah, tidak terlalu jauh dari masjid Nabawi, terdapat sebidang tanah dengan sebuah sumur yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Penduduk kota Madinah menyebutnya dengan nama Sumur  Ruma (The Well of Ruma), sebutan ini timbul karena Sumur  tersebut dimiliki seorang Yahudi yang bernama Ruma.

Ruma sebagai pemilik sumur menjual air kepada penduduk Madinah, dan setiap harinya Penduduk kota Madinah rela antri hanya untuk membeli air dari Sumur  Ruma (The Well of Ruma). Di waktu waktu tertentu Ruma sering menaikkan harga air dengan semaunya dia, dan rPenduduk kota Madinahpun terpaksa harus tetap membelinya. karena hanya sumur inilah yang tidak pernah kering disepanjang waktu. 

Melihat kenyataan ini, Rasulullah  bersabda:
"Siapa saja orang yang dapat membeli sumur ini, Surga  adalah balasannya". Lalu Ustman bin Affan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه berniat untuk membeli Sumur  Ruma (The Well of Ruma) seraya bergegas mendekati pemiliknya. Lalu Ustman bin Affan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  mengatakan maksud dan kedatangannya hanya untuk membeli Sumur  Ruma (The Well of Ruma). Tentu saja Ruma sebagai pemiliknya menolak dengan keras. Karena ini adalah kehidupannya, dan ia telah mendapat banyak uang dari apa yang telah dia usahakan selama ini.

Ustman bin Affan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه  adalah sosok seorang exekutif muda sukses yang juga kaya raya dan juga merupakan seorang negosiator yang handal. Ustman bin Affan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه lalu berkata kepada Ruma:
"Saya akan membeli setengah dari sumur anda dengan harga yang pantas, lalu kita akan bergantian menjual airnya, hari ini anda yang menjualnya, lalu baru besok saya yang menjualnya".
Dengan melalui negosiasi yang sangat alot, akhirnya Ruma langsung menjual Sumur  Ruma (The Well of Ruma) senilai 1 juta Dirham dan memberikan hak pemasaran 50% kepada Ustman bin Affan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه

Apa yang terjadi setelah peristiwa ini, telah membuat Ruma menjadi gelisah. Ternyata Ustman bin Affan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه telah menggratiskan air tersebut kepada semua  Penduduk kota Madinah. Merekapun mengambil air sepuas puasnya sehingga hari kesokannya mereka tidak perlu lagi membeli air dari Ruma sang Yahudi. Karena merasa terdesak, sang Yahudi akhirnyapun menyerah, lalu ia meminta Ustman bin Affan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه untuk membeli semua kepemilikan sumur dan tanahnya. Tentu saja Ustman bin Affan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه harus membayar setengahnya lagi dengan harga yang telah disepakati sebelumnya. 

Sampai dengan hari ini, sumur tersebut dikenal dengan nama Sumur Utsman (The Well of Utsman). Tanah luas sekitar sumur tersebut menjadi sebuah kebun kurma yang diberi air dari sumur Ustman. Kebun kurma tersebut dikelola oleh badan wakaf pemerintah Saudi sampai dengan hari ini. Kurmanya dieksport ke berbagai negara di dunia, hasilnya diberikan untuk yatim piatu, dan pendidikan. Sebagian dikembangkan menjadi hotel dan proyek proyek lainnya, sebagian lagi dimasukkan kembali kepada sebuah rekening tertua di dunia atas nama Ustman bin Affan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه. Hasil kelolaan kebun kurma dan grupnya yang di saat ini menghasilkan 50 juta Riyal pertahun (atau setara 200 Milyar pertahun) 

Dari kisah diatas lalu akan timbul pertanyaan mengenai kenapa orang-orang Yahudi itu tidak akan penah menang? 
Jawaban dari pertanyaan itu adalah Karena visinya dari kebanyakan orang-orang Yahudi  itu terlalu dangkal. Mereka hanya memikirkan untuk bisa hidup dimasa kini, masa diamana mereka masih ada di dunia. Sedangkan visi dari Ustman bin Affan رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه adalah jauh kedepan. Beliau rela berkorban untuk menolong manusia lain yang membutuhkan dan ia menatap sebuah visi besar yang bernama Shodaqoh Jariyah, sedekah berkelanjutan.
Sebuah shadaqah yang tidak pernah  berhenti, bahkan pada saat manusia sudah mati. 

Semoga kita bisa mengamalkannya agar selalu bershodaqoh Jariyah. Aamiin

Wallahu A'lam Bishowab.