Thursday, January 19, 2017

Hakekat Dosa.

Pengertian dari dosa  adalah perbuatan yang bertentangan syare'at dan hukum Allah . Manusia disebut oleh Allah sebagai makhluk yang selalu ingkar atau kuffar dan berbuat dosa. 

Telah berkata Imam al-Ghazali: 
"Dosa-dosa yang terkumpul dalam diri manusia akhirnya meracuni jiwa keimanannya. Perbuatan dosa akan mengakibatkan kegelapan dalam hati kerana dosa itu menjadi kotoran atau karat di hati".

Jika saja dapat digambarkan maka suara dari dosa itu sangatlah menakutkan, wujudnyapun sangat menjijikkan dan baunyapun sangat busuk. Dan hanya hati yang bersih menyaksikan semua itu. Sebagaimana kita dapat melihat neraka jahim. 
Allah سبحانه و تعالى berfirman:

()كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ   ()  لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ
Artinya:
"Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim" (Q.S Al-Takatsur[102]: 5– 6).

Maksud ayat diatas adalah seandainya saja kita mengetahui apa yang telah terjadi di hadapan kita dengan pengetahuan yang ada di dalam akal, hati dan keyakinan kita yang mantap, niscaya kita tidak hanya akan melihat wujud neraka jahim, akan tetapi kita dapat melihat wujud dari dosa.

Otomatis  dengan melihat wujud dari dosa, maka kitapun akan meninggalkan untuk bermegah-megahan mengejar dunia beserta isinya dan tidak akan mencintai dunia ini. Lalu sebaliknya kita akan berlomba-lomba dalam beramal shaleh, namun karena kita tidak mengetahui dengan pengetahuan yang sebenarnya akhirnya kita terjerumus ke dalam dosa.

Tidak semua dosa akan menyebabkan kita itu menjadi hamba-hamba pendosa yang selamanya akan terjerembab dalam gelimangan dosa. Ada tiga dosa yang dapat membuat kita dapat menyadari hakekat dari adanya dosa dan hakekat kita sebagai seorang hamba Allah, yaitu:
  • Yang pertama, dosa yang tidak kita inginkan. Dosa ini adalah dosa yang timbul dan diperbuat, karena kealphaan semata. Saat melakukan perbuatan yang berbuah dosa itu, tidaklah kita rencanakan. Ia tercipta karena kekhilafan bukan kebiasaan.
  • Yang Kedua, dosa yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Dosa ini adalah dosa yang timbul dan telah meninggalkan bekas yang sangat dalam. Dosa telah yang menyebabkan kita sebagai pelakunya dihantui rasa bersalah di setiap waktu dalam hidup kita. oleh karenanya kita sama sekali tidak bisa merasa enjoy atas dosa-dosa yang telah kita lakukan.
  • Dan yang ketiga, dosa yang membuat kita sebagai seorang hamba menjadi pribadi yang lebih taat. Cirinya, kita menyesal dan menyadari atas dosa yang telah kita perbuat, Lalu kita bertaubat memohon ampunan Allah  سبحانه و تعالى.
Oleh karenanya disisi Allah سبحانه و تعالى dosa itu hanya dapat berwujud apabila nafsu kita sebagai seorang hamba telah mengadakan kehendak dan perbuatan untuk kepentingan diri kita pribadi, lalu kita lupa bersandar kepada Allah  سبحانه و تعالى

Junaid al-Baghdadi berkata: 
“Barangsiapa tidak mencapai fana akan dirinya dan baqa dengan Allah  سبحانه و تعالى, maka semua kebaikan yang dibuatnya telah tercemar oleh dosa”.

Telah berkata buya Yahya: 
" Tidak ada dosa besar bagi orang yang menyesalinya. Begitu sebaliknya, tidak ada dosa kecil bagi orang yang meremehkannya. Meremehkan dosa adalah merendahkan Allah. Itulah yang menjadikan dosa menjadi besar. Tidak ada yang melakukan dosa besar kecuali karena dimulai dari meremehkan dosa kecil. Yang tidak pernah menyesali dosa kecil akan mudah terjerumus dalam dosa besar".

Disini kita harus mengerti bahwasanya:
  • Niat itu semata-mata datangnya hanya dari Iradat Allah  سبحانه و تعالى
  • Tidak ada suatu kehendak kecuali apa yang bergantung kepada Iradat Allah  سبحانه و تعالى
  • Tidak ada satu perbuatan kecuali apa yang bergantung kepada Kudrat Allah  سبحانه و تعالى.
Mari kita berdoa mohon ampunan kepada Allah سبحانه و تعالى dari segala dosa dan kesalahan kita, sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah   yang sering  membaca do’a:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى جِدِّى وَهَزْلِى وَخَطَئِى وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى

Allahummagh-firlii khothii-atii, wa jahlii, wa isrofii fii amrii, wa maa anta a’lamu bihi minni. Allahummagh-firlii jiddi wa hazlii, wa khotho-i wa ‘amdii, wa kullu dzalika ‘indii.

Artinya:
"Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupn sengaja, ampunilah segala kesalahan yang kulakukan". (HR. Bukhari -Muslim).

Wallahu A'lam Bishowab.

No comments: