Hakekat dan tujuan dari puasa adalah sebagai bentuk usaha kita untuk menjaga jalan kehidupan supaya selalu selaras dengan ajaran budi pekerti dan kesusilaan, tidak terlena dalam kenikmatan keduniawian, dan untuk menjaga agar kehidupan manusia selalu 'keberkahan', selamat dan sejahtera dalam lindungan Allah SWT, agar dihindarkan dari kesulitan-kesulitan dan terkabul keinginan-keinginannya.
Dalam prosesnya akan mendorong dan mengarahkan kita menuju sikap dan perilaku kita agar selalu positif, menjauhi hal-hal yang bersifat negatif dan tidak bijaksana, untuk menjaga keharmonisan hidup dan untuk tercapainya tujuan hidup.
Manusia itu terdiri dari 4 unsur yang saling terkait, yaitu :
- Jasad dalah wujud badan kasar manusia paling luar. Nama lain dari jasad adalah Raga/Badan kasar.
- Qolbu yang berada di dada manusia dan mengandung unsur hidup. Nama lain qolbu adalah Hati/Cipta/Rhasa.
- Ruh, adalah unsur non-materi yang ada dalam jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya kehidupan. Nama lain Ruh adalah Sukma/Jiwa/Badan Halus.
- Nafsu berada di organ seks manusia.yaitu kesadaran tentang diri sendiri. Nama lain qolbu adalah karsa.
Karena manusia memiliki 4 unsur diatas, maka puasa yang harus dilakukan juga harus meliputi puasa 4 unsur inti manusia sebagai berikut:
1. Puasa Jasad.
Bisa dikatakan sebagai puasa panca indera karena sangat berhubungan dengannya. Terdiri dari beberapa puasa antara lain
- Puasa Mulut atau puasa pembicaraan, makan dan minum.
- Puasa Akal atau puasa pemikiran.
- Puasa Badan atau puasa bersentuhan.
- Puasa Telinga atau puasa pendengaran.
- Puasa Hidung atau puasa penciuman.
2. Puasa Hati.
Menjauhkan diri dari Penyakit hati yang merupakan penyakit atau gangguan yang ada pada hati manusia. Karena Penyakit yang ada dalam hati setiap orang bisa mempengaruhi perilaku dan perbuatannya. (contohnya adalah iri dan dengki)
3. Puasa Ruh.
Dengan memendekan angan-angan. Karena, terlalu panjang berharap akan menghambat diri dari perbuatan baik atau usaha untuk meraih kebaikan karena terlalu sibuknya kita dengan bercita-cita. (Syekh Mustafa al-‘Arusy, Natâij al-Afkâr al-Qudsiyyah fî Bâyani Ma’âni Syarh Risalah al-Qusyairiyyah, Lebanon, Dar el Kutub ‘Ilmiyyah, 2007, halaman 306).
4. Puasa Nafsu
Dengan mengendalikan hawa nafsu yang bisa berakibat fatal bagi diri manusia itu sendiri.
Oleh karena itu ketika kita sedang berpuasa maka ke empat unsur tersebut juga harus ikut berpuasa. Dan di antara puasa 4 unsur tersebut, puasa unsur yang ke 2, 3 dan ke 4 adalah puasa yang paling sulit dikerjakan. Semoga kita bisa mengamalkannya.
Wallahu Alam Bishowab.
No comments:
Post a Comment