Monday, August 13, 2018

Doa Tanpa Sholawat.

Hadits dari Ali bin Abi Thalib yang mengatakan:

كل دعاء محجوب حتى يصلى على النبي صلى الله عليه وسلم

“Semua doa itu terhalang, sampai dibacakan shalawat untuk Nabi ”.

Kisah nyata putri Sulthonul  Al Habib Salim Bin 'Abdullah Bin Umar Asy-Syathiri yang bermimpi bertemu sayyidatina Fatimah Az-Zahra mebceritakan tentang mimpinya kepada ayahnya ulthonul  Al Habib Salim Bin 'Abdullah Bin Umar Asy-Syathiri :

"Tadi malam aku telah bermimpi... Saat itu, seolah-olah aku sudah telah meninggal, lalu aku bisa melihat orang-orang yang menangisi kepergianku".


"Saat itu aku mengalami rasa takut yang luar biasa, tatkala mulai ditinggalkan sendirian dalam liang lahat, saat ketika keluargaku pun ikut meninggalkan kuburanku dengan tangis, aku berkata pada mereka dengan air mata yang mengalir".

"Abi.., Ummi.., Kakak.., Adik.., Jangan tinggalkan aku sendiri disini, aku takut.".

"Tapi mereka tidak mendengar sama sekali, ketakutanku itu semakin menjadi ketika waktu Maghrib sudah mulai datang dan aku berada di tempat yang gelap sendirian".

Lalu aku mendengar suara langkah karena menyadari akan ada sesosok Makhluq Allah yang akan
menghampiriku, membuatku tambah ketakutan, dan akupun memejamkan mataku seraya mendengar suara seorang wanita yang berkata :
"Ikutlah denganku..".

Aku masih terdiam karena ketakutan, dan dia berkata lagi.
"Tidak usah takut, ikutlah denganku, disini bukan tempatmu".

Aku pun segera mengikutinya, kami terbang ke suatu ruangan yang dimana di ruangan itu di penuhi dengan aktifitas kesibukan membawa banyak kertas.

Karena penasaran akupun bertanya kepadanya : 
"Dimanakah ini?".

Beliau menjawab : 
"Di tempat dimana do'a Insan di kumpulkan".

Aku bertanya kepadanya : 
 "Apakah isi kertas itu?".

Beliau menjawab : 
 "Isi kertas itu adalah Do'a".

Aku bertanya kepadanya : 
 "Apakah itu Do'a dari setiap Insan di setiap waktu?".

Beliau menjawab : 
 "Ini bukan hanya Do'a setiap insan, tapi Do'a seluruh Makhluq Allah SWT".

Aku bertanya kepadanya : 
"Apakah setiap Do'a akan naik kesini?".

Beliau menjawab :  
 "Tidak...Tidak semua Doa bisa masuk kesini, hanya Do'a yang disertai Shalawat atas Rasulullah  lah bisa sampai kesini...Ayo mari, ikutlah denganku".

Aku pun terbang mengikuti Wanita tersebut dan sampailah kami disuatu ruangan dimana ruangan itu tertata rapih.

Aku bertanya kepadanya : 
"Bagaimana dengan yang ini? Tampak hanya ada sedikit Malaikat yang bertugas disini dibanding tempat yang sebelumnya?".

Beliau menjawab : 
 "Ya karena tempat ini dikhususkan untuk pengiriman rezeki ke seluruh Alam atas izin Allah Swt".

Aku bertanya kepadanya : 
"Subhanallah, apa ini juga termasuk pengiriman mushibah juga azab kepada Mahluq-Nya?".

Beliau menjawab : 
"Disini hanya mencatat apa yang Allah Kehendaki, Malaikat disini hanya menjalankan tugas menurunkan rezeki dan musibah atas Izin-Nya...Ayo ikutlah lagi denganku ketempat berikutnya".
Aku diajak terbang kesuatu ruangan, dimana ruangan itu sepi, hanya ada 1 Malaikat yang bertugas disana".

Aku bertanya kepadanya : 
"Mengapakah dia sendirian?".

Beliau menjawab :  
"Ini adalah ruangan khusus dimana Malaikat ini bertugas mencatat menerima ungkapan syukur dan terima kasih dari Hamba Allah SWT".

Aku bertanya kepadanya : 
"Apakah ini juga mencakup seluruh Alam?".

Beliau menjawab :  
"Tentu saja".

Aku bertanya kepadanya : 
"Mengapa sesedikit ini?" Bukankah banyak sekali Hamba Allah yang bersyukur".

Beliau menjawab :  
"Banyak dari mereka yang bersyukur hanya dengan lisan saja, tidak melibatkan ungkapan yang tulus dari hati atas pemberian Rabb-Nya".

Akupun menangis saat mengetahui aku adalah termasuk orang yang miskin dalam bersyukur.
Aku bertanya lagi kepadanya : 
"Mengapa engkau sangat paham tentang hal ini?".

Beliau menjawab : 
"Ayahku yang memberitahukan ini kepadaku".

Aku bertanya kepadanya : 
"Apakah anda juga memberitahukan hal ini kepada selain aku...Kenapa sesosok Bidadari seperti engkau begitu peduli dengan pendosa sepertiku?".

Sambil tersenyum Beliau menjawab :
"Tidak, hanya orang-orang tertentu...Aku peduli padamu".

Aku lalu berkata kepadanya : 
"Sungguh mulia engkau, Rahmat Allah atasmu juga keluargamu".

Beliau lalu berkata : 
"Kemarilah anakku".

Akupun tersentak mendengarnya dan bertanya kepadanya : 
 "Kenapa kau memanggilku dengan sebutan anakmu?".

Beliau menjawab : 
"Kerena kau memang anak ku, darah dagingku".

Aku bertanya kepadanya : 
"Aku ini puteri dari pernikahan Sayyid Salim Asy-Syathiri dengan Syarifah Humaira Al-Haddad, akulah darah daging mereka".

Sambil menangis Beliau berkata : 
"Akulah Ibu dari Ayah Ibumu dan Kakekmu berasal...Akulah Fathimah binti Rasulullah ".


Wallahu Alam Bishowab.

No comments: