Friday, November 3, 2017

Bukan Hidangan Biasa.

Kisah ini diceritakan kembali oleh Kisah ini diceritakan kembali oleh Al Habib Muhammad al-Habsyi RA waktu Rauhah Maulid di Kwitang. 

Suatu ketika Al-Imam Al-Quthb al-Habib Shaleh bin Muhsin al-Hamid, Tanggul, Jember, memberi kabar yang sangat mendadak kepada Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi, Kwitang bahwa dirinya pada hari Ahad besok akan hadir di Majelis Kwitang pada hari Sabtu. Atu satu hari sebelum acara  di Majelis Kwitang.

Dan sudah menjadi kebiasaan Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi  akan selalu menjamu tetamu yang datang berkunjung, apalagi kali ini yang datang adalah tamu teristimewa yaitu Al Habib Shaleh Tanggul .

Karena pada waktu itu Al Habib Muhammad RA tidak memiliki persiapan apapun. Akhirnya Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi memtuskan untuk berziarah ke makam ayahnya yang berada di samping Masjid Kwitang, untuk mengadukannya, lalu berkata:

”Ya Walid, besok Ahad akan ada tamu yaitu Habib Shaleh dari Tanggul. Bagaimana ini ya Walid? Persediaan tidak ada. Tidak pegang fulus. Tolong bantu ya Walid biar Allah SWT mudahkan, untuk ikram adh-dhuyuf (memuliakan tetamu) ya Walid.”

Setelah itu Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi pulang untuk istirahat tidur siang. Setelah Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi terbangun, tiba-tiba saja ada tamu yang sudah menunggunya. 

Tamu itu adalah murid dari ayahnya yang tinggal di Tanah Abang. Dengan sambutan yang khas, Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi menerima tamunya, lalu berkata:

 "Ahlan... apa kabarnya Pak Haji? Dari mana saja? Tumben Sabtu ke sini, ada yang bisa saya bantu?".

Tamu itu lalu menjawab:
"Maaf ya Habib, ganggu istirahatnya. maksud dari kedatangan saya ini adalah untuk antar kambing dari rumah buat Habib".

Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi hanya bisa terdiam, dan langsung berkata, 

"Ajib... Masya Allah ente tau aja Ji."

Sambil mengikat kambing di pekarangan tamu itu berkata:
"Ini yang suruh Abahnya Habib. Tadi saya lagi tidur Habib Ali datang dalam mimpi saya sambil bilang begini : 
'Ji, itu kambing yang di belakang ente anterin ke walad ana Muhammad di Kwitang. Dia lagi perlu kambing buat menjamu Habib Shaleh dari Tanggul. Lekas ye Ji, kasian walad ana lagi bingung cari buat jamuan besok.' Dapat mimpi begitu saya langsung bangun Bib, langsung saja saya bawa ini kambing ke sini."*

Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi seraya geleng kepala terkagum-kagum berkata:
 "Masya Allah… rekes sudah. Syukron ya Ji.”

Esoknya di hari Ahad (Minggu) pagi, Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi memimpin pengajian rutin di Kwitang. Tamu yang ditunggu-tunggu pun tiba. 

Singkat cerita setelah pengajian selesai Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi mempersilakan Al Habib Shaleh  untuk ke kamar yang sudah dipersiapkan. 

Segala bentuk makanan pun dikeluarkan, termasuk nasi kebuli spesial dengan lauk daging kambingnya.

Sebelum memakannya Al Habib Shaleh bertanya kepada Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi sambil memegang laham (daging kambing yang sudah digoreng):

"Ya Habib Muhammad, dari mana ini? Aromanya sungguh menakjubkan tidak seperti biasanya."

Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi lalu menjawab:
"Kemarin ada Pak Haji kirimi kemari, ya Habib." .

Langsung Al Habib Shaleh RA berkata lagi:
 "Bukan! Ini hadiah dari ahlul barzakh, ya Habib Muhammad. Ayo Bismillah kita makan."

Sambil tersenyum Al-Alim al-A'llamah al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi mempersilakan para tamu termasuk Al Habib Shaleh  untuk menikmati hidangan dan berkata:

"Apa yang Al Habib Shaleh  gak tau... jangan-jangan sudah janjian 'in' dengan Walid Ali ."

Semua yang hadir dan mendengarkannya waktu itu dibuatnya tertawa.

Wallahu A'lam Bishowab.

No comments: