Sunday, March 5, 2017

Para Pelaku Bid'ah.

Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah  bersabda:
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR.Bukhari -Muslim).

Lalu bagaimana dengan para pelakunya, padahal Imam Bukhari telah mengerjakan shalat sunnah sebanyak 15126 rakaat. Dalam sebuah Riwayat menyebutkan jika Al-Farbari telah berkata:
Bahwa al-Bukhari berkata:
" Aku tidak meletakkan 1 hadist pun dalam kitab Sahih saya, kecuali aku telah mandi terlebih dahulu dan aku juga shalat 2 rakaat”.

Diriwayatkan oleh banyak ahli hadist, diantaranya adalah:
  • Thabaqat al-Huffadz,
  • Al-Hafidz as-Suyuthi,1/48,
  • Siyar A’lam an-Nubala’,
  • Al-Hafidz adz-Dzahabi 12/402,
  • Thabaqat al-Hanabilah, 1/274,
  • Tarikh Baghdad 2/9,
  • Tahdzib al-Asma,
  • Imam an-Nawawi, 1/74,
  • Wafayat al-A’yan 4/190,
  • Tahdzib al-Kamal,
  • Al-Hafidz al-Mizzi 1169,
  • Thabaqat as-Subki 2/220,
  • Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Muqaddimah al-Fath 490 .
  • At-Tahdzib 9/42) Hadist yang tertera dalam Sahih al-Bukhari berjumlah 7563 hadist.
Maka shalat yang beliau lakukan juga sesuai jumlah hadist tersebut atau 15126 (lima belas ribu seratus dua puluh enam) raka'at.
Disadur dari kitab Tahdzib Al-Asma':

“Kami meriwayatkan dari Abdul Quddus bin Hammam, bahwa ia mendengar dari para guru yang berkata seputar al-Bukhari ketika menulis bab-bab salam kitab Sahihnya diantara makam Nabi dan mimbarnya, dan al-Bukhari salat 2 rakaat dalam tiap-tiap bab”  (Tahdzib al-Asma’, an-Nawawi, 1/101).



Imam Ahmad Bin Hanbal pernah berkata:
“Sungguh saya berdoa kepada Allah untuk Syafii dalam salat saya sejak 40 tahun. Doanya: Ya Allah ampuni saya, kedua orang tua saya dan Muhammad bin Idris asy-Sfafii”.
~ Thabaqat al-Syafiiyah al-Kubra, as-Subki, 3/194
~ Manaqib asy-Syafii, al-Baihaqi, 2/254.

Disadur dari kitab Mukhtashar Tharikh Dimasyqa bahawa Abdullah bin Ahmad berkata:
" Bapak saya (Ahmad bin Hanbal) melakukan salat dalam sehari semalam sebanyak 300 rakaat. Ketika beliau sakit liver, maka kondisinya melemah, beliau salat dalam sehari semalam sebanyak 150 rakaat, Dan usianya mendekati 80 tahun” (Mukhtashar Tarikh Dimasyqa, Ibnu Rajab al-Hanbali, 1/399)

Disadur dari kitab Tabhaqat Al Hanabilah  bahwa Ja'far bin Muhammad bin Ma’bad berkata:
 "Aku melihat Ahmad bin Hanbal salat 6 rakaat setelah Jumat, masing-masing 2 rakaat”.(Thabaqat al-Hanabilah, Ibnu Abi Ya’la, 1/123).


Imam Malik bin Anas ( Shalat 800 rakaat). 
Abu Mush’ab dan Ahmad bin Ismail berkata:
" Malik bin Anas berpuasa sehari dan berbuka sehari selama 60 tahun dan ia salat setiap hari 800 rakaat”. (Thabaqat al-Hanabilah, Ibnu Abi Ya’la, 1/61).


Imam Basyar bin Mufadlal (Shalat 400 rakaat).
Imam Ahmad berkata tentang Basyar bin Mufadzal al-Raqqasyi:
"Kepadanyalah puncak kesahihan di Bashrah. Ia shalat setiap hari sebanyak 400 rakaat, Ia puasa sehari dan berbuka sehari. Ia terpercaya dan memiliki banyak hadist, wafat pada tahun 180 H". (Thabaqat al-Huffadz, al-Hafidz as-Suyuthi,1/24).

Sayidina Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib (Shalat 1000 rakaat).
“Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, hiasan ahli ibadah, Disebut demikian karena Belia shalat dalam sehari sebanyak 1000 rakaat, Sehingga di lututnya terdapat benjolan seperti punuk unta”.  (Tahdzib al-Asma’, al-Hafidz al-Mizzi, 35/41).

Disadur dari kitab Tadzkirah Al-Huffadz:
Bahwa Malik telah berkata:
" Telah sampai kepada saya bahwa Ali bin Husain shalat dalam sehari semalam 1000 rakaat sampai wafat”. (Tadzkirah al-Huffadz, al-Hafidz adz-Dahabi, 1/60).


Maimun bin Mahran ( Shalat 17000 rakaat).
“Diriwayatkan bahwa Maimun bin Mahran shalat dalam 17 hari sebanyak 17000 rakaat”.(Tadzkirah al-Huffadz, al-Hafidz adz-Dahabi, 1/99).

Basyar bin Manshur ( Shalat 500 rakaat).
Ibnu Mahdi telah berkata:
"Saya tidak melihat seseorang yang paling takut kepada Allah selain Basyar bin Manshur.
Ia salat dalam sehari 500 rakaat, wiridannya adalah 1/3 al-Quran”. (Tahdzib at-Tahdzib, al-Hafidz Ibnu Hajar, 1/403).

Al-Harits bin Yazid ( Shalat 600 rakaat).
Ahmad berkata:
" Terpercaya diantara orang-orang terpercaya".
Laits berkata:
"Al-Harits salat dalam sehari 600 rakaat” (Tahdzib at-Tahdzib, al-Hafidz Ibnu Hajar, 2/142).

Ibnu Qudamah ( Shalat100 rakaat) .
“Ibnu Qudamah tidak mendengar tentang salat kecuali ia lakukan. Ia tidak mendengar 1 hadist kecuali ia amalkan. Ia salat bersama dengan orang lain di malam Nishfu Sya’ban 100 rakaat, padahal ia sudah tua”. (Dzail Thabaqat al-Hanabilah, Ibnu Rajab al-Hanbali, 1/203).

 Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata:
“Ibnu Qudamah shalat antara Maghrib dan Isya’ sebanyak 4 rakaat, dengan membaca surat Sajdah, Yasin Tabaraka dan ad-Dukhan. Beliau shalat Tasbih setiap malam Jumat antara Maghrib dan Isya’ dan memanjangkannya. Di hari Jumat ia shalat 2 rakaat dengan membaca al-Ikhlas 100 kali. Ia shalat sunah sehari semalam sebanyak 72 rakaat. Ia memiliki banyak wiridan. Ia melakukan ziarah kubur setiap Jumat setelah Ashar” (Dzail Thabaqat al-Hanabilah, Ibnu Rajab al-Hanbali, 1/204).

Umair bin Hani’ (Shalat1000 sujud).
“Umair bin Hani’ shalat dalam sehari sebanyak 1000 sujud (500 raka'at) dan membaca tasbih sebanyak 100.000” (Tahdzib at-Tahdzib, al-Hafidz Ibnu Hajar, 8/134).

Murrah bin Syarahil (Shalat 600 rakaat).
“Ibnu Hibban menambahkan bahwa Marrah bin Syarahil shalat dalam sehari 600 rakaat. al-Ajali berkata, ia tabii yang tsiqah, ia salat dalam sehari 500 rakaat”.
(Tahdzib at-Tahdzib, al-Hafidz Ibnu Hajar, 10/80).

Abdul Ghani ( Shalat 300 rakaat).
“Abdul Ghani, ia terpercaya, kokoh, agamis yang dipercaya, banyak karangannya, selalu puasa, selalu mendahulukan ibadah. Ia shalat dalam sehari semalam 300 rakaat” . (Dzail Thabaqat al-Hanabilah, Ibnu Rajab al-Hanbali, 1/185).

Abu Ishaq asy-Syairazi (Tiap bab dalam kitab).
Abu Bakar bin Khadhibah berkata:
"Saya mendengar dari sebagian santri Abu Ishaq di Baghdad bahwa Syaikh (Abu Ishaq) shalat 2 rakaat setiap selesai menulis setiap Fasal dalam Muhadzab”. (Thabaqat asy-Syafiiyat al-Kubra, as-Subki, 4/217).

Qadli Abu Yusuf (Shalat 200 rakaat).
Ibnu Sama’ah berkata:
"Setelah Abu Yusuf menjadi Qadli, ia shalat dalam sehari sebanyak 200 rakaat” (Tadzkirah al-Huffadz, al-Hafidz adz-Dzahabi, 1/214).

 Ali bin Abdillah (Shalat 1000 rakaat).
Abu Sanan berkata:
"Ali bin Abdillah shalat dalam sehari 1000 rakaat”. (Tahdzib al-Asma’, an-Nawawi, 1/492)

Al-Hafidz ar-Raqqasyi (Shalat 400 rakaat).
“Ar-Raqqasyi, terpercaya, ia shalat dalam sehari semalam 400 rakaat” (Tadzkirah al-Huffadz, al-Hafidz adz-Dzahabi, 2/73).


Abu Qilabah (Shalat 400 rakaat).

Qadli Ahmad bin Kamil berkata:
Diceritakan bahwa Abu Qilabah shalat dalam sehari semalam sebanyak 400 rakaat” (Tadzkirah al-Huffadz, al-Hafidz adz-Dzahabi, 2/120).


Cucu Abdullah bin Zubair (Shalat 1000 rakaat).
“Mush’ab bin Tsabit bin Abdillah bin Zubair, ia shalat dalam sehari semalam 1000 rakaat”
(Shifat ash-Shafwah, Ibnu Jauzi, 2/197 dan al-Ishabah, al-Hafidz Ibnu Hajar, 2/326)

Malik Bin Dinar (Shalat1000 rakaat).
Ibnu Abi Dunya meriwayatkan dari beberapa jalur bahwa Malik bin Dinar mewajibkan pada dirinya sendiri untuk shalat 1000 rakaat dalam setiap hari”
(Al-Ishabah, al-Hafidz Ibnu Hajar, 5/77).

Bilal Bin Sa’d (Shalat 1000 rakaat).
Auzai berkata:
"Dalam masalah ibadah tidak didengar 1 orang yang lebih kuat daripada Bilal bin Sa’d, Ia shalat 1000 rakaat setiap hari” (Tahdzib al-Asma’, an-Nawawi, 1/441).



Jika demikian, apakah bisa dibenarkan kita mengatakan bahwa mereka itu yang melakukan hal tersebut diatas sebagai orang yang berbuat bid’ah dan sesat?

Ibn Rajar al- Asqalani dalam Fathul Bari ketika menjelaskan pernyataan dari  Umar bin Khattab رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه “Sebaik-baik bid’ah adalah ini” mengatakan:
“Pada mulanya, bid’ah dipahami sebagai perbuatan yang tidak memiliki contoh sebelumnya. Dalam pengertian syar’i, bid’ah adalah lawan kata dari sunnah. Oleh karena itu, bid’ah itu tercela. Padahal sebenarnya, jika bid’ah itu sesuai dengan syariat maka ia menjadi bid’ah yang terpuji. Sebaliknya, jika bidطah itu bertentangan dengan syariat, maka ia tercela. Sedangkan jika tidak termasuk ke dalam itu semua, maka hukumnya adalah mubah: boleh-boleh saja dikerjakan. Singkat kata, hukum bid’ah terbagi sesuai dengan lima hukum yang terdapat dalam Islam”.


Wallahu A'lam Bishowab.

No comments: