Thursday, January 25, 2018

Tawassul Di makam Rasulullah ﷺ

Disadur dari kitab Al-Adzkar.

Al Imam An-Nawawi RA di dalam kitab Al-Adzkar, mengutib kisah tawassul di makam Rasulullah ﷺ, pada bab ziarah kubur Rasulullah ﷺ dan tata-cara dzikir-nya :

Diriwayatakan dari Al-Utbi yang menceritakan ketika Ia sedang duduk di dekat kubur Nabi ﷺ, datanglah seorang Arab Badui, lalu ia mengucapkan:

"Assalamualaika, yaa Rasulullah (semoga ke sejahteraan terlimpahkan kepadamu duhai Rasulullah ﷺ  aku telah mendengar Allah ﷻ berfirman:

وَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْۤا اَنْفُسَهُمْ جَآءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَـهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا
"Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang". [QS. An-Nisa': Ayat 64].


"Sesungguhnya Aku datang kepadamu untuk memohonkan ampunan atas dosaku dan juga mengharap syafa'at denganmu (sebab/wasilah) kepada Tuhanku".

Kemudian lelaki tersebut mengumandangkan syair :

يا خير من دفنت بالقاع أعظمه   فطاب من طيبهن القاع والأكم.

نفسي الفداء لقبر أنت ساكنه   فيه العفاف وفيه الجود والكرم.


"Duhai sebaik baik orang yang di kebumikan di lembah ini lagi paling agung, maka menjadi harumlah dari pancaran keharumannya semua lembah dan pengunungan ini. Diriku sebagai tebusan kubur yang engkau menjadi penghuninya; di dalamnya terdapat kehormatan, kedermawanan dan kemuliaan...".

Al-Utbi melanjutkan kisahnya:
Kemudian lelaki Badui itu pergi, dan dengan serta merta mataku (Al-Utbi) terasa mengantuk sekali hingga tertidur. Di dalam tidurku itu aku bermimpi berjumpa dengan Rasulullah ﷺ lalu beliau bersabda : 

"Duhai Utbi susullah orang Badui itu dan sampaikanlah berita gembira kepadanya bahwa Allah ﷻ telah mengampuniNya".


وربنا الرحمن المستعان ...
Wallahu a'lam bishowab.

Penawar Ghibah.

Dikutip dari kitab Afdholus Sholawat 'Ala Sayyidis Saadaat, karya Al Imam Yusuf Ibn Isma'il An Nabhani RA.

As Syaikh Muhammad Abul Mawahib Asy-Syadzili RA, murid dari As Syaikh Abu Sa’id Ash-Shafrawi RA, beliau adalah seorang ulama besar yang pernah mengajar di Universitas Al Azhar, Mesir. Beliau sering bermimpi berjumpa dengan Rasulullah . AS Syaikh Abul Mawahib Asy Syadzili RA pernah menyatakan:

Wednesday, January 24, 2018

Larangan Menerima Tamu

Diceritakan bahwa ada seorang yang Arif dan bijaksana telah diundang ke dalam sebuah jamuan, lalu beliaupun tidak menolaknya dan menyanggupi untuk hadir ke dalam jamuan tersebut. Akan tetapi beliau akan hadir ke dalam jamuan tersebut dengan mengajukan tiga syarat.

Karena penasaran Sohibul bait lalu bertanya:
"Apakah syarat-syarat tersebut?".


Beliau berkata:
"Syarat yang pertama adalah jangan sampai adanya pemaksaan".


Sohibul bait lalu bertanya:
"Lalu syarat yang kedua apa?".


Beliau lalu menjawabnya dan berkata:
"Syarat yang kedua janganlah engkau berkhianat".


Sohibul bait lalu bertanya:
"Lantas syarat yang ketiga apa?".


Beliau lalu meresponnya dan berkata:
"Sedangkan untuk syarat yang ketiga adalah janganlah engkau berbuat tidak adil".

Amalan Keselamatan Ketika Keluar Rumah

Ketika kita hendak keluar rumah, hendaknya memakai alas kaki yang awali dengan kaki sebelah kanan, dan ketika menanggalkannya dimulai dengan kaki kiri. Hal ini berdasarkan pada dalil hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah   bersabda:

إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِاليُمْنَى ٬ وَإِذَا خَلَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ٠

"Jika seseorang dari kalian memakai sandal, maka hendaknyu dimulai dengan yang kanan, dan jika menanggalkannya hendak­nya dimulai dengan yang kiri".

Rasulullah melarang  kita mengenakan sandal sambil berdiri.  Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah  bersabda:
نَهَى أَنْ يَنْتعِلَ الرَّجُلُ قَا ئِمًا
Artinya: “Dilarang memakai sandal sambil berdiri”.(HR. At-Tirmidzi).

Almanawi berkata: 
“Perintah dalam hadits ini adalah anjuran,karena memakai sandal sambil duduk itu lebih mudah dan memungkinkan.” 

Dari hadits tersebut ath-Thibi dan lainnya mengkhususkan larangan untuk sandal yang susah dikenakan sambil berdiri, seperti jenis tasumuh dan khif, tidak seperti terompah dan sarmuzah (yang mudah dikenakan walaupun sambil berdiri). Salah satu ilat dari larangan mengenakan sandal sambil berdiri adalah adanya kemungkinan tersingkap atau terbentuknya aurat, terutama jika pakaiannya tipis dan transparan. Hal itu juga bisa menyebabkan otot punggung atau tulang belakangnya terkilir. Kadang-kadang mengenakan sandal sambil membungkuk juga bisa menyebabkan orang tersebut terjerembab. 

Ibnu al-Atsir Rahimahullah berkata: 
“Seseorang dilarang mengenakan sandal sambil berdiri, karena mengenakannya sambil duduk lebih mudah dan memungkinkan, karena terkadang mengenakannya sambil berdiri bisa menyebabkan dia terjungkal”.

Rasulullah  bersabda:
“Janganlah salah seorang di antara kalian berjalan dengan memakai sandal sebelah. Pakailah keduanya atau (jika tidak) lepaslah keduanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Dari Anas bin Malik RA, bahwa Rasulullah bersabda:

إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ؟

”Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemudian ia membaca:

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Maka dikatakan kepadanya:
"Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan kamu dilindungi." Seketika itu setan-setan pun menjauh darinya. Kemudian salah satu setan berkata kepada temannya, "Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi?."
(HR. Abu Daud ; 5095, Tirmidzi ; 3426).

Dan setelah membaca doa keluar rumah, dianjurkan untuk membaca basmallah sebanyak 21x. Keutamaannya adalah InsyaAllah kita akan diberikan keselamatan selama kita diperjalanan, berpergian ataupun sedang keluar rumah hingga kita kembali kerumah.

Wallahu a'lam bishowab.

Tuesday, January 23, 2018

Happy Wife, Happy Life

Ada pepatah yang mengatakan jika ada seorang pria sukses dalam kehidupannya maka pasti ada wanita yang ada di belakangnya. Wanita tersebut bisa saja dari ibu kita  yang telah melahirkan kita  atau bisa juga istri kita dengan ridhonya mereka yang mau mensuport dan mendoakan kita.

Begitu juga sebaliknya dibalik pria yang gagal dalam kehidupannya bukan tidak mungkin hal itu disebabkan oleh wanita yang ada di belakangnya juga. Entah itu kita telah durhaka terhadap ibu kita ataupun istri kita yang tidak bahagia. Mungkin kisah berikut bisa dijadikan pembelajaran buat kita semua.

Suatu waktu ada seorang sahabat yang bertanya kepada saya:
 “Bro, kenapa ya hutang saya ga bisa lunas lunas?”

Menghadapi pertanyaan seperti ini, biasanya saya menjawabnya dengan mengajaknya menggunakan ilmu “law of projection”, “disiplin kata” atau “garpu tala”. Tapi kali ini saya ingin gunakan jurus berbeda.

Sayapun langsung tanya balik ke sahabat saya tersebut dengan berkata:

“Istri kamu bahagia atau tidak?”.


Karena ditanya balik dengan pertanyaan berbeda, sahabat saya lalu merespon dengan membenarkan pertanyaannya. :

“Begini ya bro, saya cuma tanya tentang hutang. Kenapa ya hutang saya ga lunas lunas?”


Sekali lagi saya tanya balik ke sahabat saya:

“Iya... Tapi sebelumnya saya mau tanya kamu dulu... istri kamu bahagia gak?”.


Cukup lama sahabat saya terdiam. Lalu dia jawab:
 “Sepertinya istri saya kurang bahagia deh bro”.

Lalu saya mengatakan:

“ Ya sudah... itulah jawabannya... Kamu tidak akan bisa melunasi “hutang” kamu, kalau istri kamu sendiri aja tidak bahagia”.


Dia lalu bertanya:

“Lho emang ada hubungannya bro?”.


Saya lalu menjawabnya dan berkata:

“Ya pasti”.

Kemudian saya jelaskan ilmu terumbu karang kepada sahabat saya.

"Ini adalah pertanyaan sederhana, namun banyak manusia tidak tahu jawabannya.

“Di mana tuhan titip rezeki untuk manusia?”. 

Sementara semua hewan tahu di mana letak rezekinya. Jerapah jika ditanya pasti menjawab di pucuk pohon. Monyet akan menjawab di pohon pisang. Ikan akan menjawab, rezekinya dititip di terumbu karang.



Uniknya, jawaban manusia  kok bisa berbeda-beda. Tidak seragam seperti jawaban hewan. Ada yang menjawab di kantor, di proyek, di bendahara, di mana-mana dan jawaban lain yang menunjukkan sebenarnya kita tidak tahu di mana letak rezeki kita.


Dengan kajian panjang, saya menyimpulkan bahwa rezeki tuhan dititip di “Kemuliaan dan Kebahagiaan Orang Lain”. 

Rezeki yang kita dapatkan sebenarnya bukan karena keahlian kita, bukan juga karena jam kerja yang kita curahkan. Tapi lebih karena kita pernah memuliakan dan membahagiakan orang lain. Lalu tuhan berikan reward berupa rezeki yang tercurah akibat proses itu.

Jika jerapah menjaga pucuk pohonnya, monyet menjaga pohon pisangnya, maka ikan pun menjaga terumbu karangnya agar dapatkan rezeki. 

Uniknya, manusia dengan mudah menyakiti perasaan manusia lain. Kenapa? Karena tidak tahu konsep “menjaga terumbu karang” ini. Begitulah yang terjadi pada sahabat saya. Dia hanya fokus mencari nafkah di tempat kerja, tapi istri sendiri tidak dia bahagiakan".



Sahabat saya pun menghela nafas lalu berkata; 

“Terus, apa yang harus saya perbuat bro?”


Saya lalu langsung meresponya dan berkata:

“Ya sederhana sebenarnya, buat saja istri mulia dan bahagia, karena di sana letak rezeki kamu.


Kita terlalu sibuk bekerja dan menjadi robot, lalu menganggap dengan aktivitas kita itulah kita mendapatkan rezeki dan mampu membayar hutang-hutang kita. Padahal kita sebenarnya juga bahagiakan orang-orang yang menjadi sebab rezeki kita. 



Pimpinan, anak buah, klien, konsumen, kita jagaaa benar hatinya agar tidak tersinggung. Kenapa? Karena kalau tersinggung sedikit saja, mereka akan menghukum kita dengan berkurangnya bagian rezeki kita. 

Pimpinan mungkin akan memecat kita, anak buah tidak akan semangat bekerja, klien dan konsumen akan lari, jika kita buat tersinggung.

Saat tiba di rumah... dengan mudahnya kita menyakiti hati istri kita. Kadang sebagai suami, kita menganggap istri harus membuat suami bahagia. Kita-lah raja dalam rumah tangga dan dengan semena-mena kita menuntut banyak hal pada istri kita. Kita pakai dalil2 agama untuk mengeksploitasi istri kita. Semuanya tentang kita dan ego kita sebagai suami.

Ujung dari itu semua, istri tidak bahagia. Seperti ikan, saat terumbu karangnya sudah musnah, manalah mungkin dia bisa dapatkan makanan. Saat istri -sebagai orang paling dekat dengan kita- tidak bahagia, manalah mungkin kita akan dapatkan rezeki”


Sahabat sayapun hanya dapat menunduk saja lalu menatap saya dalam-dalam.

Lalu saya berkata:

“Sebenarnya... ini adalah kontemplasi saya juga bro..” 


Lalu dia berkata:

“Oh, jadi kamu pernah mengalami juga?”.


Lalu saya sambung pembicaraan saya dan berkata

“Ya... begitulah... dulu saya juga orang yang tidak peduli dengan kebahagiaan istri. Terlalu banyak aib jika saya ceritakan... Tapi, sejak saya dapatkan kesimpulan “menjaga terumbu karang” ini, saya balik semua logika saya dalam mencari rezeki.



Saya sudah tidak peduli lagi dengan usaha saya. Saya tidak peduli dengan seberapa banyak nafkah yang saya bisa berikan untuk istri saya. Karena sebenarnya itu hanya dampak dari sikap saya terhadap orang-orang yang paling berharga dalam kehidupan saya. Salah satunya, istri kita".

Lalu saya bercerita:

Suatu saat, ada seorang motivator bisnis dari Amerika. Sesi yang paling saya tunggu adalah pertanyaan tentang rahasia sukses.

“Apa rahasia sukses bapak?” Tanya seorang penanya.


Saya sudah menunggu dan menduga jawabannya adalah tentang poin2 manajemen, leadership, kedisipilan atau kerjasama tim. 

Jawabannya sungguh tak terduga. Sambil memegang mesra tangan istrinya, sang motivator menjawab “Happy Wife, Happy Life” 

Sungguh bukan ini rahasia yang saya nantikan. Tapi dengan fasih, motivator itu menjawab dgn susunan logika yang menggugah perasaan saya, bahwa Kebahagiaan Istri lah yang akan membuat hidup seorang suami bahagia.

Ah... malu saya dengan diri saya sendiri. Banyak orang memanggil saya orang yang cerdas, tapi kenapa nilai-nilai ini malah dijiwai oleh motivator bisnis dari negara yang dalam citra saya sudah tidak lagi mensakralkan nilai keluarga.

Setelah itu, berhari-hari saya termenung, kalimat “happy wife, happy life” terngiang2 dalam fikiran dan jiwa saya. Akhirnya dengan mantap, saya membuka hati, mau belajar dan menerapkan semboyan sang motivator untuk meniti kesuksesan saya".


Sahabat saya masih di depan saya. Masih mencoba mencerna kalimat-kalimat yang keluar dari lisan saya. Dia memang sedang konsultasi, tapi hakikatnya ini adalah pembicaraan dua lelaki yang saling berkaca. 

Memang tidak mudah menurunkan ego kami sebagai suami. Tapi jika itu yang harus dibayar untuk kesuksesan, kenapa tidak? Sudah terlalu jauh kami berjalan memuaskan ego kami sendiri, dan akibatnya kami tak lagi menemukan bahagia.

Sahabat sayapun mengeluh dan berkata:

“Tapi istri saya keras bro, kadang marah-marah ga jelas, apa yang saya lakukan seperti ga bener semua di mata dia. Kalau sudah begitu, saya ya... ikutsn marah-marah”.

Sayapun langsung meresponya:

“Ya biar saja lah bro, kadang istri kita memang mesti melampiaskan amarahnya. Satu hal yang akhirnya saya fahami... sejak kita menikahi istri kita, dia punya quota marah yang ga habis-habis... kita harus siap memiliki hati yang luas menghadapinya".


Lalu saya berkata:

"Untuk hal ini, saya belajar dari kisah hidup Rasulullah ".

Lalu sayapun langsung bercerita:

"Suatu saat, Rasulullah  sedang menerima tamu. Sejurus kemudian, ada ketukan pintu dan memberikan semangkuk sup. 

Rasulullah lalu bertanya:
“Dari mana sup ini?” 

Lalu pertanyaaan Rasulullah ﷺ  langsung dijawab oleh istri yang lainnya.


Jawaban itu didengar oleh Aisyah  di dapur yang juga sedang menyiapkan makanan untuk Rasulullah  yang mulia. Tak diduga, Aisyah keluar dan menghalau mangkuk sup itu dan terjatuh mengenai Rasulullah  dan tamunya.



Jika kita menjadi Rasulullah  mungkin penyikapan kita akan marah, atau minimal memberikan pengertian kepada Aisyah ra tentang kesalahan perbuatannya.

Tapi, Dialah Rasulullah  yang mulia. Rasulullah ﷺ hanya mengambil kain membasuh sup yang tumpah di pakaiannya dan tamunya dan hanya mengatakan kepada tamunya.
Rasulullah lalu berkata:
“Maafkan ibumu (ummul mu’minin)... dia sedang cemburu”



Penyikapan yang tepat yang lahir dari keinginan menjaga kebahagiaan istri. Ah... semoga kami mampu mencontoh Rasulullah ﷺ yang mulia".



"Kehidupan suami istri laksana lautan dalam yang tak pernah habis digali. Satu hal yang pasti, kita harus pertanggung jawabkan ijab-qobul yang sudah terlanjur terucap dan disaksikan oleh Allah.



Lalu kita terikat amat kuat dengan hukum Allah. “Itsnaani yu’ajjiluhumullahu fid dunya, al-baghyu wa huquuqul waalidayn” ada dua dosa yang dipercepat siksanya oleh Allah di dunia : berbuat sewenang2 (Al-baghyu) dan durhaka kepada kedua org tua.

Al-baghyu yang paling besar adalah kepada istri sendiri. Allah mensejajarkan, menyakiti istri sama dengan durhaka kepada orangtua". 


Setelahnya kamipun berdua cuma bisa menghela nafas. Memang tidak mudah untuk menjadi seorang suami, karena kitapun masih harus terus belajar. Semoga dengan slogan baru : “Happy Wife, Happy Life”, kita bisa dapatkan kebahagiaan dan kesuksesan Kita kembali.


Wallahu a'lam bishowab.

Kisah Sibuta Dan Silumpuh.

Photo ini diambil di Damaskus pada tahun 1889. Dan disini akan dikisahkan tentang photo tersebut mengenai dua orang sahabat karib yang tinggal di Damaskus. Yang pertama Samur namanya, beragama Nasrani memiliki tubuh yang pendek dan lumpuh. Dan sahabat karibnya Soleh namanya, beragama Islam memiliki tubuh yang jangkung dan  buta.

Kedua orang sahabat karib tersebut sejak kecil sudah yatim piatu dan tinggal bersama dalam satu rumah. Samur bergantung pada kaki soleh untuk berjalan, dan Soleh bergantung pada mata Samur untuk melihat.

Kedua orang sahabat karib tersebut berkerja pada sebuah warung kopi. Keduanya dikaruniai umur yang panjang karena keduanya adalah orang yang taat dan rajin beribadah, sampai pada suatu waktu Samur tidur disebelah soleh yang sedang mengerjakan sholat malam dan diikuti sambil membaca sholawat Nabi Muhammad  ﷺ.

Ketika Soleh sedang mengerjakan sholat malam, dalam tidurnya Samur bermimpi didatangi sebuah cahaya putih yang berjalan bersama Soleh sahabat karibnya dan cahaya itu lalu berkata kepada samur:
"Duhai Samur jika engkau ingin berkumpul bersama sahabat karibmu (Soleh) didunia dan akhirat maka ikutilah ajaran soleh".

Samur lalu bertanya dan berkata:
"Siapakah engkau sesungguhnya? ".

Berkatalah cahaya itu untuk  menjawab pertanyaan Samur:
"Sahabat karibmu lebih mengetahui mengenai aku, tanyaIah kepadanya siapakah diriku..!!".

Lalu cahaya itu melanjutkan perkataanya dengan berkata:
"Titip salam untuk sahabatmu dariku Muhammad  ﷺ".

Akhirnya Samurpun terbangun melihat Sahabat karibnya soleh masih berdoa sambil mengucur air mata, setelahnya Samur berkata:
"Duhai sahabatku, sudah selesaikah engkau berdoa..!! ".

Soleh lalu menjawabnya:
" Ya".

Soleh lalu berkata:
"Samur ternyata engkau sudah bangun".

Samur kemudian bermaksud mengutarakan keinginnya dan berkata:
"Aku ingin bercerita... ".

Setelah menceritakan peristiwa dalam mimpinya, kedua orang sahabat karib itupun menangis dan pada akhirnya Samur memutuskan untuk masuk islam. Dan inilah yang merupakan salah satu berkah memiliki sahabat yang Soleh. 

Samur meninggal Iebih dahulu. Seminggu kemudian, Soleh menyusul sahabat karibnya, mereka berdua meninggal karena cinta yang sangat mendalam mengumpulkan mereka satu atap di syurga bersama kekasih Allah SWT Tuhan semesta Alam Rasulullah, .

Wallahualam bishowab.

Sunday, January 21, 2018

Aku Didalam Aku.

Allah telah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Di setiap langit itu ada satu malaikat yang menjaga pintu tersebut.

Ibn Mubarak mengatakan bahwa Khalid bin Ma'dan berkata kepada sahabat Mu'adz bin Jabal RA:
"Ceritakanlah satu hadits yang kau dengar dari Rasulullah , yang kau menghafalnya dan setiap hari kau mengingatnya lantaran saking keras, halus, dan dalamnya makna hadits tersebut. Hadits manakah yang menurut pendapatmu paling penting ?"

Mu'adz menjawab:
 "Baiklah, akan kuceritakan" .

Sesaat kemudian, ia pun menangis hingga lama sekali, lalu ia bertutur:
"Hmm, sungguh betapa rindunya hati ini kepada Rasulullah , ingin rasanya segera bersua dengan Rasulullah .."

Ia melanjutkan:
Suatu saat aku menghadap Rasulullah  . Pada saat itu Rasulullah ﷺ sedang menunggangi seekor unta dan menyuruhku naik dibelakangnya, maka berangkatlah kami dengan unta tersebut. Kemudian Rasulullah  menengadahkan wajahnya ke langit, dan berdoa:
 "Puji syukur kehadirat Allah, Yang Maha Berkehendak kepada makhluq-Nya menurut kehendak-Nya."

Kemudian Rasulullah  berkata:
"Sekarang aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu yang apabila engkau hafalkan, akan berguna bagimu, tapi kalau engkau sepelekan, engkau tidak akan mempunyai hujjah kelak di hadapan Allah SWT".

"Hai, Mu'adz! Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Pada setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu, dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh malaikat penjaga pintu sesuai kadar pintu dan keagungannya".

Maka, Malaikat hafazhah (malaikat yang memelihara dan mencatat amal seseorang) naik ke langit dengan membawa amal seseorang yang cahayanya bersinar-sinar bagaikan cahaya matahari. Ia, yang menganggap amal orang tersebut banyak, memuji amal-amal orang itu. Tapi, sampai di pintu langit pertama, berkata malaikat penjaga pintu langit itu kepada malaikat hafazhah, "Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga tukang pengumpat, aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk tukang mengumpat orang lain. Jangan sampai amal ini melewatiku untuk mencapai langit berikutnya."

Keesokan harinya, ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal shalih seorang lainnya yang cahayanya berkilauan. Ia juga memujinya lantaran begitu banyaknya amal tersebut. Namun malaikat di langit kedua mengatakan, "berhentilah, dan tamparkan amal ini ke wajah pemiliknya, sebab dengan amalnya itu dia mengharap keduniaan. Allah memerintahkanku untuk menahan amal seperti ini, jangan sampai lewat hingga hari berikutnya." Maka seluruh malaikat pun melaknat orang tersebut sampai sore hari.

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal hamba Allah yang sangat memuaskan, dipenuhi amal sedekah, puasa, dan bermacam-macam kebaikan yang oleh malaikat hafazhah dianggap demikian banyak dan terpuji. Namun saat sampai di langit ketiga berkata malaikat penjaga pintu langit yang ketiga, "Tamparkanlan amal ini ke wajah pemiliknya, aku malaikat penjaga orang yang sombong. Allah memerintahkanku untuk tidak menerima orang sombong masuk. Jangan sampai amal ini melewatiku untuk mencapai langit berikutnya. Salahnya sendiri ia menyombongkan dirinya di tengah-tengah orang lain.

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit keempat, membawa amal seseorang yang bersinar bagaikan bintang yang paling besar, suaranya bergemuruh, penuh dengan tasbih, puasa, shalat, naik haji, dan umrah. Tapi, ketika sampai di langit keempat, malaikat penjaga pintu langit keempat mengatakan kepada malaikat hafazhah, "berhentilah, jangan dilanjutkan. Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga orang -orang yang suka ujub (membanggakan diri). Aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk amal tukang ujub. Jangan sampai amal itu melewatiku untuk mencapai langit yang berikutnya, sebab ia kalau beramal selalu ujub.

Kemudian naik lagi malaikat hafazhah ke langit kelima, membawa amal hamba yang diarak bagaikan pengantin wanita diiring kepada suaminya, amal yang begitu bagus, seperti amal jihad, ibadah haji, ibadah umrah. Cahaya amal itu bagaikan matahari. Namun, begitu sampai di langit kelima, berkata malaikat penjaga pintu langit kelima, "Aku ini penjaga sifat hasud (dengki, iri hati). Pemilik amal ini, yang amalnya sedemikian bagus, suka hasud kepada orang lain atas kenikmatan yang Allah berikan kepadanya. Sungguh ia benci kepada apa yang diridhai Allah SWT. Saya diperintahkan agar tidak membiarkan amal orang seperti ini untuk melewati pintuku menuju pintu selanjutnya.."

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik dengan membawa amal lain berupa wudhu yang sempurna, shalat yang banyak, puasa, haji, dan umrah. Tapi saat ia sampai di langit keenam, malaikat penjaga pintu ini mengatakan, "Aku ini malaikat penjaga rahmat. Amal yang seolah-olah bagus ini, tamparkanlah ke wajah pemiliknya. Salah sendiri ia tidak pernah mengasihi orang. Apabila ada orang lain yang mendapat musibah, ia merasa senang. Aku diperintahkan agar amal seperti ini tidak melewatiku hingga dapat sampai pada pintu berikutnya."

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik ke langit ketujuh dengan membawa amal seorang hamba berupa bermacam-macam sedekah, puasa, shalat, jihad, dan kewara'a. Suaranya pun bergemuruh bagaikan geledek. Cahayanya bagaikan malaikat. Namun tatkala sampai di langit yang ketujuh, malaikat penjaga langit ketujuh mengatakan, "Aku ini penjaga sum'at (ingin terkenal / Riya). Sesungguhnya orang ini ingin dikenal dalam kumpulan, kumpulan, selalu ingin terlihat lebih unggul disaat berkumpul, dan ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin.. Allah memerintahkanku agar amalnya itu tidak sampai melewatiku. Setiap amal yang tidak bersih karena Allah, itulah yang disebut Riya. Allah tak akan menerima amal orang-orang yang riya."

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik membawa amal seorang hamba : shalat, zakat, puasa, haji, umrah, akhlak yang baik, pendiam, tidak banyak bicara, dzikir kepada Allah. Amalnya itu diiringi para malaikat hingga langit ketujuh, bahkan sampai menerobos memasuki hijab-hijab dan sampailah kehadirat Allah.

Para malaikat itu berdiri dihadapan Allah. Semua menyaksikan bahwa amal ini adalah amal yang shalih dan ikhlas karena Allah SWT.

Namun Allah berfirman, " Kalian adalah hafazhah, pencatat amal-amal hamba-Ku. Sedangkan Akulah yang mengintip hatinya. Amal ini tidak karena-Ku. yang dimaksud oleh si pemilik amal ini bukanlah Aku. Amal ini tidak diikhlaskan demi Aku. Aku lebih mengetahui dari kalian apa yang dimaksud olehnya dengan amalan itu. Aku laknat dia, karena menipu orang lain, dan juga menipu kalian (para malaikat hafazhah). tapi Aku tak'kan tertipu olehnya.

Aku ini yang paling tahu akan hal-hal yang ghaib. Akulah yang melihat isi hatinya, dan tidak akan samar kepada-Ku setiap apapun yang samar. tidak akan tersembunyi bagi-Ku setiap apapun yang tersembunyi. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku akan apa yang akan terjadi. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah lewat sama dengan pengetahuan-Ku atas apa yagn akan datang. Pengetahuan-Ku kepada orang-orang terdahu-Ku sebagaimana pengetahuan-Ku kepada orang-orang yang kemudian. Aku lebih tahu atas apapun yang tersamar daripada rahasia. Bagaimana bisa amal hamba-Ku menipu-Ku. Dia bisa menipu makhluk-makhluk yang tidak tahu, sedangkan Aku ini Yang Mengetahui hal-hal yang ghaib. Laknat-Ku tetap kepadanya.

Tujuh malaikat hafazhah yang ada pada saat itu dan 3000 malaikat lain yang mengiringinya menimpali, "Wahai Tuhan kami, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami kepadanya." Maka, semua yang ada di langit pun mengatakan, "Tetapkanlah laknat Allah dan laknat mereka yang melaknat kepadanya."

Wallahu a'lam bishowab.

Wednesday, January 17, 2018

Hakekat Orang-Orang Yang Sholeh Dan Kita

Al Habib Ahmad Al Atthas RA, berkata :
"Sepatutnya seseorang memiliki tali hubungan dengan orang sholeh/wali baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal".

Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi RA :
"Barangsiapa yang tidak pernah duduk dengan orang arif (sholeh) maka kehidupannya akan terlewat dengan sia-sia dan ia terhitung sebagai orang yang merugi".

Lalu bagaimana cara kita menjalin hubungan dengan orang sholeh?.
Al Habib Umar bin Hafidz RA berkata :
"Al Habib Ahmad bin Hasan Al Atthas RA menyebutkan :
"Jika seseorang menyebut nama orang sholeh/wali maka jarak antara ia dengan orang sholeh/wali tersebut semakin dekat".

Al Habib Salim bin Abdulloh As Syathiri RA juga berkata:
"Orang yang menyebut nama orang sholeh/wali itu seperti orang yang menelpon. Ketika kita memencet nomor maka nomor tujuan akan berdering".

"Begitu juga ketika kita sebut nama orang soleh/wali maka akan berdering di sisi orang sholeh/wali tersebut. Siapa orang yg membaca wirid/kitab orang sholeh ketahuilah bahwa orang sholeh tersebut hadir... Jika kita sering menyebut nama orang sholeh maka sirr orang tersebut akan melekat pada wajah kita".

Wallahu a'lam bishowab.

Friday, January 12, 2018

Hakekat Doa

Perintah berdoa sebagaimana Allah SWT berfirman:


وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS Al-Mu’min 60).

Allah SWT berfirman:
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ?Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikit lah kamu mengingati(Nya).Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya?” ( QS an-Naml :62)

Dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa taqdir yang Allah Ta’aala telah tentukan boleh berubah. Dan faktor yang dapat mengubah taqdir ialah doa seseorang.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ (الترمذي)


Bersabda Rasulullah :
Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah Ta’ala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.”(HR Tirmidzi 2065).

Dengan do’a kita akan berharap bahwa taqdir yang Allah Ta’ala tentukan atas diri kita berubah. Hal ini merupakan sebuah berita gembira bagi kita yang selama ini merasa hidup kita hanya diwarnai penderitaan dari waktu ke waktu. Lalu kita akan menjadi orang yang optimis. Sebab keadaan hidup kita yang selama ini dirasakan hanya berisi kesengsaraan dapat berakhir dan berubah. Asal kita tidak berputus asa dari rahmat Allah Ta'ala dan kita mau bersungguh-sungguh meminta dengan do’a yang tulus kepada Allah Ta'ala Yang Maha Berkuasa.

Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala;

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ


“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah ta’aala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS Az-Zumar 53-54)'.

Dengan berdoa, Allah akan senantiasa menolong kita yang tertimpa kesulitan, menolong kita yang didhzalimi , memberi petunjuk kepada kita yang sesat, menyembuhkan kita yang sedang sakit,dan meringankan beban kita yang sedang mendapat cobaan.

Sesungguhnya ketika kita berdoa, maka Allâh menjawab doa kita. Jika kita berdoa lalu berkata:
"Duhai Tuhanku,”.

Maka Allah akan menjawabnya dengan berkata:
“Labbaik hamba-Ku”.

Setiap doa pasti dijawab oleh Allâh SWT. 

Adapun mengenai permintaan yang kita ajukan dalam doa kita, maka Allâh SWT akan melihatnya terlebih dahulu.  Jika saja yang kita minta itu baik dan bermanfaat untuk kita, maka Allâh SWTpasti akan mengabulkanya. Akan tetapi, jika yang kita minta itu cuma membawa kemuharatan untuk kita maka Allâh SWT tidak akan akan mengabulkan doa kita.

Dalam artian Allâh SWT hanya akan memberikan sesuatu hal yang hakekatnya itu pasti membawa manfaat bagi kita semua, Allâh SWT hanya tidak akan memberikan sesuatu yang menurut-Nya buruk meskipun menurut kita baik.

Sesungguhnya apa yang kita pinta itu akan Allah SWT berikan sesuai dengan hahekat-Nya.  Kita ambil sebuah contoh, jika saja anak kita yang masih kecil yang kita sangat sayangi datang menemui kita, lalu meminta sesuatu yang kita anggap akan membahayakan dirinya sedangkan dia tidak tahu bahwa apa yang dia minta itu berbahaya baginya, apa yang akan kita lakukan? 
Apakah kita akan mengabulkan permintaannya atau menolaknya? 

Dengan demikian sesungguhnya penolakan kita sebagai orangtua adalah sebuah pemberian dan anugrah, sebab kita telah mencegahnya dari sesuatu yang akan membahayakan dirinya.

Begitulah salah satu bukti kasih sayang Allâh SWT kepada kita selaku hamba-hamba-Nya.  Allâh SWT selalu memilihkan yang terbaik bagi mereka, sebab Allah SWT menyayangi mereka lebih daripada kasih sayang mereka kepada dirinya sendiri. 

Dan Allah SWT lebih mengasihi dan menyayangi kita lebih daripada kasih sayang kedua orang tua kita.

Wallahu A'lam Bishowab.

Hakekat Tidur.

Para pakar dari University of Rochester Medical Center USA telah melakukan sebuat riset tentang tidur. Dalam riset tersebut disebutkan jika salah satu penyebab mengapa manusia itu butuh tidur adalah karena adanya proses pembersihan tubuh dari berbagai toksin. Pada riset tersebut, dapat diambil kesimpulan jika sel-sel otak kita mengalami penyusutan selama kita sedang tertidur sehingga jarak antar neuron pun lebih terbuka bagi cairan pembersih otak untuk masuk dan bekerja. Hal ini dapat diartikan jika kita telah menyepelekan waktu tidur, maka kita tidak memberikan kesempatan bagi cairan ini untuk membersihkan berbagai toksin di dalam otak kita. Padahal, jika ada banyak toksin di dalam otak kita, maka otak kitapun beresiko tinggi mengalami gangguan, khususnya pada hal daya ingat.

Masih banyak sekali dari kita yang suka sekali menyepelekan waktu tidur yang utama. Kita sering berpikir asalkan kita bisa tidur, maka hal itu kita anggap hanya untuk menghilangkan rasa kantuk kita saja, maka kita sudah mendapatkan waktu tidur yang cukup. Padahal, jika kita tidak mendapatkan tidur yang cukup, maka tubuh kita pun tidak akan mampu melakukan pembersihan toksin pada berbagai bagian tubuh kita, termasuk diantaranya adalah otak. Dan tanpa kita sadari, ternyata otak juga sangat membutuhkan waktu tidur yang cukup sebagai waktu untuk membersihkan berbagai toksin yang terkumpul selama beraktifitas seharian.

Tidur yang paling baik adalah tidur yang cukup dan pada waktu yang tepat. Jadi tidur yang cukup pada waktu yang tidak tepat maka hanya akan membawa efek yang baik buat kita. Karenanya tidur itu dibagi menjadi 5 macam waktu dan efeknya sebagai berikut :
1. 'Ailulah yaitu tidur setelah faja cr, bisa mewariskan lupa.
2. Ghoilulah yaitu tidur di waktu dhuha, bisa mewariskan faqir
3. Qoilulah yaitu tidur di waktu istiwa', bisa mewariskan kaya
4. Kailulah yaitu tidur setelah 'ashar, bisa mewariskan gila.
5. Failulah yaitu tidur setelah maghrib, bisa mewariskan fitnah.

النوم خمسة انواع العيلولة وهو النوم بعد الفجر يورث الغفلةوالغيلولة وهو النوم وقت الضحى يورث الفقر والقيلولة وهو النوم وقت الاستواء يورث الغنى والكيلولة وهو النوم بعد العصر يورث الجنون والفيلولة وهو النوم بعد المغريب يورث الفتنة

Tidur setelah subuh hukumnya makruh karena waktu tsb adalah saat dibagikannya rizki maka tidak baik tidur waktu itu.Ibnu abbas pernah melihat seorang anaknya yang tidur setelah subuh, beliau berkata :" bangunkah, apakah engkau tidur di saat rizki dibagikan didalamnya. "dari sebagian tabi'in bahwa sesungguhnya bumi berteriak karena tidurnya orang alim setelah sholat subuh, hal itu disebabkan waktu tsb adalah waktu untuk mencari rizki dan berjalan di dalamnya secara syara' dan adat kebiasaan menurut orang-orang yang berakal.

Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda:
 " Yaa Allah berkahilah ummatku di waktu paginya ".

Dalam sebuah hadist lainya dari Umar Rasulullah ﷺ bersabda:
" berhati hatilah kalian dari tidur di waktu pagi, karena bisa menyebabkan banyaknya uap yang menutupi otak, memutuskan pernikahan dan mengkeringkan tabi'at.".

Kitab syarah mandzumatul adab (2/355) karya syeikh muhammad bin ahmad as safarini :

مطلب : في كراهة النوم بعد الفجر والعصر : ونومك بعد الفجر والعصر أو على قفاك ورفع الرجل فوق أختها امدد ( و ) يكره ( نومك ) أيها المكلف ( بعد ) صلاة ( الفجر ) لأنها ساعة تقسم فيها الأرزاق فلا ينبغي النوم فيها ، فإن ابن عباس رضي الله عنهما رأى ابنا له نائما نومة الصبحة فقال له : قم أتنام في الساعة التي تقسم فيها الأرزاق .
وعن بعض التابعين أن الأرض تعج من نوم العالم بعد صلاة الفجر ، وذلك لأنه وقت طلب الرزق والسعي فيه شرعا وعرفا عند العقلاء . وفي الحديث { اللهم بارك لأمتي في بكورها } .
وفي غريب أبي عبيد قال : وفي حديث عمر رضي الله عنه { إياك ونومة الغداة فإنها مبخرة مجفرة مجعرة } قال : ومعنى مبخرة تزيد في البخار وتغلظه . ومجفرة قاطعة للنكاح . ومجعرة ميبسة للطبيعة " .

Dinukil dari kitab tuhfatul habib syarah khotib :

وفي تذكرة الجلال السيوطي النوم في أول النهار عيلولة وهو الفقر وعند الضحى فيلولة وهو الفتور وحين الزوال قيلولة وهي الزيادة في العقل وبعد الزوال حيلولة أي يحيل بينه وبين الصلاة وفي آخر النهار غيلولة أي يورث الهلاك .

Disebutkan dalam kitab tadzkiroh buah karya al-jalal as-suyuthi bahwa :
▪tidur di permulaan siang (pagi hari) disebut 'ailulah yaitu (menyebabkan) kefakiran.
▪tidur di waktu dluha disebut failulah, (menyebabkan) kelemahan/lesu pada badan.
▪ketika tergelincir matahari (zawal) disebut qoilulah, dapat menambah (kecerdasan) akal.
▪tidur setelah zawal disebut khailulah, yakni dapat menghalangi antara orang itu dan sholat.
▪dan tidur di akhir siang (sore hari) disebut ghoilulah, dapat menyebabkan binasa.

قال المناوي : اعلم أن كثرة النوم غير محمودة لكثر مفاسده الأخروية ، بل والدنيوية ، فإنه يورث الغفلة والشبهات وفساد المزاج الطبيعي والنفساني ويكثر البلغم والسوداء ويضعف المعدة وينتن الفم ويولد دون القرح ويضعف البصر والباه حتى لا يكون له داعية للجماع ، ويفسد الماء ويورث الأمراض المزمنة في الولد المتخلق من تلك النطفة حال تكوينه ، ويضعف الجسد .

Al-manawiy berkata : ketahuilah, sesungguhnya banyak tidur itu tidak terpuji, karena banyak menimbulkan keburukan ukhrowi bahkan duniawi. karena banyak tidur itu menyebabkan lupa, syubhat, rusaknya pembawaan tubuh dan jiwa, memperbanyak lendir, lemah semangat/murung, melemahkan lambung, membuat muluk berbau busuk, menimbulkan luka, melemahkan penglihatan, nafsu seksual sehingga tidak ada pendorong untuk bersenggama, merusak (kandungan) air (pada tubuh), menyebabkan penyakit lumpuh pada anak yang terbentuk dari air sperma itu ketika terbentuk, dan melemahkan raga.

Wallahu a'lam bishowab.