Sunday, December 24, 2017

Thoriqah Islam

Al-Habib Abu Bakar Al- Adny Al-Mahsyhur pernah berkata:


" Thoriqah kami adalah Thoriqah Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra, yaitu Thoriqah yang di saat berkuasa tidak menjajah dan tidak merasa berkuasa... ".

" Thoriqah kami adalah Thoriqah Sayyidina Hasan ra, yaitu Thoriqah yang mengalah untuk kebaikan umat Islam.. ".

" Thoriqah kami adalah thoriqah Sayyidina Husein ra, yaitu Thoriqah yang berani melawan kemungkaran hinggga tites darah penghabisan... ".

" Thoriqah kami adalah Thoriqah Sayyidina Ali Zainal Abidin ra, yaitu Thoriqah yang pema'af dan tak pendendam kepada orang yang telah membunuh keluarganya di depan mata beliau sendiri.. ".

" Thoriqah ‘Alawiyah yang dipegang, dijaga, dilestarikan dan diwariskan turun temurun oleh para Saadah ‘Alawi (Habaib) adalah Thoriqah yang bersambung pada Rasulullah ﷺ melalui jalur Ahlul Bait (Keluarga Rasulullah ﷺ). Thoriqah ini bukan hanya bersambung pada Rasulullah ﷺ melalui Keluarga Rasulullah ﷺ melalui jalur sanadnya, tetapi juga NASAB. Thoriqah ini adalah jalan akhlak untuk mencapai keridhoan Allah swt, Rasulullah ﷺ dan Keluarganya. Jalan itu hanya diisi oleh cinta.."


" اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد، صلى الله عليه وسلم. "

Wallahu a'lam bishowab.

Keutamaan Dzikir LAA ILAA HA ILLALLAH





















Dikutip dari ceramah HABIB UMAR BIN HAFIDZ dalam DARS ROUHAH KITAB WASHOYA AN NAFI'AH.

IMAM AL-HABIB ABDULLAH BIN 'ALAWI AL-HADDAD berkata:
"Jadikanlah Kalimah Tauhid LAA ILAA HA ILLALLAH sebagai wirid yang senantiasa kita baca. Sesungguhnya Kalimah ini adalah RUH (pokok) dari SEGALA DZIKIR, dan kepadanya kembali seluruh DZIKIR. Maknanya semua DZIKIR juga tercakup di dalam Kalimat Tauhid ini".

Jadi kalau kita memiliki waktu yang luang dan juga bingung ingin membaca dzikir atau wirid apa?, ambillah Kalimat Tauhid sebagai Dzikir atau wirid yang selalu menemanimu sehari-hari. Ketika kita sedang dalam perjalanan, naik kendaraan, sebelum tidur dan lain-lainnya. Hal ini lebih utama daripada sibuk kita hanya melamun saja, kenapa kita tidak mencobanya dengan berdzikir LAA ILAA HA ILLALLAH.

HABIB JAKFAR BIN AHMAD ALYDRUS tiap hari wiridnya adalah kalimah LAA ILAA HA ILLALLAH sebanyak 70,000 kali.

SAYYIDINA AL-FAQIH AL- MUQADDAM MUHAMMAD BIN 'ALI BA'ALAWI setiap hari berdzikir 100,000 kali.

LAA ILAA HA ILLALLAH,
HABIB ABDULLAH BIN HUSEIN BIN THOHIR tiap hari membaca 25,000 kali KALIMAH LAA ILAA HA ILLALLAH, 25,000 kali YA ALLAH dan 25,000 kali SHOLAWAT.
PARA 'ARIF BILLAH berkata :
أكثر من لا اله الا الله حتى تصير كلك لا اله الا الله
Artinya, " Perbanyakkanlah Kalimah " LAA ILAA HA ILLALLAH" hingga tiap tarikan nafasmu dan tiap degupan jantungmu menyatu dengan kalimah ini."

HABIB  UMAR BIN HAFIDZ berkisah :
HABIB ABDUL QODIR BIN AHMAD ASSEGAF JEDDAH r.a. adalah termasuk seorang ulama yang suka melazimi DZIKIR LAA ILAA HA ILLALLAH.

Beberapa tahun sebelum wafat beliau ditimpa sakit keras hingga para dokter angkat tangan dan berkata bahwa kematian beliau sudah dekat.
Anehnya, terdapat seorang dokter dari Sudan yang memeriksa detik jantung beliau. Detik jantungnya normal. Dan yang luar biasa, dengan kecanggihan alat modern, dokter tersebut berkata:
"Jantung orang ini mengucap KALIMAH LAA ILAA HA ILLALLAH".

Jasadnya memang lumpuh tak bergerak, alat-alat kedokteran berada di seluruh badannya, tak mampu diajak berkomunikasi, namun hati dan jantungnya tak pernah lalai dari Dzikir nama Allah SWT. Dan beliau senantiasa berada di HADRATILLAHI TA'ALA.

Keluarganya pun memutuskan membawa beliau pulang dan dirawat di rumah mengikuti saran seorang sholeh. Si dokter berkata:
"Jika anda lepas semua peralatan ini, maka aku pastikan umurnya berakhir".

Ajal dan umur manusia itu ada di tangan Allah, bukan di tangan dokter atau manusia siapapun.
Alat-alat kedokteran pun dilepas dari tubuhnya...seketika itu pula beliau membuka matanya dan bergerak. Ketika sampai di rumah, beliau berjalan, pulih kesehatannya, berkat dzikir yang beliau lazimi, berkat keagungan nama Allah yang telah menguasai seluruh hati dan jiwa raganya.
Mari kita agungkan nama Allah di hati kita. Kita hidupkan hati kita dengan senantiasa berdzikir kepadaNya, menyebut namaNya, mencintaiNya sepenuh hati, hingga diri kita menjiwai dzikir atau wirid LAA ILAA HA ILLALLAH.

Kita mengakhiri hidup kita dengan kalimah LAA ILLAA HA ILLALLAH. Allah bangkitkan kita di hari kiamat dengan KALIMAH LAA ILAA HA ILLALLAH dan di bawah bendera LAA ILAA HA ILLALLAH AMIIIN YAA RABBAL 'ALAMIIIN.
Wallahu a'lam bishowab.

Saturday, December 16, 2017

Umur Umat Islam.

Ibnu Hajar telah  berkata:
  • Umur kaum Yahudi = umur kaum Nasrani + umur umat Islam.
  • Umur kaum Yahudi sejak diutusnya Nabi Musa AS hingga diutusnya Nabi Isa AS adalah 1500 tahun. 
  • Umur kaum Nasrani sejak diutusnya Nabi Isa AS hingga diutusnya Rasulullah ﷺ  adalah 600 tahun.
  • Sehingga jika diakumulasikan Umur kaum Yahudi = Umur  kaum Nasrani + Umur umat Islam.


Atau jika dijabarkan menjadi  600 tahun + 900 tahun = 1500 tahun .

Ibnu Hajar mengatakan adanya tambahan 500 tahun sesuai hadis marfu dari Sa’ad bin Abu Waqqash bahwa Rasulullah ﷺ  bersabda:
" Sesungguhnya aku berharap agar umatku tidak akan lemah di depan Tuhan mereka dengan mengundurkan (mengulurkan) umur mereka selama setengah hari".

3 Macam Manusia.

As Sayyidina Salman al-Farisi رضى الله عنه menuturkan:
Ada 3 macam manusia yang aku merasa heran sehingga membuatku tertawa, yakni :
- Yang mengangan-angankan dunia padahal ia sedang diburu oleh kematian.

- Manusia yang lalai tetapi ia tidak mau menerima nasihat.

- Dan manusia yang selalu tertawa padahal ia tidak tahu apakah Tuhan semesta alam murka atau ridha kepadanya.

Dan ada tiga hal yang aku merasa sedih sehingga membuatku menangis, yakni :
- Perpisahan dengan orang-orang tercinta (Rasulullah  ﷺ dan golongannya).

- Huru-hara kiamat.

- Dan ketika aku berdiri di hadapan Allah SWT tanpa tahu apakah aku akan diperintahkan masuk syurga atau ke neraka.

Wallahu a'lam bishowab.

Monday, December 11, 2017

Hadirnya Ruh Rasulullah ﷺ.

يَا نَبِي سَلَامْ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلْ سَلَامْ عَلَيْكَعَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُذْرِيّ قَالَ 
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْأَنْصَارِ: قُوْمُوْا إلَى سَيِّدِكُمْ أوْ خَيْرِكُمْ. رواه مسلماَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّيَا نَبِي سَلَامْ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلْ سَلَامْ عَلَيْكَ

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلَّا رَدّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي، حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ".


Dari Abu Hurairah رضي الله عنه Rasulullahbersabda:
"Tidaklah seseorang di antara kalian mengucapkan salam penghormatan kepadaku melainkan Allah mengembalikan ruhku hingga aku menjawab salamnya".

Saturday, December 9, 2017

Imam Ja’far As-Shodiq Dan Laa Haula walaa Quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang mengucapkan Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah maka hal itu sebagai penawar baginya dari 99 penyakit dan yang termudah adalah rasa bimbang”. (HR. Tabrani).

Sebuah kisah tentang keutamaan Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah yang telah diriwayatkan tentang hal yang pernah terjadi pada Ja’far As-Shodiq. 

Thursday, December 7, 2017

Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah Sebagai Penawar penyakit Dan Rasa Bimbang.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:



“Barangsiapa yang mengucapkan Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah maka hal itu sebagai penawar baginya dari 99 penyakit dan yang termudah adalah rasa bimbang”. (HR. Tabrani).

Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah Sebagai Bacaan Isti’anah

Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah adalah kalimat isti’anah (Meminta pertolongan dan dukungan dalam suatu urusan). Dengan kalimat ini seorang insan meminta pertolongan kepada Allah pada semua keinginannya. (Silsilah Fatawa Nur Ala Darb,No. 224).

Ada satu kisah menarik mengenai Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah sebagai kalimat isti’anah (Meminta pertolongan dan dukungan dalam suatu urusan). 

Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah

 لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
"Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah"
Artinya;
 “Tidak ada usaha, kekuatan dan upaya selain dengan kehendak Allah.”

Laa Hawla wa La Quwwata Illa Billah atau yang biasa disebut dengan Dzikir  “hauqalah“, berisi tentang penyerahan diri kita sebagai hmaba dalam segala urusan kepada Allah.

Laa Hawla Wa La Quwwata Illa Billah adalah kalimat isti’anah (Meminta pertolongan dan dukungan dalam suatu urusan). Dengan kalimat ini seorang insan meminta pertolongan kepada Allah pada semua keinginannya. (Silsilah Fatawa Nur Ala Darb,No. 224).

Rasulullah : bersabda:
“Maukah aku tunjukkan kepadamu sebuah kalimat yang berasal dari bawah ‘Arsy dari pusaka surga? Katakanlah olehmu: Laa Hawla wa La Quwwata Illa Billah”, niscaya Allah akan mengatakan, ‘hambaKu telah menyerahkan dirinya dan meminta perlindungan.”(HR Al-Hakim dari Abu Hurairah).

Ibnul Qoyyim mengatakan:
“Kalimat Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah” mempunyai pengaruh yang sangat menakjubkan saat menanggung beban pekerjaan yang sulit dan keras, atau saat menghadap kepada raja dan orang yang ditakutkan, selain pengaruhnya yang efektif untuk menolak kemiskinan".

Dari Abi Musa Al-Asy’ari ia berkata: 
Rasulullah  berkata kepadaku: 
“Maukah aku tunjukkan kepadamu salah satu bacaan yang menjadi simpanan kekayaan di dalam syurga?”.

 Maka aku menjawab: 
“Tentu, Duhai Rasulullah”. 

Maka Rasulullah ﷺ menjawab: 
“Ucapkanlah Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah”.

Ibnu Mas’ud berkata:
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindugan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah”.

Imam Nawawi menyebutkan berbagai tafsiran di atas dalam Syarh Shahih Muslim dan beliau katakan;
“Semua tafsiran tersebut hampir sama maknanya.” (Syarh Shahih Muslim, 17: 26-27).

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah   bersabda:
“Barangsiapa yang mengucapkan Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah maka hal itu sebagai penawar baginya dari 99 penyakit dan yang termudah adalah rasa bimbang”. (HR. Tabrani).

.والله أعلمُ بالـصـواب

Friday, December 1, 2017

Lepasnya Rantai Dajjal

Dalam sebuah riwayat Rasulullah bersabda:
ثَلاَثٌ إِذَا خَرَجْنَ (لَمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ) الآيَةَ الدَّجَّالُ وَالدَّابَّةُ وَطُلُوعُ الشَّمْسِ مِنَ الْمَغْرِبِ أَوْ مِنْ مَغْرِبِهَا

“Tiga tanda, jika semuanya telah terjadi, maka tidak akan berguna lagi keimanan seseorang sebelumnya, yaitu; keluarnya Dajjal, binatang melata, dan terbitnya matahari dari barat atau dari tempat terbenamnya” (HR. Tirmidzi -Ahmad).