Saturday, November 23, 2019

Penemuan Makam Ki Ageng Demang Joyo Martoyo.

Peristiwa langka penemuan jenazah berumur ratusan tahun namun masih utuh dan bersih kain kafannya, di desa Mantub, Jaken, Pati.

Berikut laporannya :

KI AGENG DEMANG JOYOMURTOYO

LAHIR   : YOGJAKARTA
                TAHUN 1691 M

WAFAT  : SENEN KLIWON
                 22 januari 1781 M
                ________________
                 26 MUHARAM 1195 H

Pada pukul 10.00 wib - hari Sabtu Pon, tgl 5 Oktober 2019 bertepatan dengan 7 Shofar 1441 Hijriyah, datang serombongan orang dari desa Mantub Kec Jaken, Kab Pati, Jawa Tengah - yang dipimpin bapak Fatchurrozi, bermaksud bersilaturrohmi ke kediaman KH. Nur Hamim Adlan di Pondok Pesantren Nahrul Ulum, Kelurahan Purbosuman - Ponorogo - Jawa Timur.

Adapun tujuan pokok rombongan ini sowan adalah melaporkan adanya rasa penasaran warga Desa Mantub - kecamatan Jaken -Kabupaten Pati - Jawa Tengah - yang menemukan jenazah yang masih kuat kain kafannya, juga putih bersih tidak berlumpur. Hanya saja jasadnya tinggal tulang dan kulit badan. 

Dan menurut KH. NUR HAMIM ADLAN PEMANGKU PONDOK PESANTREN NAHRUL ULUM : jasad yang diketemukan tersebut bernama : KI AGENG DEMANG JOYO MURTOYO.

Agar semua mantab dan merasa adakah pengaruh pada jiwa raga, maka diajaklah para tamunya (seluruh rombongan yang sowan tersebut) untuk mengheningkan cipta dengan amalan dzikir yang telah diperintahkan KH. Nur Hamim Adlan.
Setelah sekitar 1 jam, para rombongan semuanya  merasa seperti dalam ruangan AC. Terasa dingin dan haru, sehingga semuanya berlinang air mata.

KH. Nur Hamim Adlan melanjutkan penjelasan dari pembicaraan hasil talaqi ruhani (perjumpaan ruh) dengan Ki Ageng Demang Joyo Martoyo - yang Insya Alloh masih ada keturunan dari Sultan Agung - Mataram - Jawa Tengah.

Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo, domisili sewaktu hidupnya di Desa Waru Kecamatan / Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Menurut pengakuan Ki Demang Joyo Murtoyo kepada KH. Nur Hamim Adlan, bahwa sebenarnya beliau tidak dapat membaca Al Qur'an apalagi tulisan Arab - hanya saja beliau setiap hari tidak pernah meninggalkan membaca syahadatain (ASYHADU ANLA-ILA-HA ILLALLOH -WA ASY-HADU ANNA MUHAMMADARROSULULLOH sebanyak1000 (seribu) kali setiap hari sampai akhir hayatnya.

Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo bukan ulama apalagi kyai, namun didalam mengemban kepemimpinan terkenal arif bijaksana, tidak pernah dholim menghukum rakyatnya. Dan juga Ki Demang Joyo Murtoyo adalah seorang yang tekun ibadah, juga ahli kholwat dan ahli thoriqoh.

Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo memiliki karomah sepi angin dan thoyul ardhi (melempit bumi) - juga Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo punya kelebihan berjalan diatas air. Sehingga  sering berjamaah sholat fardlu, khususnya sholat Jum'ah  di Mekah Al Mukaromah dengan menunggang kuda.
Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo tidak pernah berpisah dengan kudanya waktu bepergian.
Ki Ageng Joyo Murtoyo tidak pernah membawa pengawal setiap bepergian kemanapun.
Waktu beliau bepergian, kudanya yang menjaga keamanan Ki Ageng  Demang Joyo Murtoyo waktu tidur dan istirahat.

Kedatangan Ki Demang Joyo Martoyo dari Waru - Rembang ke daerah Mantub, sebenarnya membuktikan ISYAROH dalam mimpi ada sumur tua yang dalam dan airnya jernih nan harum mewangi, yang berada sekitar 100 meter dari  makam arah barat daya, yang menurut penuturan orang  tua yang diketahui dalam mimpi (Insya Alloh, Nabi Khidhir Alaihissalam) yang sudah jelas arahnya. 
Saat ketika telah dekat yang akan dituju, tiba - tiba Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo merasakan pening kepala yang luar biasa, dan diikatlah kendali kuda beliau dipohon mengkudu (sekarang ada didekat makam Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo). Beliau berbaring telentang dengan menyedekapkan dua tangan diatas ulu hatinya dengan berucap : "Asyhadu anla ilaha illalloh wa asyhadu anna Muhammadanrasululloh" Sang malaikat maut sayiduna Izroil mencabut nyawa Ki Ageng Joyo Murtoyo dan dengan keajaiban dan karomah beliau, anak dan isterinya diajak menuju isyaroh yang diketahui dalam mimpinya. Dan ketika sakarotul maut berpesan apabila menghendaki ajal, agar supaya dikebumikan jenazahnya ditempat beliau sakaratul maut.
Demi kecintaan keluarga pada Ki Ageng Joyo Murtoyo, ditungguilah kuburannya selama 100 hari / malam.
Ki Ageng Joyo Murtoyo berwasiat pada keluarganya (sewaktu sakarotil maut) : kelak saat kudanya mati agar dikubur disamping kuburan Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo.

Dan diantara karomah Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo yang tergolong unik adalah :
Beliau sangat sakti, kalau kita amati disekitar makam beliau ada 2 batu Besar - ini adalah upaya  menangkap halilintar dan dihimpit dengan dua Batu besar, yang sampai sekarang tidak ada orang yang hajat memecah untuk bangunan.

Demikianlah, rombongan tamu dari Mantub, Jaken, Pati yang sowan ke kediaman KH. Nur Hamim Adlan di Ponpes Nahrul Ulum, Purbosuman, Ponorogo itu merasa lega setelah mendapat penjelasan dan pengalaman langsung dalam kesempatan itu. Dan setelah merasa cukup, mereka pun berpamitan untuk pulang ke kampungnya, desa Mantub, Jaken, Pati.

Wallohu A'lam bissowab...

No comments: