Thursday, February 21, 2019

Nabi Khidir Menjadi Budak

Nabi Khidir AS adalah salah satu dari para nabi yang kisahnya diabadikan di dalam Al-Quran. Nabi Khidir AS adalah sosok Nabi yang misterius dan terkenal karena ilmu laduninya. Salah satu dari mukjizat beliau adalah kematiannya yang ditangguhkan oleh Allah SWT hingga hari kiamat.

Tentang mukjizat Nabi Khidir AS yang memiliki umur sangat panjang, beberapa ulama dan ahli sufi meriwayatkan sebuah kisah ketika Nabi Khidr AS berjalan di pasar dan bertemu dengan seorang budak mukatab. Budak Mukatab, atau disebut juga budak kitabah, adalah budak yang telah dijanjikan oleh tuannya untuk dimerdekakan jika bisa membayar harganya walau dengan mengangsur. Ia juga tidak dibebani pekerjaan tuannya, dan bebas berusaha untuk memperoleh uang penebusan dirinya.Melihat penampilannya yang saleh, walau tidak mengenalnya sebagai Nabi Khidir, budak itu berkata:
 “Bersedekahlah padaku, semoga Allah memberkahi engkau!!”.



Tanpa memperkenalkan diri atau membuka identitas dirinya, Nabi Khidir berkata;
“Aku percaya bahwa apa yang dikehendaki Allah pasti akan terjadi, tetapi aku tidak memiliki sesuatu apapun yang bisa kuberikan kepadamu!!”.

Sang budak berkata:
“Aku meminta kepadamu bi-wajhillah, bersedekalah kepadaku, karena aku melihat wajahmu sebagai orang yang baik (saleh), karena itu aku mengharap berkah darimu!!”.

Nabi Khidr AS lalu berkata:
“Aku beriman kepada Allah, tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang bisa kuberikan kepadamu, kecuali jika engkau ingin menjual diriku sebagai budak!!”.

Budak itu terpana memandang Nabi Khidir seolah tidak percaya, dirinya sendiri sebagai budak, bagaimana mungkin bisa menjual orang merdeka sebagai budak? Kemudian ia berkata:
“Apakah hal itu boleh dilakukan??”.

Nabi Khidr AS lalu berkata:
“Engkau telah meminta kepadaku dengan atas nama Allah Yang Maha Agung, dan aku tidak bisa mengecewakan engkau demi Wajah Tuhanku. Juallah aku, dan pergunakanlah hasilnya untuk memenuhi kebutuhanmu!!”.

Mendengar penuturan Nabi Khidir tersebut sang budak sangat gembira. Ia segera membawa beliau ke tempat penjualan budak, dan terjual seharga empatratus dirham, cukup untuk membayar pembebasan dirinya. Tinggallah Nabi Khidir bersama ‘tuannya’ yang membelinya, tetapi selama beberapa hari lamanya beliau tidak diperintahkan apa-apa. Tampaknya orang yang membeli Nabi Khidir AS itu adalah orang yang baik, Tuan itu tidak tega ‘membebani’ Nabi Khidir AS dengan pekerjaan karena Nabi Khidir AS kelihatan sangat lemah dan berusia sangat tua.

Nabi Khidir merasa tidak enak karena orang itu telah membayar mahal tetapi tidak memperoleh manfaat apa-apa dari dirinya. Suatu ketika tuannya itu akan pergi untuk suatu keperluan, Nabi Khidir AS berkata:
“Anda telah membeli diriku sebagai budak, maka perintahkanlah pada diriku untuk mengerjakan sesuatu!!”.

Orang itu, yang juga tidak mengetahui kalau budak yang dibelinya adalah Nabi Khidir, berkata:
“Aku khawatir akan memberatkan dirimu, engkau tampak telah sangat tua dan lemah!!”.

Nabi Khidr AS lalu berkata: 
“Tidak ada sesuatu yang memberatkan diriku!!”.

Tuan itu berkata
“Baiklah kalau engkau memaksa, Pindahkanlah batu-batu di halaman ini ke belakang!!”.

Di halaman rumah orang itu memang banyak berserak batu-batu yang cukup besar, yang membutuhkan beberapa hari untuk dipindahkan ke belakang rumahnya. Jika dipindahkan dalam satu hari, membutuhkan setidaknya enam orang yang cukup kuat dan kekar. Belum setengah hari, orang itu telah kembali ke rumah dan batu-batu itu telah dipindahkan semuanya ke belakang. Orang itu berkata kepada Nabi Khidir,
 “Baik sekali pekerjaanmu, sungguh engkau mempunyai kekuatan yang tidak kusangka-sangka!!”.

Suatu ketika Tuan itu memanggil Nabi Khidir dan berkata:
 “Aku akan pergi beberapa hari lamanya, jagalah keluargaku dengan baik!!”.

Nabi Khidr AS lalu berkata:
 “Baiklah, tetapi perintahkanlah pula aku mengerjakan sesuatu!!”.

Orang itu berkata;
“Aku khawatir akan memberatkan dirimu!!”.

Nabi Khidr AS lalu berkata;
 “Tidak ada sesuatu yang akan memberatkan diriku!!”.

Tuan itu terdiam sejenak, ia sungguh tidak tega memberi beban pekerjaan kepada orang yang telah tampak sangat tua tersebut, tetapi karena memaksa, ia berkata:
“Jika demikian, buatlah batu bata, aku akan membuat rumah setelah pulang dari perjalanan ini!!”.

Tentu saja pekerjaan yang amat mudah bagi Nabi Khidr, bahkan lebih dari itupun Nabi Khidr AS bisa melakukannya, karena beliau memang dikarunia Allah berbagai macam mukzjizat. Beberapa hari berlalu, orang itu pulang kembali tetapi tuan itu tidak menemukan tumpukan batu bata, sebaliknya Tuan itu melihat suatu rumah cukup megah, sesuai dengan yang direncanakannya, pada tempat yang disiapkannya. Tuan itu tidak mengerti, padahal tuan itu tidak pernah menceritakan gambaran rumah yang ingin dibangunnya kepada siapapun.

Tuan itu segera menemui Nabi Khidir di tempatnya, dan berkata:
“Aku akan bertanya kepadamu bi-wajhillah, siapakah sebenarnya engkau ini!!”.

Nabi Khidir berkata;
“Engkau telah bertanya kepadaku dengan kata bi-wajhillah, dan kata bi-wajhillah itulah yang menjadikan aku sebagai budak. Aku sesungguhnya Khidir yang namanya telah sering engkau dengar ……!!”.

Kemudian Nabi Khidir menceritakan peristiwa yang beliau alami sehingga menjadi budak, dan beliau menutup ceritanya dengan berkata:
 “Barang siapa yang diminta dengan perkataan bi-wajhillah, lalu menolak permintaan orang itu padahal ia mampu memberi, maka pada hari kiamat ia akan datang dengan jasad tanpa daging, dan nafasnya akan terengah-engah tanpa henti!!”.

Perasaan Tuan itu bercampur baur antara senang, takut, haru, khawatir, dan berbagai perasaan lainnya. Siapakah orang saleh di masa itu yang tidak ingin bertemu dengan Nabi Khidir AS? Siapapun pasti menginginkannya, dan tanpa menyadarinya ia telah tinggal bersama Nabi Khidir AS selama berhari-hari. Tuan itu berkata:
“Aku beriman kepada Allah, dan aku telah menyusahkan dirimu, wahai Nabiyallah, andaikata aku tahu tidak perlu terjadi peristiwa seperti ini!!”.

Nabi Khidir berkata:
“Tidak mengapa, engkau adalah orang yang baik!!”.

Orang itu berkata:
 “Wahai Nabiyallah, silahkanlah engkau mengatur rumah dan keluargaku sesuka engkau, atau bila ingin bebas dari perbudakan ini, aku akan memerdekakan!!”.

Nabi Khidr berkata;
“Aku ingin engkau memerdekakan aku, agar aku bisa bebas beribadah kepada Allah!!”.

Maka Tuan itu memerdekakan Nabi Khidir tanpa syarat apapun, dan Nabi Khidir berkata:
“Maha Terpuji Engkau, ya Allah, yang telah mengikat aku dalam perbudakan, kemudian menyelamatkan aku darinya. Ya Allah, semoga Engkau menjadikan kami sebagai orang-orang yang berakhlak baik dan membantu saudara-saudara kami lainnya mencapai surga”.
Aamiin.... Aamiin...
والله اعلم ب الصواب

No comments: