Saturday, August 13, 2016

Barometer Ahlus Sunnah.

Banyak dari kita yang mengaku-ngaku sebagai Ahlus Sunnah. Tapi apa betul kita ini sebagai Ahlus Sunnah yang hakiki atau jangan-jangan kita hanya mengaku-ngaku sebagai Ahlus Sunnah saja. Karena pada hakikatnya banyak orang dari kita telah terjebak dalam pengaku-ngakuan itu saja. Perlu kita koreksi diri kita kembali karena tanpa disadari ketika kita mengaku sebagai Ahlus Sunnah, kita hanya disibukan dengan berdiri sendiri dan mengatasnamakan firqah kita saja bukan sebagai Ahlus Sunnah. Ketika kita hanya berdiri sendiri dan mengatasnamakan firqah kita pastinya kita akan merasa bahwa firqah beserta ajaran kita sajalah yang berada di atas kebenaran, sedangkan firqah lain adalah sesat dan menyimpang. Jika sudah demikian maka tanpa kita sadari kita telah memilki sifat merasa paling, sedangkan sifat merasa paling adalah salah satu sifat dari Iblis laknatullah. Lalu kita akan bertanya apa sih barometer dari ahlus sunnah itu?. Untuk menjawab pertanyaan ini sebenarnya sangatlah simple. 


Kita dapat dikatakan sebagai ahlus sunnah jika kita dapat menunaikan kewajiban kita untuk memenuhi hak muslim lainnya. Sebagaimana dalam sebuah riwayat Rasulullah ﷺ. bersabda:
"Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam: (1) Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkan salam, dan (2) jika dia mengundangmu maka datangilah, (3) jika dia minta nasihat kepadamu berilah nasihat, (4) jika dia bersin dan mengucapkan hamdalah maka balaslah (dengan doa: Yarhamukallah), (5) jika dia sakit maka kunjungilah, dan (6) jika dia meninggal maka antarkanlah (jenazahnya ke kuburan).” (HR. Muslim).

Jika kita dapat menunaikan kewajiban kita untuk memenuhi hak muslim lainnya maka pastinya kita akan memilki akhlaqul karimah. sebagai mana dalam sebuah riwayat Abdullah bin Ash رضي الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ عنه berkata: 
"Akhlaq Rasulullah bukanlah orang yang keji dan bukan orang yang jahat, bahkan Rasulullah ﷺ. bersabda "sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik budi pekertinya." (HR. Bukhari -Muslim)

Karena hanya orang-orang yang memiliki akhalqul karimah sajalah yang dapat menunaikan kewajiban seorang muslim untuk memenuhi hak muslim lainnya. Akhalqul karimah merupakan perilaku, perangai, ataupun adab yang didasarkan pada nilai-nilai keluhuran sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Akhalqul karimah inilah yang menjadi dasar utama untuk menjadi seorang ahlus-sunnah. akhalqul karimah jugalah yang akan menjadikan kita sebagai Ahlus Sunnah yang kaffah. Bukan sebagai Ahlus Sunnah yang sudah ditebang pilih.

Perlu kita pahami bersama bahwa hanya Ahlus Sunnah yang hakikilah yang mau menunaikan kewajibannya untuk memenuhi hak muslim lainnya. Karena dia tidak berdiri mengatasnamakan satu firqah saja akan tetapi sesungguhnya dia telah berdiri dengan tegak dan mengatasnamakan As-Sunnah.


Sedangkan bagi orang-orang yang hanya mengaku-ngaku sebagai Ahlus Sunnah sesungguhnya tidak akan mampu untuk menunaikanya. karena mereka hanya disibukan dengan berdiri sendiri dan  firqahnya saja. Mereka hanya akan memperolok-olokkan dan mencari kesalahan muslim lainnya. padahal Allah سبحانه و تعالى telah berfirman:


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang dipero­lok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (memperolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang memperolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) fasik (kepada orang-orang yang) sudah beriman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim.  Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mempergunjingkan sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik terhadapnya. Dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penya­yang. (QS. Al-Hujurat [49]: 11-12).


Oleh karenanya orang-orang seperti ini dapat digolongkan sebagai pemecah belah Agama bukan sebagai Ahlus Sunnah. sebagaimana Firman Allah سبحانه و تعالى :
"Sesungguhnya orang-orang yang suka memecah-belah agama mereka sehingga menjadi bergolong-golongan maka engkau (Muhammad) sama sekali tidak termasuk bagian mereka.” (QS. al-An’am[6]: 159)".

Wallahu A'lam Bishowab.

No comments: