Tuesday, April 30, 2013

Kelemahan Seorang Pria Diantara Amanah Dan khianat.


Amanah dan Khianat merupakan dua sifat yang berbeda, bertolak belakang bahkan bertentangan antara yang satu dengan yang lain. 

Amanah adalah salah satu mandat atau tanggung jawab yang diperoleh dan dititipkan kepada seseorang untuk menjalaninya dengan rasa penuh tanggung jawab. Agama Islam telah memerintahkan umatnya supaya melaksanakan amanah itu dengan jujur dan sempurna.

Khianat adalah kebalikan dari amanah dimana seseorang yang telah diberi amanah tetapi ia tidak dapat mematuhi dan menunaikan amanah yang dipercayakan kepadanya. Menurut Raghib al-Isfahani, khianat kurang lebih sama artinya dengan nifak dan pelakunya disebut munafik. Khianat dapat terjadi terhadap diri sendiri, terhadap Allah سبحانه و تعالى dan Rasul-Nya, dan terhadap orang lain.

Allah سبحانه و تعالى  berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui". (QS. al-Anfal: 27).

Rasullullah ﷺ menempatkan khianat sebagai salah satu tanda munafik. Didalam suatu riwayat disebutkan jika Rasullullah ﷺ telah bersabda:
“Tanda munafik itu ada tiga: apabila berbicara, dia dusta; apabila berjanji, dia ingkar; dan apabila dipercaya, dia khianat.” (HR Bukhari dan Muslim).

Seperti kisah berikut ini yang disadur dari dari kitab Muqasyafatul Qulub karangan al Ghazali yang menyebutkan bahwa:

Suatu ketika Rasulullah ﷺ berkumpul bersama para sahabat dibulan Suci Ramadhan. Kemudian Rasulullah ﷺ bercerita tentang seorang Nabi yang  bernama Sam'un Ghozi عليه السلام, yang merupakan   Nabi dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi.
Nabi Sam'un Ghozi عليه السلام  yang memiliki kemukjizatan, yaitu dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana.

Nabi Sam'un Ghozi عليه السلام selalu berperang dengan Ketangguhan dan keperkasaannya melawan kaum yang menentang Ketauhidan Allah سبحانه و تعالى  dan penguasa kaum kafirin saat itu, yakni raja bani Israil. 

Karena merasa terdesak akhirnya sang raja bani Israil mencari jalan untuk menundukkan Nabi Sam'un عليه السلام. Berbagai upaya pun dilakukan olehnya, sehingga akhirnya atas usulan dari para penasehatnya dibuatlah sebuah sayembara untuk menangkap Nabi Sam'un عليه السلام yang berisikan tentang:
 "Barang siapa yang dapat menangkap Nabi Sam'un عليه السلام, akan mendapat hadiah emas dan permata yang berlimpah".

Singkat cerita ternyata Nabi Sam'un Ghozi عليه السلام terpedaya oleh isterinya sendiri yang telah dibutakan oleh kemegahan dan kegemerlapan akan indahnya dunia. Karena  Nabi Sam'un Ghozi عليه السلام  percaya, sayang dan cintanya kepada isterinya, Nabi Sam'un Ghozi عليه السلام berkata kepada isterinya:
"Jika engkau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku dengan potongan rambutku".

Akhirnya tanpa sepengetahuan Nabi Sam'um Ghozi عليه السلام, rambutnya telah dipotong oleh istrinya, lalu Nabi Sam'um Ghozi عليه السلام diikat dengan potongan rambutnya oleh istrinya saat ia sedang tertidur, lalu dia dibawa ke hadapan sang raja. Nabi Sam'um Ghozi عليه السلام  disiksa dengan dibutakan kedua matanya dan diikat serta dipermalukan lalu dipertontonkan di istana raja. 

Karena diperlakukan yang sedemikian dzalimnya oleh Raja bani Israil, Nabi Sam'un Ghozi عليه السلام berdoa kepada Allah  سبحانه و تعالى. dimulai dengan bertaubat, kemudian memohon pertolongan kepda Allah  سبحانه و تعالى yang memiliki segala kuasa atas hamba-Nya. 

Doa Nabi Sam'um Ghozi عليه السلام dikabulkan oleh Allah  سبحانه و تعالى, dan istana raja bersama seluruh masyarakatnya dihancurkan dan dibinasakan beserta isteri dan para kerabat yang mengkhianatinya. Kemudian Nabi Sam'um Ghozi عليه السلام bersumpah kepada Allah سبحانه و تعالى , akan menebus semua dosa-dosanya dengan berjuang menumpas semua kebathilan dan kekufuran yang lamanya 1000 bulan tanpa henti. 

Dari kisah diatas, maka sangatlah tepat jika ada pribahasa yang mengatakan:
" Sekuat segagah apapun seorang pria itu akan lemah jika dihadapkan kepada orang yang dicintai dan disayanginya”.

Wallahu A'lam Bishowab.

No comments: